Anda di halaman 1dari 21

Case Report Session (CRS)/ REFARAT

ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM KEHAMILAN

Pembimbing :
dr. Fitri Yulianti, Sp.OG

Disusun oleh :
Indra Wesly Simamora (G1A218088)
*Bab I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Latar Belakang

1. Penyebab utama kematian ibu secara langsung adalah perdarahan 28%,


eklampsia 24%, dan infeksi 11%, dan penyebab tidak langsung adalah
anemia 51%
2. WHO memperkirakan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di negara
maju sebesar 14% dan di negara berkembang sebesar 51%
3. Faktor nutrisi utama yang mempengaruhi terjadinya anemia adalah zat
besi, asam folat dan vitamin B12
4. Anemia yang sering ditemukan dalam kehamilan adalah anemia defisiensi
besi.
*Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

• Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang dari
normal.
• Berdasarkan WHO batas normal hemoglobin untuk ibu hamil adalah 11gr%.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, definisi anemia
dalam kehamilan adalah seperti yang berikut :
1. Hb kurang dari 11,0 gr/dL di trimester pertama dan ketiga
2. Hb kurang dari 10,5 gr/dL di trimester kedua
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi

1) Didapatkan
Anemia defisiensi besi 2) Herediter
Anemia karena kehilangan darah Thalasemia
secara akut Hemoglobinopati lain
Anemia karena inflamasi atau Hemoglobinopati sickle cell
keganasan Anemia hemolitik herediter
Anemia megaloblastik
Anemia hemolitik
Anemia aplastik
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi

• Frekuensi anemia dalam kehamilan di seluruh dunia cukup tinggi yaitu


berkisar antara 10-20%
• Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan
anemia dalam kehamilan yang penyebabnya merupakan defisiensi zat
besi.
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi

• Peningkatan produksi sel darah merah > janin > kenaikan volume darah >
meningkatkan kebutuhan zat besi.
• Pada trimester pertama kehamilan > zat besi yang dibutuhkan sedikit
• Pada awal trimester kedua pertumbuhan janin sangat cepat > kebutuhan
oksigen meningkat > kebutuhan zat besi semakin meningkat > terjadinya
anemia terutama anemia defisiensi besi.
• Pada kehamilan terjadi proses hemodilusi > Volume plasma meningkat >
menurunkan hematokrit, konsentrasi hemoglobin darah, dan hitung
eritrosit maka timbullah anemia.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

Kekurangan Asam Folat Kekurangan Protein Kekurangan zat besi

Berkurangnya pembentukan dan terjadinya Pembentukan tissue respiratory enzymes


kelainan sel darah merah Pembentukan hemoglobin berkurang
berkurang

Anemia Megaloblastik
Anemia Defisiensi Besi Defisiensi penggunaan oksigen

Defisiensi pengangkutan oksigen di dalam darah

Gejala Klinis Anemia


TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

Tanda dan gejala klinisnya adalah :


a) Anemia ringan: adanya pucat, lelah, anoreksia, lemah, lesu, dan sesak.
b) Anemia sedang: adanya lemah dan lesu, palpitasi, sesak, edema kaki, dan
tanda malnutrisi seperti anoreksia, depresi mental, glossitis, ginggivitis,
emesis atau diare.
c) Anemia berat : adanya gejala klinis seperti anemia sedang dan ditambah
dengan tanda seperti demam, luka memar, stomatitis, koilonikia, pika,
gastritis, termogenesis yang terganggu, penyakit kuning, rambut halus dan
rapuh, hepatomegali dan splenomegali bisa membawa seorang dokter untuk
mempertimbangkan kasus anemia yang lebih berat
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis

Anamnesis
Keluhan : pucat, lelah, anoreksia, lemah, lesu, sesak, berdebar-debar,
muntah-muntah, diare.

Pemeriksaan Fisik
edema kaki, tanda malnutrisi seperti anoreksia, depresi mental, glossitis,
ginggivitis, stomatitis, koilonikia, pika, gastritis, termogenesis yang terganggu,
penyakit kuning, hepatomegali dan splenomegali sesuai dengan derajat
anemia yang diderita.
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan dengan alat Sahli
Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Anemia ringan : Hb 10 – 11 gr%
b) Anemia sedang: Hb 7 – 10 gr%
c) Anemia berat : Hb < 7 gr%.
TINJAUAN PUSTAKA
Anemia defisiensi besi dalam kehamilan

• Anemia dalam kehamilan yang paling sering ditemukan adalah anemia


akibat kekurangan zat besi.
• Penyebab :
a) Kurangnya intake unsur zat besi dalam makanan.
b) Gangguan absorpsi zat besi
c) Kebutuhan besi yang meningkat
d) Banyaknya zat besi keluar dari tubuh : perdarahan

• Penggunaan zat besi yang diabsorpsi di dalam tubuh meningkat dari


0.8mg/hari di awal kehamilan hingga 7.5mg/hari pada trimester akhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Anemia defisiensi besi dalam kehamilan

• Zat besi rata-rata yang dibutuhkan untuk wanita hamil adalah 800 mg, 300
mg adalah untuk janin dan plasenta, dan 500 mg ditambahkan untuk
hemoglobin ibu. Hampir 200 mg zat besi hilang saat perdarahan persalinan
dan post partum.
• Hampir semua kebutuhan zat besi terjadi pada paruh kedua kehamilan yaitu
ketika pembentukan organ janin terjadi.
• Rata-rata kebutuhan zat besi harian adalah antara 6 hingga 7 mg
dibandingkan pada kondisi yang normal yaitu 1 mg / hari.
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis Anemia defisiensi besi
TINJAUAN PUSTAKA
Tatalaksana Anemia defisiensi besi

Dosis Pencegahan
Diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb. Dosisnya yaitu 1
tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat)

Dosis Pengobatan
Diberikan pada sasaran (Hb < ambang batas) yaitu bila kadar Hb < 11gr%
pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya
Protokol Iron Dextran
Indikasi :
Pengobatan anemia defisiensi besi pada pasien yang tidak dapat mengabsorbsi zat
besi secara oral.
Kontraindikasi :
1. Hipersensitif pada iron dextran complex
2. Digunakan secara hati-hati pada penderita dengan asma, gangguan hepar,
dan arthritis rheumatoid.
Dosis :
Tes Dosis :
1. 0,5 mL i.v/i.m untuk permulaan terapi
2. Untuk i.v dosis, dilusi 25mg/0,5 mL dalam 50 mL isotonic saline solution
dan infus sekitar 15 menit.
3. Sediakan epinephrine di samping penderita. Observasi penderita selama 30
menit untuk melihat ada tidaknya reaksi anafilaktik.
Dosis (mL) :
1. 0,0476 x berat badan (kg) x (14,8 – observasi Hgb) + (1mL/5kg hingga
maksimum 14mL untuk penyimpanan zat besi)
2. Dosis maksimum i.v = 3000mg (60 mL)
3. Dilusi jumlah dosis di dalam 250 - 1000mL isotonic saline solution.
Volume yang sering digunakan 500mL
4. Konsentrasi maksimum = 50 mg/mL
5. Infus selama 1-6 jam (kecepatan tidak lebih dari 50mg/min). Batas waktu
infus yang sering digunakan sekitar 2-3 jam. Observasi pasien untuk
25mL yang pertama untuk mengobservasi ada tidaknya reaksi alergik.
Jangan menambah iron dextran pada total nutrisi parent eral.
Efek samping:
1. Kardiovaskular : flushing, hipotensi, kolaps kardiovaskular (<1%)
2. Sistem saraf pusat : pusing, demam, nyeri kepala (>10%), menggigil(<1%)
3. Dermatologik : urtikaria, flebitis (<1%), kelainan pewarnaan pada kulit
(hipopigmentasi, hiperpigmentasi).
4. Gastrointestinal : nausea, muntah, perubahan warna pada urin (1 -10%)
5. Respiratorik : diaphoresis (>10%).
Catatan : diaphoresis, urtikaria, demam, menggigil, dan pusing mungkin timbul
24-48 jam pertama setelah diberikan i.v dan 3 -4 hari setelah i.m. Reaksi
anafilaktik terjadi dalam menit-menit pertama setelah disuntik.
TINJAUAN PUSTAKA
Komplikasi

3) Pengaruh Anemia pada


1) Pengaruh Anemia terhadap 2) Pengaruh Anemia saat Nifas
Kehamilan terhadap Persalinan a) Terjadi subinvolusi uteri
a) Abortus (keguguran) a) Gangguan his yang menimbulkan
b) Persalinan prematur b) Kala II dapat perdarahan post partum
c) Gangguan pertumbuhan berlangsung lama b) Memudahkan infeksi
janin dan partus lama puerpuerium
d) Ancaman dekompensasi c) Kala uri dapat c) Pengeluaran ASI
kordis (Hb < 6 gr%) diikuti retensio berkurang
e) Mudah terjadi infeksi plasenta dan d) Terjadinya
f) Hyperemesis gravidarum kelemahan his. dekompensasi kordis.
g) Perdarahan sebelum
persalinan
h) Ketuban pecah dini. 4) Pengaruh Anemia terhadap Janin
a) Kematian janin dalam kandungan
b) Berat bayi lahir rendah
c) Kelahiran dengan anemia
d) Cacat bawaan
e) Mudah terinfeksi hingga kematian perinatal
f) Inteligensi yang rendah
TINJAUAN PUSTAKA
Prognosis

• Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan pada umumnya baik


bagi ibu dan anak.
• Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa pendarahan banyak
atau adanya komplikasi lain.
*Bab III
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Anemia dalam kehamilan memberi resiko pada ibu dan janin


sehingga setiap wanita hamil perlu diberi sulfas ferrosus atau
glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari.
• Apabila pengobatan anemia dengan zat besi tidak memberikan
hasil yang memuaskan, maka harus ditambah dengan asam
folat.
• wanita dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi
protein serta sayuran yang mengandung banyak mineral dan
vitamin

Anda mungkin juga menyukai