Anda di halaman 1dari 32

i

KATA PENGANTAR

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, pemenuhan


kebutuhan pangan, terutama protein hewani, menjadi tantangan yang semakin mendesak.
Budidaya ikan lele (Clarias sp.) telah menjadi salah satu pilihan utama dalam upaya
memenuhi permintaan akan sumber protein ini. Budidaya ikan lele memiliki potensi besar
untuk memberikan manfaat ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan
ketahanan pangan, terutama di kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam budidaya


ikan lele, teknologi bioflok telah muncul sebagai inovasi yang menjanjikan. Sistem
bioflok adalah metode budidaya yang memanfaatkan mikroorganisme, terutama bakteri,
untuk mengolah limbah organik yang dihasilkan oleh ikan menjadi nutrisi yang dapat
digunakan kembali. Dengan menggunakan bioflok, dapat dikurangi dampak lingkungan
negatif, hemat sumber daya air, dan meningkatkan hasil panen.

Pada saat yang sama, perkembangan teknologi Internet of Things (IoT) telah
membuka pintu bagi kemungkinan baru dalam budidaya ikan. Salah satu platform IoT
yang paling menonjol adalah ESP, yang memungkinkan pemantauan dan kendali berbasis
web. Integrasi ESP dalam budidaya ikan lele dengan bioflok menawarkan potensi untuk
memantau dan mengelola parameter lingkungan secara real-time, mengotomatisasi tugas-
tugas penting, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi pemanfaatan bioflok dalam budidaya


ikan lele dengan memanfaatkan teknologi ESP berbasis web, khususnya dalam konteks
UMKM. Kami akan menginvestigasi bagaimana teknologi ini dapat mendukung UMKM
dalam memperbaiki manajemen budidaya, mengoptimalkan kualitas air, meningkatkan
produktivitas, dan mempromosikan keberlanjutan dalam usaha budidaya ikan lele.

i
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung penelitian ini, terutama para petani ikan, pemilik UMKM, dan mitra
penelitian yang telah berpartisipasi aktif. Semoga penelitian ini dapat memberikan
kontribusi yang berarti bagi perkembangan budidaya ikan lele dan kemajuan UMKM di
sektor pertanian perairan.

Terima kasih.

Hormat Kami,

Tim Kihajar Stem

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... v


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 2
C. TUJUAN DAN MANFAAT
a. TUJUAN ............................................................................................ 2
b. MANFAAT ........................................................................................ 3
D. HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PEMBELAJARAN STEM ............................................................................ 4


B. KETERAMPILAN REKAYASA .................................................................. 5
C. BIOFLOK ...................................................................................................... 6
BAB III METODE DAN PENELITIAN

A. METODE....................................................................................................... 8
B. ALAT DAN BAHAN .................................................................................... 10
C. DESAIN
a. TURBIDITY & PURIFIER
i. SKEMA ................................................................................. 11
ii. SISTEM KERJA.................................................................... 11
b. PAKAN OTOMATIS
i. SKEMA ................................................................................. 12
ii. SISTEM KERJA.................................................................... 12
c. WEB KONTROL
i. SKEMA ................................................................................. 13
ii. SISTEM KERJA.................................................................... 13

iii
D. LISTING
a. TURBIDITY & PURIFIER ............................................................... 16
b. PAKAN OTOMATIS ......................................................................... 16
c. WEB KONTROL .............................................................................. 17

E. LANGKAH KERJA ...................................................................................... 18


F. IMPLEMENTASI
a. BUDIDAYA LELE ............................................................................ 20
b. UMKM .............................................................................................. 22

BAB IV RINCIAN BIAYA ....................................................................................... 23

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 24
B. SARAN .......................................................................................................... 25

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat dan Bahan........................................................................................... 11

Tabel 4.1 Rincian Anggaran ......................................................................................

