Nama : Lamojah
NIS : 0031877132
i
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
SMK NEGERI 1 BANUA LAWAS
Menyetujui:
Mengetahui :
Kepala SMK Negeri 1 Banua Lawas
ii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “TEKNIK
PEMIJAHAN IKAN KOI (Cyprinus carpio L) SECARA BUATAN (Induce
iii
diharapkan penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya penulis dan SMK Negeri 1 Banua Lawas. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.
Lamojah
0031877132
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................... 1
C. Manfaat........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................... 2
A. Klasifikasi.................................................................................... 2
B. Morfologi..................................................................................... 3
C. Jenis-Jenis Ikan Koi..................................................................... 4
D. Habitat Dan Penyebaran.............................................................. 8
E. Makan Dan Kebiasaan Makan..................................................... 8
F. Kualitas Air................................................................................. 9
v
3. Tahap Pelaksanaan............................................................... 22
a. Pemberokan.................................................................... 22
b. Seleksi Induk.................................................................. 22
c. Penyuntikan.................................................................... 24
d. Pembuahan..................................................................... 25
e. Penebaran Telur.............................................................. 26
f. Penetasan Telur.............................................................. 27
g. Perawatan Larva............................................................. 27
h. Pendederan..................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 36
LAMPIRAN................................................................................... 37
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan koi (Cyripnus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan hias yang
berpuluh-puluh tahun secara turun-temurun dibudidayakan oleh orang Jepang,
bahkan dijadikan lambang bagi bangsa Jepang dan beraneka ragam, mendorong
orang Jepang untuk menghasilkan berpuluh-puluh jenis ikan koi yang akhirnya
digemari oleh orang di berbagai negara termasuk Indonesia (Susanto, 2000).
Di Indonesia, koi merupakan ikan hias favorit dan banyak digemari oleh
masyarakat luas, karena warna tubuhnya yang mempesona dan harganya relatif
mahal. Ikan koi sampai saat ini masih menjadi salah satu komoditas perdagangan
yang cukup dalam bidang perikanan. Oleh karena itu, kehadiran koi ditengah
keluarga selalu berdampak positif, artinya apabila dipelihara dalam skala kecil
layaknya hobi seseorang dengan mengamati keindahan dan lenggak-lenggoknya
dalam akuarium (Effendi, 1993).
Pada pembudiayaan koi usaha pembenihan memegang peranan penting
dalam penyedian benih yang akan dibesarkan hingga proses pewarnaan mencapai
kesempurnaan. Kualitas koi ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis koi dan
kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan batasan jenis antar warna
menunjukan kualitas yang baik.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktikan cara pemijahan ikan koi (Cyripnus carpio
L) yang baik dan benar.
2. Meningkatkan ilmu pengatahuan tentang budidaya ikan koi (Cyripnus
carpio L).
C. Manfaat
1. Mendapatkan ilmu dalam budiaya ikan koi (Cyripnus carpio L).
2. Menambah wawasan tentang pemijahan ikan koi (Cyripnus carpio L).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi
Ikan koi termasuk kedalam golongan ikan crap (karpera). Pemuliaan yang
dilakukan bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar
penilaian koi.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Superkelas : Pisces
Kelas : Osteichthyes
Sub Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinoformes
Sub ordo : Cyprinoidae
Famili : Cyprinidae
Sub Famili : Cypriniae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L
2
B. Morfologi
Menurut Susanto (2000), badan koi berbentuk seperti torpedo dengan
perangkat gerak berupa sirip. Sirip – sirip yang melengkapi bentuk morfologinya
adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah
sirip anus, dan sebuah sirip ekor. Untuk berfungsi sebagai alat gerak, sirip ini
terdiri dari jari – jari keras, jari – jari lunak, dan selaput sirip. Sirip dada dan sirip
ekor hanya mempunyai jari jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari – jari
keras dan 20 jari lunak. Sirip perut hanya terdiri dari jari – jari lunak sebanyak 9
buah. Sirip anus mempunyai 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak.
Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat
gurat sisi (linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini
terbentuk dari urat – urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang
hingga sebelah luar. Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari 2 lapisan. Lapisan
pertama terletak di luar yang disebut dengan epidermis, sedang lapisan dalam
disebut sebagai endodermis. Epidermis terdiri dari sel – sel getah yang
menghasilkan lendir (mucus) pada permukaan badan koi. Lapisan endodermis
terdiri dari serat – serat yang penuh dengan sel. Di lapisan ini juga terdapat sel
warna.
