Pembimbing :
dr. Fitri Yulianti, Sp.OG
Disusun oleh :
Indra Wesly Simamora (G1A218088)
*Bab I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Latar Belakang
• Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang dari
normal.
• Berdasarkan WHO batas normal hemoglobin untuk ibu hamil adalah 11gr%.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, definisi anemia
dalam kehamilan adalah seperti yang berikut :
1. Hb kurang dari 11,0 gr/dL di trimester pertama dan ketiga
2. Hb kurang dari 10,5 gr/dL di trimester kedua
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
1) Didapatkan
Anemia defisiensi besi 2) Herediter
Anemia karena kehilangan darah Thalasemia
secara akut Hemoglobinopati lain
Anemia karena inflamasi atau Hemoglobinopati sickle cell
keganasan Anemia hemolitik herediter
Anemia megaloblastik
Anemia hemolitik
Anemia aplastik
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi
• Peningkatan produksi sel darah merah > janin > kenaikan volume darah >
meningkatkan kebutuhan zat besi.
• Pada trimester pertama kehamilan > zat besi yang dibutuhkan sedikit
• Pada awal trimester kedua pertumbuhan janin sangat cepat > kebutuhan
oksigen meningkat > kebutuhan zat besi semakin meningkat > terjadinya
anemia terutama anemia defisiensi besi.
• Pada kehamilan terjadi proses hemodilusi > Volume plasma meningkat >
menurunkan hematokrit, konsentrasi hemoglobin darah, dan hitung
eritrosit maka timbullah anemia.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis
Anemia Megaloblastik
Anemia Defisiensi Besi Defisiensi penggunaan oksigen
Anamnesis
Keluhan : pucat, lelah, anoreksia, lemah, lesu, sesak, berdebar-debar,
muntah-muntah, diare.
Pemeriksaan Fisik
edema kaki, tanda malnutrisi seperti anoreksia, depresi mental, glossitis,
ginggivitis, stomatitis, koilonikia, pika, gastritis, termogenesis yang terganggu,
penyakit kuning, hepatomegali dan splenomegali sesuai dengan derajat
anemia yang diderita.
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan dengan alat Sahli
Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Anemia ringan : Hb 10 – 11 gr%
b) Anemia sedang: Hb 7 – 10 gr%
c) Anemia berat : Hb < 7 gr%.
TINJAUAN PUSTAKA
Anemia defisiensi besi dalam kehamilan
• Zat besi rata-rata yang dibutuhkan untuk wanita hamil adalah 800 mg, 300
mg adalah untuk janin dan plasenta, dan 500 mg ditambahkan untuk
hemoglobin ibu. Hampir 200 mg zat besi hilang saat perdarahan persalinan
dan post partum.
• Hampir semua kebutuhan zat besi terjadi pada paruh kedua kehamilan yaitu
ketika pembentukan organ janin terjadi.
• Rata-rata kebutuhan zat besi harian adalah antara 6 hingga 7 mg
dibandingkan pada kondisi yang normal yaitu 1 mg / hari.
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis Anemia defisiensi besi
TINJAUAN PUSTAKA
Tatalaksana Anemia defisiensi besi
Dosis Pencegahan
Diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb. Dosisnya yaitu 1
tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat)
Dosis Pengobatan
Diberikan pada sasaran (Hb < ambang batas) yaitu bila kadar Hb < 11gr%
pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya
Protokol Iron Dextran
Indikasi :
Pengobatan anemia defisiensi besi pada pasien yang tidak dapat mengabsorbsi zat
besi secara oral.
Kontraindikasi :
1. Hipersensitif pada iron dextran complex
2. Digunakan secara hati-hati pada penderita dengan asma, gangguan hepar,
dan arthritis rheumatoid.
Dosis :
Tes Dosis :
1. 0,5 mL i.v/i.m untuk permulaan terapi
2. Untuk i.v dosis, dilusi 25mg/0,5 mL dalam 50 mL isotonic saline solution
dan infus sekitar 15 menit.
3. Sediakan epinephrine di samping penderita. Observasi penderita selama 30
menit untuk melihat ada tidaknya reaksi anafilaktik.
Dosis (mL) :
1. 0,0476 x berat badan (kg) x (14,8 – observasi Hgb) + (1mL/5kg hingga
maksimum 14mL untuk penyimpanan zat besi)
2. Dosis maksimum i.v = 3000mg (60 mL)
3. Dilusi jumlah dosis di dalam 250 - 1000mL isotonic saline solution.
Volume yang sering digunakan 500mL
4. Konsentrasi maksimum = 50 mg/mL
5. Infus selama 1-6 jam (kecepatan tidak lebih dari 50mg/min). Batas waktu
infus yang sering digunakan sekitar 2-3 jam. Observasi pasien untuk
25mL yang pertama untuk mengobservasi ada tidaknya reaksi alergik.
Jangan menambah iron dextran pada total nutrisi parent eral.
Efek samping:
1. Kardiovaskular : flushing, hipotensi, kolaps kardiovaskular (<1%)
2. Sistem saraf pusat : pusing, demam, nyeri kepala (>10%), menggigil(<1%)
3. Dermatologik : urtikaria, flebitis (<1%), kelainan pewarnaan pada kulit
(hipopigmentasi, hiperpigmentasi).
4. Gastrointestinal : nausea, muntah, perubahan warna pada urin (1 -10%)
5. Respiratorik : diaphoresis (>10%).
Catatan : diaphoresis, urtikaria, demam, menggigil, dan pusing mungkin timbul
24-48 jam pertama setelah diberikan i.v dan 3 -4 hari setelah i.m. Reaksi
anafilaktik terjadi dalam menit-menit pertama setelah disuntik.
TINJAUAN PUSTAKA
Komplikasi