1. DEFINISI
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung eritrosit (red cell
count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus
diingat terdapat keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan
massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu
dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai pada label anemia tetapi harus dapat
ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut. (Sudoyo Aru,dkk 2009)
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12
gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada
trimester II (Saifuddin, 2002).
Dapat disimpulkan bahwa anemia adalah penurunan kadar sel darah merah (Hb) dibawah
rentang normal.
2. ETIOLOGI
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998)
penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
3. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut:
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu,
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr
%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram
asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,
dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan
keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan
untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
PENATALAKSAAN
krining rutin
1. Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah pembekuan
darah sebelumnya.
TERAPI ANEMIA:
1. Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat.
3. Sarankan suplemen zat besi sebagai tambahan vitamin paranatal. Kebutuhan zat besi
saat kehamilan adalah 60 mg unsure zat besi.
· Vitamin C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi disertai jus yang tinggi
vitamin C atau tablet vitamin C.
· Lebih baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau makanan daripada tidak
mengkonsumsi sama sekali.
4. Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27% pertimbangkan anemia megaloblastik. Kelola pasien ini
menurut panduan terapi anemia.
5. Bila kadar Hb <9 g/dl dan Ht ≤27% saat mulai persalinan, pertimbangkan pemberian
cairan IV atau heparin lock saat persalinan.
7. Kini program nasional mengajukan kombinasi 60 mg besi dan 50µg asam folat untuk
profilaksis anemia.
8. Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g
%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada gastrointestinal,
anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk
mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi, dapat diberikan
seluruh dosis.
1) Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
4. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
a. Gambaran klinis
Gejala
2. Anoreksia
Morfologi
2. Kadar Hb dan Ht rendah serta tidak berespon terhadap terapi zat besi
Riwayat diet menunjukkan asupan rendah sayuran segar, protein hewani, atau keduanya.
b. Penatalaksanaan
1. Suplemen
· Satu sampai dua milligram asam folat per hari untuk memperbaiki defisiens asam
folat.
· Suplemen zat besi, dengan pertimbangan bahwa anemia megaloblastik jarang terjadi
tanpa anemia defisiensi zat besi.
2. Konseling gizi
2) Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah
baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
3) Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan
oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun
pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah
berulang dapat membantu penderita ini.
adalah suatu defek enzimatik yang terkait-kromosom X dan diturunkan, yang ditandai dengan
ketidak mampuan tubuh memproduksi enzim G6PD, yaitu enzim yang berfungsi sebagai
katalis penggunaan glukosa secara aerob oleh SDM. Anemia ini dapat ditemukan pada
keturunan Afrika-Amerika, Asia, dan Mediterania.
1. Insidens.
Dua persen dari semu wanta keturunan Afrika-Amerika menderita penyakit ini.
2. Etiologi.
Infeksi dan beberapa obat oksidik pada kondisi defisiensi G6PD akan memicu hemolisis
SDM yang megakibatkan anemia hemolitik ringan sampai berat.
3. Penatalaksanaan
· Bila pasien hamil, lakukan kultur dan sensitivitas (culture and sensitivity, C&S) urine
bulanan.
· Konsultasikan dengan dokter bila pasien dalam keadaan krisis atau mengalami anemia
berat.
· Aldomet
· Asam nalidiksik
· Asam para-aminosalisilat
· Aspirin
· Diafenilsulfon
· Fenasetin
· Isoniazid
· Kloramfenikol
· Kuinakrin (atabrine)
· Kuinidin
· Kuinin
· Kuinosid
· Methylene blue
5) Anemia: Pernisiosa
2. Gambaran Klinis
a. Anemia pernisiosa ditandai dengan SDM makrositik, yang bias juga normokrom atau
hipekrom.
b. SDM pada anemia sulit dibedakan dengan SDM pada defisiensi asam folat.
c. Terapi asam folat dapat menyamarkan anemia pernisiosa karena SDM menjadi
normositik, meskipun penyakit ini masih ada.
3. Diagnosis
a. Curigai adanya anemia pernisiosa bila setelah terapi asam folat, morfologi SDM
menjadi normal, namun hematokrit tdak meningkat.
b. Diagnosis ditegakkan bila terjadi perbaikan setelah percobaan terapi dengan 1000 mg
vitamin B12 per parenteral selama 3 bulan.
4. Penatalaksanaan
a. Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang sumber-sumber
vitamin B12 berikan konseling gizi.
· Morfologi normal
· Kadar Ht meningkat
a. Jenis
· Pada sifat (trait) sel sabit, ada satu gen normal dan satu gen Hb-S. gejala tidak tampak
kecuali pada keadaan deprivasi oksigen berat.
