DI PUSKESMAS LEYANGAN
Disusun oleh :
Kiki Wahyuni
152211145
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia-
Nya, penulis menyusun laporan kasus ini yang berjudul "Asuhan Kebidanan Ny.D usia 23 tahun G2
P1 A0 UK 37-38 Minggu dengan Anemia ringan di Puskesmas Leyangan."
Penulisan laporan kasus ini diajukan guna memenuhi tugas kuliah. Penulis sangat berharap
semoga laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan dan informasi terbaru lainya. Bahkan kami
berharap laporan kasus ini dapat di jadikan acuan dalam mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan
dengan laporan kasus yang penulis lampirkan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua
pihak sangat diharapkan demi perbaikan makalah kasus ini di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...................................................................................
B. TUJUAN........................................................................................................
A. HASIL............................................................................................................
B. PEMBAHASAN............................................................................................
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia pada masa kehamilan menjadi masalah utama di dunia hingga pada saat ini. Anemia
merupakan suatu penyakit yang dapat terjadi pada masa kehamilan yang diakibatkan karena ibu
kekurangan zat besi. Ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang manfaat zat besi akan
menunjukkan perilaku yang tidak sesuai anjuran, sehingga diperlukan informasi yang lengkap tentang
manfaat zat besi. Anemia pada masa kehamilan dikatakan sebagai kondisi ketika kadar hemoglobin ≤
11gr%.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indicator Angka Kematian
Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan social ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber
daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut Potensial Danger to Mother and Child. Anemia pada
masa kehamilan merupakan masalah Kesehatan yang penting dalam upaya meningkatkan derajat
Kesehatan masyarakat sehubung dengan Kesehatan ibu dan anak.
Micronutrient and Child Blindness Project and Food & Nutrition Technical Assistance
melaporkan bahwa sekitar 50% anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi. Ini dikarenakan pada ibu
hamil terjadi dua kali lipat peningkatan kebutuhan zat besi yang diakibatkan oleh peningkatan volume
darah tanpa ekspansi volume plasma yang digunakan untuk membantu ibu agar tidak kehilangan
darah saat melahirkan dan membantu dalam pertumbuhan janin.
Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi
ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan
pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan
anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2011 menunujukkan cakupan
ibu hamil yang mengalami anemia tertinggi di Puskesmas Bangetayu yaitu sebesar 67,01%,
Puskesmas Ngemplak sebesar 64,59%, Puskesmas Purwoyoso sebesar 57,53 %, Puskesmas
Pandanaran sebesar 54,75%, dan Puskesmas Karangayu 45,77%. Dari uraian tersebut kejadian anemia
tertinggi di Kota Semarang adalah di Kecamatan Genuk yaitu di Puskesmas Bangetayu dari 288 ibu
hamil yang diukur Hb nya terdapat 193 (67,01%) ibu hamil yang anemia
Anemia dalam kehamilan karena defisiensi zat besi atau pendarahan akut dikaitkan dengan
angka kematian ibu AKI yang menujukkan 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada tahun 2015, angka tersebut tidak
mencapai target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 yaitu menurunkan AKI menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup dan masih jauh dari target SDGs (Sustainable Development Goals)
ke-3 yaitu mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2030.
A.Tujuan
Laporan kasus ini di susun untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Anemia adalah suatu kondisi ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi
pengangkut oksigen dalam darah yakni Hemoglobin tidak memenuhi untuk
kebutuhan fisiologis tubuh. Anemia adalah suatu keadaaan ketika kadar hemoglobin (Hb)
di dalam darah lebih kurang dibandingkan nilai normal bagi kelompok orang berdasarkan
umur dan jenis kelamin. Anemia gizimerupakan keadaan dimana kadar hemoglobin yang
lebih rendah dibandingkan normalsebagai bentuk penyebab ketidakmampuan jaringan
pembentuk sel darah merah untukmemproduksi sel darah merah guna mempertahankan
kadar hemoglobin pada tingkat normal.
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat kekurangan zat
besi
sehingga proses pembentukan eritrosit (sel-sel darah merah) dan fungsi lain dalam tubuh
mengalami gangguan. Anemia dapat ditandai dengan munculnya beberapa gejala seperti
sering lesu, lemah, pusing, penglihatan berkunang-kunang serta wajah pucat. Munculnya
beberapa gejala ini tentunya akan berdampak pada penurunan daya imunitas tubuh
sehingga menyebabkan tubuh lebih mudah terserang penyakit dan menyebabkan
menurunnya aktivitas dan sulit berkonsentrasi.
Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi tubuh dari ibu hamil dengan kadar
hemoglobin dalam darah <11 gr/ 100 milimeter pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb
<10,5
gr/ 100 milimeter pada periode trimester ke II . Nilai batas tersebut
beserta perbedaannya dengan wanita yang tidak hamil disebabkan karena adanya proses
hemodilusi, terutama pada periode trimester II. Selama kehamilan, ibu hamil mengalami
proses peningkatan plasma darah hingga mencapai 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya
bertambah sampai 19%. Akibatnya, tingkat anemia pada kehamilan cukup tinggi.
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan oleh adanya kekurangan nutrisi zat
besi mencapai sekitar 95% (Nugroho, T, 2014). Ibu hamil sangat mudah terkena anemia
defisiensi besi karena pada kehamilan, kebutuhan akan oksigen jauh lebih tinggi daripada
wanita normal sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume
plasma mengalami peningkatan dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan
peningkatan sel darah merah sehingga terjadi penurunan konsentrasi dari hemoglobin
akibat proses hemodilusi.
Cadangan dari zat besi yang disimpan pada ibu hamil dapat rendah karena adanya
diet yang buruk. Kehamilan dapat meningkatan kebutuhan akan zat besi lebih banyak dua
sampai tiga kali lipat. Zat besi diperlukan untuk produksi sel darah merah tambahan,
untuk enzim tertentu yangdibutuhkan jaringan di seluruh tubuh, janin dan plasenta, serta
untuk menggantikan peningkatan kehilangan harian yang normal.
Kebutuhan akan zat besi pada janin paling besar ditemukan selama empat pekan
terakhir dalam kehamilan, dan kebutuhan akan zat besi ini akan terpenuhi dengan cara
mengorbankan kebutuhan zat besi dari ibu. Kebutuhan zat besi selama kehamilan
tercukupi sebagian karena tidak terjadi proses menstruasi dan pada mukosa usus terjadi
peningkatan absorbsi zat besi dari makanan yang dikonsumsi walaupun juga bergantung
hanya pada cadangan besi ibu. Zat besi yang terkandung dalammakanan yang dikonsumsi
hanya diserap sekitar 10%, dan diet biasa tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi dari
ibu hamil.
Kebutuhan zat besi yang tidak memenuhi selama kehamilan akan menimbulkan
konsekuensi berupa anemia defisiensi besi sehingga dapat membawa pengaruh negative
baik pada ibu maupun janin. Ketika terjadi anemia defisiensi besi, hal ini akan
menyebabkan timbulnya komplikasi pada kehamilan maupun proses persalinan.
Langkah 7: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai denga kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam maslah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat di anggap efektif juka
memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Adapun kemungkinan bahwa
sebagian rencana tersebut lebih efektif sedang sebagian belum efektif
(Jannah 2013).
Pada prinsip tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap
klien untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana yang
dilakukan. Untuk menilai ke efektifan tindakan yang diberikan, bidan
dapat menyimpulkan jumlah kadar Hb dengan melakukan pemeriksaan
laboratorium kembali.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat kekurangan zat besi
sehingga proses pembentukan eritrosit (sel-sel darah merah) dan fungsi lain dalam
tubuh mengalami gangguan. Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi tubuh dari
ibu hamil dengan kadar hemoglobin dalam darah <11 gr/ 100 milimeter pada
trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 gr/ 100 milimeter pada periode trimester ke II .
Sirkulasi darah ibu sangat dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan peredaran
darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan asupan pertumbuhan dan perkembangan
janin yang ada di dalam rahim seorang ibu, terjadi relasi langsung antara pembuluh
darah arteri dan pembuluh darah vena pada sirkulasi darah retro-plasenta, adanya
pengaruh hormon estrogen dan hormon progesteron yang semakin meningkat.
Kebutuhan akan zat besi pada janin paling besar ditemukan selama empat pekan
terakhir dalam kehamilan, dan kebutuhan akan zat besi ini akan terpenuhi dengan
cara mengorbankan kebutuhan zat besi dari ibu. Kebutuhan zat besi selama kehamilan
tercukupi sebagian karena tidak terjadi proses menstruasi dan pada mukosa usus
terjadi peningkatan absorbsi zat besi dari makanan yang dikonsumsi walaupun juga
bergantung hanya pada cadangan besi ibu.
Anemia dalam kehamilan berhubungan dengan hasil kehamilan yang tidak
menguntungkan Gejala klinisnya bisa seperti pembatasan dari pertumbuhan dan
perkembangan janin, persalinan prematur, berat bayi lahir rendah, timbulnya
gangguan laktasi, hubungan yang buruk antara ibu atau bayi, risiko terkena depresi
postpartum, serta dapat meningkatkan kematian janin dan neonatal.
B. SARAN
Perlu dilakukan penyuluhan dan konseling kepada ibu hamil sejak kehamilan awal dan
juga kepada calon pengantin tentang anemia, resiko anemia pada kehamilan, dan upaya-
upaya pencegahan maupun penaggulangan yang dapat dilakukan, sehingga kejadian
anemia pada ibu hamil dapat dicegah yang selanjutnya diharapkan ibu maupun bayi sehat
dan tidak terrjadi komplikasi yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anemia, K., Ibu, P., Purbadewi, L., Noor, Y., & Ulvie, S. (2013). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Anemia Dengan terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan .
Apabila ibu hamil mengetahui dan accidental sampling yaitu teknik. 2(April), 31–39.
Ardiaria, M. (2017). Asupan Mikronutrien Dan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Kota
Semarang. JNH (Journal of Nutrition and Health), 5(1), 12–17.
Kurniati, I. (2020). Anemia Defisiensi Zat Besi ( Fe ). Jurnal Kedokteran Universitas Lampung,
4(1), 18–33.
Liow, F. M., Kapantow, N. H., & Malonda, N. (2012). Hubungan antara status sosial ekonomi
dengan anemia pada ibu hamil di desa sapa kecamatan tenga kabupaten minahasa selatan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(1), 1–10.
https://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/M.-Liow.pdf
Qudsiah, Chadlirotul, S., Djarot, H. S., & Nurjanah, S. (2015). Hubungan antara paritas dan
umur ibu dengan anemia pada ibu hamil trimester III 2012 (Studi Kasus di Puskesmas
Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang). PhD Proposal, 2(1), 20–25.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/815/868