Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PENGUKURAN STATISTIK VITAL, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN TINGGI

TERNAK KAMBING

Dosen pengampu: Marselinus Hambakodu, S.Pt., M.Si

Di Susun Oleh:
1. Aditia Koro 2619065
2. Serlina Dappa 2619064
3. Yes Tamu Ama 2619017
4. Nikodemus Tunga Retang 2619057
5. Viola Niken Wasti Dangga 2620028
6. Praputranto Praimamongu 2619062
7. Orkianda Poety 2620032
8. Hanis Mila Meha 2619068
9. Afrido Dominggus Malo 2620030
10.Rikardo Saputra Jawa Tana 2619066

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA
2021/2022
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
karunia dan rahmat-Nya, sehinga penulisan laporan praktikum pengukuran statistic vital,
pendugaan bobot badan dan umur ternak kambing dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan
laporan praktikum ini, berisi tentang Teknikteknik pengukuran, bahan dan alat – alat yang
digunakan dalam praktikum serta prosedur kerja dalam praktikum. Dalam penulisan laporan
praktikum ini belum sempurna, masih sangat banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
mohon kritikan dan saran dari para pembaca supaya penulisan praktikum ini selanjutnya dapat
mencapai sesuai yang diharapkan dan lebih baik. Semoga penulisan laporan praktikum ini dapat
bermanfaat dan membantu bagi kami dan bagi para pembaca.

Waingapu, 12 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL/COVER PRAKATA................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.......................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan........................................................................................................................................
3

1.3 Manfaat.....................................................................................................................................
3

BAB II METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan bahan ......................................................................................................................... 4

2.2 Prosedur kerja ......................................................................................................................... 4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran statistik vital ternak kambing ............................................................................... 5

3.2 Pendugaan bobot badan dan umur ternak kambing ................................................................ 8

BAB IV KESIMPULAN

Kesimpulan.................................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kambing merupakan ternak yang dipelihara oleh masyarakat secara luas karena kambing
mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan, antara lain cepat berkembangbiak yaitu
sering beranak lebih dari 1 ekor (1 – 4 ekor). Kambing di daerah tropis umumnya dalam
waktu 2 tahun dapat beranak 3 kali. Peternakan kambing merupakan salah satu usaha
peternakan yang umum dilakukan oleh peternak rakyat baik sebagai pekerjaan sampingan
maupun sebagai pekerjaan pokok. Penentuan produksi kambing pedaging bisa dilakukan
melalui penimbangan untuk mengetahui bobot badan ternak tersebut sehingga peternak
dapat menentukan harga jual ternak yang dipelihara. Ternak kambing yang memiliki mutu
genetik unggul dipilih dalam menghasilkan anak untuk dijadikan tetua bagi generasi
berikutnya. Mengetahui ukuran tubuh ternak termasuk hal yang penting, karena dengan
mengetahui ukuran-ukuran vital tubuh ternak dapat diketahui apakah ternak tersebut
memiliki bentuk tubuh normal atau tidak.
Performans ternak merupakan penampilan ternak yang dapat dilihat dan diukur dalam
satuan tertentu secara periodik yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
ternak. Performans seekor kambing dapat diketahui melalui pengukuran bobot badan dan
ukuran tubuhnya. Ukuran-ukuran tubuh menjadi penting diketahui sebagai kriteria dalam
mendapatkan bobot badan ternak secara efisien dan akurat. Bobot badan memegang peranan
penting dalam pola pemeliharaan yang baik, karena dengan mengetahui bobot badan
kambing akan memudahkan penentuan jumlah pemberian pakan, jumlah dosis obat. Bobot
badan kambing dapat diketahui dengan dua cara, yaitu dengan penimbangan dan dengan
pendugaan. ukuran tubuh mempunyai sumbangan penting untuk memperkirakan bobot
tubuh ternak yang cukup besar yaitu ±90% dari bobot badan ternak sebenarnya, karena
tubuh ternak diibaratkan sebuah silinder.Trisnawanto dkk. (2012) menyatakan bahwa nilai
dari ukuran–ukuran tubuh semakin meningkat seiring dengan bertambahnya bobot badan
ternak.
Gigi ternak mengalami erupsi dan keterasahan secara kontinyu. Pola erupsi gigi pada
ternak memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk menduga umur
ternak. Gerakan mengunyah makanan yang dilakukan ternak mengakibatkan terasahnya gigi
Bedasarkan tahap pemunculannya, gigi seri ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi
gigi seri susu dan gigi seri permanen incisors = I Gigi seri susu muncul lebih awal dari pada
gigi seri permanen dan digantikan oleh gigi seri permanen. Permuculan gigi seri susu,
pergantian gigi seri susu menjadi gigi seri permanen, dan keterasahan gigi seri permanen
terjadi pada kisaran umur tertentu sehingga dapat digunakan sebagai pedoman penentuan
umur ternak ruminansia. Kenyataan bahwa gigi seri susu tumbuh dan digantikan oleh gigi
seri permanen terjadi pada umur tertentu, maka hal tersebut merupakan pedoman yang
banyak digunakan di lapangan untuk menentukan umur kambing. Selain itu, gigi seri
permanen mengalami keterasahan yang bentuknya dipengaruhi oleh jenis pakan yang
dikonsumsi. Dari kunjungan dilapangan diketahui bahwa, secara umum pemeliharaan
kambing khususnya di (kelurahan kambaniru, kecamatan kambera) tepatnya di kandara.
umumnya adalah dikandangkan dan digembalakan. Kandangnya bertipe permanen dengan
lantai. Lokasi kandangnya terletak dipadang pengembalaan di dekat rumah tinggal. Kondisi
kandang masih sagat sederhana dan masih perlu ditingkatkan. Bahan kandang umumnya
memanfaatkan bahan yang tersedia secara lokal, dengan atap seng banyak dijumpai
diberbagai lokasi. Berdasarkan kondisi tersebut maka ingin diketahui bagaimana performans
melalui pengukuran tubuh kambing di kelurahan kambaniru tepatnya dikandara.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui ukuran statistik tubuh ternak seperti lingkar dada, tinggi gumba,
panjang badan
2. Mengetahui perbedaan spesies ternak kambing yang dapat dilihat dari hasil
pengukuran statistik vitalnya
3. Mampu menaksir umur ternak kambing melalui pemeriksaan gigi (poel)
4. Mampu menaksir umur ternak kambing malalui pemeriksaan tanduk
5. Mampu menaksir bobot badan ternak kambing melalui pengukuran statistik vital

1.3 Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pengukuran ternak kambing
2. Dapat mengetahui ketrampilan untuk teknik-teknik pengukuran ternak kambing
3. Bisa mengetahui panjang ternak kambing dengan pengukuran vital

BAB II

MATERI DAN METODE

2.1. Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu pita ukur atau meter, kamera hp, alat
tulis dengan buku. Bahan yang dibutuhkan yaitu ternak kambing
2.1 Prosedur kerja
1. Ternak kambing yang akan diukur
2. Mengidentifikasi karakteriktik, ciri, dan spesies ternak kambing
3. Melakukan pengukuran statistik vital ternak kambing sepertih lingkar dada, tinggi
badan, dan panjang badan
4. Melakukan pencatatan setelah pengukuran pada ternak kambing
5. Melakukan pengambilan foto saat kegiatan praktikum berlangsung
6. Membandingkan hasil pengukuran diantara spesies ternak yang berbeda
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran statistik vital ternak kambing

Tabel pengukuran ternak kambing

Jenis pengukuran Kambing 1 Kambing 2 Kambing 3

Tinggi pundak 57 cm 55 cm 60 cm
Tinggi pantat 63 cm 62 cm 65 cm
Panjang badan 74 cm 73 cm 76 cm
Tinggi tulang dada 36 cm 33 cm 38 cm
Dalam dada 29 cm 27 cm 32 cm
Diameter punggung 17 cm 15 cm 20 cm
Panjang telingah 18 cm 17 cm 21 cm
Lebar pantat 27 cm 25 cm 30 cm
Lebar kepalah 12 cm 10 cm 14 cm
Panjang pantat 17 cm 15 cm 21 cm
Panjang kepalah 21 cm 19 cm 24 cm
Lingkar dada 69 cm 68 cm 79 cm
Lingkar tangkai 12 cm 11 cm 13 cm
bawah
Diameter moncong 19 cm 17 cm 22 cm

1. Pertambahan Tinggi Pundak


Pengukuran pertama menunjukkan bawah ternak kambing mempunyai tinggi pundak 57
cm sedangkan pengukuran ke dua 55 cm dan pengukuran yang ke tiga 60 cm.
Ukuran tinggi pundak kambing Kacang betina kelompok umur muda (0-12 bulan) di
Kabupaten Karanganyar lebih rendah (P0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kambing Kacang
betina di Karanganyar lebih pendek, kemungkinan karena tinggi pundak yg menggambarkan
pertumbuhan tulang penyusun kaki depan (extremitas anterior) pada kelompok umur muda ini
belum tumbuh dengan baik, hal ini dapat terjadi dikarenakan pada usia muda nutrisi ternak masih
dipengaruhi oleh nutrisi yang didapat dari induk. Pada kelompok umur dewasa, tinggi pundak
kambing Kacang betina di Kabupaten Grobogan nyata (P0,05). Hal ini menunjukkan, bahwa
pertumbuhan tinggi pundak kambing Kacang betina setelah umur 12 bulan di Grobogan
meningkat dengan pesat, karena pada umur muda relatif sama dengan di Wonogiri dan saat
dewasa tinggi pundaknya lebih tinggi, hal ini dikarenakan perbedaan faktor pakan, adanya
penjualan ternak-ternak yang lebih besar dan terjadi perkawinan inbreeding sehingga keturunan
kambing Kacang menjadi lebih kecil untuk Kabupaten Wonogiri. Tinggi pundak kambing
Kacang di Karanganyar yang saat muda paling rendah, saat mencapai umur dewasa dapat
menyamai di Wonogiri. tinggi pundak kambing Kacang betina umur muda berkisar antara 38,17-
43,25 cm, sedangkan pada umur dewasa berkisar 52,78- 57,64 cm. Hasil penelitian ini tidak
berbeda jauh dengan hasil penelitian Setiadi et al. (1997), Mahmalia & Tarigan (2004) serta
Batubara (2011) yang melaporkan bahwa hasil rataan tinggi pundak kambing Kacang betina
yakni 52,00; 52,45; serta 55,62 cm. Putri (2014) mendapatkan hasil rata-rata tinggi pundak
kambing Kacang betina yang lebih rendah sebesar 48,0 cm.
2. Pengukuran Panjang badan
Hasil pengukuran bawah ternak kambing yang pertama memiliki panjang badan 63 cm,
Panjang badan kambing kedua sebesar 62 cm dan ternak kambing ketiga panjang badannya
sebesar 65 cm.
Panjang badan kambing Kacang betina pada umur muda di semua kabupaten relatif sama
(P>0,05). Pada penelitian ini didapatkan panjang badan kambing Kacang betina pada umur muda
berkisar antara 37,05-38,47 cm, sedangkan pada umur dewasa berkisar 49,22- 53,43 cm. Hasil
penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Setiadi et al. (1997) bahwa panjang
badan kambing Kacang betina sebesar 50,33 cm. Putri (2014) mendapatkan ukuran panjang
badan kambing Kacang betina yang lebih kecil sebesar 44,0 cm. Namun, Mahmilia & Tarigan
(2004) dan Batubara (2011) mendapatkan panjang badan kambing Kacang betina yang lebih
besar, yakni 56,64 dan 58,87 cm.
3. Pertambahan Lingkar Dada
Pertambahan lingkar dada didapat dengan melingkarkan pita ukur pada bagian dada
dibelakang bahu (Utami, 2008), yang dinyatakan dengan cm dan diukur setiap minggu.
Pengukuran lingkar dada Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ternak kambing yang pertama
mempunyai lingkar dada sebesar 62 cm, ternak kambing yang kedua 64 cm dan ternak kambing
ketiga yaitu 64. Lingkar dada awal anak jantan tunggal lebih tinggi sebesar 60 cm. Menurut
Malewa (2009), lingkar dada merupakan ukuran tubuh yang mempunyai hubungan paling erat
dengan bobot badan. Menurut Saputra dkk. (2013), lingkar dada 8 dapat memberikan gambaran
tentang keadaan seekor ternak terutama untuk memperkirakan bobot badannya.

3.2 Pendugaan bobot badan dan umur ternak kambing


 Pendugaan bobot badan ternak kambing
Perbedaan Bobot badan kambing dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur,
genetik, jenis kelamin tingkat kegemukan, bobot karkas, hormon dan lain-lain. Bobot badan
kambing berpengaruh terhadap BCS kambing. Hal ini sesuai dengan pendapat Baysi (2017) yang
menyatakan bahwa bobot badan ternak bervariasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur,
jenis kelamin dan managemen pemeliharaan ternak. Kambing 1 termasuk kedalam kategori
kurus, hal itu dikarenakan umur kambing yang masih muda yaitu 3 bulan setengah. Umur
berkaitan dengan banyaknya nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mukti (2014) yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan dipengaruhi oleh jumlah
nutrisi yang digunakan, semakin tinggi tingkat pertumbuhan maka nutrisi yang digunakan
semakin banyak. Faktor – faktor yang mempengaruhi bobot badan ternak adalah genetik,
lingkungan, jenis kelamin, pakan, manajemen dan lingkungan.
Pendugaan bobot badan dapat dihitung dengan pendekatan perhitungan berdasarkan
beberapa ukuran tubuh seperti panjang badan, lingkar dada dan tinggi pundak.
 Hasil pengukuran sifat kuantitatif dari ternak kambing, didapatkan ukuran panjang kepala antara
ternak kambing jantan dan betina antara 14,5- 15 cm dengan rataan 14,75 ±1,42cm,dan rataan
lebar kepala adalah 10,75± 1,01. Hasil ini hampir sama dengan ukuran panjang dan lebar kepala
kambing lokal di Kabupaten Bone Bolango yang dilaporkan oleh Ilham, (2015), masing-masing
adalah 14,12±1,4 dan 10,94± 1,31.
 Bentuk telinga dan panjang telinga seekor ternak dapat pula dijadikan tanda dari suatu jenis
bangsa. Rataan panjang telinga kambing lokal di Desa Tembeling adalah 14,5±0,71 dan lebar
telinga adalah 7,75±0,40. Rataan panjang telinga kambing lokal di Desa Tembeling hampir sama
dengan rataan panjang telinga kambing Kosta yang dilaporkan oleh Setiadi dan Diwyanto
(1999), yaitu 13-14 cm. Sementara Pamungkas et al. (2009), melaporkan rataan panjang telinga
kambing PE adalah 15 cm.
BAB IV
KESIMPULAN

Disimpulkan bahwa tinggi pundak ternak kambing yang pertama mempunyai yang lebih tinggi sebesar 57
cm dibandingkan dengan ternak kambing yang kedua dan ketiga yaitu sebesar 55 cm dengan 60 cm. Hasil
pengukuran panjang badan bawah ternak kambing yang pertama memiliki panjang badan 74 cm, Panjang
badan kambing kedua sebesar 73 cm dan ternak kambing ketiga panjang badannya sebesar 76 cm. Hasil
pengukuran lingkar dada bahwa ternak kambing yang pertama mempunyai lingkar dada sebesar 69 cm,
ternak kambing yang kedua 68 cm dan ternak kambing ketiga yaitu 79 cm. selanjutnya pendugaan bobot
badan dapat dihitung dengan pendekatan perhitungan berdasarkan beberapa ukuran tubuh seperti panjang
badan, lingkar dada dan tinggi pundak.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unja.ac.id/2514/9/BAB%20I%20-%205.pdf

file:///C:/Users/TITO%20COMPUTER/Downloads/2365-4809-1-SM.pdf

viktori, A., Purbowati, E., & Lestari, C. W. Sri. (2016). Hubungan antara ukuran ukuran tubuh

dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten. Jurnal ilmu-ilmu
peternakan. 26 (1): 23-28.

http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/6877/budidaya39.pdf?
sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Hasil%20pengukuran%20sifat%20kuantitatif%20dari,lokal%20di
%20Kabupaten%20Bone%20Bolango

Anda mungkin juga menyukai