Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUAKULTUR SEMESTER


GANJIL 2023/2024

KUNJUNGAN LAPANGAN PADA


BALAI BENIH IKAN (BBI)
DI DESA SIPUNGGUK KECAMATAN BANGKINANG

DISUSUN OLEH:

FAJAR ILLAHI AFANDA


2304135217

ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Dasar- dasar
Akuakultur mengenai “Balai Benih Ikan” di Desa Sipungguk Kecamatan
bangkinang..

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
saya secara moral maupun materi. Penulis berterima kasih kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung, sehingga penulis dapat mnyelesaikan tugas
ini tepat waktu.

Penulis menyadari, bahwa masih ada kekurangan atau kelemahan dalam


membuat laporan ini, baik dalam segi penyusunan, bahasa, dan tulisan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis dapat menyempurnakan laporan ini dengan lebih
baik.

Semoga laporan praktikum ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, 30 November 2023

Fajar Illahi Afanda


DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum ...................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Ikan Patin ................................................. 2
2.2 Bahan Pakan .................................................................. 3
2.3 Kecernaan Pakan ...........................................................

III. METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat......................................................... 4
3.2 Alat dan Bahan .............................................................. 4
3.3 Prosedur Pengamatan..................................................... 5
IV. HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
4.1 Deskripsi Lokasi Budidaya ............................................ 6
4.2 Komoditas yang dibudidayakan .................................... 7
4.3 Bentuk dan ukuran wadah budidaya...............................
4.4 Pengelolaan tanah dasar .................................................
4.5 Kualitas Air ...................................................................
4.6 Penebaran benih.............................................................
4.7 Jenis hama, penyakit, cara penanggulangan ...................
4.8 Panen.............................................................................
4.9 Pemasaran .....................................................................
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................... 8
5.2 Saran ............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lokasi Budidaya ...................................................................... 6


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Dokumentasi .............................................................................. 11
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perikanan adalah suatu usaha pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.
Kegiatan ini memberikan kontribusi cukup besar dalam penyediaan pangan dan
gizi bagi masyarakat luas khususnya di Indonesia. Daging ikan Patin memiliki rasa
yang khas, enak, lezat dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Maghfiroh (2000), komposisi daging ikanPatin terdiri
dari 14,53 % protein, 1,09 % lemak, 0,74 % abu, dan 82,22% air. Fungsi utama
protein bagi tubuh adalah membentuk jaringan baru danmempertahankan jaringan
yang telah ada. Protein juga digunakan sebagai bahan bakar apabila kebutuhan
energi tubuh tidak terpenuhi oleh lemak dan karbohidrat.

Komoditas perikanan salah satu budidaya mempunyai nilai ekonomi ialah


budidaya ikan Patin (Pangasius sutchi). Berdasarkan data statistik UPTD Kota
Kampar (2016) menyebutkan jumlah pengolahan ikan di Kampung Koto Masjid
mencapai 13 pengolah yang kesemuanya melakukan pengolahan ikan Patin asap.

Salah satu jenis kegiatan yang dapat lakukan dalam menghambat aktivitas
mikroorganisme adalah kegiatan pengasapan. Pengasapan dapat memberikan
keuntungan diantaranya yaitu aroma yang sedap, warna yang khas, tekstur daging
yang lezat. Inilah, diantaranya membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsi
produk ikan asap (Arif, et al., 2015 dalam Ghazali et al., 2014).

Kegiatan pengasapan yang dilakukan secara tradisional memiliki kekurangan


salah satunya adalah bahan yang diperoleh tidak seragam sehingga bentuknya
kurang menarik, pengontrolan suhu sukar dilakukan dan terjadinya pencemaran
udara. Sedangkan tujuan utama proses pengasapan yaitu untuk mempertahankan
daya simpan.

Proses pengolahan ikan asap yang dilakukan pada prinsipnya sama, untuk
pengolah kecil ataupun besar mulai bahan baku, pencucian, penirisan, penyusunan
hingga pengasapan. Namun masalah sanitasi diseluruh unit
pengolahan ikan asap tidak seluruhnya menerapkan program sanitasi, untuk
meningkatkan kualitas ikan patin asap yang terjamin aman untuk dikonsumsi maka
dirasa perlu untuk dilaksanakan suatu tindakan agar perbaikan terhadap
kehigenisan suatu produk (Susianawati, et al., 2007).

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah supaya pelaku kegiatan usaha


pengolah ikan patin (Pangasius sutchi) asap, dapat memberikan masukan tentang
teknik cara berproduksi yang baik dan lebih higeinis dalam melakukan system
penanganan dan pengolahan untuk meningkatkan hasil dan pengembangan usaha.
Adapun manfaatnya yaitu untuk meningkatkan kualitas dengan cara
perbaikan managemen mutu sehingga dapat bertahan dalam persaingan pasar
yang lebih ketat,
menganalisa proses pengolahan ikan patin (Pangasius sutchi ) asap yang dilakukan
oleh pengolah Desa Koto Masjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten
Kampar, dan menganalisa mutu organoleptik, mikrobiologi dan histamin pada
produk ikan patin (Pangasius sutchi ) asap.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Ikan Patin

Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) mempunyai tubuh memanjang,


berwarna putih perak dengan punggung berwarna agak kebiruan, kepala ikan
relative kecil dengan mulut terletak di ujung kepala agak kebawah (Susanto, 2002).
Ikan patin tidak memiliki sisik, hal ini merupakan ciri khas golongan catfish,
panjang tubuh mencapai 120 cm, sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis yang
berfungsi sebagai peraba. Pada permukaan punggung terdapat sirip lemak dengan
ukuran yang sangat kecil dan sirip ekornya membentuk cagak dengan bentuk
simetris (Faisal, 2016).

Habitat ikan patin adalah di tepi sungai-sungai besar dan muara-muara sungai
serta danau. Di lihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit agak ke
bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Patin dikenal
sebagai hewan yang bersifat nocturnal yaitu beraktifitas di malam hari. Ikan ini
suka bersembunyi di liang-liang tepi sungai. Benih ikan patin di alam biasanya
bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen
langsung di udara menjelang fajar. Media atau lingkungan untuk budidaya ikan
patin yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin merupakan golongan ikan yang
mampu bertahan hidup dalam lingkungan perairan yang buruk, namun ikan patin
lebih menyukai perairan dengan kondisi yang baik (Kordi, 2010).

Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas air, karena air
merupakan media tumbuh sehingga harus memenuhi syarat dan harus diperhatikan
kualitas airnya, seperti suhu, kandungan oksigen terlarut (DO) dan keasaman (pH).
Menurut Kordi (2010), Media air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan patin 7
harus memenuhi kebutuhan optimal ikan, yaitu suhu 25-33°C, oksigen terlarut 5-6
ppm dan pH 7-8,5.
2.2 Karakteristik Ikan Nila

Ikan Nila secara morfologi memiliki bentuk tubuh pipih, sisik besar dan kasar,
kepala relatif kecil, mata tampak menonjol dan besar, tepi mata berwarna putih dan
garis linea lateralis terputus dan terbagi dua. Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi
air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada
tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam- kolam air
tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia.

2.3 Bahan Pakan

Pakan buatan yang tersebar di masyarakat lebih dikenal dengan sebutanpakan


komersial. Pakan komersial adalah pakan yang dibuat dengan formulasitertentu
berdasarkan pertimbangan pembuatannya. Pembuatan pakan berdasarkanpada
kebutuhan nutrient ikan, kualitas bahan baku dan nilai ekonomis. Pakankomersial
untuk ikan sering ditemui dalam bentuk pellet. Pellet memilikikeunggulan yaitu
mudah didapat, tidak tergantung musim, mudah dalampemberian dan tidak
mencemari media pemeliharaan (Sudarmadji, 2003).

Pendekatan nutrisi dan peningkatan efisiensi pemanfaatan pakan, maka


semakin efisien penggunaan pakan semakin besar keuntungan yang dicapai.
Pengaturan nutrisi pada ikan budidaya berkaitan dengan pentingnya mengubah
kapasitas pencernaan ikan, seperti kemampuan untuk meningkatkan kecernaan
karbohidrat dan protein nabati. Selain itu ketersediaan pakan dalam jumlah yang
cukup, tepat waktu, dan bernilai gizi baik merupakan salah satu faktor yang sangat
10 penting dalam kegiatan usaha budidaya perikanan. Penyediaan pakan yang tidak
sesuai dengan jumlah ikan yang dipelihara dan kualitas pakan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan nutrisi, menyebabkan laju pertumbuhan ikan menjadi lambat.
Akibatnya produksi ikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Kualitas suatu pakan akan dipengaruhi oleh komposisi bahan baku yang
digunakan. Semakin banyak sumber protein yang digunakan, maka semakin baik
pula kualitas pakan tersebut. Protein merupakan komponen organik terbesar
dalam jaringan tubuh ikan karena sekitar 65-75% total bobot ikan terdiri dari
protein (Halver, 1989). Protein dalam pakan akan diserap dan dimanfaatkanuntuk
membangun ataupun memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta sangat efisien
sebagai sumber energi (Lovell, 1988). Oleh sebab itu pemakaian bahan baku
dengan kandungan protein yang sesuai dengan kebutuhan sangat baik dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan ikan.

2.4 Kecernaan Pakan

Pakan yang masuk ke saluran pencernaan akan dicerna menjadi senyawa


sederhana berukuran mikro, dimana asam amino dihidrolisis menjadi asam - asam
amino atau peptida sederhana, lemak menjadi gliserol dan asam lemak dan
karbohidrat menjadi gula sederhana (Helver, 1988 dalam Manurung 2011).
Senyawa-senyawa sederhana tersebut kemudian diabsorbsi melalui sel-selenterosit
yang terdapat di dinding usus, selanjutnya melalui peredaran darah dialirkan ke
seluruh tubuh. Pakan yang dicerna oleh tubuh ikan dapat diukur sehingga diperoleh
nilai kecernaan (koefisien kecernaan). Nilai kecernaan ini menggambarkan
kemampuan ikan dalam mencerna suatu pakan dan juga menggambarkan kualitas
pakan yang dikonsumsi oleh ikan. Kecernaan pakan dapat ditingkatkan dengan
penambahan berbagai jenis enzim-enzim pencernaan, sehingga efisiensi
pemanfaatan pakan akan meningkat (Kompiang, 1993).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Oktober pukul 10.00
- 14.00 WIB. Bertempat di Desa Sipungguk, kecamatan Bangkinang, Provinsi
Riau.

Gambar 1. Lokasi Budidaya

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan selama praktikum ini dapat dilihat pada dibawah
ini :
Tabel. 1 Alat yang digunakan
No. Alat Fungsi
1. Modul dan alat tulis Mencatat data yang diperoleh
2. Handphone Mendokumentasikan hasil praktikum lapangan

3.3 Prosedur Pengamatan


Pengumpulan data terhadap pembudidaya ikan Patin dilakukan secara
langsung dengan memperkenalkan diri dan mewawancarai para pekerja, baik
dalam proses pembelahan ikan hingga pengasapan. Metode penelitian ini
menggunakan metode survey (Sugiyono, 2017). Pertimbangan dalam menentukan
sampel adalah efisiensi dan biaya sehingga dapat menjawab tujuan penelitian.
IV. HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

4.1 Deskripsi Lokasi Budidaya


Penelitian ini bertempat Balai benih ikan (BBI) yang lokasinya bertepatan
di desa sipungguk, kecamatan Bangkinang. Pada pukul 10:00-14:00 WIB.
4.2 Komoditas yang Dibudidayakan
Komuditas yang dibudidayakan besumber dari induk ikan yang di beli dari
BBI lain yang dimana BBI lain ini berasal dari danau PLTA

4.3 Bentuk dan Ukuran Wadah Budidaya


Bentuk wadah yang dugunakan yaitu persegi panjang dan jenis wadahnya
yaitu kolam beton yang dimana letaknya di Outdoor yang berukuran panjang 30
meter dan lebar 15 meter serta ketinggian 1 meter dan jumlah wadah yang
digunakan sebanyak 4 buah
4.4 Kualitas Air
Sumber air yang digunakan yaitu sungai dengan ketinggian air 2 meter
yang dimana suhu nya yaitu 30 derajat celcius, yang berukuran ph 5,5 serta
treatmen air nya berasal dari sinar uv
4.5 Penebaran Benih
Penebaran benih yang ditebar di balai benih ikan desa sipungguk kecamatan
Bangkinang ini yaitu untuk jumlah tebar padatnya jantan sebanyak 400 ekor dan
betina 400 ekor juga. Ukuran untuk jantan dan betina itu berbeda yang dimana
jantan berukuran 30cm dan betina 25cm dengan ukuran berat untuk benih jantan
4-5 kg dan betina 3-4 kg.
4.6 Panen
Alat yang digunakan untuk panen yaitu tangguk, jaring, pembatas serta
ember. proses panen dilakukan dengan cara tangkaplah bibit ikan lalu pindahkan
induknya. Jika panen dalam satu kali produksi panen ikan ini bisa dilakukan
beberapa kali tergantung konsumen yang datang atau jika ada pembeli.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis usaha BALAI BENIH IKAN di desa Sipungguk,
Kecamatan Bangkinang dapat disimpukan bahwa usaha tersebut layak untuk
dikembangkan baik ditinjau dari keuntungan, dan aspek kelayakan usaha dan
lainnya. Prospek pengembangan budidaya ikan patin masih sangat terbuka baik
ditinjau dari aspek input, proses produksi, dan permintaan pasar. Selain itu masih
tersedianya lahan untuk perluasan usaha budidaya ikan patin.

5.2 Saran
Untuk pengembangan dan perluasan usaha pada lahan yang baru sebaiknya
pemerintah memperbaiki infrastukur jalan dan membuat design pengembangan
kolam sehingga lebih tertata dengan baik dan dapat dijadikan sebagai satu
alternatif untuk daerah tujuan wisata di Provinsi Riau.
DAFTAR PUSTAKA

AB Chandra, SJ Abdus, A Masrifatul… - JFMR (Journal of …, 2020


KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN IKAN
LELE (Clarias batrachus) PADAFASE RIGOR MORTIS

GR PUTRI - 2016 - repository.unpas.ac.id Pengaruh KonsentrasiAsap Cair Dan


Suhu Penyimpanan Terhadap Karakteristik Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)

M Pertiwi, Y Atma, AZ Mustopa… - Jurnal Aplikasi …, 2018 -


ejournal2.undip.ac.id Karakteristik fisik dan kimia gelatin dari tulang ikan
patin dengan pre-treatment asam sitrat

E Hastarini, D Fardiaz, HE Irianto, S Budhijanto - Agritech, 2012 -


journal.ugm.ac.idKarakteristik minyak ikan dari limbah pengolahan filet
ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) dan patin jambal (Pangasius
djambal)

RM Harmain - ARTIKEL, 2020 - repository.ung.ac.idKarakteristik organoleptik


dan kimia ilabulo ikanpatin fortifikan
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai