MAKALAH
Oleh :
UMDATUS SHOLIHAH
152110101065
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji syukur saya panjatkan Kehadirat-Nya atas segala rahmat dan hidayah
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ujian tengah semester ini dengan
judul PENGANTAR EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN ; Polusi Udara Akibat
Pabrik Picu Penyakit ISPA.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester pada mata
kuliah penulisan ilmiah dan dalam penyusunannya saya mendapatkan bantuan dari
berbagai media untuk mendapatkan referensi guna menyempurnakan isi makalah
ini. Untuk itu saya ucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Ellyke, SKM., M.Kl,.
selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan yang telah
memberikan pembelajaran kepada saya dan juga kepada pihak lain yang telah
berkontribusi dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari itu saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh arena itu,
saya sangat bersedia dalam menerima kritik dan saran dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB 3. PEMBAHASAN.........................................................................................4
3.1 Kecoa...........................................................................................................4
3.3 Dampak yang ditimbulkan jajanan yang tidak sesuai dengan syarat
hygiene sanitasi makanan dan minuman......................................................6
BAB 4. PENUTUP................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai vector kecoa
1
2. Untuk mengetahui penyebab bahaya yang ditimbulkan oleh kecoa sebagai
vektor
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh kecoa sebagai vektor.
4. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi masalah penyebaran penyakit
yang disebabkan oleh vector kecoa.
5. Untuk mengetahui tindakan yang dapat direkomendasikan untuk
mengatasi masalah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh vector
kecoa.
2
BAB 2. TOPIK PERMASALAHAN
3
yang tahu angin itu akan mengarah ke mana," kata dia.
4
itu berkepanjangan, akan dimasukan dalam kategori pasien yang
diduga menderita TB, atau biasa disebut suspect. Selain itu, jika
ada warga yang batuk selama lebih dari dua pekan, juga akan
dijadikan suspect.
5
sebanyak 360 pasien, 317 pasien pada 2015, dan Januari hingga
Juli 2016 sudah sebanyak 207 pasien. Sedangkan kasus pasien
yang menderita positif TB, pada 2013 sebanyak 42 kasus, 39
kasus pada 2014, 38 kasus pada 2015, dan Januari sampai Juli
2016 sudah mencapai 26 kasus.
BAB 3. PEMBAHASAN
6
meningkatnya terjadinya ISPA (Maryunani, 2010 dalam jurnal hayati,
2014 : 63-64).
3.3 Dampak yang ditimbulkan jajanan yang tidak sesuai dengan syarat
hygiene sanitasi makanan dan minuman
Kecoa dapat menimbulkan penyakit menular seperti diare, disentri, virus
hepatitis A, polio pada anak-anak, karena serangga ini sebagai reservoar dari
beberapa spesies cacing (I24 Nyoman, 2008). Penularan penyakit dapat terjadi
melalui beberapa mikro organime phatogen antara lain: Streptococcus,
Salmonella, sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan,
dimana organism tersebut terbawa oleh kaki atau tubuh kecoa, kemudian melalui
organ tubuh kecoak organissme tersebut mengkontaminasi makanan (I Nyoman,
2008).
Penyebaran penyakit secara mekanik dapat terjadi karena hewan ini hidup
berdekatan dengan manusia, microorganisme yang bersifat pathogen yang
terdapat di sampah, kotoran atau sisa makanan akan terbawa oleh kecoa
kemudian mengkontaminasi makanan atau benda-benda yang berada disekitar
manusia sehingga dapat menginfeksi manusia, beberapa penyakit yang sering
ditularkan antara lain ialah Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A, Polio pada
7
anak-anak. Selain itu kecoa juga dapat berperan sebagai inang anatara cacing
Hymenolepis diminuta (harwood dan James, 1979; Service, 1996).
Tifus
adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang disebabkan oleh kuman
Salmonella typhi. Di Indonesia penderita tifus atau disebut juga demam tifoid
cukup banyak, tersebar di mana-mana, ditemukan hampir sepanjang tahun,dan
paling sering diderita oleh anak berumur 5 sampai 9 tahun. Salmonella typhi ini
dapat bertahan dalam suasana anaerob sampah yang akhirnya dibawa oleh kecoa
dan masuk melalui ke dalam tubuh manusia melalui makanan sehingga
menyebabkan demam tifus.
Asma
8
adalah penyakit yang sering terjadi di pemukiman padat penduduk,pada
mulanya Asma diyakini akibat dari kurangnya kesehatan Lingkungan,
seperti banyak menghirup asap, debu atau udara kotor lainnya. Pabrik di
sinyalir adalah penyumbang sebab musabab asma terjadi selain kendaraan
bermotor.Tapi setelah sebuah Universitas Di Amerika meneliti secara akurat
dalam waktu yang lama,bukan itu penyebab asma. padahal kita merasa yakin
penyebab Asma adalah faktor lingkungan.Ternyata asma tidak menyerang negara
miskin atau berkembang saja,akan tetapi menyerang atau menghinggapi negara
maju seperti Amerika Serikat dan negara lain. Setelah diteliti dalam waktu yang
lama,ternyata penyebab dari Asma adalah Kecoa. zat yang terkandung dalam
anak-anak atau pengidap Asma adalah protein yang sama seperti pada
kecoa.umumnya kecoa mengeluarkan protein di sembarang tempat termasuk
lantai,bantal atau kasur,dari ceceran protein itu terhirup olaeh manusia atau anak-
anak yang pada akhirnya menimbulkan penyakit asma.
Tuberkulosa TBC
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk
mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit
TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
9
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru.
Kolera
10
makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di
air terkontaminasi bakteri kolera yang dapat dibawa oleh kecoa.
Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat
ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan
disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
hepatitis kronis. Agen penyebab infeksi yang berasal dari sampah dibawa oleh
kecoa dan terinhalasi kedalam tubuh sehingga dapat menyebabkan penyakit
hepatitis.
11
Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah
dinding, celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan
membakar/dihancurkan.
2) Pemberantasan kecoa
Secara Kimiawi :
1) Pencegahan
2) Sanitasi
12
Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal
kecoa antara lain, membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai
atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara
rutin tempat-tempat yang menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di
bawah kulkas, kompor, furniture, dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk
dan tempat hidup kecoa harus ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor,
membersihkan saluran air (drainase), bak cuci piring dan washtafel. Pemusnahan
tempat hidup kecoa dapat dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian
atau tempat penyimpanan kain, tidak menggantung atau segera mencuci pakaian
kotor dan kain lap kotor.
3) Trapping
13
manusia), serbuk Pyrethrum dan Rotenone, Chlordane 2,5 %, efeknya baik dan
tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya.
Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila
infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif
adalah dengan fumigasi.
1) Konsumen
Usahakan tidak menyemprot ruangan ketika ada orang lain terutama bayi
dan anak-anak.
2) Produsen
3) Pedagang
14
Jangan menjual produk yang labelnya tidak memiliki informasi yang
lengkap.
4) Pemerintah
15
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit
(Anonim, 2004). Penularan penyakit dapat terjadi saat mikroorganisme pathogen
tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian
melalui organ tubuh kecoa, mikroorganisme sebagai bibit penyakit tersebut
mengkontaminasi makanan, selain itu pula kecoa dapat menimbulkan reaksi-
reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal, dan pembengkakan kelopak mata
(Anonim, 2004).
Penyebaran penyakit secara mekanik dapat terjadi karena hewan ini hidup
berdekatan dengan manusia, microorganisme yang bersifat pathogen yang
terdapat di sampah, kotoran atau sisa makanan akan terbawa oleh kecoa
kemudian mengkontaminasi makanan atau benda-benda yang berada disekitar
manusia sehingga dapat menginfeksi manusia, beberapa penyakit yang sering
ditularkan antara lain ialah Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A, Polio pada
anak-anak. Selain itu kecoa juga dapat berperan sebagai inang anatara cacing
Hymenolepis diminuta (harwood dan James, 1979; Service, 1996).
4.2 Saran
Semoga dari makalah ini dapat menambah wawasan dan perhatian kita
dalam memperhatikan masalah penyebaran penyakit yang siakibatkan oleh
berbagai vector dan rodent terutama pada kecoa, yang terkadang sangat
disempelekan keberadaannya sebagai vector pembawa penyakit. Saya sebagai
penulis sangat menerima kritik dan saran untuk memperbaiki dan untuk
menyempurnakan isi dari makalah ini, karena keterbatasan saya dalam
pengumpulan data dan informasi dari berbagai media, sehingga masih banyak
kekurangan dalam menyusun informasi pada makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
ikl113.weblog.esaunggul.ac.id/.../Dasar-dasar-Kesehatan-Lingkungan-
Pertemuan-6.p...
https://www.scribd.com/doc/32765847/EPIDEMIOLOGI-LINGKUNGAN
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/08/11/obqsi3384-polusi-
udara-akibat-pabrik-picu-penyakit-ispa
Hayati, Sri. 2014. Gambaran Faktor Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) Pada Balita Di Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Jurnal
Ilmu Keperawatan. 11(1); 63-64. Diambil dari:
http://ejournal.bsi.ac.id/assets/files/Jurnal_Keperawatan_Volume_II_No
_1_April_2014_Sri_Hayati_62-67.pdf (29/11/2016: 21.47 WIB)
17