Disusun Oleh :
YOGYAKARTA
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
II. PROSES BUDIDAYA IKAN LELE .............................................................................................. 3
A. Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele ............................................................................... 3
1. Pengeringan dan pengolahan tanah ......................................................................................... 3
2. Pengapuran dan pemupukan ................................................................................................... 3
B. Menebar benih ............................................................................................................................ 4
C. Pakan untuk budidaya ikan lele .................................................................................................. 4
D. Pengelolaan air ............................................................................................................................ 5
E. Pengendalian hama dan penyakit ................................................................................................ 5
F. Panen budidaya ikan lele............................................................................................................. 6
III. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE ................................................................. 7
1. Biaya usaha tani .......................................................................................................................... 7
a. Biaya Eksplisit ........................................................................................................................ 7
b. Biaya implisit .......................................................................................................................... 8
2. Penerimaan Usaha Budidaya Ikan Lele ...................................................................................... 9
3. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Budidaya Ikan Lele ........................................................... 9
4. Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Lele ...................................................................................... 10
a. R/C ........................................................................................................................................ 10
b. Produktivitas lahan................................................................................................................ 11
c. Produktivitas Tenaga Kerja................................................................................................... 11
d. Produktivitas Modal .............................................................................................................. 12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 15
ii
DAFTAR TABEL
Table 1. Biaya Eksplisit Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3 Bulan di
Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018 ........................ 8
Table 2. Biaya Implisit Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3 Bulan di
Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018 ...................... 9
Table 3. Penerimaan Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3 Bulan di
Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018 ........................ 9
Table 4. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m²
dalam 3 Bulan di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun
2018......................................................................................................... 10
Table 5. R/C Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3 Bulan di Desa
Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018 ............................... 10
Table 6. Produktivitas Lahan Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3
Bulan di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018 ....... 11
Table 7. Produktivitas Tenaga Kerja Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m²
dalam 3 Bulan di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun
2018......................................................................................................... 12
Tabel 8. Produktivitas Modal Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3
Bulan di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun
2018.........................................................................................................14
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan perikanan di Indonesia saat ini diarahkan pada
perkembangan Budidaya Ikan Konsumsi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu, semakin berkurangnya populasi ikan di wilayah perikanan tangkap, wilyah
penangkapan yang tercemar limbah, kondisi cuaca yang tidak jelas, harga bahan
operasional penangkapan yang semakin mahal dan permintaan ikan konsumsi
yang semakin banyak, baik itu ikan air laut maupun ikan air tawar. Perkembangan
Budidaya Ikan Komsumsi juga semakin diminati oleh sebagian besar masyarakat
di Indonesia dari masyarakat pesisir pantai ataupun masyarakat yang di daerah
rawah atau daerah pertanian, hal ini karena sistem budidaya ikan konsumsi yang
lebih mudah, lebih efisien dan permintaan pasar yang lebih besar akan Ikan
Konsumsi dalam waktu tertentu.
Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis usaha budidaya perikanan
yang semakin berkembang. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan
teknologi budidaya yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya
relatif mudah dan modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah serta dapat
dibudidayakan dilahan sempit dengan padat tebar tinggi (Departemen Kelautan
dan Perikanan, 2007). Beberapa tahun terakhir budidaya ikan lele telah banyak
dikembangkan secara intensif. Kegiatan budidaya secara intensif menerapkan
padat tebar yang tinggi dan pemakaian pakan buatan berkadar protein tinggi
(Febrianti et al, 2009).
Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang
lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu
masakan. Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat di
Indonesia. Saat ini telah banyak budidaya lele yang telah tersebar di Yogyakarta.
Terutama di daerah Desa Bedilan,seyegan yang mayoritas pekerjaan kepala rumah
tangganya bekerja sebagai petani lele. Hal ini dikarenakan Desa bedilan memilki
lokasi yang strategis untuk budidaya perikanan, termasuk lele.
1
B. Tujuan
1. Mengetahui proses produksi lele.
2. Mengetahui biaya dan pendapatan usaha budidaya lele.
3. Mengetahui kelayakan usaha budidaya lele.
2
II. PROSES BUDIDAYA IKAN LELE
3
seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan
lele.
3. Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm.
Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air
sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu.
Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar
kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan
baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.Setelah
satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara
berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.
B. Menebar benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya,
masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan
selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam
sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan
sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih. Tebarkan benih
ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi.
Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa
ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini
menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan
atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan
sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
4
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan
lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan
bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor.
Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi
jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase
pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.Jadwal pemberian pakan
sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan.
Frekuensinya 2-3 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang
masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan
malam hari.Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari.
Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si
pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif
menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk
menyantapnya.
D. Pengelolaan air
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam.
Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam.
Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang
dicirikan dengan adanya bau busuk.
Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah.
Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung
pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak
menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama
predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang
menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan
memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di
5
sekeliling kolam.Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa,
bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit
yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan
luka di kepala dan ekor.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga
kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan
mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele
juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan
lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit silahkan
baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.
Ikan lele bisa dipanen setelah masa produksi selama kurang lebih 90 hari
atau setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Satu hari (24 jam) sebelum panen,
sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut.
Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan
ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah
disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
6
III. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE
Biaya Usaha Tani dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak
tetap. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi yang akan dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya
yang besar kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi.
Biaya usahatani dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
Biaya alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang diberikan dalam Usaha Tani
untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh aktiva yang
dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha (keuntungan pengusaha) dan
upah tenaga keluarga sendiri.
Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga
keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada
tenaga luar.
Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari
aktiva yang dipergunakan dalam Usaha Tani.
a. Biaya Eksplisit
Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, atau
biaya yang dikeluarkan dimana terdapat pembayaran kas. Misalnya pengeluaran
untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja
langsung yang berkaitan dengan produksi dan sebagainya.
7
Table 1. Biaya Eksplisit Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3 Bulan di
Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018
b. Biaya implisit
Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang
digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang
dikeluarkan perusahaan. Biaya implisit juga dapat diartikan sebagai biaya non kas
yang diukur dalam konsep biaya kesemptan. Biaya implisit yang berkaitan dengan
setiap keputusan jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya ini tidak melibatkan
pengeluaran kas dan karena itu sering diabaikan dalam analisis keputusan. Karena
pembayaran kas tidak dilakukan untuk biaya implisit, konsep biaya kesempatan
harus digunakan untuk mengukurnya.
8
Table 2. Biaya Implisit Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3 Bulan di
Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018
Uraian Jumlah
Produksi (Kg) 825
Harga (Kg) 17.182
Penerimaan (Rp) 14.175.000
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa rata rata penerimaan yang didapat
oleh petani ikan lebih dari Rp 14.175.000 tiap panennya (3bulan), nilai tersebut
tergolong besar. Para petani menjual hasil panen ke tengkulak dan pengepul.
9
keuntungan merupakan hasil bersih yang diterima oleh pengusaha setelah
pendapatan dikurangi dengan biaya implisit.
Table 4. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m²
dalam 3 Bulan di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018
Uraian Jumlah
Penerimaan (Rp) 14.175.000
Biaya Eksplisit (Rp) 12.192.640
Table 5. R/C Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3 Bulan di Desa
Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018
Nilai
Uraian
Penerimaan (Rp) 14.175.000
Biaya Eksplisit (Rp) 12.192.640
Biaya Implisit (Rp) 1.305.118
R/C 1,05
10
Berdasarkan hasil perhitungan R/C menunjukkan angka 1,05 > 1 yang
artinya usaha ini layak untuk dijalankan, berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan
akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,05.
b. Produktivitas lahan
Table 6. Produktivitas Lahan Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3
Bulan di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018
Uraian Nilai
1.982.360
Pendapatan (Rp)
Biaya TKDK (Rp) 1.001.875
280.430
Bunga Modal Sendiri (Rp)
Luas Lahan/Kolam (m2) 45,63
15,34
Produktivitas Lahan (Rp/ m2)
Produktivitas lahan sebesar 15,34 m2. Keempat responden tidak memiliki
biaya sewa lahan karena mereka menggunakan lahan sendiri, Luas rata rata kolam
yang mereka miliki adalah 45,63m2.
11
Table 7. Produktivitas Tenaga Kerja Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m²
dalam 3 Bulan di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun
2018
Uraian Nilai
Pendapatan (Rp) 1.982.360
280.430
Bunga Modal Sendiri (Rp)
22.813
Sewa lahan milik sendiri
Jumlah TKDK (HKO) 14,31
Produktivitas Tenaga Kerja 117.339
(Rp/HKO)
Produktivitas tenaga kerja sebesar Rp 117.339 > dari upah buruh setempat
yaitu Rp 70.000, jadi usaha ini layak untuk dilaksanakan.
d. Produktivitas Modal
Tabel 1. Produktivitas Modal Usaha Budidaya Ikan Lele Per 45,63 m² dalam 3
Bulan di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018
Uraian Nilai
Pendapatan (Rp) 1.982.360
Biaya TKDK (Rp) 1.001.875
Sewa Lahan Sendiri (Rp) 22.813
Biaya Eksplisit (Rp) 12.192.640
Produktivas Modal (%) 7,85
Produktivitas modal sebesar 7,85% jauh lebih besar dibandingkan dengan
Kredit Usaha Rakyat sebesar 7% pertahun, jadi permusimnya yaitu sebesar 2,3% .
Dengan demikian , usahatani ikan lele layak untuk dilaksanakan.
12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Proses budidaya ikan lele meliputi penyiapan kolam yaitu pemupukan dan
pengapuran serta pengaturan air kolam, pemilihan benih, menetukan kapasitas
kolam, menentukan pakan untuk budidaya ikan lele, pengendalian hama dan
penyakit dan panen budidaya ikan lele
2. Biaya eksplisit dan biaya implisit yang digunakan sekali produksi ikan lele
(3bulan) yaitu Rp. 12.192.640 dan Rp. 305.118 pendapatan yang diterima
Rp1.982.360 dan keuntungan Rp. 677.242
3. Berdasarkan perbandingan antara penerimaan dengan biaya eksplisit ditambah
implisit usaha tani ikan lele usaha ikan lele daerah tersebut layak untuk
dijalankan.
B. Saran
Usaha ikan lele di Desa Bedilan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta sebaiknya
lebih meminimalisir jumlah biaya terutama biaya eksplisit karena berpengaruh
pada pendapatan dan keuntungan yang diperoleh. Petani ikan lele juga perlu
menjaga kebersihan kolam dan kesehatan ikan agar tidak mengalami kerugian.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://alamtani.com/budidaya-ikan-lele/
Diakses pada 17 mei 2018
www.infoagribisnis.com/2017/01/ternak-lele-pemula
Diakses pada 17 mei 2018
14
LAMPIRAN
15