Sel warna ini mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara
kontraksi memproduksi larutan dengan 4 macam sel warna yang berbeda. Adapun
keempat sel tersebut adalah melanophore (hitam), xanthophore (kuning),
erythrophore (merah), dan guanophore (putih). Organ perasa dan syaraf
mempunyai hubungan erat dengan penyusutan dan penyerapan sel warna. Organ –
organ ini sangat reaktif sekali dengan cahaya. Tempatnya terletak di antara lapisan
epidermis dan urat syaraf pada jaringan lemak, yang terletak di bawah sisik.
3
C. Jenis-Jenis Ikan Koi
1. Ikan Koi Kohaku
Ikan koi kohaku adalah ikan yang memiliki waran putih yang solid dengan
sedikit warna merah pada tubuhnya. Ikan koi jenis ini adalah ikan koi yang paling
terkenal dan paling tua diantara ikan koi jenis lainnya.
Ikan Koi Showa Sanshoku adalah jenis ikan yang memiliki kombinasi warna
merah, putih, dan hitam pada tubuhnya. Kombinasi waran pada ikan koi ini
memiliki kesamaan dengan ikan koi sanke bagi orang yang belum tahu secara
detail tentang kedua jenis ikan koi ini maka akan sulit untuk membedakannya.
4
Ikan Koi Tancho adalah jenis ikan koi yang memiliki warna dasar putih
ditubuhnya serta warna merah dibagian atas kepalanya.
Ikan Koi Sanke Taiso adalah jenis ikan koi yang memiliki warna dasar putih
dengan kombinasi pola berwarna hitam dan merah.
4. Ikan Koi Hikari Utsurimono
Ikan Koi Hikari Utsurimono adalah jenis ikan koi yang memiliki warna
dasar hitam dengan kombinasi warna merah atau oranye. Jika masih muda ikan
koi jenis ini memiliki warna dasar hitam dengan corak warna oranye, sedangkan
pada saat dewasa maka coraknya akan berwarna merah.
5
5. Ikan Koi Utsurimono
Ikan Koi Utsurimono dalah jenis ikan koi yang memiliki warna dasar hitam
dengan corak berwarna putih.
6. Ikan Koi Asagi
Ikan Koi Asagi adalah ikan koi yang memiliki pola jaring berwarna biru
dibagian atas punggungnya. Dibagian bawah (perut ikan), insang, sirip, dan
tubuhnya terdapat warna merah atau oranye. Pola warna merah atau oranye
tersebut akan berkembang atau semakin besar seiring dengan usia ikan.
7. Ikan Koi Shuhui
Ikan Koi Shuhui adalah jenis ikan koi yang memiliki kombinasi warna
seperti Asagi yang membedakan ikan koi shuhui memiliki pola garis di sepanjang
punggungnya.
8. Ikan Koi Ogon
6
Gambar 10. Ikan Koi Ogon
Ikan Koi Ogon atau disebut juga dengan Ogon Purachina memiliki warna
putih tanpa terdapat kombinasi warna lain.
Ada tiga sub jenis dari ikan koi goromo yaitu iakan koi budo goromo yang
memiliki tepi biru dibagian luar timbangan, Ikan Koi Ai Goromo memiliki tepi
biru yang hanya dibagian dalam timbangan.
10. Ikan Koi Shiro Bekko
Ikan Koi Shiro Bekko adalah jenis ikan koi yang memiliki warna dasar
putih dengan pola warna hitam kecil-kecil.
7
Gambar 13 . Ikan Koi Kawarimono
Ikan Koi Kawarimono adalah jenis ikan koi yang memiliki warna tubuh
yang agak sedikit aneh dan tidak seperti jenis koi pada umumnya.
Ikan Koi Kinginrin adalah jenis ikan koi yang memilki tanda-tanda perak
dibadannya.
8
Ikan koi tergolong jenis omnivora, yaitu ikan yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik.
Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar
dan di tepi perairan (Khairruman, 2000).
Menurut Susanto (2000), koi mau menerima daging, ikan, sayur – sayuran,
bahkan roti. Namun untuk mendapatkan koi yang sehat dengan warna memikat,
kita perlu memberi koi dengan pakan buatan. Pakan buatan tersebut merupakan
campuran berbagai bahan nabati dan hewani yang ditambah vitamin. Pakan
buatan ini sangat posiitf untuk pertumbuhan warna badan koi. Selain pakan
buatan, koi juga memerlukan pakan alami seperti udang – udangan, cacing tanah,
kepiting, dan siput. Perbandingan bahan nabati dan bahan hewani berkisar 6 : 4.
F. Kualitas Air
Kualitas air merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya ikan
koi. Karena buruknya kualitas air dapat menyebabkan warna menjadi pucat,
keracunan dan kekurangan oksigen. Langkah prevektif yang dapat dilakukan
untuk menjaga kualitas air adalah membersihkan kolam secara perodik dan
menjaga agar kolam tidak terkena sinar matahari langsung secara terus menerus
atau menjaga kedalaman air kolam antara 0,5-1 m untuk mengurangi intensitas
sinar matahari karena akan memacu pertumbuhan alga.
9
BAB III
METODOLOGI
Secara geografis Loka Budidaya Air Tawar Mandiangin terletak pada kaki
dalam deretan pegunungan Meratus yang membentang dari selatan Provinsi
Kalimantan Selatan hingga utara di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Secara
administrative termasuk dalam Desa Mandiangin Barat, Kecamatan Karang Intan
Kabupaten Banjar, yang secara langsung berbatasan dengan; Desa Padang
Panjang (sebelah utara), Desa Kiram (sebelah selatan), Desa Mandiangin Timur
(sebelah timur) dan Kecamatan Cempaka (sebelah barat).
10
Gambar 1. Kantor BPBAT Mandiangin dan Instalasi Budidaya Ikan Bincau
11
budidaya di masa mendatang, maka Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
Mandiangin menetapkan visi :
“Mewujudkan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin sebagai
Pusat Pelayanan dan Pengawalan Teknologi Budidaya Air Tawar yang Berdaya
Saing, Berkelanjutan, dan Ramah Lingkungan”
Visi yang mengedepankan hasil akhir sebagai pusat pelayanan pengawalan
teknologi budidaya air tawar yang berdaya saing, berkelanjutan dan ramah
lingkungan memberikan arti adanya semangat dari Balai Perikanan Budidaya Air
Tawar Mandiangin untuk terus menghasilkan inovasi pada teknologi perikanan
budidaya, menegaskan pentingnya budidaya yang meminimalkan residu
berbahaya pada lingkungan, serta memberikan layanan edukasi tentang cara
melakukan budidaya ikan yang baik dan berkelanjutan.
Misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam rangka mendukung visi
Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah :
1. Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan
sumberdaya berbasis pemberdayaan masyarakat.
2. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan
teknologi inovatif.
3. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan.
Sejalan dengan misi tersebut, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
Mandiangin memiliki misi “Menghasilkan Teknologi Terapan Dan Produk
Perikanan Budidaya Air Tawar Dalam Rangka PenyebarluasanTeknologi
Budidaya Kepada Masyarakat”
Misi ini menggambarkan fokus Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
Mandiangin untuk mengembangkan teknologi dan inovasi pada usaha dan produk
perikanan budidaya khususnya air tawar sehingga menghasilkan budidaya ikan
yang berdaya saing dan berkelanjutan.
