Anda di halaman 1dari 18

ANEMIA PADA REMAJA

KELOMPOK 4 GIZI MASYARAKAT KELAS E


NAMA KELOMPOK :
1. Sofyan Khoiri (132110101112)
2. Maulidia Nur Rohmah (142110101019)
3. Tahta Alfina (152110101006)
4. Desya Eka (152110101040)
5. Wahyu Martina Sari (152110101057)
6. Anggi Meitasari (152110101067)
7. Masilatul Khikmah (152110101083)
8. Bima Dwi Yulianto (152110101092)
9. Aisyah Wulansari (152110101128)
10. Nur Fitriana (152110101137)
11. R Fahmi Mumtaz (152110101157)
12. Afan Wydiyarto (152110101192)
PENGERTIAN

Menurut Smeltzer dan Bare (2002), anemia adalah istilah


yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah,
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Jadi
anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Anemia pada
remaja adalah suatu keadaan kadar hemoglobin dalam
darah lebih rendah dari nilai normal pada remaja. Nilai
batas ambang untuk anemia menurut WHO 2001 adalah
untuk umur 5-11 tahun <11.5 g/L, 11-14 tahun 2.0 g/L.
Remaja di atas 15 tahun untuk perempuan < 12,0 g/L dan
anak laki-laki < 3,0 g/L.
KRITERIA

Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis


kelamin, dan tempat tinggal. Kriteria anemia menurut WHO
tahun 1968 (dikutip dari Tarwoto, 2008) adalah :

1. Laki-laki dewasa dengan jumlah hemoglobin < 13 g/dl,


2. Wanita dewasa tidak hamil hemoglobin < 12 g/dl,
3. Wanita hamil hemoglobin < 11 g/dl,
4. Anak umur 6-14 tahun hemoglobin < 12 g/dl,
5. Anak umur 6 bulan 6 tahun hemoglobin < 11 g/dl.

Kriteria anemia di Indonesia umumnya adalah hemoglobin < 10


g/dl, hematokrit < 30%, dan eritrosit < 2,8 juta /mm3
(Tarwoto, 2008).
GEJALA

YANG SERING DITEMUI AKIBAT PENYAKIT DASAR

Gejala yang sering ditemui Gejala ini timbul karena


pada penderita anemia penyakit - penyakit yang
adalah 5 L (Lesu,Letih, Lemah, mendasari anemia tersebut.
Lelah, Lalai), disertai sakit Misalnya anemia defisiensi
kepala dan pusing, mata
berkunang-kunang, mudah besi yang disebabkan oleh
mengantuk, cepat capai infeksi cacing tambang
sertasulit konsentrasi. Secara berat akan menimbulkan
klinis penderita anemia gejala seperti pembesaran
ditandai dengan pucat parotis dan telapak tangan
pada muka, kelopak mata, berwarna kuning seperti
bibir, kulit, kuku dan telapak jerami.
tangan (Kemenkes, 2016)
GEJALA
MENURUT ORGAN YANG TERKENA MENURUT JENIS DEFISIENSI
Sistem Kardiovaskular: lesu, cepat Anemia defisiensi besi:
lelah, palpitasi, sesak napas saat disfangia, atrofi pupil
beraktivitas, angina pectoris, dan lidah, stomatitis angularis
gagal jantung
System Saraf: sakit kepala, pusing, Anemia defisiensi asam
telingan mendenging, mata folat: lidah merah (buffy
berkunang-kunang, kelemahan tongue)
otot, iritabilitas, lesu serta Anemia hemolitik: icterus
perasaan dingin pada ekstermitas dan hepatosplenomegali
System Urogenital: gangguan haid Anemia aplastic:
dan libido menurun
pendarahan kulit atau
Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa dan tanda-tanda
mukosa, elastisitas kulit menurun, infeksi
serta rambut tipis.
PENYEBAB

1. Kebiasaan Makan Yang Buruk


2. Penghancuran Sel Darah Merah
3. Kehilangan Darah Pada Setiap Bulan
4. Produksi Sel Darah Merah Menurun
5. Perdarahan Mendadak, Seperti Mengalami
Kecelakaan
DAMPAK

Menurunnya produktivitas kerja ataupun


kemampuan akademis disekolah
Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak
sempurna
Daya tahan tubuh menurun sehingga memunculkan
penyakit
Menurunnya produksi energy dan akumulasi laktat
dalam otot.
CONTOH

KONJUNGTIVA ANEMIA KUKU PUCAT DAN CEKUNG


KLASIFIKASI

1. ANEMIA GIZI BESI


Zat gizi besi (Fe) merupakan inti molekul hemoglobin
yang merupakan unsur utama dalam sel darah merah,
maka kekurangan asupan zan gizi besi menyebabkan
menurunnya produksi hemoglobin (Hb). Akibatnya,
terjadi pengecilan ukuran (microcytic), rendahnya
kandungan hemoglobin (hypochromic), serta
berkurangnya jumlah sel darah merah (Gunatmaningsih,
2007). Anemia defisiensi gizi besi pada remaja putri
dapat disebabkan karena kebutuhan zat besi yang
meningkat pada masa pertumbuhan dan banyak zat
besi yang hilang pada saat menstruasi.
Klasifikasi defisiensi gizi besi dapat dibedakan menurut
beratnya defisiensi, antara lain (Ningrum dan Sartika, 2013):

Deplesi besi Eritropoesis Anemia


(iron depleted defisiensi besi (iron defisiensi
stated) deficient besi
Cadangan zat erythropoiesis) Cadangan
zat gizi besi
gizi besi dalam Cadangan zat gizi dalam darah
darah menurun, besi dalam darah kosong dan
tetapi kosong, penyediaaan disertasi
penyediaan besi zat gizi besi untuk dengan
untuk eritropoesis eritropoesis anemia
belum terganggu, tetapi defisiensi
terganggu. belum timbul anemia besi.
secara laboratorik.
2. ANEMIA GIZI VITAMIN E
Anemia defisiensi vitamin E dapat mengakibatkan integritas
dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga
sangat sensitif terhadap hemolisis (pecahnya sel darah merah), karena
vitamin E adalah faktor esensial bagi integritas sel darah merah
(Gunatmaningsih, 2007).
3. ANEMIA GIZI ASAM FOLAT
Anemia gizi asam folat disebut juga anemia megaloblastik
atau makrositik. Dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita
tidak normal dengan ciri-ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit
dan belum matang. Penyebabnya adalah kekurangan asam folat dan
atau vitamin B12. Padahal kedua zat itu diperlukan dalam
pembentukan nukleoprotein untuk proses pematangan sel darah merah
dalam sumsum tulang (Gunatmaningsih, 2007).
4. ANEMIA GIZI B12
Anemia gizi vitamin B12 dapat disebut juga pernicious.
Keadaan dan gejalanya mirip dengan anemia gizi asam folat.
Namun, anemia jenis ini disertai gangguan pada sistem alat
pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-
sel otak dan asam lemak menjadi tidak normal serta posisinya pada
dinding sel jaringan saraf berubah. Dikhawatirkan penderita akan
mengalami gangguan kejiwaan (Gunatmaningsih, 2007).

5. ANEMIA GIZI B12


Anemia gizi vitamin B6 dapat disebut juga siderotic.
Keadaannya mirip dengan anemia gizi besi, namun bila darahnya
diuji secara laboratoris, serum besinya normal. Penderita defisiensi
vitamin B6 akan mengganggu sintesis (pembentukan) hemoglobin
(Gunatmaningsih, 2007).
Klasifikasi anemia pada remaja putri berdasarkan
Hb (Setiawan, 2008)

Klasifikasi Anemia Kadar Hb (gr/dl)

Anemia ringan 10 11,9

Anemia sedang 8 8,9

Anemia berat <8


DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN


1. ANAMNESIS 2. TUBUH 3. LABORATURIUM
Dalam anamnesis Pada pemeriksaan fisik Diagnosis laboratorium
anemia, klinisi dapat anemia, kita dapat anemia
menanyakan gejala menemukan tanda dan berdasarkan) ditandai
dan tanda dengan adanya penurunan
penyebab anemia dari
yangberhubungan kadar:
kelainan fisik yang
dengan anemia, a. Hemoglobin
ditemukan. Misalnya adanya b. Hematokrit
mulai dari gejala tanda-tanda malnutrisidan c. Jumlah eritrosit
umum atau sindrom perubahan neurologis
anemia sebagaisalah
seperti kehilangan Pemeriksaan laboratorium
satu kompensasi
proprioseptor dan tremor untuk diagnosis anemia:
tubuh terhadap a. Hemoglobin
menurunnya kadar
pada pasiendengan anemia
akibat defisiensi vitamin b. Hematocrit
hemoglobin. c. Jumlah eritrosit
B12. d. Indeks eritrosit
PENCEGAHAN

Menurut Dinkes kota Bekasi (dalam Arumsari, 2008) :


1. Konseling mengenai gizi kepada para remaja putri. Supaya remaja putri
dapat melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar sehingga dapat
terhindar dari anemia.
2. Pemberian tablet tambah darah selama 4 bulan kepada remaja putri.
Karena remaja putri mengalami siklus menstruasi yang dapat menyebabkan
kecenderungan terjadinya anemia.

Menurut Citrakesumasari (2012) :


1. Fortifikasi makanan > Fortifikasi adalah tindakan menambahkan kandungan
mikronutrienn kedalam makanan, yaitu dengan menambahkan vitamin dan
mineral. Sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
2. Konsumsi suplemen tablet besi > Merupakan sediaan farmasi berbentuk
tablet yang mengandung zat besi, bertujuan untuk mencegah anemia yang
utamanya disebabkan oleh defisiensi zat besi.
Menurut Rooslyn (2006) :
1. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi.
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C.
3. Memperbaiki lingkungan fisik dan biologis, sehingga akan memperbaiki gizi
masyarakat.
4. Meningkatkan pendidikan pada wanita.
5. Melalui pemberian suplementasi tablet besi kepada remaja. Hal ini dianggap
sebagai hal yang efektif guna mencegah anemia, karena tablet besi
mengandung zat besi padat dan dilengkapi dengan asm folat.

Menurut masrizal (2007) :


1. Fortifikasi makanan dengan makanan yang mengandung zat besi.
2. Menambah konsumsi pangan dengan makanan yang banyak mengandung
vitamin C.
3. Suplementasi tablet Fe.
DAFTAR PUSTAKA

Arumsari, Ermita. 2008. Faktor Risiko Anemia Pada Remaja Putri Peserta
Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) di Kota
Bekasi. Bogor : Institite Pertanian Bogor.
Citrakesumasari. (2012). Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya.
Kaliaka: Yogyakarta.
Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi Besi : Jurnal Kesehatan Masyarakat,
September 2007. Diambil dari
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/23/22 (24
September 2017).
Rooslyn, Intan Parulian. 2016. Strategi Dalam Penanggulangan Pencegahan
Anemia Pada Kehamilan : Jurnal Ilmiah Widya. Vol. 3. No. 3, Januari 2016.
Diambil dari http://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-
ilmiah/article/download/255/223 (24 September 2017).
https://www.scribd.com/document/353441133/KSC-Seri-2-Pendekatan-
Diagnosis-Anemia-pdf
(Diakses pada tanggal 24 September 2017)
http://macampenyakit.com/5-penyebab-anemia-pada-remaja-putri/

Anda mungkin juga menyukai