DISUSUN OLEH
NIS 800.4.21.017
Menyetujui,
Pembimbing Penguji 1
Ismanto.S.PKP
NIP.19830525200801002
Mengetahui,
Tanggal Lulus:...............................
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan, dan penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun Proposal
Pengajuan Praktek Kerja Lapangan ii ini Proposal ini ini berjudul Pengolahan
Cephalopoda Cumi-Cumi Dan Gurita Di DI PT Sumber Sari Laut Perkasa Teluk
Betung Bandar Lampung.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPU......................................................................................i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................2
iv
2.3.6 Tumbeling Gurita................................................................................10
v
2.4.2 Pengertian PMMT Berdasarkan Konsep HACCP
Cumi-cumi (Chephalopoda).............................................................17
Daftar Pustaka...............................................................................................27
vi
DAFTAR TABLE
Cumi-cumi (Chephalopoda)...............................................................7
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Cumi- Cumi Adalah kelompok hewan jenis moluska yang hidup di laut,
merupakan salah satu komuditas penting di Indonesia. Cumi-Cumi banyak
digunakan sebagai makanan baik berupa produk segar maupun produk olahan.
Selain cumi-cumi memiliki nilai ekspor tingi. Cumi-cumi juga termasuk
makanan rendah kalori, Tinggi protein dan kolestor cumi-cimi juga memiliki
pontensi manfaat antaralain menujunjang kehamilan yang sehat karena tinggi
protrin, menjaga krsehatan jantung asam lemak docosahexaenoic acid (DHP)
cumi lebih tinggi ketimbangan makanan laut lainnya dan membantu
mengurangi bengkak dan nyeri sendi pada rheumatoid artirtis.
ix
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui proses pembekuan gurita (Octopus vulgaris)
2. Mengetahui proses pembekuan Cumi- Cumi (Cephalopoda)
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Sumber : https://images.app.goo.gl/2UtsM2PQe74tVWMe9)
xi
Adapun klasifikasi Gurita (Octopus vulgaris) menurut Faskanu (2009)
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Octopoda
Family : Octopididae
Genus : Octopus
Spesies : Octopus vulgaris
katanya adalah kata cephal yang berarti kepala dan pous (podos) yang berarti
kaki. Jadi, chephalopoda adalah hewan berkaki di kepala. Cumi-cumi atau
saisuwak mempunyai tubuh relatif lebih panjang,langsing,dan bagian belakang
meruncing(rhomboidal). Cangkang terletak didalam rongga mantel, berwarna
putihNtransparan,berbentuk pena atau bulu,dan terbuat dari kitin. Mantel
berwarna putih dengan bintik-bintik ungu hingga kehitaman dan di selubungi
selaput tipis berlendir. Pada sisi bagian dorsal mantel terdapat sirip lateral
berbentuk segitiga.Kepalanya besar dengan 8 lengan dan 2 tentakel
panjang.Permukaan lengan bagian dalam di lengkapi batil isa, sedangkan pada
tentakel batil isap hanya terdapat di ujung-ujungnya. Ujung pasangan lengan IV
pada cumi-cumi(Loligo sp) jantan berubah menjadi hectocoylus.
(M.Gufran&Kordi,2010).
xii
Gambar 2. Cumi-cumi (Chephalopoda)
(Sumber :https://www.popmama.com/amp/big-kid/10-12-years-old/jemim)
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Teuthdia
Subordo : Myopsina
Famili : Loliginidae
Genus : Loligo
Spesies : Loligo sp.
xiii
2.2 Diagram Alur Proses
xiv
Table 2 Diagram Alur Proses Cumi-cumi (Chephalopoda)
xv
2.3 Proses Pengolahan
Gurita belum mengalami perubahan warna, bau dan tekstur, suhu gurita
maksimal 5℃, kadar garam maksimal 1% lengan tidak putus lebih dari 3. Bahan
baku kemudian di cek suhu dengan menggunakan Thermometer dan kadar garam
di cek menggunakan Saltmeter yang dilakukan oleh QC bagian penerimaan bahan
baku. Suhu tidak boleh lebih dari 5℃ dan kadar garam tidak lebih dari 1%. Bahan
baku gurita yang telah dimasukkan kedalam box fiber selanjutnya dilakukan
sortasi. Pemilihan gurita berdasarkan size ditempat penerimaan bahan bakuyang
dilakukan secara cepat dan teliti supaya mempertahankan mutu gurita, setelah
dilakukan sortasi size secepatnya diberi tambahan es untuk mencegah kenaikan
suhu produk agar suhu tetap berada dibawah 5℃.
Penyotiran bertujuan untuk mendapatkan bahan baku yang sesuai dan mutu
dengan persyaratan dan standard yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Penyotiran dilakukan secara manual oleh karyawan bagian penyotir yaitu dengan
memisahkan gurita berdasarkan mutu dan ukuran mulai dari ukuran terkecil
hingga terbesar, lalu dimasukkan kedalam keranjang untuk selanjutnya akan
dilakukan proses penimbanga. Apabila ukuran bahan baku tidak sesuai dengan
standar, maka akan dilakukan sortasi ulang. Selama sortasi suhu dipertahankan
agar <5℃ dengan dilakukan penambahan es.
xvi
Proses penimbangan dilakukan secara manual menggunakan timbangan
digital yang telah dikalibrasi. Proses penimbangan dilakukan secara hati-hati,
cepat, dan bersih sehingga dapat mempertahankan rantai dingin. Penimbangan
dilakukan dengan cara memasukkan bahan baku kedalam keranjang yang telah
disediakan dan diawasi oleh QC bagian penerimaan bahan baku.
Proses ini bertujuan untuk membersihkan gurita dari isi perut, mata, tinta,
dan gigi yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri. Prosesini dilakuakan
di atas meja preparasi yang sudah dibersihkan dan diberi es. Proses ini dilakukan
secara hati-hati menggunakan pisau stainless steel yang tajam dan bersih,
dilakukan dengan cara membuang gigi, selaput pada kepala, isi perut, dan kantong
tinta secara cepat. Potensi bahaya pada tahap ini yaitu terjadinya kemunduran
mutu karena kerusakan fisik dan kontaminasi bakteri pathogen karena kurangnya
sanitasi dan hygine.
xvii
penyakit pada ikan terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Proses ini
dapat dilakukan dengan waktu mencapai 30-50 menit, pada proses tumbling
rawan terjadi susut berat pada gurita disebabkan oleh beberapa hal yaitu
kurangnya penambahan garam, es ataupun terlalu cepat proses tumbling, karena
semakin lama proses tumbling maka ekastisitas gurita akan semakin baik namun
penyusutan beratnya akan semakin besar karena banyaknya air yang keluar dari
tubuh gurita. Jika garam yang ditambahkan terlalu banyak, tekstur gurita akan
lebih mengeras dan rasa gurita menjadi asin.
Proses ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang rapi dan teratur.
Proses penyusunan dilakukan diatas pan pembeku dengan cara membentuk gurita
seperti bentuk bunga (Flower). Satu pan terdapat beberapa gurita tergantung
ukurannya. Size 1000-2000 gram terdapat 5-6 gurita, 500-1000 gram bisa sampai
8-10 gurita. Penyusunan gurita kedalam pan yaitu gurita disusun tidak saling
menempel satu sama lain, agar memudahkan pelepasan setelah pembekuan.
xviii
yang terdapat diperusahaan sejumlah 1 unit, dengan kapasitas ABF ± 4 ton.
Pembekuan bertujuan untuk meningkatkan daya awet pada gurita. Menurut
Hakim, 2020 pembekuan pangan harus dilakukan secepat mungkin, karena Kristal
es berukuran kecil jumlahnya banyak akan tersebar merata, sehingga dapat
mengurangi kerusakan.
Menurut Hadiwiyoto 1993 dalam Enda Mora 2017, glazing dilakukan dengan
mencelupkan produk ke air dingin akan menimbulkan lapisan es tipis yang
menutupi seluruh permukaan tubuh ikan beku. Beberapa keuntungan
dilakukannya glazing adalah mengurangi terjadinya dehidrasi, mencegah oksidasi
dan memberi kenampakan yang menarik pada produk. Dehidrasi adalah keadaan
dimana tubuh gurita kekurangan cairan atau elektrolit dan dapat membahayakan
atau dapat mengganggu fungsi organ, sehingga diperlukan sejumlah cairan untuk
mengatasinya. Penyebab dehidrasi disebabkan oleh kehilangan air yang tidak
didasari oleh kulit dan saaluran pernafasan.
xix
SP/WPB/03. Plastik yang berisi gurita dikemas dengan master carton sebagai
kemasan sekunder karena merupakan kemasan paling luar sehingga tidak kontak
langsung dengan udara luar. Master carton yang digunakan berwarna putih, tidak
berbau, kuat dan tidak ada kebocoran. Master carton tersebut diberi label sesuai
permintaan buyer berisi kode produksi, tanggal produksi, jenis produk, kode size,
nama perusahaan importer, Negara importer, nama perusahaan eksporter,
komposisi produk. Master carton yang digunakan untuk gurita berwarna coklat,
berukuran lebih besar. Pengepakkan master carton dirapatkan dengan
menggunakan lakban bening, kemudian gurita yang sudah dipacking disimpan di
cold storage untuk mempertahankan suhu beku gurita.
xx
menyimpan gurita harus dicermati sesuai dengan jenis produk, komposisi kimia
produk dan lama penyimpanan.
Caranya coolbox fiber glass yang telah berisi cumi-cumi (Loligo sp) yang dies
langsung diturunkan ke grobak dorong, lalu diangkut menuju ruang penerimaan
bahan baku.
xxi
keranjang plastik sesuai dengan size.Proses pensortiran yang dilakukan
diperusahaan telah mengikuti prinsip penanganan ikan yang benar yaitu bekerja
dengan cepat, hati-hati, bersih, dan dingin hal ini sesuai dengan ( Indrawati,
2001 ) menyatakan bahwa kegiatan sortasi adalah kegiatan memisahkan cumi
berdasarkan jenis, size dan mutu. Sertan dilakukan dengan cepat, hati-hati, bersih,
dan dingin.
Pencucian bahan baku yang dilakukan untuk membuang kotoran, pasir dan
lendir dengan menggunakan air dingin dengan menggunakan es, didalam ruangan
bersuhu 16°c Adapun caranya Pencucian dilakukan menggunakan air mengalir
cuci, hingga bersih,untuk menghilangkan kotoran dan pasir yang menepel pada
kulit cumi. Tujuan pencucian adalah untuk menghilangkan kotoran yang
menempel pada cumi ( Saulina, 2009 ). Menyatakan bahwa pencucian dapat
menghilangkan lendir dan kotoran yang menempel pada cumi.
xxii
mempengaruhi kecepatan pembekuan, perbedaan suhu awal tubuh cumi dan suhu
yang didinginkan.
xxiii
2.4 Pengertian PMMT Berdasarkan Konsep HACCP
xxiv
maju, maka sejak tahun 1987 konsep HACCP berkembang dan banyak
didiskusikan oleh para pengamat mutu ataupun pelaku pengawas mutu baik oleh
birokrat maupun kalangan industri serta para ilmuwan (Dirjen Perikanan, 2000).
xxv
2.4.3 Denifisi SSPO Pada Gurita (Octopus vulgaris)
xxvi
2.4.4 Denifisi SSOP Cumi-Cumi (Chephalopoda)
xxvii
penyesuaian/pengembangan dalam reorientasi sistim pembinaan dan pengawasan
mutu hasil perikanan. Kebijaksanaan pembinaan dan pengawasan mutu yaitu
dengan mengembangkan Program Manajemen Mutu Terpadu.
xxviii
memenuhinya dalam rangka kepuasan pelanggan, yang berkelanjutan dan
ke massa depan.Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan proses untuk
mempengaruhi pihak lain untuk mencapaitujuan organisasi. Oleh
karenanya pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas,
sehinggakeduanya dapat dituangkan dalam kebijakan yang akan diambil.
2. Keterlibatan seluruh partisipan organisasi
Seluruh komponen di dalam suatu organisasi harus dilibatkan. Artinya
seluru sitivitasorganisasi harus selalu berusaha untuk melakukan perbaikan
secara terus menerus.
3. Pendekatan yang menekankan pada perbaikan proses
Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan MMT
berasumsi bahwa output akhir suatu organisasi tidak semata-mata
dilihat secara parsial, tetapi suatu prosesyang panjang.
Langkah perbaikan yang dilakukan secara terus menerus
4. Inti perbaikan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan adalah
adanya humanresources empowerment baik bagi tenaga edukatif maupun
administratif. Realitas menunjukkan belum seluruhnya pemimpin
organisasi menyadari arti pentingnya pemberdayaan tenagaakademik dan
administratif. Para pimpinan sering lebih mementingkan pengembangan
fasilitasatau pegembangan fasilitas. Hal ini ditunjukkan oleh adanya
anggaran pendidikan dan pelatihanuntuk kedua tenaga tersebut tidak
setidak-tidaknya kurang berimbang dibandingkan dengananggaran
pembangunan fisik.
5. Hubungan dengan supplier yang saling menguntungkan
MMT juga diasumsikan sebagai suatu filosofi manajemen yang
melembagakan sumberdaya yang ada, terencana, berkesinambungan dan
mengasumsikan peningkatan kualitas dari hasilsemua aktivitas yang
terjadi dalam organisasi: bahwa semua fungsi manajemen yang ada
dansemua tenaga untuk berpartisipasi dalam proses perbaikan.
xxix
2.5 Manejemen Usaha Perikanan Dengan Mengamati Fungsi-Fungsi
Menejemen (POAC)
Fungsi controlling yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini
sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sember
daya dalam organisasi agar bisa tercapai secara efektif dan efisien tanpa ada yang
melenceng dari rencana (Unknown, 2012).
xxx
BAB III
MERODE PELAKSANAN
a) Data primer
xxxi
1. Observasi langsung
2. Wawancara
3. Partisipasi Aktif
xxxii
b) Data Sekunder
Menurut Bulan (2017), data sekunder yaitu data yang bersumber dari
buku-buku, jurnal, dan artikel yang relevan dengan penelitian ini. Data
sekunder dapat diperoleh melalui studi literatur di internet, jurnal, terkait
proses pengolahan cumi-cumi beku (Chephalopoda) dan gurita beku
(Octopus vulgaris). Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1) Studi Pustaka
2) Dokumentasi
xxxiii
mengambil gambar dari persiapan bahan baku, alat bahan hingga menjadi
yang proses pengolahan cumi-cumi beku (Chephalopoda) dan gurita beku
(Octopus vulgaris) siap untuk dipasarkan.
Menurut Nazir (2010) data primer dan data sekunder yang terkumpul
akan dilakukan pengolahan data melalui :
Editing
Tabulating
Pengkodean (coding)
Tabulasi
xxxiv
DAFTAR PUSTAKA
https://Repository.Polipangkep.Ac.Id/Uploaded_Files/Dokumen_Isi/Monograf/
03.20Sampul%20-20BAB20III-Dikompresi%283%29_002.Pdf
Anita, H., Aisy, M., Rastuti, W. 2012. Study Pengolahan Cumi-Cumi (Loligo Sp.)
Asin Kering Dihubungkan Dengan Kadar Air Dan Tingkat Kesukaan
Konsumen. Jurnal Media Tehnologi Hasil Perikanan. Vol. 1, No.2,
Agustus 2013.
Januari 2016.
https://123dok.com/document/y6m0v9gq-pembekuan-gurita-octopus-utuh-usaha-
central-jayasakti-makassar.html, diakses Pada Tanggal 30 Desember 2022
xxxv
Fahimah Fahimah, Proses Produksi Gurita Legs Beku Sesuai Standar Mutu
Ekspor. Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Mahasiswa
Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
xxxvi