3. Tugas dan Fungsi BPBAT Mandiangin
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:
6/PERMEN-KP/2014 tanggal 03Februari 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air
Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, BPBAT Mandiangin mempunyai tugas
12
melaksanakan uji terap teknik dan kerjasama, produksi, pengujian laboratorium
kesehatan ikan dan lingkungan, serta bimbingan teknis perikanan budidaya air
tawar. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
Mandiangin menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi
serta laporan;
2. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air tawar;
3. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya air tawar;
4. Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air tawar;
5. Pelaksanaan kerja sama teknis perikanan budidaya air tawar;
6. Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi dan publikasi perikanan budidaya
air tawar;
7. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis
perikanan budidaya air tawar;
8. Pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air tawar;
9. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi
perikanan budidaya air tawar;
10. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar; dan
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
4. Struktur Organisasi BPBAT Mandiangin
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut, struktur
organisasi dan tata kerja Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin terdiri
13
dari :
Kepala Balai
Koordinator Perekayasa Koordi nator PHPI Koordi nator Pengawas Koordi nator Teknis
Perikanan Litkayasa
Khari ul Anwar , S,Pi., MSi Ir. Jamilah Hayati
NIP: 19740821 199803 1 004 NIP: 19690418 199503 2 003 Masji di n Noor, S,pi Syafruddin
NIP: 19701202 200312 1 005 NIP: 19780425 199903 1
004
14
Balai Budi Daya Air Tawar Mandiangin merupakan badan yang dibentuk untuk
mendukung Industrialisasi Perikanan Budidaya. Wilayah kerja BPBAT
Mandiangin meliputi 8 provinsi meliputi :
1. Kalimantan Barat
2. Kalimantan Tengah
3. Kalimantan Selatan
4. Kalimantan Timur
5. Kalimantan Utara
6. Bali
7. Nusa Tenggara Barat
8. Nusa Tenggara Timur
Terdiri dari lokasi utama dan tiga instalasi budidaya ikan, yaitu :
1. Lokasi utama seluas 10 Ha di Desa Mandiangin, Kecamatan Karang Intan,
Kabupaten Banjar.
2. Instalasi Budidaya Ikan di Bincau seluas 3,442 Ha yang terletak di Desa
Bincau, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar. Berjarak sekitar 10 km dari
Mandiangin.
15
3. Instalasi Awang Bangkal (mempunyai karamba sebanyak 60 unit) terletak di
desa Awang Bangkal, Kecamatan Karang Intan. Berjarak sekitar 5 km dari
Mandiangin.
4. Instalasi Budidaya Ikan Lahan Gambut (IBILAGA) Pulang Pisau Seluas
±26,415 Ha berada di desa Garung, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten
Pulang Pisau.
16
JUMLAH 60
Sumber: Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin 2017
17
Instalasi Awang Bangkal, Ruang Informasi, Perpustakaan, Auditorium, Wisma
Ikan, Mushola, Lab. Kesehatan, Indoor Hatchery, dan Perkolaman.
18
10. Kegiatan di BPBAT Mandiangin
a. Kegiatan Kerekayasaan
Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan kerekayasaan dan penerapan
teknologi pada ikan introduksi dan ikan spesifik lokal, nutrisi, kesehatan dan
lingkungan.
Produksi Induk dan Benih Unggul.
Pengawasan Budidaya Ikan dan Pengendalian Hama Penyakit Ikan.
Layanan Laboratorium Uji (No. Akreditas SNI ISO/IEC 17025 : 2008
(IEC 17025 : 2005).
b. Kegiatan Diseminasi teknologi yang meliputi :
Pembinaan dan bimbingan teknis.
Pelatihan, pelayanan penelitian, magang umum/khusus.
Sosialisasi, seminar, temu tekhnis dan temu lapang.
Demplot/dempond (percontohan).
Penyebaran informasi melalui media cetak (brosur, leaflet, buku petunjuk
teknis) dan media elektronik (TV, Radio, CD).
Pameran dan Expo.
Kegiatan kemitraan dan kerjasama dengan instansi lain seperti Dinas
Teknik Terkait, Perguruan Tinggi dan pihak swasta yang bertujuan untuk
menunjang keberhasilan program yang ada.
19
C. Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL)
1. Manejeman Induk
a. Persiapan Wadah Pemeliharaan Induk
Persiapan wadah pemeliharaan induk dilakukan dengan tujuan untuk
menciptakan lingkungan yang baik dan optimal bagi calon-calon induk ikan koi.
Adapun langkah-langkah persiapan wadah pemeliharaan induk ikan koi yang
dilakukan meliputi, pembersihan kolam, dan pengisian air.
b. Pemeliharaan Induk
Kegiatan pemeliharaan induk bertujuan untuk menghasilkan induk ikan koi
yang mempunyai produktifitas dan kualitas tinggi sehingga benih yang dihasilkan
merupakan benih berkualitas, Pada saat pemeliharaan, induk diberi pakan yang
bermutu baik, pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan 30%.
Selanjutnya kegiatan pemeliharaan induk yang dilakukan di BPBAT Mandiangin
yaitu secara terpisah antara induk jantan dengan betina yang dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya pemijahan liar dan lebih memudahkan pada saat seleksi
induk yang matang gonad.
20
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu, pada
pukul 08.00 WITA dan pada pukul 16.00 WITA.
2. Tahapan Persiapan
a. Menyiapakan Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemijahan ikan koi secara
buatan adalah sebagai berikut :
1. Alat
Bak fiber
Aerator
Kantong plastik
Hapa
Suntikan
Baskom
Bulu ayam / bebek
Handuk
Tissue
Gambar 6. Alat Dalam
2. Bahan Pemijahan
Induk jantan dan betina yang matang gonad
Ovaprim
Air
21
b. Menyiapkan Wadah Penampungan Induk
Wadah yang digunakan untuk penampungan induk adalah bak fiber.
Sebelum digunakan bak fiber dibersihkan terlebih dahulu dengan cara menyikat
atau digosok-gosok menggunakan spon kemudian bilas dengan air bersih. Setelah
itu, bak fiber diisi air bersih dengan ketinggian air 30 cm.
22
3. Tahapan Pelaksanaan
a. Pemberokan
Pemberokan dilakukan di dalam kolam pemeliharaan induk selama 24 jam.
Tujuan pemberokan adalah mengurangi kadar lemak pada saluran pengeluaran
telur, hal ini disebabkan lemak pada tubuh ikan dapat menghambat ovulasi telur.
pada induk betina dan pengeluaran sperma pada induk jantan. Pemberokan juga
bertujuan untuk mengeluarkan kotoran. Selain itu juga, untuk meyakinkan hasil
seleksi induk betina bahwa perut buncit itu benar-benar berisi telur. Karena
selama pemberokan induk ikan tidak diberi makan, maka pemberokan ini juga
bertujuan untuk menyakinkan hasil seleksi induk betina bahwa setelah
pemberokan bagian perut induk ikan betina masih tampak membesar berarti perut
yang besar itu benar-benar berisi telur.
b. Seleksi Induk
Seleksi induk bertujuan untuk mendapatkan induk jantan dan betina yang
benar-benar matang gonad dan siap dipijahkan. Seleksi induk merupakan tahap
awal dalam kegiatan budidaya ikan yang sangat menentukan keberhasilan
produksi. Dengan melakukan seleksi induk yang benar akan diperoleh induk yang
sesuai dengan kebutuhan sehingga produktivitas usaha budidaya ikan optimal.
Seleksi induk dilakukan dengan cara menjaring ikan menggunakan hapa yang
ukurannya menyesuaikan ukuran kolam agar mudah dalam proses penangkapan
ikan. Induk-induk ikan kemudian diseleksi untuk mengetahui kematangan
gonadnya dan dipilih induk yang berwarna paling baik, namun dipilih induk yang
sedang-sedang warnanya (tidak terlalu cerah dan tidak terlalu pucat). Menurut
pembudidaya, induk yang paling baik, belum tentu warna keturunannya juga baik
23
semua. Tujuan lainnya adalah untuk semakin banyak mendapatkan keturunan
yang beraneka ragam dan lebih bervariasi. Apabila terdapat induk yang matang
gonad segera dipindahkan ke wadah penampungan induk. Adapun ciri-ciri induk
ikan koi yang matang gonad adalah :
24
c. Penyuntikan
Penyuntikan induk ikan koi dilakukan pada pagi hari, dengan
perbandingan induk jantan dan betina 1 : 2, yaitu 1 ekor induk betina dan 2 ekor
induk jantan. Perbandingan induk jantan dan betina yang akan dipijahkan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Data Perbandingan Induk Jantan dan Induk Betina
25
d. Pembuahan
26
Pembuahan
Gambar 13 . Pembuahan
e. Penebaran Telur
Penebarann telur dilakukan setelah melakukan pembuahan, penebaran telur
dilakukan dengan cara menebarkan telur sedikit demi sedikit, dan air dalam bak
fiber diaduk secara perlahan-lahan. Pengadukan bertujuan untuk agar telur
didalam bak fiber tidak menggumpal dan menyebar rata. Pada wadah penyebaran
telur dipasang hapa untuk tempat telur menempelkan dipasang aerator.
27
f. Penetasan Telur
Telur mulai menetas pada besok harinya setelah 24 jam, penetasan
berlangsung sampai hari berikutnya. Larva koi yang baru menetas akan menempel
pada hapa. Larva yang berumur 3 hari tidak perlu diberi makan karena masih
memanfaatkan cadangan makanan yang dibawa didalam tubuhnya, yaitu kuning
telur.
