Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG

“DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6”

M Yayan Tumina :O121 21 015


Moh Reza :O121 21 010
Chinta Priskila :O121 21 008
Febrianti Y.Makamadi :O121 21 017
Risna :O121 21 016
Dewi Sartika :O121 21 018

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

pembuatan laporan Praktikum ilmu nutrisi ternak tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih

terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi dari

sebelumnya.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimah kasih kepada Asisten

Dosen ilmu produksi ternak potong ternak selaku pembimbing utama dalam

pratikum ini. Demikian laporan ini, penulis berharap agar bermanfaat bagi kita

semua dalam kehidupan sehari-hari.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v

DAFTAR TABLE.............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1. Latar belakang .......................................................................................1

1.2. tujuan......................................................................................................2

1.3. manfaat ..................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6

2.1. kambing jawarandu...............................................................................6

2.2. bobot potong...........................................................................................7

2.3. karkas......................................................................................................8

2.4. presentase karkas....................................................................................8

2.5. non karkas...............................................................................................9

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM.....................................................10

3.1. Waktu Dan Tempat...............................................................................10

3.2.alat dan bahan........................................................................................10

iii
3.3. metode praktikum.................................................................................10

3.4. jenis dan sumber data...........................................................................11

3.5. metode pengambilan.............................................................................11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................12

4.1. hasil.......................................................................................................12

4.2. Pembahasan..........................................................................................14

BAB V PENUTUP...........................................................................................19

5.1. Kesimpulan...........................................................................................19

5.2. Saran.....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22

LAMPIRAN.....................................................................................................23

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 penyiapan ternak yang akan dijadikan bahan praktek...................10

Gambar 4.2 melakukan penyambelihan............................................................10

Gambar 4.3 melakukan pengulitan sekaligus pemisahan antara jarjan dan non

karkas...........................................................................................10

Gambar 4.4 di pisahkanya antara karkan dan non karkas.................................10

Gambar 4.5 karkas.............................................................................................11

Gambar 4.6 Non karkas(buluh).........................................................................11

Gambar 4.7 hati.................................................................................................11

Gambar 4.8 paru –paru......................................................................................11

Gambar 4.9 rusuk..............................................................................................11

Gambar 4.10 Kulit.............................................................................................11

Gambar 4.11 jantung.........................................................................................12

Gambar 4.12 Ginjal...........................................................................................12

v
DAFTAR TABLE

Table 1.Perhitungan komponen karkas............................................................15

Table 2. Perhitungan komponen Non karkas....................................................16

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Karkas kambing adalah bagian tubuh dari kambing sehat yang telah

disembelih secara halal telah dikuliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan antara kepala

dan kaki mulai dari tarus kebawah, organ reproduksi, ambing, ekor, serta lemak

yang berlebih. Karkas kambing adalah bagian daging yang diperoleh setelah

kambing disembelih dan dipotong-potong sesuai dengan proses pemotongan

daging yang umum. Karkas kambing umumnya mencakup semua bagian daging

yang dapat dimanfaatkan dari hewan tersebut, termasuk daging, tulang, dan

lemak.Setelah karkas kambing dipotong, dagingnya dapat digunakan untuk

berbagai jenis hidangan. Beberapa hidangan populer yang menggunakan daging

kambing termasuk gulai kambing, sate kambing, kari kambing, dan sup kambing.

Daging kambing juga dapat digunakan dalam berbagai hidangan panggang atau

dipanggang.

Selain itu, bagian tulang dan lemak dari karkas kambing juga dapat

dimanfaatkan. Tulang kambing sering digunakan untuk membuat kaldu atau stok,

yang bisa menjadi dasar dalam berbagai jenis masakan. Lemak kambing juga bisa

digunakan untuk memasak atau memberikan rasa pada hidangan tertentu. Penting

untuk memastikan bahwa karkas kambing dan produk dagingnya disimpan dan

diproses dengan benar agar tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Jika Anda

1
tidak terbiasa dengan memotong dan mempersiapkan karkas kambing, disarankan

untuk mencari bantuan dari ahli daging atau penjual daging terpercaya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum karkas kambing adalah untuk memberikan pemahaman

tentang struktur anatomi dan komposisi tubuh kambing setelah dipotong.

Praktikum ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa atau pelajar dalam program

studi yang terkait dengan ilmu peternakan, kesehatan hewan, atau teknologi

pangan. Beberapa tujuan khusus dari praktikum karkas kambing meliputi:

 Mengenal struktur anatomi karkas kambing: Praktikum ini membantu

mahasiswa atau pelajar mempelajari bagian-bagian tubuh kambing setelah

dipotong, termasuk otot, tulang, lemak, dan organ-organ internal. Mereka

dapat mengidentifikasi dan memahami fungsi serta lokasi setiap bagian

tubuh kambing.

 Memahami komposisi karkas kambing: Praktikum ini membantu dalam

mempelajari komposisi karkas kambing, seperti persentase daging, lemak,

dan tulang. Hal ini penting dalam mengevaluasi kualitas karkas dan

menentukan potensi nilai ekonomi dari karkas kambing.

 Mempelajari teknik pemotongan dan pengolahan karkas: Selama

praktikum, mahasiswa atau pelajar akan belajar teknik pemotongan yang

benar untuk memperoleh bagian-bagian karkas yang diinginkan, seperti

daging utama, daging potongan, dan bagian non-daging. Mereka juga

2
dapat mempelajari teknik pengolahan lanjutan, seperti pembuatan produk

daging dan pengemasan.

 Memahami nilai nutrisi dan keamanan pangan: Praktikum ini juga dapat

memberikan pemahaman tentang nilai nutrisi yang terkandung dalam

daging kambing serta keamanan pangan yang perlu diperhatikan selama

proses pemotongan, pengolahan, dan penyimpanan karkas.

Dengan memahami struktur anatomi, komposisi, dan teknik pemrosesan

karkas kambing, praktikum ini dapat membantu mahasiswa atau pelajar dalam

memahami aspek-aspek penting dalam industri peternakan dan pengolahan

daging, serta memberikan dasar pengetahuan yang diperlukan untuk karier di

bidang tersebut.

1.3 Manfaat

Praktikum karkas kambing memiliki beberapa manfaat yang dapat diperoleh,

baik dari segi pendidikan maupun pemahaman terhadap proses pengolahan

karkas. Berikut adalah beberapa manfaat dari praktikum karkas kambing:

 Pemahaman Anatomi dan Fisiologi: Praktikum karkas kambing

memungkinkan para mahasiswa atau peserta praktikum untuk mempelajari

anatomi dan fisiologi kambing secara langsung. Mereka dapat mengamati

struktur tubuh kambing, organ-organ utama, serta fungsi dan interaksi

antarbagian tubuh. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik

tentang struktur dan fungsi tubuh hewan tersebut.

3
 Identifikasi Jenis dan Bagian Karkas: Dalam praktikum karkas kambing,

peserta praktikum dapat belajar mengenali jenis-jenis karkas kambing dan

bagian-bagian utama yang terkait dengan industri daging. Mereka akan

mempelajari bagaimana mengidentifikasi berbagai bagian karkas seperti

dada, punggung, perut, kaki, dan lainnya. Hal ini penting dalam proses

pengolahan dan penentuan nilai jual daging kambing.

 Praktik Ketrampilan Memotong dan Memisahkan Bagian Karkas:

Praktikum karkas kambing memberikan kesempatan bagi peserta

praktikum untuk mempraktikkan ketrampilan dalam memotong dan

memisahkan bagian karkas secara tepat. Mereka dapat belajar teknik

pemotongan yang benar dan efisien untuk menghasilkan potongan daging

yang berkualitas.

 Pemahaman tentang Higiene dan Sanitasi: Dalam praktikum karkas

kambing, peserta praktikum juga diajarkan tentang pentingnya higiene dan

sanitasi dalam pengolahan karkas. Mereka akan mempelajari langkah-

langkah kebersihan yang harus diikuti untuk mencegah kontaminasi

mikroba dan menjaga kualitas daging yang dihasilkan.

 Penerapan Prinsip Keamanan Pangan: Praktikum karkas kambing juga

melibatkan penerapan prinsip keamanan pangan. Peserta praktikum akan

belajar tentang pentingnya pengendalian mutu dan keamanan pangan

dalam proses pengolahan karkas. Mereka akan memahami langkah-

langkah untuk menghindari risiko pencemaran dan menjaga agar produk

daging kambing aman untuk dikonsumsi.

4
 Pengenalan terhadap Industri Daging: Praktikum karkas kambing dapat

memberikan pengenalan kepada peserta praktikum tentang industri daging.

Mereka dapat memahami proses pengolahan karkas dalam skala industri,

standar kualitas yang harus dipenuhi, serta berbagai peran dan tanggung

jawab dalam rantai pasok daging.

 Pengembangan Kemampuan Tim dan Kerja Sama: Praktikum karkas

kambing sering dilakukan dalam kelompok, yang memungkinkan peserta

praktikum untuk mengembangkan kemampuan kerja tim dan kerja sama.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kambing jawarandu

Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan antara kambing Peranakan

Ettawa dengan kambing Kacang. Kambing Jawarandu mempunyai komposisi

darah kambing Kacang lebih dari 50%, sehingga sifat yang paling dominan dari

kambing ini didapat dari kambing Kacang (Djajanegara dan Misniwaty, 2004).

Karakteristik dari kambing Jawarandu yaitu mempunyai moncong yang lancip,

telinganya tebal dan lebih panjang daripada kepalanya,lehernya tidak bersurai,

tubuhnya terlihat tebal dan bulu tubuhnya kasar (Sarwono, 2004). Kambing

Jawarandu mempunyai bentuk tubuh yang agak kompak dengan perototan yang

cukup baik, serta pertambahan bobot badannya dapat mencapai 50-100 g/hari

(Sutama dan Budiarsa, 2009), sehingga kambing ini digolongkan kedalam tipe

pedaging atau dipelihara guna diambil hasil utamanya berupa daging.

Jawarandu merupakan kambing yang banyak dipelihara

masyarakat petani ternak di Indonesia, karena mempunyai laju reproduksi dan

produktivitas induk yang baik (Utomo dkk., 2005). Rata-rata service per

conception (S/C) induk kambing Jawarandu adalah 1,23 kali dengan kisaran 1-2

kali, serta jumlah anak sekelahiran atau litter size yang dihasilkan oleh induk

kambing Jawarandu adalah 1,74 ekor dengan kisaran 1-2 ekor (Murdjito dkk.,

2011). Kambing Jawarandu banyak dibudidayakan di daerah pesisir pantai Utara

Jawa, antara lain di Brebes, Tegal, dan Pekalongan serta di Yogyakarta

(Prawirodigdo dkk., 2004)

6
2.2 Bobot potong

Bobot potong merupakan hasil dari penimbangan ternak sesaat sebelum

dilakukan penyembelihan. Besarnya bobot potong akan mempengaruhi bobot

karkas dan persentase karkas yang dihasilkan. Bobot potong yang semakin

meningkat akan menghasilkan karkas yang semakin tinggi pula, sehingga dapat

diharapkan bagian dari karkas yang berupa daging menjadi lebih besar (Soeparno,

2005). Setiap kenaikan bobot potong selalu diikuti dengan kenaikan bobot karkas,

yang dapat diartikan bahwa kenaikan bobot potong berhubungan dengan

pertumbuhan dan perkembangan dari bagian-bagian tubuh atau karkas (Nusi

dkk.,2011). Pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan

bobot hidup, bentuk, dan komposisi tubuh termasuk perubahan komponen-

komponen tubuh seperti otot, lemak, dan tulang (Soeparno, 2005), sedangkan

perkembangan adalah kemajuan gradual kompleksitas yang lebih tinggi dan

ekspansi ukuran (Forrest dkk., 1975).

Pertumbuhan mempunyai tahap cepat dan tahap lambat. Tahap cepat terjadi

sebelum dewasa kelamin dan tahap lambat terjadi pada fase awal kelahiran dan

saat dewasa tubuh telah tercapai (Tillman dkk., 1991). Menurut Forrest dkk.

(1975), sesaat setelah lahir pertumbuhan berjalan sangat lambat, kemudian

semakin cepat, hingga pada saat dewasa tubuh tercapai pertumbuhan yang

optimal, setelah itu pertumbuhan berjalan mendekati konstan. Fase dewasa

kelamin atau pubertas pada kambing umumnya dicapai saat umur 6-12 bulan,

sedangkan dewasa tubuh terjadi saat kambing berumur 10-12 bulan

(Cahyono,1998)

7
2.3 Karkas

Secara umum hasil pemotongan ternak dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

karkas dan non karkas. Definisi karkas menurut Kaić dkk. (2012) yaitu bagian

tubuh ternak hasil pemotongan setelah pengeluaran darah, pengulitan, dihilangkan

kepala, kaki bagian bawah (diantara tulang carpus dan metacarpusuntuk kaki

depan, serta diantara tulang tarsus dan metatarsus untuk kaki belakang), ekor,

serta organ dalam rongga dada dan perut. Menurut Badan Standarisasi Nasional

(2008) karkas didefinisikan bagian dari tubuh ternak sehat yang telah disembelih

secara halal, telah dikuliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala dan kaki mulai

dari tulang tarsus sampai metatarsus dan tulang carpus sampai metacarpus, organ

reproduksi dan ambing, ekor, serta lemak yang

berlebih.

2.4 Presentase karkas

karkas merupakan faktor penting dalam menentukan potensi hasil daging dari

ternak yang dipotong. Persentase karkas merupakan

perbandingan antara bobot karkas dengan bobot hidup saat dipotong (dikurangi isi

saluran pencernaan dan urin) dikalikan dengan 100% (Solaiman, 2010). Menurut

Berg dan Butterfield (1976) persentase karkas diperoleh dengan cara

membandingkan antara bobot karkas dengan bobot potong, dikalikan 100%. Pada

umumnya bobot karkas panas, yaitu bobot karkas yang diambil setelah pengulitan

serta pengeluaran isi sebelum karkas tersebut didinginkan (chilling), digunakan

8
untuk menghitung persentase karkas panas. Persentase karkas kambing bervariasi

yaitu sebesar 38,5-52,3% (Mahgoub dkk., 2012).

2.5 Non karkas

Proses pemotongan ternak selain menghasilkan karkas, juga dihasilkan

produk ikutan atau disebut non karkas. Non karkas didefinisikan sebagai seluruh

bagian tubuh ternak selain karkas yang bernilai ekonomis dan diperoleh dari

proses pemotongan dengan nilai kegunaannya kurang dari produk utama (Aberle

dkk., 2001). Forrest dkk. (1975) mengklasifikasikan non karkas menjadi dua

bagian, yaitu edible offal dan inedible offal. Edible offal adalah bagian sisa karkas

yang masih layak dimakan, seperti lidah, hati, jantung, paru-paru, otak, limpa, dan

saluran pencernaan, sedangkan inedible offal adalah bagian sisa karkas yang tidak

layak dimakan, seperti tanduk, kuku, tulang dahi atau tulang kepala. Penetapan

layak atau tidaknya organ tubuh yang dikonsumsi masyarakat sangat dipengaruhi

oleh etika dan budaya. Bagian non karkas yang dapat dikonsumi oleh masyarakat

di Indonesia menurut Lestari dkk. (2010) yaitu darah, kulit, kepala, ekor, dan

organ dalam seperti hati, jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan.

Kadar laju pertumbuhan relatif beberapa komponen non karkas hampir sama

dengan laju pertumbuhan tubuh (Soeparno, 2005). Komponen tubuh ternak

sebagai penyusun karkas dan non karkas secara kumulatif bertambah bobotnya

akan tetapi persentase komponen tubuh tersebut (kecuali lemak) terhadap bobot

badan semakin menurun (Berg dan Butterfield, 1976). Pertumbuhan non karkas

menunjukkan adanya variasi dalam setiap organnya (Lawrie, 1995).

9
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum ilmu produksi ternak potong dilakukan pada hari rabu, tanggal 31-

Mei-2023 di CV PRIMA BREED (Kandang pak Dr. Padang) pada jam 07:00

WITA.

3.2 Alat dan Bahan praktikum

 Pisau

 Balok

 Tali

 Daun lamtoro

 Timbangan

 Pengalas

 Hp\alat untuk dokumentasi

 Alat tulis

 1 ekor Kambing

10
3.3 Metode Praktkum

Metode survai deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Setelah

data diperoleh kemudian hasilnya diolah dan dipaparkan secara deskriptif dan

dianalisis untuk menguji hipotesis (dan dalam Praktikum menggunakan deskriptif

adalah jenis penelitian yang dapat menggambarkan sesuatu yang tengah

berlangsung pada saat riset dilakukan (status sekelompok manusia, suatu objek,

suatu set kondisi, suatu hipotesis, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa)

dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Adapun pendekatan studi

kasus dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai suatu

obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan

menyeluruh, termasuk lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhinya

(Nazir, 2005)

3.4 Jenis dan sumber data

Data yang digunakan pada saat praktkum ini adalah data primer . Data primer

merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya baik data/fakta

lapangan maupun berupa pendapat/pandangan, serta analisis dari narasumber.

Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan wawancara langsung pada saat

peraktek di lapangan.

3.5 Metode Pengambilan

11
Dimana Metode pengumpulan data pada dalam praktek ini dilakukan dengan

menggunakan teknik wawancara dan pencatatan. Serta dokumentasi sebagai bukti

Ketika setelah melakukan praktikum.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 4.1 penyiapan ternak yang akan Gambar 4.2 melakukan

dijadikan bahan praktek penyambelihan

12
Gambar 4.3 melakukan pengulitan Gambar 4.4 dipisahkanya antara

sekaligus pemisahan antara jarjan dan karkan dan non karkas

non karkas

Gambar 4.5 karkas Gambar 4.6 Non karkas(buluh)

13
Gambar 4.7 hati Gambar 4.8paru – paru

Gambar 4.9 rusuk Gambar 4.10 Kulit

Gambar 4.11 jantung Gambar 4.12 Ginjal

4.2. Pembahasan

14
Dimana Langkah yang dilakukan pada saat melakukan peraktek ini ialah

sebagai berikut :

1. Awal mula melakukan penimbangan pada ternak yang akan di jadikan bahan

peraktek

2. Kemudian siapkan alat dan bahan

 Pisau

 Balok

 Tali

 Daun lamtoro

 Timbangan

 Pengalas

 Hp\alat untuk dokumentasi

 Alat tulis

 1 ekor Kambing

3. Kemudian letakan balok di permukaan tananah yang telah di lubangi

4. Setelah itu baringkan ternak yang akan di potong

5. Sebelum memotong \ menyambelih ternak kita harus perhatikan

 Tanduk harus 2,3 cm dan umur medekati 1 tahun

 Ternak di istrahatkan agar tidak stres

 Sebagai fungsi mendapatkan ilmu

 Perhatikan Kesehatan dan bersinya suatu ternak

6. Kemudian lakukan penyambelihan

7. Kemudian di bawah ke pengulitan

15
8. Pertama ikat kaki pada ternak

9. Kemudian lakukan pengulitan di mulai dari kaki

10. Setelah bagian kaki dan badan sudah terpisah antara daging dan bulu maka

11. Selanjutnya dipisahkan antara karakan dan non karkan dan lakukan

penimbangan.,

Adapun tabel yang digunakan untuk menghitung komponen karkas dan non

karkas yaitu sebagai berikut:

Table 1 Perhitungan komponen karkas

Parameter Berat (kg) Persentase (%)

Bobot Potong 13,56 -

Berat Karkas 6,1 45,0

Leher 0,4 6,6

Berat Dada 0,23 3,8

Sisi 0,05 0,8

Bahu 0,74 12

Rusuk 0,56 9,2

Paha Depan 1,34 22,0

Pinggang 0,75 12,3

Paha Belakang 2,03 33,3

Table 2 Perhitungan komponen non karkas

Parameter Berat (kg) Persentase (%)

16
Bobot Potong 13,56 -

Retikulum 0,06 0,5

Omasum & Abomasum 0,07 0,5

Rumen 0,17 1,3

Usus Besar & Usus

Halus 0,30 2,2

Jantung 0,02 0,1

Paru-Paru 0,12 0,9

Ginjal 0,02 0,1

Osefagus 0,01 0,1

Kulit 1 7,4

Kepala 1,12 8,3

Kaki Depan 0,25 1,8

Kaki Belakang 0,24 1,8

Data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan survei ini, selanjutnya akan

dianalisis dengan berbagai metode, diantaranya:

1. Membuat analisis deskriptif, bobot potong ternak, bobot karkas dan berat

daging murni, serta ikutannya menurut jenis kambing.

2. Melakukan pendugaan parameter karkas, persentase daging dan daging

variasi. Perhitungan parameter karkas dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

17
X
Persentase karkas (x ) = X 100
B

X = Bobot karkas dalam kg

B = = bobot potong Kambing dalam kg

X
Persentase daging (y) = X 100, dimana
B

Y = =bobot daging dalam kg

X = bobot karkas dalam kg

Jadi pada ternak yang dilakukan praktikum menghasilkan

13 ,56
Persentase karkas (x ) = X 100
6,100

=222,29 %

Hasil potong pada karkas setelah dikeluarakan dan dipisahkan atara karkas

dan non karkas dan dishitung secara presentase bobot badan awal di bahagi karkas

potong dikalikan dengan 100 menghasilkan 222,29 %

18
19
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada praktikum ini, dilakukan beberapa langkah untuk melakukan

penyembelihan ternak. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan ternak,

menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, serta menyiapkan tempat dengan

meletakkan balok di permukaan tanah yang telah dilubangi. Sebelum melakukan

penyembelihan, perhatian harus diberikan pada tanduk ternak yang harus

memiliki panjang sekitar 2,3 cm dan umur sekitar 1 tahun. Ternak juga harus

diistirahatkan agar tidak stres, serta perhatian harus diberikan pada kesehatan dan

kebersihan ternak. Setelah persiapan dilakukan, dilakukan proses penyembelihan

dengan mengikat kaki ternak dan memulai pengulitan dari kaki. Setelah bagian

kaki dan badan terpisah antara daging dan bulu, dilakukan pemisahan antara

karkas dan non-karkas, dan dilakukan penimbangan. Data yang dikumpulkan dari

kegiatan survei ini kemudian akan dianalisis menggunakan metode-metode

tertentu. Metode analisis yang digunakan antara lain analisis deskriptif,

perhitungan bobot potong ternak, bobot karkas, bobot daging murni, dan

parameter karkas serta persentase daging.

Analisis menunjukkan bahwa persentase karkas yang dihasilkan dari

praktikum ini adalah sebesar 222,29%. Hal ini dihitung dengan membagi bobot

karkas dengan bobot potong kambing dan dikalikan dengan 100. Dengan

demikian, praktikum ini berhasil memberikan hasil dalam bentuk persentase

20
karkas yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut terkait bobot potong

ternak dan daging murni, serta parameter karkas lainnya.

5.2. Saran

 Pastikan proses penimbangan ternak dilakukan secara akurat dan teliti.

Penggunaan timbangan yang baik dan akurat akan memberikan hasil yang

lebih akurat pula.

 Perhatikan kesehatan dan kesejahteraan ternak selama proses praktikum.

Pastikan ternak dalam kondisi yang baik dan tidak mengalami stres yang

berlebihan.

 aga kebersihan dan keamanan selama proses penyembelihan. Pastikan alat-

alat yang digunakan steril dan higienis untuk menghindari kontaminasi dan

penyebaran penyakit.

 Selalu ikuti prosedur yang tepat dan aman dalam penyembelihan ternak.

Pastikan pengetahuan dan keterampilan praktikan dalam melakukan proses

penyembelihan dengan baik.

 Saat melakukan analisis data, pastikan metode yang digunakan sesuai

dengan tujuan analisis. Gunakan rumus dan perhitungan yang tepat untuk

mendapatkan hasil yang akurat.

 Evaluasi hasil analisis dengan cermat dan teliti. Identifikasi faktor-faktor

yang mungkin mempengaruhi hasil dan coba untuk memahami implikasi

dari data yang diperoleh.

21
 Sampaikan temuan dan hasil praktikum secara jelas dan terperinci dalam

laporan. Sertakan juga saran-saran untuk perbaikan atau pengembangan di

masa depan.

 Tingkatkan keamanan dan keselamatan selama praktikum, terutama saat

melakukan penyembelihan. Pastikan ada pengawasan yang memadai dan

perhatian terhadap tindakan pencegahan risiko.

 Selalu pertimbangkan aspek etika dalam praktikum dan perlakukan ternak

dengan penghormatan dan kepedulian yang tinggi.

Dengan mengikuti saran-saran ini, diharapkan praktikum penyembelihan ternak

dapat dilakukan dengan efektif, aman, dan memberikan hasil yang akurat dan

bermanfaat dalam analisis lebih lanjut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Cetakan Pertama.AgromediaPustaka,Jakarta. Sugeng. B. Y. 1991. Berternak

Domba. PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Forrest, J.C., dkk. 1975. Principle of Meat Science. San Fransisco.W.H. Freeman

and Co.Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1991. “Tabel

Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia”. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.Berg, R.T. and R.M. Butterfield. 1976. New Concept

of Cattle Growth. University Press. Sydney, Australia.

Murdjito, G, Budisatria, Panjono, Ngadiyono, N, dan Endang B. 2011. Kinerja

Kambing Bligon yang dipelihara peternak di Desa Giri Sekar, Panggang,

Gunung Kidul. Buletin Peternakan Vol. 35(2): 86-5

Sutama, I.K., dan IGM. Budiarsana. 2009. Panduan Lengkap Kambing dan

Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta : CV Rajawali.

Soeparno. (2005). Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke-4. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

23
LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai