Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Dosen ilmu produksi ternak potong ternak selaku pembimbing utama dalam
pratikum ini. Demikian laporan ini, penulis berharap agar bermanfaat bagi kita
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v
DAFTAR TABLE.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.2. tujuan......................................................................................................2
2.3. karkas......................................................................................................8
iii
3.3. metode praktikum.................................................................................10
4.1. hasil.......................................................................................................12
4.2. Pembahasan..........................................................................................14
BAB V PENUTUP...........................................................................................19
5.1. Kesimpulan...........................................................................................19
5.2. Saran.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
LAMPIRAN.....................................................................................................23
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 melakukan pengulitan sekaligus pemisahan antara jarjan dan non
karkas...........................................................................................10
v
DAFTAR TABLE
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Karkas kambing adalah bagian tubuh dari kambing sehat yang telah
disembelih secara halal telah dikuliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan antara kepala
dan kaki mulai dari tarus kebawah, organ reproduksi, ambing, ekor, serta lemak
yang berlebih. Karkas kambing adalah bagian daging yang diperoleh setelah
daging yang umum. Karkas kambing umumnya mencakup semua bagian daging
yang dapat dimanfaatkan dari hewan tersebut, termasuk daging, tulang, dan
kambing termasuk gulai kambing, sate kambing, kari kambing, dan sup kambing.
Daging kambing juga dapat digunakan dalam berbagai hidangan panggang atau
dipanggang.
Selain itu, bagian tulang dan lemak dari karkas kambing juga dapat
dimanfaatkan. Tulang kambing sering digunakan untuk membuat kaldu atau stok,
yang bisa menjadi dasar dalam berbagai jenis masakan. Lemak kambing juga bisa
digunakan untuk memasak atau memberikan rasa pada hidangan tertentu. Penting
untuk memastikan bahwa karkas kambing dan produk dagingnya disimpan dan
diproses dengan benar agar tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Jika Anda
1
tidak terbiasa dengan memotong dan mempersiapkan karkas kambing, disarankan
untuk mencari bantuan dari ahli daging atau penjual daging terpercaya.
1.2 Tujuan
Praktikum ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa atau pelajar dalam program
studi yang terkait dengan ilmu peternakan, kesehatan hewan, atau teknologi
tubuh kambing.
dan tulang. Hal ini penting dalam mengevaluasi kualitas karkas dan
2
dapat mempelajari teknik pengolahan lanjutan, seperti pembuatan produk
Memahami nilai nutrisi dan keamanan pangan: Praktikum ini juga dapat
karkas kambing, praktikum ini dapat membantu mahasiswa atau pelajar dalam
bidang tersebut.
1.3 Manfaat
antarbagian tubuh. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik
3
Identifikasi Jenis dan Bagian Karkas: Dalam praktikum karkas kambing,
dada, punggung, perut, kaki, dan lainnya. Hal ini penting dalam proses
yang berkualitas.
4
Pengenalan terhadap Industri Daging: Praktikum karkas kambing dapat
standar kualitas yang harus dipenuhi, serta berbagai peran dan tanggung
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
darah kambing Kacang lebih dari 50%, sehingga sifat yang paling dominan dari
kambing ini didapat dari kambing Kacang (Djajanegara dan Misniwaty, 2004).
tubuhnya terlihat tebal dan bulu tubuhnya kasar (Sarwono, 2004). Kambing
Jawarandu mempunyai bentuk tubuh yang agak kompak dengan perototan yang
cukup baik, serta pertambahan bobot badannya dapat mencapai 50-100 g/hari
(Sutama dan Budiarsa, 2009), sehingga kambing ini digolongkan kedalam tipe
produktivitas induk yang baik (Utomo dkk., 2005). Rata-rata service per
conception (S/C) induk kambing Jawarandu adalah 1,23 kali dengan kisaran 1-2
kali, serta jumlah anak sekelahiran atau litter size yang dihasilkan oleh induk
kambing Jawarandu adalah 1,74 ekor dengan kisaran 1-2 ekor (Murdjito dkk.,
6
2.2 Bobot potong
karkas dan persentase karkas yang dihasilkan. Bobot potong yang semakin
meningkat akan menghasilkan karkas yang semakin tinggi pula, sehingga dapat
diharapkan bagian dari karkas yang berupa daging menjadi lebih besar (Soeparno,
2005). Setiap kenaikan bobot potong selalu diikuti dengan kenaikan bobot karkas,
komponen tubuh seperti otot, lemak, dan tulang (Soeparno, 2005), sedangkan
Pertumbuhan mempunyai tahap cepat dan tahap lambat. Tahap cepat terjadi
sebelum dewasa kelamin dan tahap lambat terjadi pada fase awal kelahiran dan
saat dewasa tubuh telah tercapai (Tillman dkk., 1991). Menurut Forrest dkk.
semakin cepat, hingga pada saat dewasa tubuh tercapai pertumbuhan yang
kelamin atau pubertas pada kambing umumnya dicapai saat umur 6-12 bulan,
(Cahyono,1998)
7
2.3 Karkas
Secara umum hasil pemotongan ternak dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
karkas dan non karkas. Definisi karkas menurut Kaić dkk. (2012) yaitu bagian
kepala, kaki bagian bawah (diantara tulang carpus dan metacarpusuntuk kaki
depan, serta diantara tulang tarsus dan metatarsus untuk kaki belakang), ekor,
serta organ dalam rongga dada dan perut. Menurut Badan Standarisasi Nasional
(2008) karkas didefinisikan bagian dari tubuh ternak sehat yang telah disembelih
secara halal, telah dikuliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala dan kaki mulai
dari tulang tarsus sampai metatarsus dan tulang carpus sampai metacarpus, organ
berlebih.
karkas merupakan faktor penting dalam menentukan potensi hasil daging dari
perbandingan antara bobot karkas dengan bobot hidup saat dipotong (dikurangi isi
saluran pencernaan dan urin) dikalikan dengan 100% (Solaiman, 2010). Menurut
membandingkan antara bobot karkas dengan bobot potong, dikalikan 100%. Pada
umumnya bobot karkas panas, yaitu bobot karkas yang diambil setelah pengulitan
8
untuk menghitung persentase karkas panas. Persentase karkas kambing bervariasi
produk ikutan atau disebut non karkas. Non karkas didefinisikan sebagai seluruh
bagian tubuh ternak selain karkas yang bernilai ekonomis dan diperoleh dari
proses pemotongan dengan nilai kegunaannya kurang dari produk utama (Aberle
dkk., 2001). Forrest dkk. (1975) mengklasifikasikan non karkas menjadi dua
bagian, yaitu edible offal dan inedible offal. Edible offal adalah bagian sisa karkas
yang masih layak dimakan, seperti lidah, hati, jantung, paru-paru, otak, limpa, dan
saluran pencernaan, sedangkan inedible offal adalah bagian sisa karkas yang tidak
layak dimakan, seperti tanduk, kuku, tulang dahi atau tulang kepala. Penetapan
layak atau tidaknya organ tubuh yang dikonsumsi masyarakat sangat dipengaruhi
oleh etika dan budaya. Bagian non karkas yang dapat dikonsumi oleh masyarakat
di Indonesia menurut Lestari dkk. (2010) yaitu darah, kulit, kepala, ekor, dan
Kadar laju pertumbuhan relatif beberapa komponen non karkas hampir sama
sebagai penyusun karkas dan non karkas secara kumulatif bertambah bobotnya
akan tetapi persentase komponen tubuh tersebut (kecuali lemak) terhadap bobot
badan semakin menurun (Berg dan Butterfield, 1976). Pertumbuhan non karkas
9
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ilmu produksi ternak potong dilakukan pada hari rabu, tanggal 31-
Mei-2023 di CV PRIMA BREED (Kandang pak Dr. Padang) pada jam 07:00
WITA.
Pisau
Balok
Tali
Daun lamtoro
Timbangan
Pengalas
Alat tulis
1 ekor Kambing
10
3.3 Metode Praktkum
sampel dari suatu populasi dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Setelah
data diperoleh kemudian hasilnya diolah dan dipaparkan secara deskriptif dan
berlangsung pada saat riset dilakukan (status sekelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu hipotesis, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa)
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Adapun pendekatan studi
kasus dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai suatu
obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan
(Nazir, 2005)
Data yang digunakan pada saat praktkum ini adalah data primer . Data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya baik data/fakta
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan wawancara langsung pada saat
peraktek di lapangan.
11
Dimana Metode pengumpulan data pada dalam praktek ini dilakukan dengan
BAB IV
4.1 Hasil
12
Gambar 4.3 melakukan pengulitan Gambar 4.4 dipisahkanya antara
non karkas
13
Gambar 4.7 hati Gambar 4.8paru – paru
4.2. Pembahasan
14
Dimana Langkah yang dilakukan pada saat melakukan peraktek ini ialah
sebagai berikut :
1. Awal mula melakukan penimbangan pada ternak yang akan di jadikan bahan
peraktek
Pisau
Balok
Tali
Daun lamtoro
Timbangan
Pengalas
Alat tulis
1 ekor Kambing
15
8. Pertama ikat kaki pada ternak
10. Setelah bagian kaki dan badan sudah terpisah antara daging dan bulu maka
11. Selanjutnya dipisahkan antara karakan dan non karkan dan lakukan
penimbangan.,
Adapun tabel yang digunakan untuk menghitung komponen karkas dan non
Bahu 0,74 12
16
Bobot Potong 13,56 -
Kulit 1 7,4
Data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan survei ini, selanjutnya akan
1. Membuat analisis deskriptif, bobot potong ternak, bobot karkas dan berat
berikut:
17
X
Persentase karkas (x ) = X 100
B
X
Persentase daging (y) = X 100, dimana
B
13 ,56
Persentase karkas (x ) = X 100
6,100
=222,29 %
Hasil potong pada karkas setelah dikeluarakan dan dipisahkan atara karkas
dan non karkas dan dishitung secara presentase bobot badan awal di bahagi karkas
18
19
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, serta menyiapkan tempat dengan
memiliki panjang sekitar 2,3 cm dan umur sekitar 1 tahun. Ternak juga harus
diistirahatkan agar tidak stres, serta perhatian harus diberikan pada kesehatan dan
dengan mengikat kaki ternak dan memulai pengulitan dari kaki. Setelah bagian
kaki dan badan terpisah antara daging dan bulu, dilakukan pemisahan antara
karkas dan non-karkas, dan dilakukan penimbangan. Data yang dikumpulkan dari
perhitungan bobot potong ternak, bobot karkas, bobot daging murni, dan
praktikum ini adalah sebesar 222,29%. Hal ini dihitung dengan membagi bobot
karkas dengan bobot potong kambing dan dikalikan dengan 100. Dengan
20
karkas yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut terkait bobot potong
5.2. Saran
Penggunaan timbangan yang baik dan akurat akan memberikan hasil yang
Pastikan ternak dalam kondisi yang baik dan tidak mengalami stres yang
berlebihan.
alat yang digunakan steril dan higienis untuk menghindari kontaminasi dan
penyebaran penyakit.
Selalu ikuti prosedur yang tepat dan aman dalam penyembelihan ternak.
dengan tujuan analisis. Gunakan rumus dan perhitungan yang tepat untuk
21
Sampaikan temuan dan hasil praktikum secara jelas dan terperinci dalam
masa depan.
dapat dilakukan dengan efektif, aman, dan memberikan hasil yang akurat dan
22
DAFTAR PUSTAKA
Forrest, J.C., dkk. 1975. Principle of Meat Science. San Fransisco.W.H. Freeman
Mada University Press.Berg, R.T. and R.M. Butterfield. 1976. New Concept
Sutama, I.K., dan IGM. Budiarsana. 2009. Panduan Lengkap Kambing dan
Soeparno. (2005). Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke-4. Gadjah Mada
23
LAMPIRAN
24
25