28
h. Pendederan
1. Persiapan Kolam Pendederan
a) Pengeringan kolam
Pengeringan kolam dilakukan 3 - 5 hari sebelum dilakukan pengisian air
dan pemupukan. Pengeringan kolam bertujuan untuk mengurangi potensi sumber
penyakit yang ada pada kolam pendederan.
b) Pengisian air
Pengisian air dilakukan dengan membuka saluran air atau inlet agar air
dapat masuk kedalam kolam. Inlet ditutup kembali setelah ketinggian air
mencapai 30-40 cm.
c) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menebar karung yang telah diisi pupuk
kandang. Dosis pupuk kandang yang diberikan adalah 500 - 1.000 gram/m² luasan
kolam pendederan. Pemupukan bertujuan sebagai starter atau pemicu agar tumbuh
pakan alami pada air kolam berupa plakton (Phytoplakton dan Zooplankton) yang
29
bersumber dari sari pati pupuk kandang yang berwarna cokelat, biasanya keluar
merembes dari karung pupuk dalam air kolam. Setelah sari pupuk tercampur air
kolam maka mulai terjadi proses terbentuknya plakton yang ditandai dengan
perubahan warna air dari kecokelatan menjadi kuning kecokletan hingga hijau
kecokelatan.
d). Memberikan probiotik
Sebenarnya probiotik ini adalah probiotik untuk tanaman, namun setelah
dicoba untuk memelihara benih ikan koi, ikan koi semakin terlihat lincah dan
sehat.
e). Setelah didiamkan selama 3 hari, larva koi yang dipanen dan ditebar pada
kolam pendederan.
2. Pendederan Larva
Setelah persiapan kolam pendederan terpenuhi, penebaran larva dilakukan
pada larva yang berumur 7 hari setelah penetasan. Sebelum melakukan penebaran
ke kolam pendederan terlebih dahulu larvanya dipanen dengan cara menyerok
larva menggunakan serok halus dan ditampung ke dalam wadah penampungan
berupa baskom. Selanjutnya dilakukan penebaran larva. Penebaran larva
dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.30 WITA. Penebaran dilakukan dengan
cara aklimatisasi, yaitu proses penyesuaian lingkungan yang berbeda sehingga
perubahan kondisi tersebut tidak menyebabkan stress. Aklimatisasi dilakukan
dengan cara mengapungkan baskom yang berisi larva tersebut kedalam kolam
kemudian air dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam baskom, miringkan
baskom agar larva mudah keluar dengan sendirinya. Jika larva ikan sudah keluar
dengan sendirinya maka ikan tersebut sudah menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan barunya.
30
Gambar 18. Pendederan Larva
31
3. Pemberian Pakan
Pakan adalah komponen yang penting dalam menghasilkan warna koi yang
bagus selain air. Hal ini sesuai dengan pendapat Anton (2009), yang mengatakan
bahwa kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan
koi sendiri. Larva yang berumur Setelah ikan berumur 1 minggu, benih
diberikanpakan berupa tepung udang (Feng Li 0) yang dicampur air dan sedikit
vitamin. Frekuensi pemberiannya adalah 2 kali sehari, yaitu pagi pukul 08.00
WITA dan sore pukul 16.00 WITA.
32
BAB IV
1. Fekunditas Telur
Fekunditas telur adalah jumlah telur keseluruhan yang dikeluarkan oleh
induk betina per satuan bobot badan. (Vedca, 2007). Pada saat penulis melakukan
praktik, fekunditas telur pada induk betina yang dihasilkan sekitar 568 butir/kg.
Fekunditas telur yang dihasilkan ini sesuai dengan SNI, yang menyatakan bahwa
fekunditas telur induk betina koi sebanyak 85.000 – 125.000 butir per kg induk.
(SNI : 01 -6134-1999). Cara perhitungan fekunditas telur yaitu:
Diketahui:
Berat total telur = 300 g per 2 kg induk
Berat telur sampel = 2 gram
Jumlah telur sampel = 568 butir/ 2 gram
= 284 butir/ gram
33
Penyelesaian:
300 g
Fekunditas telur= × telur= 300 g/2× 568
2
= 85.200 butir
Atau
Fekunditas telur = 300 g ×284
= 85.200 butir.