· Pada penyakit sel sabit, kedua gen adalah Hb-S. penyakit ini kronik dan melemahkan.
Angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi.
b. Insidens
2. Penatalaksanaan
· Bila uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.
· Bila gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke dokter.
· Bila gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara normal
selama kehamilan dan persalinan.
b. Pertimbangkan kultur dan sensitivitas urine bulanan karena peningkatan resiko ISK
selama kehamilan.
· Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada kemungkinan
bayinya menderita penyakit ini.
4. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin
yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke
seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang.
Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari
2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki
(Sjaifoellah, 1998).
5. PATWAYS
Kekurangan Nutrisi
Anemia (HB)
Adekuat
perifer
Penurunan transport O2
Resiko infeksi
Hipoksia
Lemah lesu
Gg fungsi otak
Ketidakefektifan perfusi
Jaringan perifer
anoreksia
tubuh
Intoleransi aktivitas
· Sering pusing,
· Mata berkunang-kunang,
· Malaise,
· Lidah luka,
· Konsentrasi hilang,
Hitung sel darah lengkap dan Apusan darah: untuk tujuan praktis, maka anemia selama
kehamilan dapat didefinisikan sabagai hemoglobin kurang dari pada 10 atau 11 gr/100 ml dan
hematokrit kurang dari pada 30% sampai 33% .
Apusan darah tepi memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis leukosit dan
perkiraan keadekutan trombosit.
9. PENATALAKSANAAN
1. Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit, anemia glukosa-
6-fosfat dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik herediter lain.
1. Morfologi
· Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM) yang sehat dan matang
3. Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat menunjukkan hipovolemia.
Waspada dehidrasi dan preklamsi
4. Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan keadaan yang normal dan
sehat.
5. Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32% menunjukkan kadar yang rendah, namun
masih normal.
· Berikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari, atau satu kapsul time-release, seperti
Slow-Fe setiap hari
7. Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan Ht 27%-30% dapat menunjukkan anemia megaloblastik.
8. Kadar Hb <9g/dl dengan Ht <27% atau anemia yang tidak berespon terhadap
pengobatan di atas, diperlukan langkah-langkah berikut:
- Hitung trombosit
c. Bila pasien hamil, periksa kadar hematokrin pda awal kunjungan , yaitu 28 minggu
kehamilan dan 4 minggu setelah memulai terapi.
NB LP:
1. Untuk patofisiologi di buat sebaik mungkin sehingga yang membaca tidak bingung.
2. Untuk Asuhan Keperawatan secara teori pada LP dilengkapi terlebih dahulu sehingga
dlm pembuatan Askep/Resume dapat dijadikan sebagai patokan, diagnose
keperawatan apa saja yang biasanya terjadi pada Pasien dengan Anemia.
RESUME ANC IBU DENGAN ANEMIA
DI PUSKESMAS RAWAT JALAN NAMLEA
PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 12 Agustus 2020
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Ibu : Ny. U
Umur : 37 th
Agama : Islam
Suku/ : Bugis/ Indonesia
bangsa
Pendidikan : DIII
Pekerjaan : Honorer
Alamat : BTN Dermaga
Namlea
2. Keluhan utama
Alasan kunjungan : untuk memeriksakan kehamilannya
Keluhan Utama : ibu mengatakan sering pusing , merasa cepat lelah dan lemas.
3. Riwayat kebidanan
a. Riwayat menstruasi
· Menarchea : 12 th
· Siklus :28 hari
· Banyaknya : 1 Softek penuh hari 1-3, 4 - 7 biasa
· warna darah: hari 1 -3 merah kental, 4 – 7 kecoklatan
· Disminorhoe : hari pertama
· Lamanya : 6- 7 hari
· HPHT : ? April 2020
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tgl lahir Tempat Bayi
Usia Jenis
No Persalina Penolong
Umur Kehamilan Persalinan BB Keadaaan
n
c. Auskultasi
Pernafasan : normal ( tidak ada whezzing atau ronchi )
DJJ : (-)
d. Perkusi
Reflek patella : ka/ki (+)/(+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gol darah :O
Hb : 8 gr/dl
DDR : Neg
HbSAg : Neg
TERAPI:
-Bcom 3x1
-B6 3x1
- SF 1x1
ANALISA DATA
DO:
-T/D : 90/60 mmhg
- konjungtifa pucat
-Muka Pucat
- HB : 8 gr
DS: Ketidakseimbangan Intoleransi Aktifitas
-Merasa lemas antara suplai dan
-pusing kebutuhan Oksigen
-Merasa Lelah setelah
beraktifitas
-Aktifitas di bantu oleh suami
DO:
-T/D: 90/60 mmhg
-HB : 8 gr
DS: Ketidakadekuat Resiko Infeksi
-Merasa lemas pertahanan tubuh
- konjungtiva pucat sekunder ( penurunan
Hemoglobin)
DO:
HB: 8 gr
T/D: 90/60 mmhg
G:5,P:4, A:1
Catatan Perbaikan:
1. Untuk DX.1 PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF diangkat apabila ada data yang
mendukung misalnya CRT >3 detik atau nadi perifer menurun. Didukung dengan data
tambahan hasil pemeriksaaan Lab HEMATOKRIT, tamabahan Satu rasi oksegen
kalau ada.
2. Untuk resiko infeksi. Terlebih dulu mengatahui apa saja tanda2 infeksi. Sehingga
dalam pembuatan diagnosa terdapat banyak data yang kita gunakan sebagai data
pendukung penetapan diagnose yang diangkat.
Contoh untuk tanda2 infeksi. Apakah terdapat luka atau melakukan transfusi darah atau
tidak? Infeksi dalam hal yg dimaksud apa? Apakah anda peningkatan Leukosit?
3. bagaimana respon pasien pada saat mengalami pusing. Apa cara pasien untuk
mengatasi keluhannya saat itu? Apakah langsung menghubungi tenaga kesehatan atau
pasien pernah meminum ramuan2 khusus yang dibuat secara tradisional? Bagaiman
sumber informasi kesehatan yang didapat oleh pasien?
DIGNOSA KEPERAWATAN
Catatan Perbaikan:
1. Sesuaikan data subjektif dan data pasien dalam menentukan diagnose. Kemudian menyusun intervensi minimal 4 intervensi yang
didalam terdiri dari, IDENTIFIKASI, TINDAKAN PERAWAT MANDIRI PERAWAT, KOLABORASI, DAN PENDIDIKAN
KESEHATAN YANG HARUS DIBERIKAN KE PASIEN. KEMUDIAN DILANJUTKAN DENGAN IMPLEMENTASI
MEMPERHATIKAN PADA KRITERIA HASIL YANG AKAN DICAPAI PADA SAAT MELAKUKAN IMPLEMENTASI.
IMPLEMENTASI
No DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1 (SDKI) - Memeriksakan TTV Klien T/D: 90/60 mmhg
Perfusi Perifer Tidak Efektif Hasil: apa yang didapatkan setelah melaukakan tindakan Nadi: 85x/m
berhubungan dengan Penurunan di atas????? Suhu:36,3derajat C
Konsentrasi Hemoglobin - KIE ibu agar sering memeriksakan kehamilannya serta RR: 28x/m
mengontrol kadar HB rutin ke Faskes HB: gr/dl
Hasil: ???? S : Ibu mengatakan mengerti
tentang penjelasan yang diberikan
Cantumkan waktu pelaksanaan atau pemriksaan.
oleh petugas.
O : - pasien dapat mengerti
dan memahami penjelasan yang
-Memberikan obat SF (1 bks: 30 tab) dan menganjurkan
diberikan oleh petugas.
ibu minum setiap hari (malam) sampai habis sampai - Pasien dapat mengulangi
penjelasan yang diberikan oleh
melahirkan
petugas.
A : Ibu menerima dan
memahami kondisi kehamilan.
P : Kontrol ulang 1 bulan lagi.
2 Intoleransi Aktifitas berhubungan -Mengkaji adanya factor yang menimbulkan kelelahan: Ibu dan suami mengerti adan
dengan Ketidakseimbangan antara Klien merasa capek setelah melakukan kegiatan fisik Kooperatif dengan semua
suplai dan kebutuhan Oksigen yang berat seperti mencuci penjelasan yang diberikan oleh
perawat
-KIE ibu agar mengkonsumsi makanan TKTP serta buah S; ????
dan sayur sebagai sumber energi O: ?????
A: ???
-Anjurkan klien untuk memilih aktifitas yang konsisten P:??????
sesui kemampuan fisik serta anjurkan suami untuk
membantu aktifitas klien
-Menginformasikan tanda dan gejala infeksi kepada -Ibu dan suami mengerti dan
pasien dan keluarga dan segera ke Faskes jika adanya kooperatif dengan semua penjelasan
tanda dan gejala infeksi seperti peningkatan suhu tubuh perawat
S; ????
-Mengajurkan pasien untuk selalu menjaga personal O: ?????
hygiene A: ???
P:??????
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI Edisi 1 Cetakan III. Agustus 2017, Defenisis dan Indikator
Diagnostik
T, heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2015-2017. Diagnosis Keperawatan
(NANDA).Defenisi dan klasifikasi, edisi 10. Penerbi Buku kedokteran. Jakarta : EGC
Bothamley, judy dan Maureen boyle. 2011. Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC
M, Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.
Jakarta: EGC
Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis dan NANDA.