Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEMINAR

“ COVID19”

Disusun Oleh :

Nama :APRILLIA PANDJARA

NIM :PO5303203200659

Kelas : TINGKAT 2A

Mata Kuliah : KMB1

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKES KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-NYA, kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima
kasih.

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Manfaa

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
B. Etiologi
C. Tanda dan gejala
D. Pathofisiologi
E. Pathway
F. Pemeriksaan penunjang
G. Penatalaksanaan medis
H. Pendidikan kesehatan

BAB III KOSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
B. Diagnose keperawatan
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi

BAB IV PENUTUP

A. kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘co’ diambil dari corona, ‘vi’
virus, dan ‘d’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-ncov.’
virus covid-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan severe acute respiratory
syndrome (sars) dan beberapa jenis virus flu biasa (who, 2020). Coronavirus 2019 (covid-19) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (sars-cov-2). Penyakit ini pertama kali
ditemukan pada desember 2019 di wuhan, ibukota provinsi hubei china, dan sejak itu menyebar secara global
diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi coronavirus 2019-2020. Organisasi kesehatan dunia (who)
mendeklarasikan wabah koronavirus 2019- 2020 sebagai kesehatan masyarakat darurat internasional (pheic)
pada 30 januari 2020, dan pandemi pada 11 maret 2020.
wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga hampir 200 negara di dunia
terjangkit oleh virus ini termasuk indonesia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus covid-19 pun
dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus covid-19 ini, yang
disebut dengan istilah lockdown dan social distancing (supriatna, 2020).

B. tujuan
 Untuk mengetahui pengertian dari covid 19
 Untuk mengetahui etiologi covid 19
 Untuk mengetahui tanda dan gejala covid 19
 Untuk mengetahui pathofisiologi dari covid 19
 Untuk mengetahui pathway covid 19
 Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang covid 19
 Untuk mengetahui penatalaksanaan medis covid 19
 Untuk mengetahui pendidikan kesehatan covid 19

C. Manfaat
 Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu, pengetahuan dan wawasan yang luas dalam dunia
kesehatan.
 Sebagai dasar dan masukan kepada pembaca dalam upaya kewaspadaan diri terhadap
sebaran covid 19,
 Sebagai referensi untuk bahan masukan pentingnya upaya pencegahan penyakit covid 19
 Dapat memberikan masukan kepada masyarakat untuk meningkatkan bahwa pentingnya
memperhatikan protokol kesehatan dan mempertahankan langkahlangkah dan pencegahan
dari penyebaran covid-19.
Bab II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian covid 19
covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘co’ diambil dari corona,
‘vi’ virus, dan ‘d’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau
‘2019-ncov.’ virus covid-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan
severe acute respiratory syndrome (sars) dan beberapa jenis virus flu biasa (who, 2020). Coronavirus
2019 (covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2
(sars-cov-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada desember 2019 di wuhan, ibukota provinsi
hubei china, dan sejak itu menyebar secara global diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi
coronavirus 2019-2020. Organisasi kesehatan dunia (who) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019-
2020 sebagai kesehatan masyarakat darurat internasional (pheic) pada 30 januari 2020, dan pandemi
pada 11 maret 2020.
wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga hampir 200 negara di
dunia terjangkit oleh virus ini termasuk indonesia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus covid-
19 pun dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus
covid-19 ini, yang disebut dengan istilah lockdown dan social distancing (supriatna, 2020).

B. Etiologi covid 19
Etiologi covid 19 adalah infeksi virus family coronaviridae, dengan nama spesies sars-cov-2 ( severe
acute respiratory syndrome virus corona 2). Transmisi virus antar nmanusia melalui droplet yang
disebarkan bqik secara langsung maupun tidak langsung dari permukaan benda yang terkontaminasi

Virologi sars-cov-2
sars-cov-2 merupakan virus yang mengandung genom single-stranded rna yang positive. Morfologi
firus corona mempunyai proyeksi permukaan ( spikes ) glikoprotein yang menunjukkan gambaran
seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-60 nm dengan polaritas positif 27-32kb . Struktur
protrin utama adalah protein nukleokapsid(n), protein matriks ( m), glikoprotein spike ( s), protein
envelope ( e) selubung, dan protein eksesoris lainnya

C. Tanda dan gejala covid 19


Masing- masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap covid 19. Sebagian besar orang yang
terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang dan akan pulih tanpa perlu dirawat di
rumah sakit.
Gejala yang paling umum:
 Demam
 Batuk kering
 Kelelahan

gejala yang sedikit tidak umum:

 Rasa tidak nyaman dan nyeri


 Nyeri tenggorokan
 Diare
 Konjungtivitis ( mata merah)
 Sakit kepala
 Hilangnya indra perasa dan penciuman
 Ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari kaki dan jari tangan

gejala serius:

 Kesulitan bernapas atau sesak napas


 Nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
 Hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak
D. Pathofisiologi covid 19
Pathofisiologi covid 19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia. Setelah
memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi
virus sars-cov-2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan
perubahan genom yang menyebabkan outbreak dikemudian hari

Peran reseptor ace2

Sars-cov-2 menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 ( ace2 ) yang ditemukan pada
traktus respiratorius bawah manusia dn enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike
(s) virus melekat pada reseptor ace2 pada permukaan sel manusia. Subunit s1 memiliki fungsi sebagai
pengatur receptor binding domain (rbd). Sedangkan subunit s2 memiliki fungsi dalam fusi
membrane antara sel virus dan sel inang
E. Pathway covid 19

Tinngi

SpO sakit secara klinis,


mjhhjg gangguan pernapasan
rendah, 295%; RR <22
dan/atau syok
penyakit ringan secara
klinis tampak baik

Sp02 sedang
94%;RR>22 Penyalit Resusitsi;
SpO, pada
penyerta dapakan pCXR dan Lab
pengeragan tenaga > 90

Dapatkan
Tidak ada Dapatkan
konsultasiM
CXR, Lab, atau pCXR dan Lab
pengujian

Pulang dari Meningkat


rumah dengan tindakan setelah perawatan dan
pencegahan observasi
pengembalian penyakit
seperti COVID19 (CLI)

MENGAKUI
SpO2 saat
aktivitas >90%

Discharge
rumah dengan CLI
kembali tindakan
pencegahan dan
aksimeter pulsa rumah,
pertimbangkan O2,
tambahan
F. Pemeriksaan penunjang covid19

Terdapat dua jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah swab test atau rt-pcr. Yang
kedua adalah rapid test atau tes serologis. Keduanya memiliki prosedur dan mekanisme yang berbeda
dalam menentukan hasil tes untuk diagnois.

Menurut badan kesehatan dunia (who), swab test menggunakan metode polymerase chain reaction
atau pcr lebih direkomendasikan untuk diagnosis covid-19. Namun rapid test juga memiliki peran
penting dalam deteksi dini penularan virus corona di masyarakat. Dari deteksi dini, tim yang bertugas
menangani covid-19 bisa menentukan langkah selanjutnya guna mencegah penularan lebih luas.

 pemeriksaan rt-pcr (swab test)

Pemeriksaan rt pcr merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi materi genetik virus.
Pemeriksaan pcr dapat menggunakkan sampel swab nasofaring (melalui hidung) dan swab orofaring
(melalui tenggorokan).alat yang digunakan menggunakan swab khusus yang digunakan untuk
pemeriksaan pcr kemudian dimasukkan kedalam tabung penampung( viral transport media/ vtm).metode
pcr terdiri dari beberapa tahap yaitu proses pelepasan dan penggandaan materi genetik virus sehingga
dapat dideteksi dengan alat.

Pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan laboratorium dan peralatan pcr yang sesuai dengan standar
biosafety level 2. Faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan pcr antara lain faktor pengambilan sampel,
transportasi sampel, hingga proses pengerjaan sampelnya.untuk proses pengerjaan sampel hingga
dikeluarkan hasil dapat memakan waktu yang cukup lama dibandingkan pemeriksaan laboratorium
lainnya. Untuk memastikan adanya seseorang terinfeksi virus sars cov-2 ini dianjurkan menggunakan pcr
sars cov-2.

 pemeriksaan serologis (rapid test)

Rapid test lebih berperan sebagai cara penyaringan awal terhadap kasus positif covid-19. Hasil rapid test
tak bisa dijadikan penopang diagnosis pasien covid-19. Sebab, pemeriksaan serologis ini hanya bertujuan
melihat ada atau tidaknya sistem kekebalan tubuh yang muncul sebagai respons terhadap masuknya virus.

Virus ini tidak selalu sars-cov-2 atau penyebab covid-19. Waktu pemeriksaan juga mempengaruhi hasil
rapid test. Bisa jadi belum ada respons dari sistem imun karena virus corona baru saja masuk.

Karena itu, hasil rapid test yang positif atau reaktif tidak selalu menandakan orang yang dites positif
corona. Diperlukan tes berulang hingga swab test untuk menegakkan diagnosis. Walau demikian, orang
dengan hasil rapid test positif bisa disaring dan diisolasi sebagai langkah antisipasi penularan covid-19
sembari menunggu kepastian diagnosis.
Prosedur rapid test lebih sederhana dan singkat dibanding swab test. Biayanya pun lebih murah. Cara
yang paling jamak adalah dengan mengambil sampel darah dari ujung jari. Sampel ini lalu diperiksa
menggunakan alat rapid test untuk melihat sistem imun.

Bila ditemukan respons sistem imun atau reaktif, ada potensi infeksi virus corona. Begitu pula sebaliknya.
Hasil ini bisa diketahui dalam hitungan menit hingga jam sejak pengambilan sampel.

G. Penatalksanaan medis

tata laksana terkait perawatan pasien covid-19 tanpa gejala, bergejala ringan, sedang, hingga
kritis.tata laksana perawatan pasien covid-19 tertuang dalam keputusan menteri kesehatan nomor
hk.01.07/menkes/413/2020 tentang pedoman dan pengendalian covid-19.

pasien tanpa gejala

gejala: frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih dari atau sama dengan 95 persen

tempat perawatan: isolasi mandiri di rumah, fasilitas isolasi pemerintah

terapi: vitamin c, vitamin d, dan zinc

lama perawatan: 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi

pasien dengan gejala ringan

gejala: demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), kelelahan ringan, anoreksi, sakit kepala,
kehilangan indra penciuman, kehilangan indra pengecapan, mialgia dan nyeri tulang, nyeri
tenggorokan.

kemudian pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitis, kemerahan pada kulit atau
perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih dari atau sama
dengan 95 persen

tempat perawatan: fasilitas isolasi pemerintah, isolasi mandiri di rumah bagi yang memenuhi syarat

terapi: oseltamivir atau favipiravir, azitromisin, vitamin c, vitamin d, dan zinc

lama perawatan: 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala
H. Pendidikan kesehatan

. Pendidikan kesehatan covid 19

Pendidikan anak usia dini


1. Fokus pada perilaku kesehatan yang baik, seperti menutupi batuk dan bersin dengan siku dan sering
mencuci tangan.
2. Nyanyikan lagu sambil mencuci tangan untuk berlatih durasi 20 detik yang disarankan. Misalnya anak-
anak dapat berlatih mencuci tangan dengan pembersih tangan.
3. Mengembangkan cara untuk melacak mencuci tangan dan memberi penghargaan untuk mencuci tangan
yang sering / tepat waktu.
4. Menggunakan wayang atau boneka untuk menunjukkan gejala (bersin, batuk, demam) dan apa yang harus
dilakukan jika mereka merasa sakit (yaitu kepala mereka sakit, perut mereka sakit, mereka merasa panas
atau sangat lelah) dan bagaimana menghibur seseorang yang sakit (menumbuhkan empati dan perilaku
peduli yang aman).
5. Mintalah anak-anak duduk terpisah satu sama lain, minta mereka berlatih meregangkan lengan mereka
keluar atau mengepakkan tangan, mereka harus memiliki cukup ruang untuk tidak menyentuh teman
mereka.
Sekolah dasar
1. Pastikan untuk mendengarkan keprihatinan anak-anak dan menjawab pertanyaan mereka dengan cara yang
sesuai usia; jangan membanjiri mereka dengan terlalu banyak informasi. Dorong mereka untuk
mengekspresikan dan mengkomunikasikan perasaan mereka. Diskusikan reaksi berbeda yang mungkin
mereka alami dan jelaskan bahwa ini adalah reaksi normal terhadap situasi abnormal.
2. Tekankan bahwa anak-anak dapat melakukan banyak hal untuk menjaga keamanan diri mereka dan orang
lain.
3. Perkenalkan konsep jarak sosial (menjauh dari teman, hindari kerumunan besar, tidak menyentuh orang
jika tidak diperlukan, dll.)
4. Fokus pada perilaku kesehatan yang baik, seperti menutupi batuk dan bersin dengan siku dan mencuci
tangan.
5. Bantu anak-anak memahami konsep dasar pencegahan dan pengendalian penyakit. Gunakan latihan yang
menunjukkan bagaimana kuman dapat menyebar. Misalnya dengan memasukkan air berwarna ke dalam
botol semprot dan menyemprotkannya di atas selembar kertas putih. Amati seberapa jauh tetesan tersebut
bergerak.
6. Tunjukkan mengapa penting untuk mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air. Misalnya
dengan menaruh sedikit glitter atau tinta di tangan siswa dan minta mereka mencucinya hanya dengan air,
perhatikan berapa banyak glitter yang tersisa, kemudian minta mereka mencuci selama 20 detik dengan
sabun dan air.
7. Mintalah siswa menganalisis teks untuk mengidentifikasi perilaku berisiko tinggi dan menyarankan untuk
mengubah perilaku. Misalnya, seorang guru datang ke sekolah dengan kedinginan. Dia bersin dan
menutupinya dengan tangannya. Dia berjabat tangan dengan seorang rekan. Dia menyeka tangannya
dengan sapu tangan lalu pergi ke kelas untuk mengajar. Apa yang dilakukan guru yang berisiko? Apa yang
seharusnya dia lakukan?
Sekolah menengah pertama
1. Pastikan untuk mendengarkan kekhawatiran siswa dan menjawab pertanyaan mereka.
2. Tekankan bahwa siswa dapat melakukan banyak hal untuk menjaga diri mereka dan orang lain tetap aman,
misalnya:
1. Memperkenalkan konsep jarak sosial.
2. Fokus pada perilaku kesehatan yang baik, seperti menutupi batuk dan bersin dengan siku dan
mencuci tangan.
3. Mengingatkan siswa bahwa mereka dapat mencontohkan perilaku sehat untuk keluarganya.
3. Mendorong siswa untuk mencegah dan mengatasi stigma, misalnya dengan mendiskusikan perbedaannya
reaksi yang mungkin mereka alami dan jelaskan ini adalah reaksi normal terhadap situasi yang tidak
normal. Dorong mereka untuk mengekspresikan dan mengkomunikasikan perasaan mereka.
4. Bangun agensi siswa dan minta mereka mempromosikan fakta tentang kesehatan masyarakat. Misalnya
dengan meminta siswa membuat pengumuman layanan masyarakat mereka sendiri melalui pengumuman
dan poster sekolah.
5. Memasukkan pendidikan kesehatan yang relevan ke dalam mata pelajaran lain, misalnya:
1. Studi sains dapat mencakup studi tentang virus, penularan penyakit dan pentingnya vaksinasi.
2. Studi sosial dapat berfokus pada sejarah pandemi dan evolusi kebijakan tentang kesehatan dan
keselamatan publi pelajaran literasi media dapat memberdayakan siswa untuk menjadi pemikir
dan pembuat kritis, komunikator yang efektif, dan warga negara yang aktif.
Sekolah menengah atas
1. Pastikan untuk mendengarkan keprihatinan siswa dan menjawab pertanyaan mereka.
2. Tekankan bahwa siswa dapat melakukan banyak hal untuk menjaga diri mereka dan orang lain tetap aman.
Misalnya dengan memperkenalkan konsep jarak sosial.
3. Fokus pada perilaku kesehatan yang baik, seperti menutupi batuk dan bersin dengan siku dan mencuci
tangan. Dorong siswa untuk mencegah dan mengatasi stigma.
4. Diskusikan reaksi berbeda yang mungkin mereka alami dan jelaskan ini adalah reaksi normal terhadap
situasi abnormal. Dorong mereka untuk mengekspresikan dan mengkomunikasikan perasaan mereka.
5. Memasukkan pendidikan kesehatan yang relevan ke dalam mata pelajaran lain, misalnya:
1. Kursus sains dapat mencakup studi tentang virus, penularan penyakit dan pentingnya vaksinasi.
2. Studi sosial dapat berfokus pada sejarah pandemi dan efek sekundernya serta menyelidiki
bagaimana kebijakan publik dapat mendorong toleransi dan kohesi sosial.
6. Mintalah siswa membuat pengumuman layanan masyarakat mereka sendiri melalui media sosial, radio atau
bahkan siaran tv lokal. Misalnya dengan mempelajarari literasi media dapat memberdayakan siswa untuk
menjadi pemikir dan pembuat kritis, komunikator yang efektif, dan warga negara yang aktif.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN DASAR

A. PENGKAJIAN

Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak) perlu
dilakukan pengkajian:

Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat perjalanan pasien saat
ditemukan pasien demam dan penyakit pernapasan akut.

Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas dan telah melakukan
perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19 perlu dilakukan isolasi kurang
lebih 14 hari.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Hasil pengkajian dan respon yang diberikan pasien, paling banyak diagnosis keperawatan yang
diangkat pada COVID-19 adalah

Infeksi berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari patogen akibat paparan COVID-19

Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

Pola napas tidak efektif terkait dengan adanya sesak napas

Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui

Tujuan dan kriteria hasil:

 Cegah penyebaran infeksi


 Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya

 Kontrol suhu tubuh

 Frekuensi napas kembali normal

 Kecemasan menurun

C. INTERVENSI KEPERAWATAN COVID-19

Berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan COVID-19

Monitor vital sign: Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai dengan suhu tinggi; monitor juga
status pernapasan pasien karena sesak napas adalah gejala umum covid-19. Perlu juga untuk dipantau
saturasi oksigen pasien karena sesak napas berhubungan dengan kejadian hipoksia

Maintain respiratory isolation: Simpan tisu di samping tempat tidur pasien; buang sekret dengan benar;
menginstruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk atau bersin (menggunakan masker) dan
menyarankan pengujung (siapa saja yang memasuki ruang perawatan) tetap menggunakan masker
atau batasi/hindari kontak langsung pasien dengan pengunjung.

Terapkan hand hygiene: Ajari pasien dan orang yang telah kontak dengan pasien cuci tangan pakai sabun
dengan benar

Manage hyperthermi: Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk mempertahankan normotermia
dan mengurangi kebutuhan metabolisme

Edukasi: Berikan informasi tentang penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses penyakit, komplikasi,
dan perlindungan dari virus.

D. EVALUASI

 Tujuan keperawatan dapat dipenuhi jika dibuktikan dengan:

 Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi

 Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaanya


 Suhu tubuh pasien kembali normal

 Pernapasan pasien normal

 Kecemasan pasien berkurang

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Coronavirus 2019 (covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan
akut coronavirus 2 (sars-cov-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada desember 2019 di
wuhan, ibu kota provinsi hubei china, dan sejak itu menyebar secara global diseluruh dunia,
mengakibatkan pandemi coronavirus 2019-2020. Organisasi kesehatan dunia (who)
mendeklarasikan wabah koronavirus 2019- 2020 sebagai kesehatan masyarakat darurat
internasional (pheic) pada 30 januari 2020, dan pandemi pada 11 maret 2020.

B. Saran
Tetap patuhi protocol kesehatan, menjaga jarak, dan selalu memakai masker agar kita tidak tertu;ar
COVID 19.
DAFTAR PUSTAKA

https://covid19go.id
https://corona.kepriprov.go.id
http://eprints.umpo.ac.id

Anda mungkin juga menyukai