2. Fertilization Rate (FR)
Fertilization rate adalah persentase/ jumlah telur yang terbuahi. Fertilization
rate dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
34
4. Survival Rate
Survival rate adalah persentase kelangsungan hidup larva selama
pemeliharaan larva. Adapun cara penghitungan survival rate yang dilakukan
adalah:
Larva yang hidup
SR= ×100 %
Larva awal
Diketahui:
Larva yang hidup = 27.540 ekor
Larva awal = 30.000 ekor
Penyelesaian:
27.540
SR= ×100 %
3 0 .000
SR = 91,8 %
B. Pembahasan
Untuk melakukan pemijahan ikan koi, hal yang perlu dilakukan adalah
dimulai dari persiapan alat dan bahan. Tempat penampungan induk yang
digunakan adalah hapa sebanyak 1 buah untuk jantan dan 1 buah untuk betina..
Tempat penetasan telur yang digunakan adalah bak fiber sebanyak 3 buah.
Seleksi induk dilakukan pada pukul 09.00 WITA. Untuk melakukan seleksi
induk kita harus melihat bentuk fisik, umur, warna, ukuran berat, tingkat
kesehatan dan kematangan gonad. Pada umumnya induk betina yang telah matang
gonad memiliki ciri yang dapat dibedakan dengan induk jantan.
Penyuntikan dilakukan pada pukul 11.00 WITA. Induk koi disuntik
menggunakan hormon ovaprim, penyuntikan dilakukan dibagian punggung
dengan dosis betina 0,5 ml/ekor, sedangkan untuk jantan 0,3 ml/ekor. Dengan
perbandingan 1 : 2, yaitu 1 ekor induk betina dan 2 ekor induk jantan. Stripping
induk ikan koi dilakukan pada pukul 20.00 WITA. Stripping bertujuan untuk
mengeluarkan telur dan sperma pada induk jantan dan betina. Penebaran telur
dilakukan setelah melakukan pembuahan, penebaran telur dilakukan dengan cara
menebarkan telur sedikit demi sedikit pada bak fiber yang telah dipasang hapa.
Telur akan menetas menjadi larva ± 24 jam. Telur ikan koi bersifat
menempel. Perawatan larva dilakukan setelah telur menetas. Larva ikan koi yang
35
berumur 3 hari tidak diberi makan karena masih memiliki atau mengandung
kuning telur.
Pakan adalah komponen yang penting dalam menghasilkan warna koi yang
bagus selain air. Pakan yang diberikan pada larva ikan yang berupa pellet bubuk
( Feng Li 0) yang lembut sebanyak 10%dari berat biomassa ikan perhari dengan
frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu, pagi jam 08.00 WITA dan sore jam
16.00 WITA.
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Pemijahan yang dilakukan adalah 4 ekor induk betina dan 8 ekor induk
jantan dengan perbandingan 1 : 2.
3. Air yang ada di dalam bak pemijahan segera diganti agar kualitas air
bagus untuk penetasan telur.
4. Pakan yang diberikan pada larva ikan yang berupa pellet bubuk ( Feng Li
0) yang lembut sebanyak 10%dari berat biomassa ikan perhari dengan
frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu, pagi jam 08.00 WITA dan
sore jam 16.00 WITA.
B. Saran
1. Dalam pemijahan, hal yang harus diperhatikan adalah seleksi induk
karena sangat berpengaruh dalam keberhasilan atau tidaknya pemijahan.
2. Diharapkan pada siswa-siswi magang selanjutnya agar memiliki inisiatif
sendiri dalam melakukan suatu hal atau kegiatan yang berhubungan
dengan pemijahan dan tidak lupa selalu bertanya dengan pembimbing
lapangan.
37
38
DAFTAR PUSTAKA
39
LAMPIRAN
40
Gambar 1. BPBAT Gambar 2. Wadah
Mandiangin pemeliharaan induk
Gambar 6. Wadah
Gambar 5. Bahan Pemijahan
Penampunga Induk
41
Gambar 7. Wadah Penetasan Gambar 8. Pemberokan
Telur
42
Gambar 13. Penyuntikan Gambar 14. Stripping Induk
Betina
43
Gambar 19. Persiapan Kolam Gambar 20. Pembuatan
Pendederan Probiotik
44
Gambar 23. Sortir Ikan Koi
45