Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Lilik Eka Radiati, MS., IPU
Disusun oleh:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Kualitas Pengasapan
Menggunakan Sabut kelapa Terhadap Kadar Protein dan Nutrisi pada Daging Sapi” dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Penanganan Hasil Ternak kelas G pada Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah,
sehingga penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik, saran dan masukan yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis juga berharap bahwa makalah ini
mampu memberikan manfaat yang baik bagi semua pihak yang membacanya. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
penulisan makalah ini, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Llik Eka Radiati, MS., IPU selaku dosen pengampu mata kuliah Penanganan
Hasil Ternak kelas G.
2. Rekan-rekan kami yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.
3. Sumber referensi, berbagai jurnal dan buku dari berbagai sumber.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sesuai dengan jasa dan bantuan yang telah
diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB V ...................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 13
5.2 Saran .............................................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 14
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 ................................................................................................................................6
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 .................................................................................................................................. 12
Tabel 4. 2 .................................................................................................................................. 12
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Daging sapi sebagai salah satu bahan pangan berasal dari hewan yang merupakan
hasil pemotongan ternak yang dimanfaatkan sebagai sumber protein. Lebih lanjut, disebutkan
bahwa daging merupakan salah satu bahan makanan yang hampir sempurna, karena mengandung
gizi yang lengkap dan dibutuhkan oleh tubuh, yaitu protein hewani, energi, air, mineral dan
vitamin (Nugroho, 2018). Daging sapi dapat diolah berbagai macam produk olahan seperti
daging asap. Daging asap adalah irisan daging yang diawetkan dengan menggunakan asap dan
panas yang dihasilkan dari pembakaran kayu keras yang banyak menghasilkan asap dan lambat
terbakar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan masa simpan, cita rasa, dan mempertahankan
nilai gizi dari daging tersebut (Assidiq, 2018).
Bahan bakar kayu akan digantikan dengan sabut kelapa. Sabut kelapa dapat
dihasilkan setiap hari sekitar 1-2 ton dalam waktu satu minggu, karena memang buah kelapa
terdiri dari 45% dari sabut kelapa sehingga sabut kelapa yang ditimbang akan lebih berat dari
batok dan daging kelapa. Sabut kelapa dapat digunakan karbon aktif karena mengandung unsur
karbon (C) dan strukturnya yang keras. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang
menghubungkan satu serat dengan serat lainnya, dimana serat adalah bagian yang berharga dari
sabut, dengan pemanfaatan limbah tersebut, maka akan dihasilkan produk yang bernilai
ekonomis dalam bentuk karbon yang kemudian dapat diproses lebih lanjut menjadi karbon aktif
(Dini dan Welly, 2013).
Menurut Esman (2017) Protein merupakan sumber dari asam-asam amino yang
mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak ataupun karbohidrat selain
berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, protein juga dapat berfungsi sebagai zat pembangun
dan juga zat pengatur. Daging sapi merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi
berupa sumber protein yang paling lengkap dan mengandung nutrisi berupa air, lemak, mineral,
dan sedikit karbohidrat sehingga dengan kandungan tersebut menjadikan daging yang baik untuk
dikonsumsi oleh masyarakat. Pada proses pengasapan pada daging sapi protein yang ada di
dalam daging berpengaruh, dimana protein dapat mengalami denaturasi.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas pengasapan menggunakan sabut kelapa?
2. Bagaimana kadar protein dan nutrisi pada pengasapan daging sapi?
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi kualitas pengasapan menggunakan sabut kelapa.
2. Mengidentifikasi kadar protein dan nutrisi pada pengasapan daging sapi.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah dapat memberikan informasi
kepada masyarakat maupun pembaca mengenai pengujian kualitas pengasapan menggunakan
sabut kelapa dan kadar protein dan nutrisi pada pengasapan daging sapi. Dengan demikian
diharapkan penulisan makalah ini dapat berguna bagi banyak pihak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sampai saat ini, sabut kelapa telah digunakan dalam industri rumahan kecil. Misalnya
bahan untuk sapu, tali, karpet dan peralatan rumah tangga lainnya. Menurut Sulistyo (2013)
menyebutkan bahwa sabut kelapa memiliki jumlah kondensat yang lebih besar bila dibandingkan
dengan tempurung kelapa . Hal ini dikarenakan tempurung kelapa memiliki kandungan air yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tempurung kelapa. Sabut kelapa yang dibakar pada suhu 300
°C dan 500 °C masing masing memiliki kadar air awal sebesar 23,14% dan 27,04%, sedangkan
tempurung kelapa yang dibakar pada suhu 300°C dan 500°C memiliki kadar air masing-masing
sebesar 14,06% dan 14,88%.
pengasapan sabut kelapa merupakan salah satu cara untuk memberikan aroma dan rasa
yang khas pada daging sapi. Namun, kualitas pengasapan sabut kelapa dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti jenis sabut kelapa yang digunakan, durasi pengasapan,warna dan tekstur,
teknik pengasapan, serta daya tahan dan keamanan pangan yang digunakan.
3
2. Durasi Pengasapan
Durasi pengasapan juga dapat mempengaruhi kualitas daging sapi yang
dihasilkan. Jika durasi pengasapan terlalu lama, daging sapi dapat menjadi terlalu kering
dan sulit dikunyah. Namun, jika durasi pengasapan terlalu singkat, aroma dan rasa asap
pada daging sapi mungkin tidak terasa kuat.
4. Teknik Pengasapan
Teknik pengasapan yang digunakan juga dapat mempengaruhi kualitas
pengasapan. Pengasapan dengan api langsung dapat memberikan aroma dan rasa yang
lebih kuat, tetapi jika tidak dilakukan dengan hati-hati, daging sapi dapat menjadi terlalu
kering. Sebaliknya, pengasapan dengan api tidak langsung dapat memberikan rasa yang
lebih lembut dan tidak terlalu kering.
Dalam melakukan pengasapan sabut kelapa pada daging sapi, perlu diperhatikan faktor-faktor di
atas untuk menghasilkan daging sapi yang berkualitas dan lezat.
4
Tinggi atau rendahnya nilai protein yang terukur dapat dipengaruhi oleh besarnya
kandungan air yang hilang (dehidrasi) dari bahan. Menurut (Huff Lonergan & Lonergan, 2005)
menyebutkan bahwa dengan menurunya daya ikat air daging selama pemanasan, maka cairan
dalam daging banyak keluar sehingga terjadi penurunan berat daging yang signifikan. Nilai
protein yang terukur akan semakin besar jika jumlah air yang hilang semakin besar.selama
proses pengasapan terjadi susut air sehingga kadar protein dan lemak lemak akan meningkat per
unit bobot bahan.
Selain protein, daging sapi juga mengandung nutrisi lain seperti lemak, karbohidrat,
vitamin, dan mineral. Pengasapan dapat mempengaruhi kadar nutrisi lainnya pada daging sapi
dengan cara yang sama seperti pada protein. Reaksi kimia antara asap dan nutrisi lainnya pada
daging sapi dapat menyebabkan sebagian nutrisi mengalami denaturasi atau teroksidasi sehingga
mengurangi kadar nutrisi tersebut pada daging sapi yang diasap. Namun, perubahan kadar nutrisi
pada daging sapi yang diasap tergantung pada jenis asap yang digunakan, metode pengasapan
yang digunakan, serta lamanya daging sapi diasap. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kadar vitamin B1 dan B2 pada daging sapi yang diasap lebih tinggi dibandingkan dengan daging
sapi yang tidak diasap, sedangkan kadar vitamin C dan E cenderung lebih rendah pada daging
sapi yang diasap.
5
BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN
Gambar 3. 1
Tahap persiapan alat dan bahan dalam pengasapan daging sapi adalah sebagai berikut:
6
1. Daging sapi segar
Pastikan daging sapi yang akan diasap adalah daging yang segar dan berkualitas baik.
Pilih daging yang memiliki warna merah segar dan tidak berbau tengik atau busuk.
2. Garam
Garam digunakan sebagai bumbu pada daging sapi sebelum diasap. Pastikan garam yang
digunakan cukup untuk memberikan rasa yang pas pada daging sapi.
3. Sabut kelapa
Sabut kelapa digunakan sebagai bahan untuk menghasilkan asap pada proses pengasapan.
4. Alat pengasap
Pilih alat pengasap yang sesuai dengan kebutuhan, seperti alat pengasap listrik atau alat
pengasap tradisional berupa drum atau wajan.
5. Kain kasa
Kain kasa digunakan untuk membungkus daging sapi sebelum diasap. Pastikan kain kasa
yang digunakan bersih dan bebas dari serat-serat yang dapat menempel pada daging sapi.
6. Rak Pengasapan
Rak pengasapan digunakan untuk menempatkan daging sapi yang sudah dibungkus
dengan kain kasa pada proses pengasapan. Pastikan rak pengasapan yang digunakan
cukup besar untuk menampung seluruh daging sapi yang akan diasap.
Tahap perancangan alat pengasapan daging sapi meliputi beberapa langkah sebagai berikut:
Pilih jenis alat pengasapan yang sesuai dengan kebutuhan, seperti alat pengasap listrik
atau alat pengasap tradisional berupa drum atau wajan.
Buatlah desain alat pengasapan yang sesuai dengan jenis alat pengasapan yang akan
dibuat. Pastikan desain alat pengasapan telah mempertimbangkan faktor seperti ukuran,
bentuk, dan bahan yang akan digunakan.
7
3. Menentukan bahan yang akan digunakan
Pilih bahan-bahan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan. Pastikan bahan yang
digunakan aman dan tahan terhadap panas serta asap.
Buatlah prototipe alat pengasapan berdasarkan desain yang telah dibuat. Prototipe ini
berfungsi untuk menguji desain dan keamanan alat pengasapan.
Setelah membuat prototipe alat pengasapan, uji alat tersebut untuk melihat kehandalan
dan keamanannya. Jika ditemukan masalah, perbaiki dan modifikasi alat pengasapan
hingga mencapai hasil yang diinginkan.
6. Finishing
Setelah alat pengasapan selesai dibuat, lakukan finishing seperti membersihkan, melapisi
dengan cat atau cat khusus tahan panas untuk melindungi alat dari karat dan memberikan
penampilan yang menarik.
Tahap pembuatan alat pengasapan daging sapi meliputi beberapa langkah sebagai berikut:
Buatlah bingkai atau rangka alat dengan bahan yang cukup kuat dan tahan terhadap
panas. Pastikan ukuran dan bentuk bingkai atau rangka alat telah disesuaikan dengan
desain yang telah dibuat.
Siapkan material-material seperti besi, kawat baja, dan kayu untuk membuat alat
pengasapan. Potong material dengan ukuran yang telah direncanakan dan siapkan bagian-
bagian lainnya seperti roda, kaki, dan gagang.
Mulailah merakit dan memasang bagian-bagian alat pengasapan sesuai dengan desain
yang telah dibuat. Pastikan setiap bagian telah dipasang dengan baik dan kuat agar alat
pengasapan dapat digunakan dengan aman.
8
4. Membuat sistem pengatur suhu dan asap
Buatlah sistem pengatur suhu dan asap pada alat pengasapan agar dapat menghasilkan
asap yang tepat dan suhu yang sesuai untuk memasak daging sapi. Pastikan sistem
pengatur suhu dan asap telah diuji dan berfungsi dengan baik.
Setelah selesai merakit alat pengasapan, lakukan uji coba untuk melihat apakah alat
tersebut berfungsi dengan baik. Jika ada masalah, lakukan penyesuaian dan perbaikan
sampai alat pengasapan dapat digunakan dengan maksimal.
6. Melakukan finishing
Setelah alat pengasapan selesai dibuat, lakukan finishing seperti membersihkan, melapisi
dengan cat atau cat khusus tahan panas untuk melindungi alat dari karat dan memberikan
penampilan yang menarik.
Sistem instrumentasi alat pengasapan daging sapi terdiri dari beberapa komponen yang berfungsi
untuk mengukur dan mengatur suhu, waktu, dan asap dalam proses pengasapan daging sapi.
Beberapa komponen sistem instrumentasi alat pengasapan daging sapi antara lain:
1. Termometer
2. Timer
Timer berfungsi untuk mengatur waktu pengasapan daging sapi. Timer harus dapat diatur
secara presisi dan dapat menghasilkan alarm saat waktu pengasapan telah mencapai batas
waktu yang telah ditentukan.
Kontrol suhu dan asap berfungsi untuk mengatur suhu dan asap dalam alat pengasapan.
Kontrol suhu dan asap harus dapat diatur secara akurat dan dapat menjaga suhu dan asap
agar tetap stabil selama proses pengasapan.
9
4. Sensor suhu dan asap
Sensor suhu dan asap digunakan untuk mengukur suhu dan asap dalam alat pengasapan.
Sensor suhu dan asap harus sensitif dan dapat memberikan hasil pengukuran yang akurat.
5. Pengukur kelembaban
Kontrol tekanan udara berfungsi untuk mengatur tekanan udara dalam alat pengasapan.
Tekanan udara yang tepat dapat membantu proses pengasapan menjadi lebih optimal.
7. Panel kontrol
Panel kontrol berfungsi sebagai pusat kontrol sistem instrumentasi alat pengasapan. Panel
kontrol harus dapat menampilkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh
pengguna.
Tahap pengujian alat pengasapan daging sapi sangat penting dilakukan sebelum alat digunakan
secara komersial. Beberapa tahap pengujian alat pengasapan daging sapi yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Pengujian fungsional
2. Pengujian keamanan
3. Pengujian efisiensi
10
Pengujian efisiensi dilakukan untuk memastikan alat pengasapan dapat menghasilkan
asap dan suhu yang sesuai untuk memasak daging sapi. Misalnya, pengujian pada waktu
pengasapan dan pengujian pada kualitas rasa dan tekstur daging sapi yang dihasilkan.
4. Pengujian kestabilan
Pengujian kestabilan dilakukan untuk memastikan alat pengasapan dapat menjaga suhu
dan asap yang stabil selama pengasapan. Misalnya, pengujian pada pengukuran suhu dan
asap yang berkelanjutan selama beberapa jam.
5. Pengujian keandalan
Pengujian keandalan dilakukan untuk memastikan alat pengasapan dapat bekerja dengan
baik selama waktu yang lama. Misalnya, pengujian pada ketahanan material alat
pengasapan terhadap panas dan pengujian pada keandalan sistem kontrol.
11
BAB IV
ANGGARAN DANA DAN JADWAL KEGIATAN
Lain-lain -
Tabel 4. 1
No. Minggu ke
Jenis Kegiatan Penanggung Jawab
1 2 3 4
Tabel 4. 2
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dengan adanya laporan tentang kualitas pengasapan menggunakan sabut kelapa terhadap
kadar protein dan nutrisi daging sapi ini, kami berharap pembaca dapat mengetahui serta
memahami bagaimana cara melakukan pengasapan pada daging sapi yang bagus supaya
menghasilkan daging sapi yang lebih awet atau tahan lama akan tetap memiliki kadar protein dan
nutrisi yang tinggi.
13
Daftar Pustaka
Assidiq, F., T. D. Rosahdi,. dan B. V. E. Viera. 2018. Pemanfaatan Asap Cair Tempurung
Kelapa dalam Pengawetan Daging Sapi. al-Kimiya. 5(1):34–41.
Baktianto, Haslina, dan Iswayono. Pengaruh Lama Pengasapan Menggunakan Sabut Kelapa
Terhadap Rendemen, Kadar Protein, Lemak, Air, Abu, Dan Organoleptik Daging
Sapi. Journal Mhs. 4(2):56-65.
Buntu, Y., S. Sinaga, dan K. Suradi. 2020. Pengaruh Lama Pengasapan Menggunakan Kayu
Kosambi (Schleichera oleosa) terhadap Sifat Fisik dan Akseptabilitas Se’i Daging
Babi (The Effect of Smoking Duration Using Kosambi Wood (Schleichera oleosa) on
the Physical Properties and Acceptability of Se’i Pork). Jurnal Ilmu dan Teknologi
Peternakan. 8(1):37–44.
Deng, Y., Y. Wang, J. Yue, Z. Liu, Y. Zheng, B. Qian, Y. Zhong, & Y. Zhao. 2014. Thermal
Behavior, Microstructure and Protein Quality of Squid Fillets Dried by Farinfrared
Assisted Heat Pump Drying. Food Control. 36(1):102–110.
Nugroho, M. 2018. Pengaruh Asap Cair Tempurung Kelapa dan Lama Penyimpanan terhadap
Kualitas Kimia dan Kandungan Mikroganisme Daging Kambing. Skripsi thesis.
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Sulistyo, D., and , A. Yulianto, S.T. 2013. Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Core
Berpenguat Serat Sabut Kelapa Bermatrik Serbuk Gypsum Dengan Fraksi Volume
Serat 20%, 30%, 40%, 50%. Skripsi thesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
14