Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR

ANEMIA

A. Pengertian
Anemia adalah berkurangnya kemampuan darah untuk membawa
oksigen. Jumlah ini disebabkan oleh penurunan jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin atau keduannya. (Rohyadi, 2012)
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin yang diperlukan tidak berfungsi untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh. (Handayani, 2008)
Anemia didefinisikan sebagai situasi dimana tingkat Hb rendah karena
kondisi patologis. (Syafiq Ahmad, 2008)

B. Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah. (Mochtar, 2012)
1. Kurang Gizi (Nutrisi)
Terjadi karena pembentukan darah kurang, kadar sel darah merah atau
hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal. Contoh: Zat besi, Asam folat,
dan Vitamin B 12.
2. Kurang zat besi dalam Diit
Kekurangan zat besi (Fe) karena zat besi (Fe) untuk eristropoesis tidak
cukup yang ditandai dengan sel darah merah merah hipokrom mikrositer,
kadar serum (serum besi: Si) dan jenuh transferin menurun kapasitas ikat
besi total (toka) besi biding capasity / TIBC) meninggi dan cadangan besi
dalam jumlah total tulang dan di tempat yang berbeda sangat sulit / tidak
ada sama sekali lagi.
3. Malabsorpsi
Ketidak mampuan dalam penyerapan makanan
4. Karena Perdarahan
Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan
berkurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia,
kehilangan darah banyak seperti persalinan yang kaku, razia dan lairn-lain.
Kadar sel darah merah atau hemoglobin (Hb) di bawah normal.
5. Penyakit-penyakit seperti TBC Paru, Cacing Tambang, Malaria
Seberapa besar dampak infeksi kronis, dan neoplasma dapat menyebabkan
anemia sedang, kadang-kadang berat. Zat besi yang dilepaskan dari
eritrosit tua tidak akan segera dibuka untuk digunakan lagi, tetapi
sebaliknya akan bertahan. Dengan demikian akan terjadi penurunan
eritrosit yang ditambah lagi dengan penghancuran eritrosit seperti:
penyakit cacing tambang, malaria, atau TBC paru.

C. Tanda-tanda Anemia
Menuru Syafiq, A (2008) tanda-tanda anemia memuat:
1. Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lunglai (5L)
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.

D. Klasifikasi Anemia
Anemia dapat digolongkan menjadi: (Manuaba, 2010)
1. Anemia Defisiensi Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya adalah perluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil,
dan dalam yang diharapkan adalah pemberian tablet besi. Untuk
menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnese, hasil anamnese diperoleh keluhan mual dan muntah pada hamil
muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat digunakan dengan
alat sachii, dilakukan selama 2 kali selang kehamilan yaitu trisemester I
dan III. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata menempuh
800 mg.
Kebutuhan lain terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin naternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan diekskresi lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 10 mg zat besi. Perhitungan makan sekali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan memperoleh zat
besi hingga 100 ml membutuhkan zat besi masih kekurangan untuk wanita
hamil.
2. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan asam folat. Jarang
sekali karena kekurangan vitamin B12 biasanya ditemukan pada wanita
yang lebih sedikit mengonsumsi sayuran segar dan protein dengan protein
hewani tinggi. Diperbarui, mual, muntah, dan anareksia yang bertambah
berat. Anemia megaloblastik adalah anggota kelompok penyakit darah
yang ditandai oleh kelainan darah dan sumsum tulang belakang sebagai
dampak dari sintesis DNA.
3. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang kurang
mampu membentuk sel darah merah. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah terapi lengkap,
pemeriksaan fungsi eksternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Himolitik
Adalah anemia yang menyebabkan penghancuran atau pemecahan sel
darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah
anemia dengan kelainan-kelaian, kelemahan-kelemanan, dan juga
komplikasi jika terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatan tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
menyebabkannya, bila diperlukan oleh infeksi maka infeksinya diberantas
dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis
Obat-obatan tidak memberikan hasil, jadi asfui dargh bendang dapat
membantu penderita ini.

E. Tanda dan Gejala Anemia


Tanda dan Gejala anemia, antara lain: (Atikah, 2011)
1. Anemia ringan, gejalanya :
a. Kelelahan
b. Penurunan energy
c. Kelemahan
d. Sesak napas
e. Tampak pucat
2. Anemia berat, gejalanya:
a. Denyut jantung cepat
b. Tekanan darah rendah
c. Frekuensi pernapasan cepat
d. Pucat atau kulit dingin
e. Pusing
f. Kelelahan berat.

F. Diagnosis Anemia Postpartum


Untuk menegakkan diagnosis postpartum dapat dilakukan dengan: (Manuaba,
2012)
1. Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan seperti cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang.
2. Pemeriksaan labolatorium
Normal kadar Hb pada hari ke empat postpartum lebih dari 10 gr / dl.
ketika kadar hemoglobin di bawah 10 gr / dl maka dapat didiagnosis
anemia, jika kadar hemoglobin di atas 8 gr / dl disebut anemia ringan dan
jika berada dibawahnya maka disebut anemia berat

G. Pengaruh Anemia pada Masa Nifas


Pengaruh anemia pada masa nifas yaitu (Manuaba, 2012):
1. Terjadi pada sub involusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum.
2. Memudahkan infeksi puerpurium.
3. Pengeluaran ASI berkurang.
4. Mudah digunakan infeksi mammae.

H. Pengobatan Anemia Postpartum


Pengobatan dapat dilakukan antara lain dengan. (Manuaba, 2010) 1. Anemia
defisiensi besi. Diperlukan 17 mg per oral: sulfat ferosus atau glikonas ferosus
dengan dosis 3-5 x a. 0,20 mg b. Perenatal: diberikan jika ibu tidak tahan
diberikan per oral atau menyerap saluran pencernaan kurang baik, kemasan
diberikan secara IM atau IV. Kemasan ini antara lain: imferon, jectofer, dan
ferrigen. Lebih cepat dibandingkan per oral 2. Anemia megaloblastik Amenia
folat 15-30 per hari a. b. Vitamin B12 3x1 tablet per hari c. Sulfat ferosus
3x1 tablet per hari d. Pada kasus yang berat dan pengobatan per oral, hasil
yang diperlukan diberikan transfusi darah 3. Anemia hipoplasti Terapi dengan
obat-obatan tidak akan memuaskan, mungkin memerlukan pengobatan yang
paling baik seperti transfusi darah yang perlu diulangi 4. Anemia hemolitik
dapat dilakukan sesuai jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. . Bila
dihadiri oleh infeksinya, makan infeksinya diberantaskan dan diberikan obat-
obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak
diberikan hasil. Maka transfusi darah yang berulang dapat membantu
penderita ini .
DAFTAR PUSTAKA Handayani, dkk. 2008. Buku Saku Anemia. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Manuaba, Ide Bagus Gedhe. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jaksrta ECG Mochtar,
Rustam. 2007. Sinopsis Obsetri Jilid 2. Jakarta ECG Mochtar, Rustam. 2012.
Sinopsis Obstetri: Obstetri fisiologis, obstetri patologis Jakarta: EKG Prawirohardjo,
Sarwono, dkk. 2013, Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Prawirohardjo, Atika. 2011. Anemia dan Anemia kehamilan.
Yogyakarta Nuhu Rohyadi. 2012. Kamus Praktisis Kebidanan Jakarta Kashiko
Penerbit Syafiq, Ahmad. 2008. Ilmu Kebidanan Maternal Neonatal. Yogyakarta:
EGC Tarwoto, Watonah. 2010. Kebutuhan Dasar Mamusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai