Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN COVID-19

Matkul: Keperawatan Dewasa Sistem KRH


Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
1. Alif Putra Dirgantara Muhduri (2202032)
2. Aprilia Nurnaim Dwi Hapsari (2202038)
3. Aris Madya Rini (2202039)
4. Cyndi Aurellia (2202049)
5. Evi Afriani Putri (2202058)
6. fariz mega sadewa (2202172)
7. Indira Jovita Febriyanti (2202076)
8. Kentama Inzaghi (2202083)
9. Khoerunisya Febrianti Salsabela (2202086)
10. Lisa Amanda (2202090)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakian salah satu tugas dalam mata
kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskuler, Respiratori dan Hematologi.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan yang telah memberikan
tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknisi penulisan, maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna khususnya
bagi kami dan pihak lain yang berkepentingan.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………2


Daftar Isi ...…….…………………………………………………….…………….….3
BAB I PENDAHULUA …..…….…………………………………….………..……..4
A. Latar Belakang ………………………………………………………………4
B. Rumusan masalah ………...…………………………………………………4
C. Tujuan …………………..……………………………………………………4
D. Manfaat ………………………………………………………………………5
BAB IIKONSEP DASAR PENYAKIT..……….……………………………………6
A. Definisi Covid-19……………….……………………………………………6
B. Klasifikasi Covid-19…………………………………………………………6
C. Etiologi covid-19……………………………………………..………………7
D. Patofisiologi Covid-19………...…………….……………….………………9
E. Manifestasi Klinis Covid-19..…..………………………………………….10
F. Komplikasi Covid-19………………………………………………………11
G. Pemeriksaan Penunjang Covid-19……………………………..…………11
H. Penatalaksanaan (Medik) Covid-19………………………………………11
BAB III PENUTUP …………………………………………………...…….………12
A. Kesimpulan …………………………………………………………………12
B. Saran ………………………………………………………..………………12
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………..13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini dunia khususnya Indonesia sedang berjuang melawan pandemi penyakit
Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (kelompok virus yang menginfeksi
sistem pernapasan). Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak
korban jiwa diberbagai negara. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfrimasi positif hingga 26
Oktober 2020 adalah 389.712 orang dengan jumlah kematian 13.299 orang. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kematian yang disebabkan oleh Covid-19 di
Indonesia adalah sekitar 3,4%.
Penyakit Covid-19 menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan demam
tinggi, batuk, flu, sesak nafas dan nyeri tenggorokan. Covid-19 dapat menular dari
manusia ke manusia. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari
hidung atau mulut pada saat bersin. Tetesan itu kemudian mendarat di benda atau
permukaan yang disentuh oleh orang yang sehat, lalu orang sehat itu menyentuh mata,
hidung atau mulut mereka. Covid-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang orang lanjut usia, ibu hamil, perokok, dan
penderita penyakit tertentu.
Kriteria orang yang terinfeksi virus corona dengan gejala-gejala demam dengan
suhu tubuh lebih dari 38º C, batuk kering, dan sesak napas. Orang yang mempunyai
gejala-gejala tersebut dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Tetapi masih saja ada beberapa orang takut untuk memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan secara langsung karena mereka masih takut terdiagnosis positif
Covid-19. Kurangnya edukasi tentang Covid-19 ini, membuat masyarakat menjadi
panik dan kurang koperatif dalam menghadapi pandemi ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar penyakit Covid-19?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan?

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem
Kardiovaskuler, Respiratori dan Hematologi.

b. Tujuan khusus

1. Mengetahui konsep dasar penyakit Covid-19.


2. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan.
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT

A. DEFINISI
Komite Internasional tentang Taksonomi Virus / International Committee on
Taxonomy of Viruses (ICTV) menyebut virus itu Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS CoV-2) (Wang et al., 2020), atau kita kenal Coronavirus Disease
2019 (COVID 2019). Secara umum, coronavirus banyak terdapat pada burung dan
mamalia dan merupakan keluarga besar non-segmented, virus RNA rantai tunggal. Di
antara host alami virus ialah kelelawar. Kelelawar diyakini sebagai rumah (host alami)
bagi berbagai genotipe coronavirus yaitu alpha coronavirus (α-coronavirus (α-COV)),
beta coronavirus (β-coronavirus (β-COV)), delta coronavirus (δ-coronavirus (δ-COV)
dan gamma coronavirus (γ – coronavirus). Beta coronavirus (β - coronavirus )
merupakan penyebab dari beberapa penyakit pernafasan yang telah terdeteksi
sebelumnya yaitu Sindrom pernapasan Timur Tengah / Middle East respiratory
syndrome (MERS) yang muncul tahun 2012 di Saudi Arabia, Severe acute respiratory
syndrome sindrom pernapasan akut berat (SARS- CoV) pertama yang muncul 2002 di
Guangdong, China, dan SARS-CoV-2 yang muncul tahun 2019 di Wuhan, China (Sahu
et al., 2020). SARS-CoV-2 memiliki memiliki transmisibilitas tinggi dan banyak inang
host diantaranya: host alami, host perantara dan host akhir. Ini menimbulkan tantangan
besar untuk pencegahan dan pengobatan infeksi virus (Liu et al., 2020). Analisis genom
dari sekuens novel coronavirus mengungkapkan bahwa tingkat pengenalan urutan
genom lengkap SARS-CoV dan SARS-CoV-2 adalah (SARSr-CoVRaTG13).

B. KLASIFIKASI
Derajat keparahan COVID-19 dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu tanpa
gejala, ringan, sedang, berat, dan kritis.

1. Derajat Ringan
Pasien derajat ringan seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, mialgia. Pasien
tidak ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia (SpO2 > 95% dengan udara
ruangan).

2. Derajat Sedang
Pasien derajat sedang memiliki tanda dan gejala pneumonia tidak berat, yaitu
demam, batuk, sesak, dengan SpO2 ≥93% udara ruangan. Pada pasien anak, derajat
sedang mengeluh batuk atau sulit bernafas dengan napas cepat dan/atau terdapatnya
tarikan dinding dada. Kriteria napas cepat pada anak usia <2 bulan adalah ≥60
kali/menit; usia 2‒11 bulan ≥ 50 kali/menit; usia 1‒5 tahun ≥40 kali/menit; dan usia >5
tahun ≥30 kali/menit.[6]

3. Derajat Berat
Pasien derajat berat memiliki tanda dan gejala pneumonia berat, termasuk
demam, batuk, sesak, napas cepat, yang disertai dengan salah satu tanda berikut:
frekuensi nafas >30 kali/menit distres pernapasan berat, seperti sesak dengan
penggunaan otot tambahan dan kesulitan dalam mengucapkan kalimat penuh
SpO2 <93% udara ruangan.
Pada pasien anak, derajat berat memiliki tanda klinis pneumonia ditambah salah
satu tanda berikut: sianosis sentral atau SpO2 <93% udara ruangan distres pernapasan
berat, seperti nafas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang sangat berat tanda bahaya
umum, seperti ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi, penurunan kesadaran,
atau kejang
Nafas cepat.

4. Derajat Kritis
Pasien kritis telah mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS),
sepsis, dan syok sepsis. Kondisi ini membutuhkan alat penunjang hidup, termasuk
ventilasi mekanik atau terapi vasopressor.

C. ETIOLOGI
Penyebab Covid-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E
(selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Virus ini
dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus yaitu
alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan deltacoronavirus. Sebelum
adanya Covid-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63
(alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan
MERS-CoV (betacoronavirus).
Belum dipastikan berapa lama virus penyebab Covid-19 bertahan di atas
permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya.
Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda
(seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian (Doremalen et
al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada
permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari
24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar
ultraviolet dan panas serta efektif dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents)
seperti eter, etanol 75%, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan
khloroform (kecuali khlorheksidin).
Coronavirus yang menjadi etiologi Covid-19 termasuk dalam genus betacoronavirus,
umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik dan berdiameter 60-140 nm.
Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus
yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam,
yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses
(ICTV) memberikan nama penyebab Covid-19 sebagai SARS-CoV-2.

D. PATOFISIOLOGI

Wabah penyakit virus corona baru 2019 (COVID-19) dimulai pada awal Desember
2019 di ibu kota Wuhan, provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok, dan menyebabkan
pandemi global. Jumlah pasien yang dipastikan mengidap penyakit ini telah melebihi 9
juta di lebih dari 215 negara, dan lebih dari 480.600 orang meninggal pada tanggal 25
Juni 2020. Virus corona diidentifikasi pada tahun 1960an dan baru-baru ini
diidentifikasi sebagai penyebab wabah di Timur Tengah. wabah sindrom pernapasan
(MERS-CoV) pada tahun 2012 dan wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS) pada
tahun 2003. Virus corona SARS 2 (SARS-CoV-2) saat ini adalah yang paling baru
diidentifikasi. Pasien dengan COVID-19 mungkin tidak menunjukkan gejala. Gejala
khasnya meliputi demam, batuk kering, dan sesak napas. Gejala gastrointestinal seperti
mual, muntah, sakit perut dan diare telah dilaporkan; gejala yang berhubungan dengan
neurologis, terutama anosmia, hiposmia, dan dysgeusia, juga telah dilaporkan.
Pemeriksaan fisik mungkin menemukan demam pada lebih dari 44% pasien (dan dapat
ditemukan pada lebih dari 88% pasien setelah masuk rumah sakit), peningkatan
frekuensi pernafasan, penyakit pernafasan akut dan mungkin penurunan kesadaran,
agitasi dan kebingungan. Saat ini belum ada terapi yang terbukti efektif. Terapi
investigasi dibahas secara singkat.

E. MANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala yang muncul kemungkinan di mediasi oleh kekacauan sistem imun


selama proses yang menimbulkan badai sitokin. Badai sitokin mungkin menjadi
pencetus pada berbagai gangguan multi organ yang berimplikasi negatif terhadap
kejadian post acute covid-19 syndrome atau long covid. Tanda dan gejalanya, antara
lain :
1. Kelelahan
2. Sesak nafas
3. Demam
4. Nyeri dada
5. Gelisah
6. Depresi
7. Penglihatan kabur
8. Disfungsi kognitif
9. Post-exertional malaise

F. KOMPLIKASI
Berbagai gejala dirasakan oleh pengidap COVID-19. Mulai dari gejala ringan,
hingga berat. Gejala ringan nyatanya bisa diatasi dengan perawatan di rumah.
Sedangkan gejala berat, memerlukan perawatan di rumah sakit untuk penanganan yang
tepat. Beberapa komplikasi akibat COVID-19 yang bisa dialam, antara lain:
1. Pneumonia
Saat kamu terpapar virus corona, maka virus ini dapat berkembang pada saluran
pernapasan. Bukan itu saja, virus ini dapat menyebar hingga ke paru-paru. Pada paru-
paru yang sehat, oksigen akan masuk melalui aliran darah ke dalam alveoli. Virus
corona yang masuk ke dalam paru-paru nyatanya dapat merusak alveoli.
Saat ada virus masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan berusaha
melawan dan menyebabkan peradangan pada paru-paru. Peradangan dapat
menyebabkan cairan dan sel mati dalam paru menumpuk, sehingga mengakibatkan
penyakit pneumonia. Kondisi ini menimbulkan gejala batuk dan sesak napas pada
pengidap COVID-19.
2. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19 juga dapat memicu acute
respiratory distress syndrome (ARDS). Kondisi ini merupakan jenis kegagalan
pernapasan progresif yang terjadi ketika kantung udara pada paru-paru terisi cairan.
Jika mengalami kondisi ini, pengidap COVID-19 membutuhkan ventilator atau
alat bantu napas untuk proses pernapasan. Dengan begitu, gejala pneumonia dapat
diredakan.
3. Gangguan Hati
Melansir dari Journal of Hepatology, laporan terbaru menunjukkan sekitar 2–11
persen pasien dengan COVID-19 sudah memiliki penyakit hati kronis sebelumnya.
Dalam masa pandemi, disfungsi hati terlihat meningkat 14–53 persen pada pengidap
COVID-19. Peningkatan gangguan hati berkaitan langsung dengan kasus kematian
pengidap COVID-19.
Gangguan hati dalam COVID-19 bisa dikaitkan dengan efek sitopatik langsung
dari virus, reaksi kekebalan yang tidak terkontrol, kondisi sepsis, hingga efek dari
penggunaan obat-obatan untuk meredakan gejala COVID-19.
4. Gagal Ginjal Akut
Bukan hanya menyerang paru-paru, gejala COVID-19 yang cukup parah
nyatanya mampu menyebabkan gangguan pada ginjal. Meskipun jarang terjadi, tetapi
COVID-19 mampu meningkatkan risiko gagal ginjal akut pada pengidap COVID-19.
Kondisi ini tentunya cukup berbahaya dan membuat pengidap COVID-19
membutuhkan penanganan yang lebih serius. Melansir The Pediatric Infectious Disease
Journal, sekitar 25 persen orang dewasa pengidap COVID-19 bisa berisiko mengalami
komplikasi ini. Namun, saat ini belum ditemukan penyakit ini sebagai komplikasi pada
pengidap COVID-19 yang masih berusia anak-anak.
5. Gangguan Neurologis
Pada pengidap COVID-19 yang mengalami gangguan neurologis, umumnya
kondisi ini memang telah dimiliki sebelumnya. Paparan virus corona yang tidak segera
diatasi dapat memperburuk kondisi ini. Namun, penyakit COVID-19 dengan gejala
yang cukup parah dapat berisiko menyebabkan sepsis dan kegagalan organ yang
memicu kondisi gangguan neurologis.
Gangguan neurologis juga dapat dialami oleh pengidap COVID-19 akibat efek
samping dari pengobatan yang dilakukan. Meskipun begitu, komplikasi gangguan
neurologis pada pengidap COVID-19 masih harus terus dilakukan penelitian lebih
mendalam.
6. Gangguan Jantung
Bukan hanya paru-paru, gangguan jantung juga kerap dialami oleh pengidap
COVID-19 sebagai komplikasi yang cukup umum terjadi. Biasanya, virus corona
menyebabkan gangguan irama jantung atau aritmia. Selain itu, melansir jurnal
American Heart Association, 22 persen pasien COVID-19 dengan gejala berat
mengalami cedera miokard akibat infeksi. Namun, penelitian mengenai kasus ini masih
akan dilakukan secara lebih mendalam.

Itulah beberapa komplikasi akibat COVID-19. Tidak ada salahnya untuk


waspada terhadap virus ini dan lakukan berbagai protokol kesehatan untuk menurunkan
risiko penularan. Melansir World Health Organization, ada beberapa kelompok yang
sangat rentan terpapar COVID-19. Mulai dari lansia, pengidap penyakit paru, diabetes,
dan gangguan imun tubuh

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Swab Antigen
Hasil pemeriksaan Swab Antigen pada pasien COVID-19 menunjukkan hasil positif
(100%). Pemeriksaan ini dilakukan dengan mendeteksi virus pada sampel yang berasal
dari saluran pernapasan pasien yang di tes. Swab Antigen dilakukan karena pemeriksaan
ini sangat cepat, dan dapatdilakukan di laboratorium rumah sakit serta dapat
mempersingkat waktu diagnosis. Hal tersebut juga dikatakan pada penelitian yang
dilakukan oleh Yanti et al., yang menyatakan bahwa hasil Swab Antigen biasanya
didapatkan dalam waktu krang lebih sekitar 30 menit. Virus yang terdeteksi hanya dapat
diidentifikasi saat sedang aktif . Oleh karena itu, tes ini paling baik digunakan untuk
mengidentifikasi infeksi pada saat gejala baru muncul.

2. Swab PCR
Selain Swab Antigen, pasien COVID-19 juga dilakukan pemeriksaan dengan Swab
PCR setelah pasien masuk ruang isolasi. Jumlah pasien COVID-19 yang hasil PCR nya
positif berjumlah 69,5%. Swab PCR merupakan salah satu metode untuk
mengidentifikasi infeksi COVID-19 di Indonesia. Pemeriksaan ini sudah menjadi
pemeriksaan laboratorium kasus COVID-19 yang paling disarankan untuk
mengkonfirmasi kasus COVID-19. Hasil tes positif dapat dinyatakan bahwa pasien saat
ini sedang terinfeksi oleh virus dan hasil tes negatif menunjukkan bahwa pasien tidak
sedang terinfeksi virus atau virus tidak ditemukan pada sampel yang digunakan
(Gunawan et al., 2020). Karena hal tersebut dalam perawatan pasien COVID-19
dilakukan PCR selama 3 kali untuk mengkonfirmasi dan mencegah penyebaran virus.

3. Laboratorium
Menurut hasil penelitiam, pasien COVID-19 paling banyak mengalami penurunan
limfosit (55,9%). Limfosit menurun bisa disebabkan oleh ditemukannya infeksi virus
yang terjadi dalam tubuh yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang rendah
sehingga tubuh rentan terserang penyakit. Pada penelitia yang dilakukan oleh Mus et al.,
menyatakan penurunan jumlah limfosit ditemukan juga dalam penelitiannya yang
menunjukkan bahwa virus (COVID-19) dapat menghambat sistem imun karena
penurunan jumlah limfosit dapat menunjukkan kerusakan dalam sistem kekebalan
tubuh (Mus et al., 2021).

4. X-Ray
Menurut hasil penelitian, pasien COVID-19 paling banyak menunjukkan hasil X-Ray
atau Rontgen tidak normal (75,5%). Maksud dari hasil rontgen tidak normal adalah
ditemukan kelaian pada hasil rontgen pasien yang biasanya didiagnosis sebagai
pneumonia. Pneumonia dapat diemukan pada pasien COVID-19 dikarenakan ketika
seorang terinfeksi virus maka hal tersebut dapat menyumbat dinding paru-paru sehingga
terjadi penumpukan cairan dalam rongga yang membuat pasien menjadi sulit bernapas
atau sesak napas. Gejala pneumonia juga hampir mirip seperti COVID-19 contohnya
batuk, sesak napas, nyeri dada, lemah, lesu dan demam sehingga pasien dengan
diagnosis pneumonia sering menjadi pasien suspek COVID-19 pada awalnya. Kelainan
pneumonia pada pasien COVID-19 juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh
Chen et al., yang meneliti karakteristik pasien COVID-19 di Taizhou, China. Sekitar
79,3% pasien menunjukkan pneumonia pada kedua paru paru pasien.

H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien Covid-19 berupa terapi berdasarkan
simptomatik sesuai dengan gejala yang dialami, kemudian dapat dilakukan terapi
suportif seperti pemberiaan oksigen, untuk infeksi sekunder diberikan antibiotik,
kemudian terapi cairan, dan pengobatan yang sesuai dengan komorbid pasien. Salah
satu pencegahan Covid-19 dengan dilakukannya vaksinasi yang berguna untuk
membuat imunitas dan mencegah terjadinya transmisi, kemudian deteksi dini dan segera
melakukan isolasi diri, melakukan proteksi dasar, berupa cuci tangan secara rutin
menggunakan sabun cuci tangan atau alkohol, menjaga jarak dengan orang lain, tidak
saling menyentuh atau membatasi bersentuhan, hindari menyentuh wajah sebelum
melakukan cuci tangan atau setelah menyentuh suatu hal, melakukan etika batuk dan
bersin secara tepat, juga bagi para petugas medis dan yang berkontak langsung dengan
pasien Covid-19 diwajibkan memakai APD, dan mengkonsumsi makanan bergizi dan
suplemen, serta memperbaiki kualitas tidur.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. FOKUS PENGKAJIAN
B. PATHWAY
C. NURSING CARE PLAN
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Novianty Detty(2021).Gagal Ginjal Akut sebagai Komplikasi Covid-19: Literature


Review.Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences 2 (1), 15-24, 2021.

Arsistya Marella Ayu, Nisa Berawi Khairun, Saftarina Fitria.(2023).COVID-19 Dengan


Gagal Ginjal (Literature Review.Medula 13 (3), 2023.

Iszakiyah Nur , Taufiqur Rahman, Nindawi Nindawi, Faisal Amir (2023).Analisis


Tanda Dan Gejala Long Covid-19 Berbasis Imunopatologi Klinis.Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan P-ISSN: 2085-5931 e-ISSN: 2623-2871 14 (1), 325-336, 2023.

Anda mungkin juga menyukai