DISUSUN OLEH:
ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Dasar- dasar
Akuakultur mengenai “Balai Benih Ikan” di Desa Sipungguk Kecamatan
bangkinang..
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
saya secara moral maupun materi. Penulis berterima kasih kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung, sehingga penulis dapat mnyelesaikan tugas
ini tepat waktu.
Semoga laporan praktikum ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum ...................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Ikan Patin ................................................. 2
2.2 Bahan Pakan .................................................................. 3
2.3 Kecernaan Pakan ...........................................................
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi .............................................................................. 11
I. PENDAHULUAN
Salah satu jenis kegiatan yang dapat lakukan dalam menghambat aktivitas
mikroorganisme adalah kegiatan pengasapan. Pengasapan dapat memberikan
keuntungan diantaranya yaitu aroma yang sedap, warna yang khas, tekstur daging
yang lezat. Inilah, diantaranya membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsi
produk ikan asap (Arif, et al., 2015 dalam Ghazali et al., 2014).
Proses pengolahan ikan asap yang dilakukan pada prinsipnya sama, untuk
pengolah kecil ataupun besar mulai bahan baku, pencucian, penirisan, penyusunan
hingga pengasapan. Namun masalah sanitasi diseluruh unit
pengolahan ikan asap tidak seluruhnya menerapkan program sanitasi, untuk
meningkatkan kualitas ikan patin asap yang terjamin aman untuk dikonsumsi maka
dirasa perlu untuk dilaksanakan suatu tindakan agar perbaikan terhadap
kehigenisan suatu produk (Susianawati, et al., 2007).
Habitat ikan patin adalah di tepi sungai-sungai besar dan muara-muara sungai
serta danau. Di lihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit agak ke
bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Patin dikenal
sebagai hewan yang bersifat nocturnal yaitu beraktifitas di malam hari. Ikan ini
suka bersembunyi di liang-liang tepi sungai. Benih ikan patin di alam biasanya
bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen
langsung di udara menjelang fajar. Media atau lingkungan untuk budidaya ikan
patin yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin merupakan golongan ikan yang
mampu bertahan hidup dalam lingkungan perairan yang buruk, namun ikan patin
lebih menyukai perairan dengan kondisi yang baik (Kordi, 2010).
Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas air, karena air
merupakan media tumbuh sehingga harus memenuhi syarat dan harus diperhatikan
kualitas airnya, seperti suhu, kandungan oksigen terlarut (DO) dan keasaman (pH).
Menurut Kordi (2010), Media air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan patin 7
harus memenuhi kebutuhan optimal ikan, yaitu suhu 25-33°C, oksigen terlarut 5-6
ppm dan pH 7-8,5.
2.2 Karakteristik Ikan Nila
Ikan Nila secara morfologi memiliki bentuk tubuh pipih, sisik besar dan kasar,
kepala relatif kecil, mata tampak menonjol dan besar, tepi mata berwarna putih dan
garis linea lateralis terputus dan terbagi dua. Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi
air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada
tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam- kolam air
tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia.
Kualitas suatu pakan akan dipengaruhi oleh komposisi bahan baku yang
digunakan. Semakin banyak sumber protein yang digunakan, maka semakin baik
pula kualitas pakan tersebut. Protein merupakan komponen organik terbesar
dalam jaringan tubuh ikan karena sekitar 65-75% total bobot ikan terdiri dari
protein (Halver, 1989). Protein dalam pakan akan diserap dan dimanfaatkanuntuk
membangun ataupun memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta sangat efisien
sebagai sumber energi (Lovell, 1988). Oleh sebab itu pemakaian bahan baku
dengan kandungan protein yang sesuai dengan kebutuhan sangat baik dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan ikan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis usaha BALAI BENIH IKAN di desa Sipungguk,
Kecamatan Bangkinang dapat disimpukan bahwa usaha tersebut layak untuk
dikembangkan baik ditinjau dari keuntungan, dan aspek kelayakan usaha dan
lainnya. Prospek pengembangan budidaya ikan patin masih sangat terbuka baik
ditinjau dari aspek input, proses produksi, dan permintaan pasar. Selain itu masih
tersedianya lahan untuk perluasan usaha budidaya ikan patin.
5.2 Saran
Untuk pengembangan dan perluasan usaha pada lahan yang baru sebaiknya
pemerintah memperbaiki infrastukur jalan dan membuat design pengembangan
kolam sehingga lebih tertata dengan baik dan dapat dijadikan sebagai satu
alternatif untuk daerah tujuan wisata di Provinsi Riau.
DAFTAR PUSTAKA