Anda di halaman 1dari 29

“ASUHAHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN USIA KEHAMILAN

MINIMAL 24 MINGGU”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Mersiani Mora Lambu

NIM : PO5303203200732

TINGKAT : II B

MATA KULIAH : KEP. MATERNITAS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

TA. 2021/ 2022.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
anugerah kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun askep yang berjudul “ IBU HAMIL
DENGAN USIA KEHAMILAN MINIMAL 24 MINGGU”. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Askep ini masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun dalam pengajiannya,
maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun agar
kedepannya lebih baik lagi.

Penulis berharap askep ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya
dalam menambah pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan.

Waingapu, 1 Maret 2022

Penulis .
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

BAB I PENDAHALUAN……………………………………………………….......

A. Latar Belakang…….…………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..
C. Tujuan ……………………………………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………..

A. Definisi……………………………………………………………………..
B. Derajat Anemia……………………………………………………………
C. Etiologi ……………………………………………………………………..
D. Patofisiologi ………………………………………………………………..
E. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan……………………………………
F. Manifestasi Klien Anemia pada Ibu Hamil……………………………...
G. Pemeriksaan Diagnostik………………………………………………….
H. 9Komplikasi ………………………………………………………………..
I. Penatalaksanaa…………………………………………………………

BAB III ASKEP FIKTIF………………………………………………………

A. Pengkajian ……………………………………………………………..
B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………………..
C. Intervensi Keperawatan……………………………………………….
D. Implementasi …………………………………………………………..
E. Evaluasi ………………………………………………………………...

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………

A. Kesimpulan ……………………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi medis dapat memperburuk kehamilan. Kondisi medis yang paling sering muncul ialah
anemia, khususnya anemia yang disebabkan oleh defisiensi besi atau asam fola, penyakit atau
galur sel sabit (sickle cell trait) dan talasemia. Gangguan autoimun, pulmoner, saluran cerna,
integument, dan neorologi juga dapat ditemukan.  Aspek – aspek terkait kehamilan pada kondisi
ini dibahas dalam bagian berikut.

Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nosional 65% yang setiap
daerah mempunyai variasi berbeda.

Anemia, gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi sekurang
– kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih
tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan nilai hematologi normal.

Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung berupaya
mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini meningkatkan
kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang
menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.

Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia
melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko membutuhkan
transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi
besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan
berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat

B. Rumusan Masalah

Apa Perioritas masalah penyakit anemia pada ibu Hamil?


C.  Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai anemia pada ibu hamilTujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat memahami pengertian anemia


2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi anemia
3. Mahasiswa dapat menjelaskan hal – hal yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
4. Mahasiswa dapat membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada anemia.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi

Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sehingga kapasitas da

y angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang.selama kehamilan,indikasi anemia adalah jika konsentrasi HB kurang dari 10,5-11,0
g/dl(laros dalam trula myers,1998)

Anemia defisiensi besi yang terjadi akibat difisiensi makanan adalah bentuk anemia yang paling
umum pada ibu hamil(varney et al.,2004)

Anemia dapat mempengaruhi oksigen ibu dan janin dan dapat mengakibatkan berkurangnya
pertumbuhan janin,kelelahan ibu,dan komplikasi terkait,seperti prematuritas(graves &
barger .2001)

Kriteria anemia menurut WHO(1968) adalah :

1. Laki-laki dewasa : hemoglobin <13 g/dl


2. Wanita dewasa tidak hamil : hemoglobin < 12 g/dl
3. Wanita hamil : hemoglobin : , 11 g/dl
4. Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin , 12 g/dl
5. Anak umur 6 bulan -6 tahun : hemoglobin , 11 g/dl

Secara klinis kriteria anemia di indonesi umumnya adalah :

1. Hemoglobin < 10 g/dl


2. Hemotokrit < 30 %
3. Eritrosit < 2.8 juta/mm ( I made Bakta, 2003

B.DERAJAT ANEMIA

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO

1. Ringan Sekali : Hb 10 g/dl


2. Ringan:Hb 8 g/dl-9.9 g/dl
3. Sedang : Hb 6 g/dl -7.9 g/dl
4. Berat : Hb < 6 g/dl

Departemen kesehatan menetapkan derajat anemia  sebagai berikut

1. Ringan sekali : hb 11 g/dl – batas


2. Normal
3. Ringan : HB 8 g/dl – < 11 g/dl
4. Sedang : Hb 5 g/dl – < 8 g/dl
5. Berat : Hb < 5 g/dl

C. ETIOLOGI

Penyebab anemia adalah

1. Genetik

 Hemoglobinopati
 Thalasinia
 Abnormal enzim glikolitik
 Panconi anemia

1. Nutrisi

 Defisiensi besi,defisiensi asam folat


 Defisiensi cobal atau vitamin B12
 Alkoholis,kekurangan nutrisi atau malnutrisi

1. Perdarahan
2. Immonologi
3. Infeksi

 Hepatitits
 Cytomegalo virus
 Parvovirus
 Crostidia
 Sepsis gram negative
 Malaria
 Toksoplasmosis

1. Aobat obatan dan zat kimia

 Agen chemotrapi
 Anticonvulsant
 Anti metabolis
 Kontrasepsi
 Zat kimia toksik

1. trombotik trombositumenia purpura dan syndrome uremik hemolitik


2. Efek fisik

 Troma
 Luka bakar
 Gigitan ular

1. penyakit kronis dan malikna

 Penyakit ginjal , hati


 Infeksi kronis
 Neoplasma

( Sumber  Elsevier & saunders , 2005 )

D. PATOFISIOLOGI

Kekurangan nutrisi

Kegagalan sumsum tulang

Pendarahan hemolysis

(destruksi sel darah merah )


(des

Kehilangan sel darah merah

Anemia (Hb)

Resistensi aliran darah perifer

Pertahanan sekunder tidak adekuat

Penurunan transport O2

Resiko infeksi

Hipoksia

Lemah lesu

Intoleransi aktivitas

Deficit perawatan diri makan

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

Gangguan fungsi otak

Intake nutrisi turun/anoreksia


Pusing

Nyeri akut

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

E. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi disebabkan karena kekurangan asupan besi dalam gizi atau akibat
pendarahan.normalnya zat besi di keluarkan tidak lebih dari 1 mg setiap melalui urine,kulit dan
fese .pada wanita selama menstruasi akan kehilangan kurang lebih 15 mg dan kurang lebih 500
mg kehilangan besi selama kehamilan normal ( joyce m black,2001 )

2. Anemia defisiensi Asam folat

Sekitar 24-60 % wanita di berbagai Negara mengalami defisiensi asam folat dalam makanan
tidak mencukupi untuk memenuhi keutuhan wanita hamil.karena kebutuhan asam folat selama
hamil 2 kali lipat sebelum hamil

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang di butuhkan selama hamil . asam folat
berfungsi untuk metabolism  makanan menjadi energy ,sintesis DNA , pematangan sel darah
merah ,pertumbuhan sel janin dan plasenta

Pada wanita  tidak hamil kebutuhan asam folat sekitar 50-100 mg/hari,peningkatan menjadi 200-
400 mg/hari ,pada wanita hamil terjadi peningkatan menjadi 200-400 mg/hari ,peningkatan
kebutuhan ini di akibatkan meningkatnya sintesis jarigan pada ibu dan janinnya. Normalnya
kadar serum folat ibu hamil > 6.0 ng/ml,jika kurang dari 2.0 ng/ml indikasi anemia.pada anemia
defisiensi asam folat ,karakteristik sel darah merah lebih besar dan matur sehingga di sebut
megaloblastik

F. MANIFESTASI KLINIS ANEMIA PADA IBU HAMIL

1. Manifestasi klinis yang sering muncul


2. Pusing
3. Mudah berkunang-kunang
4. Lesu
5. Aktivitas kurang
6. Rasa mengantuk
7. Susah konsentrasi
8. Cepat lelah
9. Prestasi kerja fisik/fikiran menurun
10. Gejala khas anemia
11. Pendarahan berulang/kronik pada anemia pasca pendarahan anemia defisiensi besi
12. Ikterus, urin berwarna kuning tua atau coklat perut merongkol/makin buncit pada anemia
hemolitik
13. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karna keganasan
14. Pemeriksaan fisik
15. Tanda-tanda anemia umum pucat, takhikardi, pulpus celer, suara pembuluh darah spontan, bising
karotis, bising sistolik anorganik perbesaran jantung
16. Manifestasi usus pada anemia

– defisiensi besi = spon nail, lositis

– defisiensi b12, pariasis, ulkus ditungkal

– hemolitik, ikterus, esple nomegali

– aplastik, anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Laboratorium
2. Hitung darah lengkap ( HDL ) dengan indeks

Indeks dalam anemia defisiensi besi sederhana ( Varney et al., 2004 )

 mikrositik
 hipokrom
 ferritin serum berkurang
 kapasitas peningkatan zat besi total meningkat

1. pemeriksaan feses untuk mengetahui adanya darah samar ,telur dan parasite (CDC, 1998 )

H. KOMPLIKASI

Pada ibu hamil yang anemia dapat mengalami:


1. Mudah terjadi penyakit selama kehamilan
2. Kelainan bawaaan/cacat pada janin
3. Menjadi sulit dalam persalinan.
4. Lahir sebelum waktunya.
5. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
6. Perdarahan sebelum dan pada waktu persalinan.
7. Dapat menimbulkan kematian.

I. PENATALAKSANAAN

1. Nutrisi Ibu Hamil

Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan janinnya. Beberapa factor
yang mempengaruhi status gizi ibu hamil menurut arisman 2004 adalah =

 Keadaan social ekonomi keluarga ibu hamil, untuk memenuhi kebutuhan gizi di perlukan sumber
keuangan yang memadai. Daya beli keluarga yang rendah dalam memenuhi kebutuhan gizi
sudah barang tentu asupan nutrisi juga berkurang
 Keadaan kesehatan gizi ibu, ibu dalam keadaan sakit kemampuan mengkonsumsi zat gizi
berkurang di tambah lagi pada keadaan sakit terjadi peningkatan metabolism tubuh, sehingga di
perlukan asupan yang lebih banyak
 Jarak kelahiran yang di kandung bukan anak pertama, jarak kelahiran yang pendek
mengakibatkan pungsi alat reproduksi masih belum oktimal
 Usia kehamilan pertama, usia di atas 35 tahun merupakan resiko penyulit persalinan dan mulai
terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ reproduksi
 Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan, alcohol, rokok, pengguna kopi

Kecukupan akan zat gizi pada ibu hamil dapat di pantau melalui keadaan kesehatannya dan janin
saat lahir. Adanya penambahan berat badan yang sesuai standar ibu hamil merupakan salah satu
indicator kecukupan gizi. Pada trimester pertama sebaiknya kenaikan berat badan 1-2 kg, triulan
kedua dan ketiga sekitar 0.34-0.50 kg tiap minggu.

Total berat komulatif pada wanita hamil dengan tinggi 150 cm sekitar 8.8 kg dan hamil kembar
15.4 kg-20.4 kg (Arisman, 2004).

Selama hamil kebutuhan gizi meningkat dibandingkan dengan kebutuhan sebelum hamil
minsalnya kebutuhan protein meningkat 68 %, asam folat 100 % dan besi 200 – 300 %.

Selama kehamilan terjadi penurunan serum total protein, penurunan albumin mengakibatkan
tekanan osmotik koloid menurun sehingga resiko terjadinya edema. Disisi lain terjadi
peningkatan kolestrol. Kolestrol merupakan prekusor untuk sintesis progesterone dan estrogen
dalam plasenta.
2. Mengatasi penyebab anemia seperti penyakit, perdarahan, cacingan dll.
3. Pemberian nutrisi/makanan yang banyak mengandung unsure zat besi, diantaranya daging
hewan, telor, ikan, sayuran hijau. Berikut ini makanan-makanan yang banyak mengandung zat
besi.
4. Pemberian diet tinggi asam folat seperti ayam, hati, ikan, daging, telor, brokoli, bayam,
asparagus, air jeruk, kacang-kacangan.
5. Pemberian suplemen folat pada trimester l= 280 mg/hari, trimester ll= 660 mg/hari dan trimester
lll= 470 mg/hari.
6. Hindari factor – factor yang dapat mengurangi penyerapan asam folat seperti alcohol, kopi,
kontrasepsi oral, aspirin, obat-obat penenang, obat anti kejang.

BAB III

ASKEP FIKTIF

A. PENGKAJIAN

1. Data Demografi

Identitas Klien dan keluarga (penanggung jawab) :

1. Nama
2. Umur :
3. Jenis kelamin

Biasanya wanita lebih cenderung mengalami anemia ,disebabkan oleh kebutuhan zat besi wanita
yang lebih banyak dari pria terutama pada saat hamil.

2. Pekerjaan

Pekerja berat dan  super ekstra dapat menyebabkan seseorang terkena anemia dengan
cepat seiring dengan kondisi tubuh yang benar-benar tidak fit.

1. Hubungan klien dengan penanggung jawab


2. Agama
3. Suku bangsa
4. Status perkawinan
5. Alamat
6. Golongan darah
7. Keluhan Utama

Keluhan utama meliputi 5L, letih, lesu, lemah, lelah lalai, pandangan berkunang-kunang dan
pusing.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya
penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit tertentu


seperti riwayat penyakit Hati,ginjal,masalah hematologipenyakit malabsorbsi lain

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik

6. Bio psikososial

Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan semangat


untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih
banyak.

Tanda :        takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik
diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
yang menunujukkan keletihan.

1. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat
(DB),angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis.
Palpitasi (takikardia kompensasi).

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi
gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat
pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan:
pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus,
menipis, tumbuh uban secara premature (AP).

1. Integritas ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan


transfusi darah.

Tanda : depresi.

1. Eleminasi

Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis,
feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine

Tanda : distensi abdomen.

1. Makanan/cairan

Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal
tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka
terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).

Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
(DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan
sudut mulut pecah. (DB).

1. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk,
kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.

Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons,
lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari
lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).

1. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
2. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
3. Keamanan

Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik
terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap
dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk,
sering infeksi.

Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan
ekimosis (aplastik).

1. Eksualitas

Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido
(pria dan wanita). Imppoten.

Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

7. Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum

1. Kesadaran penderita: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan klien.
2. BB sebelum sakit dan BB saat in, BB ideal
3. Status gizi
4. Status Hidrasi

 Tanda-tanda vital:

1. TD :
2. Nadi :
3. Suhu :
4. RR :

 Pmeriksaan head toe toe

1. KepalaTidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada
nyeri kepala
2. Leher Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.
3. MukaWajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tak
ada lesi, simetris, tak oedema.
4. MataTidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis (karena tidak terjadi perdarahan)
5. TelingaTes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan
6. Hidungtak ada pernafasan cuping hidung.
7. Mulut dan FaringTak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak
pucat.
8. ThoraksTak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.
9. Paru

Inspeksi ; Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien
yang berhubungan dengan paru.

palpasi ;Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.

Perkusi ;Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya.

Auskultasi ; Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor
dan ronchi.

1. Jantung

Inspeksi; Tidak tampak iktus jantung.

Palpasi; Nadi meningkat, iktus tidak teraba.

Auskultasi ;Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.

1. Abdomen

Inspeksi; Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.

Palpasi; Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.


Perkusi; Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan.

Auskultasi ; Peristaltik usus normal  20 kali/menit.

1. Inguinal-Genetalia-Anus T

ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan BAB.

1. Ekstremitas ;
2. Pemeriksaan Diagnostik
3. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil dari urat di lengan dinilai untuk darah hitungan.
Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal.
4. Mungkin ada lebih sedikit sel darah merah daripada normal. Di bawah mikroskop sel mungkin
tampak kecil dan pucat daripada biasanya dalam kasus besi kekurangan anemia.
5. Ukuran kecil disebut microcytic anemia. Dalam vitamin B12 folat kekurangan sel mungkin
tampak pucat tetapi lebih besar daripada ukuran mereka biasa. Ini disebut macrocytic anemia.
6. Feritin toko-feritin adalah protein yang toko besi. Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan
rendah besi toko dalam tubuh dan membantu mendeteksi besi kekurangan anemia.
7. Tes darah termasuk berarti sel volume (MCV) dan lebar distribusi sel darah merah (RDW).
8. Retikulosit adalah ukuran dari sel muda. Ini menunjukkan jika produksi RBC tingkat normal.
9. Vitamin B12 dan folat tingkat dalam darah-ini membantu mendeteksi jika anemia jika karena
kekurangan vitamin ini.
10. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti yang terlihat dalam
aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam sumsum tulang juga menunjuk ke arah
besi kekurangan anemia.

9. Analis Data

No Pengelompokan data Masalah Etiologi

1 DS; Intoleransi Aktifitas Kegagalan sumsum


tulang belakang
Klien mengatakan
lemah dan lesu.
Anemia Hb menurun
DO;

– TD kurang dari
120/80 mmhg

Resistensi aliran darah


No Pengelompokan data Masalah Etiologi

perifer

 
Penurunan transport O2

– tampak eritema
 
Lemah lesu

 
Intoleransi Aktivitas

2 DS; Ketidakseimbangan Kekurangan nutrisi


Pasien mengatakan nutrisi kurang dari
tidak ada nafsu makan kebutuhan tubuh
Kegagalan sumsum
DO; tulang belakang

-Tampak kurang minat


terhadap makanan
Anemia Hb menurun
– membran mukosa
pucat

– bising usus
Resistensi aliran darah
perifer

Penurunan transportasi
O2

 
Hipoksia
No Pengelompokan data Masalah Etiologi

Gangguan fungsi otak

 
Anoreksia

 
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Kehilangan sel darah


merah
 
Anemia (Hb menurun )
DS;
Pasien mengatakan.
3 Resiko infeksi
DO; Pertahanan sekunder
tidak adekuat

 
Resiko Infeksi

4 DS; Ketidaefektifan perfusi Hb menurun


Klien mengatakan jaringan perifer
badannya lemes,
Resistensi aliran darah
DO; perifer

-tampak warna kulit  


membiru Penurut transport O2

– tampak kuku
No Pengelompokan data Masalah Etiologi

tumbuh lambat
Hipoksia
-ekstremitas dingin

-TD menurun

-Nadi lemah tidak


teraba Ketidak efektifan perfusi
jaringan perifer

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat (mis:
penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi)
4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola makan.

C.INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional
Keperawatan

1. Intoleransi aktivitas Melaporkan 1.      Kaji 1.     Mempengaruhi


berhubungan dengan peningkatan toleransi kemampuan pasien pilihan
ketidakseimbangan aktivitas(termasuk untuk melakukan intervensi/bantuan
antara suplai dan untuk melakukan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional
Keperawatan

kebutuhan oksigen. aktivitas sehari-hari. tugas/AKS normal.

2.      Kaji 2.     Menunjukkan


kehilangan/gangguan perubahan neurologi
keseimbangan gaya karena defesiensi
jalan, kelemahan otot. vitamin B12
mempengaruhi
keamanan
pasien/resiko cedera.

3.     Manifestasi
kardiopulmonal dari
upaya jantung dan paru
untuk membawa
jumlah oksigen
adekuat ke jaringan.

4.     Meningkatkan
istirahat untuk
3.      Awasi tekanan menurunkan kebutuhan
darah, nadi, oksigen tubuh dan
pernapasan selama menurunkan regangan
dan sesudah aktivitas. jantung dan paru.

5.     Hipotensi postural


atau hipoksia serebral
dapat menyebabkan
pusing, berdenyut dan
peningkatan resiko
cedera.

4.      Berikan 6.     Regangan/stres


lingkungan tenang. kardiopulmonal
berlebihan/stres dapat
menimbulkan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional
Keperawatan

5.      Ubah posisi


kegagalan.
pasien dengan
perlahan dan pantau
terhadap pusing.

6.      Anjurkan pasien


untuk menghentikan
aktivitas bila
palpitasi.

2. Ketidakseimbangan Menunjukkan 1. Kaji riwayat 1. Mengidentifikasi


nutrisi: kurang dari peningkatan berat badan nutrisi, termasuk defisiensi, menduga
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional
Keperawatan

kebutuhan tubuh atau berat badan stabil makanan yang kemungkinan


berhubungan dengan dengan nilai disukai. intervensi.
ketidakmampuan laboratorium normal. 2.   Mengawasi
untuk mencerna masukan kalori atau
makanan. kualitas kekurangan
2. Observasi dan catat
konsumsi makanan.
masukan makanan
pasien.
3.   Mengawasi
penurunan berat badan
atau efektivitas
intervensi nutrisi.

4.   Makan sedikit


3.  Timbang berat dapat menurunkan
badan tiap hari. kelemahan dan
meningkatkan
pemasukan juga
mencegah distensi
gaster.

5.   Gejala GI dapat


menunjukkan efek
anemia (hipoksia) pada
organ.
4. Berikan makan
sedikit dan frekuensi
sering dan/atau makan 6.   Meningkatkan
diantara waktu nafsu makan dan
makan. pemasukan oral,
menurunkan
pertumbuhan bakteri,
meminimalkan
kemungkinan infeksi.

7.   Teknik perawatan


5. Observasi dan catat mulut khusus mungkin
kejadian diperlukan bila
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional
Keperawatan

mual/muntah, flatus
dan gejala lain yang
berhubungan.

jaringan
6. Berikan dan bantu rapuh/luka/perdarahan
hygiene mulut yang dan nyeri berat.
baik sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat gigi Kolaborasi :
halus untuk
penyikatan yang Kebutuhan
lembut. Berikan penggantian tergantung
pencuci mulut yang pada tipe anemia
diencerkan bila dan/atau adanya
mukosa oral luka. masukan oral yang
buruk dan defisiensi
Kolaborasi : yag diidentifikasi.

7.      Berikan obat 2.      Diberikan sampai


sesuai indikasi, defisit diperkirakan
mis.Vitamin dan teratasi dan disimpan
suplemen mineral, untuk yang tak dapat
seperti diabsorpsi atau terapi
sianokobalamin besi oral, atau bila
(vitamin B12), asam kehilangan darah
folat (Flovite); asam terlalu cepat untuk
askorbat (vitamin penggantian oral
C),.Besi dextran menjadi efektif.
(IM/IV.)

3. Resiko infeksi Mngidentifikasi 1.  Tingkatkan cuci 1.      Mencegah


berhubungan dengan perilaku untuk tangan yang baik oleh kontaminasi silang.
pertahanan tubuh mencegah/menurunkan oemberi perawatan 2.      Menurunkan
sekunder yang tidak resiko infeksi. dan pasien. resiko infeksi bakteri.
adekuat (mis: 2.  Pertahankan teknik
penurunan aseptic ketat pada
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional
Keperawatan

3.       Membantu
prosedur/ perawatan dalam pengenceran
luka. secret pernafasan untuk
mempermudah
pengeluaran dan
3.  Tingkatkan mencegah statis cairan
masukan cairan tubuh.
adekuat.

hemoglobin, 4.      Adnya proses


4.  Pantau suhu, catat inflamasi/infeksi
eukopenia,
adanya menggigil dan membutuhkan
supresi/penurunan
takikardia dengan evaluasi/pengobatan.
respon inflamasi).
atau tanpa demam

5.      Mungkin
5.  Kolaborasi: digunakan secara
berikan antiseptic propilaktik untuk
topical, antibiotic menurunkan kolonisasi
sistemik. atau untuk pengobatan
proses infeksi local.

D.IMPLEMENTASI

Implementasi adalah suatu proses tindakan keperawatan dan di laksanakan sesuai dengan
intervensi yang sudah di rencanakan

E.EVALUASI

No. Diagnosa Evaluasi Ttd

1. Intoleransi aktifitas S : klien mengatakan lemas

O: keluhan utama lemah


A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: klien mengatakan sudah ada nafsu


makan
O : klien tampak sehat
Ketidakseimbangan
1. nutrisi: kurang dari A : masalah teratasi
kebutuhan tubuh

P : intervensi di hentikan

S: Klien mengatakan Badannya mulai


sehat
O : Klien tampak sehat

2. Resiko infeksi A: Masalah belum teratasi

P Intervensi dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP

 A. KESIMPULAN

Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sehingga kapasitas day angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital
pada ibu dan janin menjadi berkurang.selama kehamilan,indikasi anemia adalah jika konsentrasi
HB kurang dari 10,5-11,0 g/dl(laros dalam trula myers,1998)

Anemia defisiensi besi yang terjadi akibat difisiensi makanan adalah bentuk anemia yang paling
umumapada ibu hamil(varney et al.,2004)

Anemia dapat mempengaruhi oksigen ibu dan janin dan dapat mengakibatkan berkurangnya
pertumbuhan janin,kelelahan ibu,dan komplikasi terkait,seperti prematuritas(graves &
barger .2001)

Kriteria anemia menurut WHO(1968) adalah :

1. Laki-laki dewasa : hemoglobin <13 g/dl


2. Wanita dewasa tidak hamil : hemoglobin < 12 g/dl
3. Wanita hamil : hemoglobin : , 11 g/dl
4. Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin , 12 g/dl
5. Anak umur 6 bulan -6 tahun : hemoglobin , 11 g/dl

Secara klinis kriteria anemia di indonesi umumnya adalah :

1. Hemoglobin < 10 g/dl


2. Hemotokrit < 30 %
3. Eritrosit < 2.8 juta/mm

Derajat Anemia

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO

1. Ringan Sekali : Hb 10 g/dl


2. Ringan:Hb 8 g/dl-9.9 g/dl
3. Sedang : Hb 6 g/dl -7.9 g/dl
4. Berat : Hb < 6 g/dl

Departemen kesehatan menetapkan derajat anemia  sebagai berikut


1. Ringan sekali : hb 11 g/dl – batas
2. Normal
3. Ringan : HB 8 g/dl – < 11 g/dl
4. Sedang : Hb 5 g/dl – < 8 g/dl
5. Berat : Hb < 5 g/dl

B. SARAN

Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu keperawatan
lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat memanfaatkan buku-buku yang ada di
perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.

Amin huda n.hardhi kusuma,2013,Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa medis


Nanda Nic Noc,Jogja,MediActio

NellL.Tharpe,dkk,2012.praktik klinik kebidanan.Jakarta,EGC

Tarwoto,dkk 2007,Anemia pada Ibu hamil.jakarta Trans info media

Kathleen M.S.2007,Rencana Asuhan keperawatan pediatric.Jakarta EGC

Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kusmiran Eny. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai