Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

1.  DEFINISI

Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung eritrosit (red cell
count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus
diingat terdapat keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan
massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu
dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai pada label anemia tetapi harus dapat
ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut. (Sudoyo Aru,dkk 2009)

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12
gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada
trimester II (Saifuddin, 2002).

Dapat disimpulkan bahwa anemia adalah penurunan kadar sel darah merah (Hb) dibawah
rentang normal.

2.  ETIOLOGI

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998)
penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:

1.      Kurang gizi (malnutrisi)

2.      Kurang zat besi dalam diit

3.      Malabsorpsi

4.      Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain

5.      Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
3.  KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut:

1.      Anemia Defisiensi Zat Besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu,
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.

a.       Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr
%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram
asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).

b.      Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,
dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan
keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:

a.       Hb 11 gr% : Tidak anemia

b.      Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c.       Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang

d.      Hb < 7 gr% : Anemia berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan
untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).

  PENATALAKSAAN

krining rutin

1.        Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah pembekuan
darah sebelumnya.

2.        Minta hitung darah lengkap pada kunjungaan awal.

3.        Diskusikan pentingnya mengonsumsi vitamin prenatal (disertai zat besi).

4.        Periksa ulang Hb pada 28 minggu kehamilan.

   TERAPI ANEMIA:

1.        Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat.

2.        Bila Hb <10 g/dl dan Ht <30%, lakukan tindakan berikut:

Berikan konseling gizi.

·           Tinjau diet pasien.

·           Diskusikan sumber-sumber zat besi dalam diet.

·           Berikan kepada pasien selebaran mengenai makanan tinggi zat besi.

·           Rujuk ke ahli gizi.

3.        Sarankan suplemen zat besi sebagai tambahan vitamin paranatal. Kebutuhan zat besi
saat kehamilan adalah 60 mg unsure zat besi.

·           Tablet zat besi time-release merupaka pilihan terbaik, namun lebih mahal. Setiap


sediaan garam zat besi standar sudah mencukupi kebutuhan zat besi.

·           Minum 1-3 tablet per hari dalam dosis yang terbagi.


·           Zat besi diabsorbsi lebih baik pada keadaan lambung kosong. Minum 1 jam sebelum
makan atau 2 jam sesudahnya.

·           Vitamin C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi disertai jus yang tinggi
vitamin C atau tablet vitamin C.

·           Antasid dan produk susu dapat mengganggu absorbs zat besi.

·           Lebih baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau makanan daripada tidak
mengkonsumsi sama sekali.

4.        Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27% pertimbangkan anemia megaloblastik. Kelola pasien ini
menurut panduan terapi anemia.

5.        Bila kadar Hb <9 g/dl dan Ht ≤27% saat mulai persalinan, pertimbangkan pemberian
cairan IV atau heparin lock saat persalinan.

6.        Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek


samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat
dibandingkan dengan ferosulfat.

7.        Kini program nasional mengajukan kombinasi 60 mg besi dan 50µg asam folat untuk
profilaksis anemia.

8.        Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g
%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada gastrointestinal,
anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk
mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi, dapat diberikan
seluruh dosis.

1)      Anemia Megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.

Pengobatannya:

1.        Asam folik 15 – 30 mg per hari

2.        Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari


3.        Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari

4.        Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.

a.         Gambaran klinis

Gejala

1.        Mual dan muntah

2.        Anoreksia

Morfologi

1.        SDM hipokrom makrositik

2.        Kadar Hb dan Ht rendah serta tidak berespon terhadap terapi zat besi

Riwayat diet menunjukkan asupan rendah sayuran segar, protein hewani, atau keduanya.

b.        Penatalaksanaan

1.        Suplemen

·           Vitamin prenatal yang mengandung asam folat dan zat besi

·           Satu sampai dua milligram asam folat per hari untuk memperbaiki defisiens asam
folat.

·           Suplemen zat besi, dengan pertimbangan bahwa anemia megaloblastik jarang terjadi
tanpa anemia defisiensi zat besi.

2.        Konseling gizi

·           Kaji diet pasien

·           Rekomendasikan sumber-sumber asam folat dalam diet

·           Rujuk ke ahli gizi

3.        Hitung darah lengkap

·           Ulangi hitung darah lengkap dalam 1 bulan.


·           Perhatikan adanya peningkatan hitung retikulosit sebesar 3-4% dalam 2-3 minggu,
dan sedikit peningkatan pada hitung Hb dan Ht.

2)      Anemia Hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah
baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

3)      Anemia Hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital.

Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan
oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun
pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah
berulang dapat membantu penderita ini.

4)      Anemia: hemolitik didapat (acquired hemolytic anemia)

adalah suatu defek enzimatik yang terkait-kromosom X dan diturunkan, yang ditandai dengan
ketidak mampuan tubuh memproduksi enzim G6PD, yaitu enzim yang berfungsi sebagai
katalis penggunaan glukosa secara aerob oleh SDM. Anemia ini dapat ditemukan pada
keturunan Afrika-Amerika, Asia, dan Mediterania.

1.        Insidens. 

Dua persen dari semu  wanta keturunan Afrika-Amerika menderita penyakit ini.

2.      Etiologi.

Infeksi dan beberapa obat oksidik pada kondisi defisiensi G6PD akan memicu hemolisis
SDM yang megakibatkan anemia hemolitik ringan sampai berat.

3.      Penatalaksanaan

a.       Skrining: Pasien keturunan Afrika-Amerika yang mengalami anemia atau kerap


mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang harus menjalani skrining G6PD.
b.      Terapi

·         Resepkan 1 mg asam folat setiap hari.

·         Berikan daftar obat-obatan yang perlu dihindari.

·         Bila pasien hamil, lakukan kultur dan sensitivitas (culture and sensitivity, C&S) urine
bulanan.

·         Konsultasikan dengan dokter bila pasien dalam keadaan krisis atau mengalami anemia
berat.

c.       Pengobatan: Pasien harus menghindari obat-obat berikut:

·         Aldomet

·         Asam askorbat (dosis besar)

·         Asam nalidiksik

·         Asam para-aminosalisilat

·         Aspirin

·         Diafenilsulfon

·         Fenasetin

·         Isoniazid

·         Kloramfenikol

·         Kuinakrin (atabrine)

·         Kuinidin

·         Kuinin

·         Kuinosid

·         Methylene blue

5)      Anemia: Pernisiosa

1.      Defisiensi dan Etologi


a.       Anemia pernisiosa disebabkan kekurangan faktor intrinsik pada asam lambung, yang
diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dari makanan . karena B12 tidak dapat diabsorbsi,
SDM tidak matang dengan normal.

b.      Kasus ini jarang dijumpai pada individu dibawah usia 35 tahun.

2.      Gambaran Klinis

a.       Anemia pernisiosa ditandai dengan SDM makrositik, yang bias juga normokrom atau
hipekrom.

b.      SDM pada anemia sulit dibedakan dengan SDM pada defisiensi asam folat.

c.       Terapi asam folat dapat menyamarkan anemia pernisiosa karena SDM menjadi
normositik, meskipun penyakit ini masih ada.

3.      Diagnosis

a.       Curigai adanya anemia pernisiosa bila setelah terapi asam folat, morfologi SDM
menjadi normal, namun hematokrit tdak meningkat.

b.      Diagnosis ditegakkan bila terjadi perbaikan setelah percobaan terapi dengan 1000 mg
vitamin B12 per parenteral selama 3 bulan.

4.      Penatalaksanaan

a.       Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang sumber-sumber
vitamin B12 berikan konseling gizi.

b.      Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.

c.       Tawarkan rujukan ke ahli gizi.

d.      Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.

1.      Kondisinya membaik bila:

·         Morfologi normal

·         Kadar Ht meningkat

2.      Bila tidak ada perubahan, konsultasikan ke dokter.

6)      Anemia: Sel Sabit


1.        Definisi dan Etiologi

a.       Jenis

·           Pada sifat (trait) sel sabit, ada satu gen normal dan satu gen Hb-S. gejala tidak tampak
kecuali pada keadaan deprivasi oksigen berat.

·           Pada penyakit sel sabit, kedua gen adalah Hb-S. penyakit ini kronik dan melemahkan.
Angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi.

b.      Insidens

·           Satu dari 12 keturunan Afrika-Amerika membawa sifat sel sabit.

·           Satu dari 500 keturuna Afrika-Amerika menderita penyakit ini.

2.        Penatalaksanaan

a.       Programkan skrining sel sabit pada semua pasien Afrika-Amerika:

·           Bila uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.

·           Bila uji positif, minta pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.

·           Bila gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke dokter.

·           Bila gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara normal
selama kehamilan dan persalinan.

b.      Pertimbangkan kultur dan sensitivitas urine bulanan karena peningkatan resiko ISK
selama kehamilan.

c.       Beri konseling kepada pasien:

·           Jelaskan kepada pasien mengenai sifat sel sabit yang dibawanya.

·           Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada kemungkinan
bayinya menderita penyakit ini.

·           Rujuk pasien untuk konseling genetik bila perlu.

4.    PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin
yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke
seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang.
Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari
2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki
(Sjaifoellah, 1998).
5.     PATWAYS

Kekurangan Nutrisi

Pendarahan Hemolisis (destruksi sel darah merah)

    Kegagalan sumsum tulang

Kehilangan sel darah  merah

Anemia (HB)

Pertahanan sekunder tidak

Adekuat

Resistensi aliran darah

perifer

Penurunan transport O2

Resiko infeksi
Hipoksia

Lemah lesu

Gg fungsi otak

Ketidakefektifan perfusi

Jaringan perifer

Intake nutrisi turun

anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

Kurang dari kebutuhan

tubuh

Intoleransi aktivitas

sumber: asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda

6.     GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIl

Gejala anemia pada kehamilan yaitu:

·           Ibu mengeluh cepat lelah,

·           Sering pusing,

·           Mata berkunang-kunang,
·           Malaise,

·           Lidah luka,

·           Nafsu makan turun (anoreksia),

·           Konsentrasi hilang,

·            Nafas pendek (pada anemia parah); dan

·            Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

8.     PEMERIKSAAN PENUNJANG /TES LABORATORIUM

Hitung sel darah lengkap dan Apusan darah: untuk tujuan praktis, maka anemia selama
kehamilan dapat didefinisikan sabagai hemoglobin kurang dari pada 10 atau 11 gr/100 ml dan
hematokrit kurang dari pada 30% sampai 33% .

Apusan darah tepi memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis leukosit dan
perkiraan keadekutan trombosit.

9.     PENATALAKSANAAN

a.       Pada saat kunjungan awal, kaji riwayat pasien

1.      Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit, anemia glukosa-
6-fosfat dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik herediter lain.

2.      Kaji riwayat keluarga

b.       Lakukan hitungan darah lengkap pada kunjungan  awal.

1.      Morfologi

·         Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM) yang sehat dan matang

·         SDM mikrositik hipokrom menunjukkan anemia defisiensi zat  besi

·         SDM makrositik hipokrom menunjukkan anemia pernisiosa


2.      Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrin (Ht) pada kehamilan

3.      Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat menunjukkan hipovolemia.
Waspada dehidrasi dan preklamsi

4.      Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan keadaan yang normal dan
sehat.

5.      Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32% menunjukkan kadar  yang rendah, namun
masih normal.

6.      Kadar Hb 10 g/dl disertai Ht 30% menunjukkan anemia

·         Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi,atau keduanya

·         Berikan suplemen zat besi  1 atau 2 kali/hari, atau satu kapsul time-release, seperti
Slow-Fe setiap hari

7.       Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan  Ht 27%-30% dapat menunjukkan anemia megaloblastik.

·         Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling diet.

·         Rekomendasikan pemberian suplemen ferum-sulfat 325 mg per oral, 2 atau 3 kali/hari.

8.      Kadar Hb <9g/dl dengan  Ht <27% atau anemia yang tidak berespon terhadap
pengobatan  di atas, diperlukan langkah-langkah berikut:

·         Periksa adanya pendarahan samara tau infeksi.

·         Pertimbangkan  untuk melakukan uji laboratorium berikut:

- Hb dan Ht (untuk meyingkirkan  kesalahan laboratorium)

- Kadar kosentrasizat besi serum

- Kapasitas pegikat zat besi

- Hitung jenis sel (SDP dan SDM)

- Hitung retikulosit (untuk megukur produksi eritrosit)

- Hitung trombosit

- uji guaiac pada feses untuk medeteksi pendarahan samar

- Kultur feses untuk memeriksa telur dan parasit


- Skrining G6PD (lahat panduan untuk anemia: Hemolitik didapat) bila klien keturunan
Afika-Amerika.

·         Konsultasikan dengan dokter

·         Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi.

c.        Bila pasien hamil, periksa kadar hematokrin pda awal kunjungan , yaitu 28 minggu
kehamilan dan 4 minggu setelah memulai terapi.

1.       Atasi tanda-tanda anemia (sesuai informasi sebelumnya pada poin IV-Penatalaksanaan


B2).

2.      Konsultasikan ke dokter bila:

a.       Terdapat penurunan Ht yang menetap  walaupun sudah mendapat terapi

b.       Terdapat penurunan yang signifikan, dibandingkan dengan hasil sebelumnya


(singkirkan kesalahan labotaturium).

c.       Tidak berespons trhadap terapi setelah 4-6 minggu

d.      Kadar Hb <9,0 g/dl atau Ht <27%.

NB LP:

1. Untuk patofisiologi di buat sebaik mungkin sehingga yang membaca tidak bingung.
2. Untuk Asuhan Keperawatan secara teori pada LP dilengkapi terlebih dahulu sehingga
dlm pembuatan Askep/Resume dapat dijadikan sebagai patokan, diagnose
keperawatan apa saja yang biasanya terjadi pada Pasien dengan Anemia.
RESUME ANC IBU DENGAN ANEMIA
DI PUSKESMAS RAWAT JALAN NAMLEA

PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian         : 12 Agustus 2020
A.    BIODATA
1.      Identitas Klien
Nama Ibu : Ny. U
Umur : 37 th
Agama : Islam
Suku/ : Bugis/ Indonesia
bangsa
Pendidikan : DIII
Pekerjaan : Honorer
Alamat : BTN Dermaga
Namlea

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama Suami : Tn. J
Umur : 40 thn
Agama : Islam
Suku/ bangsa : Bugis/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : BTN Dermaga ,Namlea

2.      Keluhan utama
Alasan kunjungan : untuk memeriksakan kehamilannya

Keluhan Utama : ibu mengatakan sering pusing , merasa cepat lelah dan lemas.
3.      Riwayat kebidanan
a.       Riwayat menstruasi
·         Menarchea          : 12 th
·         Siklus                 :28 hari
·         Banyaknya         : 1 Softek penuh hari 1-3, 4 - 7 biasa
·         warna darah: hari 1 -3 merah kental, 4 – 7 kecoklatan
·         Disminorhoe : hari pertama
·         Lamanya            : 6- 7 hari
·         HPHT                 : ? April 2020
b.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tgl lahir Tempat Bayi
Usia Jenis
No Persalina Penolong
Umur Kehamilan Persalinan BB Keadaaan
n

1 2009 Aterm spontan Rumah Bidan 3100 gr Baik


2 2011 Aterm spontan Rumah Bidan 3000 gr Baik
3 2015 Aterm spontan Rumah Bidan 3000 gr Baik
4 2019 Abortus - - - - -

c.       Riwayat kehamilan sekarang


·         HPHT              : ? April 2020
·         TP                    : ? April 2021
·         UK                   : 16 minggu
·         Keluhan – keluhan :        
TM I : pusing . mual
TM II : pusing, cepat lelah
TM III :-
4.      Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit
·         Menular             : hiv, tbc
·         Menurun            : hipertensi, DM
·         Menahun           : jantung.
5.      Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak  mempunyai penyakit
·         Menular             : hiv, tbc
·         Menurun            : hipertensi, DM
·         Menahun           : jantung.
6.      Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit
·         Menular             : hiv, tbc
·         Menurun            : hipertensi, DM
·         Menahun           : jantung.
7.      Status perkawinan
Perkawinan ke I
Umur Kawin : Istri 25 th           Suami : 28 th
Lama Kawin : 12 tahun
8.      Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa setelah keguguran anaknya yang ke 4, ibu tidak menggunakan KB
lagi
9.      Riwayat social/budaya
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarganya baik dan kelurga mendukung sepenuhnya atas
kehamilan ini, selama hamil ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan, tidak merokok, minum-
minuman keras
10.  Riwayat psikologis
Ibu mengatakan kehamilan ini tidak direncanakan tapi diterima sepenuhnya dengan senang
hati.
11.  Pola kebiasaan sehari-hari
a.       Pola Nutrisi
Sebelum Hamil          :  Makan:3x/hari, dengan porsi sedang (nasi, lauk-pauk, sayur)
                                     Minum:8 gelas/hari
Saat  Hamil :              Makan :2 x/hari dengan porsi sedang  (nasi, lauk-pauk, sayur) kadang-
kadang ditambah buah.
                                             Minum : 8 gelas/hari
b.      Pola Eliminasi
Sebelum Hamil          :  BAB :1x/hari, warna kuning, lembek tidak ada keluhan
                                             BAK   :4-5 x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada
keluhan
Saat Hamil  :              BAB    :1x /2hari warna kuning, lembek, tidak ada keluhan.
                                             BAK   :7-8 x/hari, warna kuning, jernih, bau khas, tidak ada
keluhan.
c.       Pola Aktifitas
Sebelum Hamil          :Melakukan aktifitas sendiri dirumah seperti biasanya, yaitu menyapu,
mencuci, memasak, dll.
Saat Hamil         :Mengurangi aktifitas seperti sebelum hamil dan dibantu oleh suami karena
perut sudah membesar.
Klien merasa Lelah/ capek setelah beraktifitas
d.      Pola Istirahat
Sebelum Hamil          :  Tidur siang jam 12.00-13.00 (±1 jam)
                                             Tidur malam jam 21.00-04.30 (±7-8 jam)
Saat Hamil                 :  Tidur siang  : tidak pernah
                                             Tidur malam jam 22.00-04.30 (±6-7 jam)
II.    O :OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan umum
·         Keadaan umum : baik
·         Kesadaran          : composmentis
·         TTV                   : TD :90/60 mmhg
N:85x/ menit
RR: 28x/ menit
S :36,3  derajat C
·           BB            : 43 kg
·           LILA         : 23,5 cm
·           Hb             : 8 gr/dl
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
·         Kepala       :  Kepala bersih, tidak ada benjolan/ bekas luka, tidak berketombe
·         Muka         :  Simetris, Tidak odema, pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
·         Mata          :  Simetris, Sclera putih, conjungtiva pucat.
·         Hidung      :  Simetris, tidak ada secret dan polip.
·         Mulut dan gigi   : mukosa Bibir kering , tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi.
·         Telinga      :  Simetris, tidak ada serumen.
·         Leher         :  Tidak terlihat pembengkakan vena jugularis dan kelenjar tiroid.
·         Dada         :  Simetris, puting susu menonjol, colostrums belum keluar, hiperpigmentasi
areola mamae.
·         Abdomen  :  Tidak ada luka bekas jahitan, perut terlihat membesar sesuai dengan usia
kehamilan, linea nigra ada.
·         Genetalia   :  Vulva tidak oedem, tidak ada varices.
·         Anus          :  Tidak ada hemaroid.
·         Ekstremitas 
Atas           :Simetris,  tidak oedem, tidak ada polidaktili dan sindaktili.
Bawah :Simetris , tidak oedem, tidak ada polidaktili dan sindaktili.   
b.      Palpasi
·         Leher   :  Tidak teraba pembengkakan vena jugularis dan kelenjar tiroid.
·         Dada   :  Tidak teraba benjolan mamae kenyal colostrums belum teratur.
Abdomen        :
·         Leopold  I     :  ballotment (+)
·         Leopold  II   :  -
·         Leopold  III  :  -
·         Leopold  IV  :  -

c.       Auskultasi
Pernafasan : normal ( tidak ada whezzing atau ronchi )
DJJ            :  (-)
d.      Perkusi
Reflek patella : ka/ki (+)/(+)
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gol darah :O
Hb          : 8 gr/dl
DDR : Neg
HbSAg : Neg

TERAPI:
-Bcom 3x1
-B6 3x1
- SF 1x1

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Penurunan Konsentrasi Perfusi Perifer Tidak Efektif
-Merasa Lemas Hemoglobin
-pusing

DO:
-T/D : 90/60 mmhg
- konjungtifa pucat
-Muka Pucat
- HB : 8 gr
DS: Ketidakseimbangan Intoleransi Aktifitas
-Merasa lemas antara suplai dan
-pusing kebutuhan Oksigen
-Merasa Lelah setelah
beraktifitas
-Aktifitas di bantu oleh suami

DO:
-T/D: 90/60 mmhg
-HB : 8 gr
DS: Ketidakadekuat Resiko Infeksi
-Merasa lemas pertahanan tubuh
- konjungtiva pucat sekunder ( penurunan
Hemoglobin)
DO:
HB: 8 gr
T/D: 90/60 mmhg
G:5,P:4, A:1

Catatan Perbaikan:
1. Untuk DX.1 PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF diangkat apabila ada data yang
mendukung misalnya CRT >3 detik atau nadi perifer menurun. Didukung dengan data
tambahan hasil pemeriksaaan Lab HEMATOKRIT, tamabahan Satu rasi oksegen
kalau ada.
2. Untuk resiko infeksi. Terlebih dulu mengatahui apa saja tanda2 infeksi. Sehingga
dalam pembuatan diagnosa terdapat banyak data yang kita gunakan sebagai data
pendukung penetapan diagnose yang diangkat.
Contoh untuk tanda2 infeksi. Apakah terdapat luka atau melakukan transfusi darah atau
tidak? Infeksi dalam hal yg dimaksud apa? Apakah anda peningkatan Leukosit?
3. bagaimana respon pasien pada saat mengalami pusing. Apa cara pasien untuk
mengatasi keluhannya saat itu? Apakah langsung menghubungi tenaga kesehatan atau
pasien pernah meminum ramuan2 khusus yang dibuat secara tradisional? Bagaiman
sumber informasi kesehatan yang didapat oleh pasien?

DIGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi Perifer tidak efektif (D.0009) berhubungan dengan Penururunan konsestrasi


Hemoglobin
2. Intoleransi Aktifitas (D.0056) berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Resiko Infeksi ( D. 0142) dihubungkan dengan ketidakadekuat pertahanan tubuh sekunder
( penurunan hemoglobin)
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
1 (SDKI)  NOC NOC
Perfusi Perifer -Circulation status -Monitor TTV -Memantau keadaan umum pasien
Tidak Efektif Setelah dilakukan Tindakan
berhubungan keperawatan Selama 1 jam ketidak - Monitor HB -Mengetahui kadar HB setiap saat untuk
dengan Penurunan efektifan perfusi jaringan teratasi dan memonitor perkembangan klien
Konsentrasi dengan kriteria :
Hemoglobin -Hemoglobin meningkat (normal) -Kolaborasi pemberian FE -pemberian FE dapat meningkatkan sel
- Tekanan systole dan distole dalam darah merah
rentan yang diharapkan
-Capilary refil pada jari-jari tangan
dalam batas normal (<2 detik)
-Tidak terjadi edema perifer
2 Intoleransi Aktifitas NOC NIC
berhubungan Setelah dilakukan Tindakan -Kaji adanya factor yang - Mengetahui factor yang menimbulkan
dengan keperawatan selama 1 jam pasien menimbulkan kelelahan kelelahan
Ketidakseimbangan bertoleransi terhadapap, dengan -Monitor nutrisi dan sumber -Nutrisi yang adekuat dapat
antara suplai dan kriteria : energi yang kuat meningkatkan kekutan fisik klien dan
kebutuhan Oksigen -Berpastisipasi dalam aktifitas fisik pertumbuhan Janin
- peningkatan TTV -Bantu klien untuk memilih
-Klien mampu melakukan aktifitas aktifitas yang konsisten sesui -Aktifitas klien disesuikann dengan
sehari-hari (ADLs) secara mandiri kemampuan fisik kondisi fisik klien Agar Kebutuhan klien
tetap terpenuhi

- Tingkatkan istirahat -Meningkatkan istirahat untuk


menurunkan kebutuhan oksigen tubuh
-Kolaborasi dalam pemberian dapat menambah stamina
terapi vitamin

3 Resiko Infeksi NOC: NIC:  


dihubungkan - Immune Status -Pertahankan Teknik aseptic -Mencegah kontaminasi silang.
dengan - Knowledge: Infection -Cuci tangan sebelum dan - Menurunkan resiko infeksi bakteri.
Ketidakadekuat control sesudah melakukan Tindakan
pertahanan tubuh - Risk control keperawatan
sekunder Setelah dilakukan Tindakan -Tingkatkan intake Nutrisi -Nutrisi dapat meningkatkan status imun
( penurunan keperawatan selama 1 jam pasien klien
Hemoglobin) tidak mengalami infeksi dengan -Monitor tanda dan gejala -Mengetahui dan memantau Adanya
kriteria: infeksi serta ajarkan kepada proses inflamasi/infeksi sedini mungkin
-Klien bebas dari tanda-tanda dan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi gejala infeksi
-Menunjukan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi  -Dengan personal hygiene mencegah
- Anjurkan pasien untuk
-Jumlah leucosit dalam batas selalu menjaga personal masuknya kuman-kuman patogen
hygiene.
normal penyebab infeksi
   
-Menunjukan perilaku hidup sehat

Catatan Perbaikan:
1. Sesuaikan data subjektif dan data pasien dalam menentukan diagnose. Kemudian menyusun intervensi minimal 4 intervensi yang
didalam terdiri dari, IDENTIFIKASI, TINDAKAN PERAWAT MANDIRI PERAWAT, KOLABORASI, DAN PENDIDIKAN
KESEHATAN YANG HARUS DIBERIKAN KE PASIEN. KEMUDIAN DILANJUTKAN DENGAN IMPLEMENTASI
MEMPERHATIKAN PADA KRITERIA HASIL YANG AKAN DICAPAI PADA SAAT MELAKUKAN IMPLEMENTASI.

IMPLEMENTASI
No DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1 (SDKI) - Memeriksakan TTV Klien T/D: 90/60 mmhg
Perfusi Perifer Tidak Efektif Hasil: apa yang didapatkan setelah melaukakan tindakan Nadi: 85x/m
berhubungan dengan Penurunan di atas????? Suhu:36,3derajat C
Konsentrasi Hemoglobin - KIE ibu agar sering memeriksakan kehamilannya serta RR: 28x/m
mengontrol kadar HB rutin ke Faskes HB: gr/dl
Hasil: ???? S     :    Ibu mengatakan mengerti
tentang penjelasan yang diberikan
Cantumkan waktu pelaksanaan atau pemriksaan.
oleh petugas.
O    :    -    pasien dapat mengerti
dan memahami penjelasan yang
-Memberikan obat SF (1 bks: 30 tab) dan menganjurkan
diberikan oleh petugas.
ibu minum setiap hari (malam) sampai habis sampai             -    Pasien dapat mengulangi
penjelasan yang diberikan oleh
melahirkan
petugas.
A    :    Ibu menerima dan
memahami kondisi kehamilan.
P     :    Kontrol ulang 1 bulan lagi.

2 Intoleransi Aktifitas berhubungan -Mengkaji adanya factor yang menimbulkan kelelahan: Ibu dan suami mengerti adan
dengan Ketidakseimbangan antara Klien merasa capek setelah melakukan kegiatan fisik Kooperatif dengan semua
suplai dan kebutuhan Oksigen yang berat seperti mencuci penjelasan yang diberikan oleh
perawat
-KIE ibu agar mengkonsumsi makanan TKTP serta buah S; ????
dan sayur sebagai sumber energi O: ?????
A: ???
-Anjurkan klien untuk memilih aktifitas yang konsisten P:??????
sesui kemampuan fisik serta anjurkan suami untuk
membantu aktifitas klien

- Menganjurkan klien agar luangkan waktu untuk ber


istirahat (tidur siang) atau beristirahat jika merasa
Lelah/capek

-Memberikan terapi vitamin bcom 3x1


3 Resiko Infeksi dihubungkan dengan -Mempertahankan Teknik aseptic dengan mencuci tangan  -Perawat mencuci tangan sebelum
Ketidakadekuat pertahanan tubuh sebelum dan setelah melakukan Tindakan keperawatan dan sesudah melakukan
sekunder ( penurunan Hemoglobin) pemeriksaan kehamilan serta
-KIE Ibu agar meninggkatkan intake Nutrisi terutama menggunakan masker dan sarung
buah dan sayur tangan

-Menginformasikan tanda dan gejala infeksi kepada -Ibu dan suami mengerti dan
pasien dan keluarga dan segera ke Faskes jika adanya kooperatif dengan semua penjelasan
tanda dan gejala infeksi seperti peningkatan suhu tubuh perawat
S; ????
-Mengajurkan pasien untuk selalu menjaga personal O: ?????
hygiene A: ???
P:??????
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI Edisi 1 Cetakan III. Agustus 2017, Defenisis dan Indikator
Diagnostik
T, heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2015-2017. Diagnosis Keperawatan
(NANDA).Defenisi dan klasifikasi, edisi 10. Penerbi Buku kedokteran. Jakarta : EGC
Bothamley, judy dan Maureen boyle. 2011. Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC

M, Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.
Jakarta: EGC

Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis dan NANDA.

Anda mungkin juga menyukai