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Turbidity & Purifier .................................................................. 12

Gambar 3.2 Sistem Kerja Turbidity & Purifier ........................................................ 12

Gambar 3.3 Skema Pakan Otomatis ......................................................................... 13

Gambar 3.4 Sistem Kerja Pakan Otomatis ............................................................... 13

Gambar 3.5 Skema Webpage.................................................................................... 13

Gambar 3.6. Sistem Kerja Login .............................................................................. 13

Gambar 3.7 Sistem Kerja Add Timer Feeder ........................................................... 14

Gambar 3.8 Sistem Kerja Set Turbidity & Receive Treshold.................................... 14

Gambar 3.9 Sistem Kerja Get Time Feeder.............................................................. 15

Gambar 3.10 Pembuatan IoT .................................................................................... 18

Gambar 3.11 Pemograman IoT................................................................................. 18

Gambar 3.12 Pemograman Web Kontrol .................................................................. 19

Gambar 3.13 Pembuatan Prototype .......................................................................... 19

Gambar 3.14 Testing Prototype ................................................................................ 20

vi
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Budidaya ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu kegiatan pertanian
perairan yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi
masyarakat. Meskipun memiliki potensi yang besar, budidaya ikan lele seringkali
dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti manajemen kualitas air yang kompleks,
penggunaan sumber daya yang berlebihan, dan dampak lingkungan negatif.

Salah satu pendekatan inovatif yang muncul dalam budidaya ikan lele adalah
penggunaan sistem bioflok. Sistem bioflok adalah teknologi yang mengandalkan
mikroorganisme seperti bakteri untuk mengolah limbah organik yang dihasilkan oleh
ikan menjadi nutrisi yang dapat digunakan kembali. Teknologi ini memiliki potensi
untuk meningkatkan efisiensi produksi ikan, mengurangi dampak lingkungan, dan
meminimalkan penggunaan air.

Namun, untuk mengoptimalkan sistem bioflok dalam budidaya ikan lele,


pemantauan dan pengendalian parameter lingkungan seperti suhu, pH, oksigen terlarut,
dan kualitas air lainnya sangat penting. Di sinilah peran teknologi Internet of Things
(IoT) menjadi relevan. Salah satu platform IoT yang populer adalah ESP (seperti
ESP8266 atau ESP) yang memiliki kemampuan komunikasi nirkabel dan dapat
digunakan dalam aplikasi pemantauan dan kendali.

Meskipun potensinya, penelitian tentang penggunaan ESP dalam budidaya ikan


lele dengan sistem bioflok masih terbatas. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih
lanjut untuk menyelidiki bagaimana integrasi ESP dalam budidaya bioflok dapat
meningkatkan manajemen sistem, memantau dan menjaga kualitas air secara real-time,
serta mengotomatisasi tugas-tugas seperti pemberian pakan dan kontrol lingkungan.
Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan landasan ilmiah yang kuat untuk
pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini.

1
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

Penelitian ini juga menjadi relevan dalam konteks ketahanan pangan dan
perlindungan lingkungan. Dengan mengembangkan sistem budidaya ikan lele yang
lebih efisien dan berkelanjutan berbasis teknologi ESP, dapat diharapkan akan tercapai
peningkatan produksi ikan dan pengurangan dampak lingkungan negatif. Selain itu,
penelitian ini juga dapat menjadi model untuk penggunaan teknologi IoT dalam sektor
pertanian perairan yang dapat diterapkan pada spesies ikan lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi dan penggunaan ESP berbasis web dalam budidaya ikan lele
dengan sistem bioflok dapat meningkatkan pengelolaan kualitas air, efisiensi
operasional, dan keberlanjutan produksi ikan lele.
2. Bagaimana aspek-aspek ini dapat dioptimalkan untuk menghasilkan hasil yang
optimal?

C. Tujuan dan Manfaat

➢ Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan Efisiensi Produksi
Meneliti cara mengoptimalkan sistem bioflok dalam budidaya ikan lele bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi produksi, termasuk pertumbuhan ikan, konversi
pakan, dan hasil panen.
2. Meningkatkan Efisiensi Ekosistem
Menentukan cara mengelola dan mempertahankan kualitas air yang optimal
dalam sistem budidaya bioflok, termasuk pemantauan parameter seperti pH,
oksigen terlarut, dan amonia.
3. Ketahanan Lingkungan
Mengidentifikasi cara menggunakan bioflok untuk mengurangi dampak negatif
budidaya ikan terhadap lingkungan, seperti mengelola limbah organik dan
pengurangan penggunaan air.
4. Pengembangan Teknologi
Mengembangkan teknologi berbasis Esp dan Web yang dapat mengotomatisasi
aspek-aspek penting dalam budidaya ikan lele dengan bioflok, seperti
pengendalian pakan, pemberian nutrisi, dan manajemen lingkungan.
5. Keberlanjutan
Mendorong keberlanjutan dalam produksi ikan dengan cara yang lebih efisien
dan ramah lingkungan, sehingga mendukung ketahanan pangan.

2
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

➢ Manfaat Penelitian

1. Peningkatan Produksi

Penelitian ini dapat membantu petani ikan lele meningkatkan hasil panen dan
mengurangi risiko gagal panen, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
pendapatan mereka.

2. Pengurangan Dampak Lingkungan

Dengan menggunakan bioflok, penelitian ini dapat membantu mengurangi


dampak negatif budidaya ikan terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan
penggunaan air yang berlebihan.

3. Efisiensi Sumberdaya

Menerapkan teknologi berbasis Arduino dalam budidaya ikan lele dengan bioflok
dapat membantu dalam pengelolaan sumberdaya seperti pakan dan energi secara
lebih efisien.

4. Inovasi Teknologi

Penelitian ini dapat menghasilkan inovasi dalam teknologi budidaya ikan lele,
yang dapat digunakan oleh petani ikan untuk meningkatkan produktivitas mereka.

5. Peningkatan Ketahanan Pangan


Dengan meningkatkan produksi ikan lele secara berkelanjutan, penelitian ini
dapat berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan di tingkat lokal dan
regional.
6. Pengetahuan Ilmiah
Penelitian ini dapat menyumbangkan pengetahuan ilmiah yang lebih dalam
tentang budidaya ikan lele dengan bioflok dan penggunaan Arduino dalam
konteks ini.

D. Hipotesis Penelitian

Penggunaan sistem bioflok yang diintegrasikan dengan alat berbasis ESP dan
control berbasis WEB dalam budidaya ikan lele akan menghasilkan peningkatan
signifikan dalam efisiensi penggunaan sumber daya, pertumbuhan ikan, dan
manajemen lingkungan, serta mengurangi dampak lingkungan negatif dalam
perbandingan dengan sistem konvensional.
3
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran STEM

1. Sains (Science)

Ini adalah dasar dari pendekatan STEAM. Sains melibatkan pengamatan, eksperimen,
dan penelitian untuk memahami alam dan fenomena di sekitar kita. Dalam pembelajaran
STEAM, siswa mempelajari prinsip-prinsip sains dan terlibat dalam eksperimen untuk
memecahkan masalah dan menjelaskan fenomena.

2. Teknologi (Technology)

Teknologi adalah alat dan inovasi yang digunakan untuk menciptakan solusi untuk
masalah yang dihadapi manusia. Dalam pembelajaran STEAM, siswa belajar tentang
peran teknologi dalam masyarakat modern, dan mereka mungkin merancang,
memprogram, atau menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah konkret.

3. Rekayasa (Engineering)

Rekayasa melibatkan pemecahan masalah dengan merancang, membangun, dan menguji


solusi. Dalam pembelajaran STEAM, siswa diajak untuk berpikir seperti seorang
insinyur. Mereka merancang proyek-proyek, menciptakan model, dan mencoba mencari
solusi praktis untuk masalah tertentu.

4
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

5. Matematika (Mathematics)

Matematika adalah bahasa ilmiah yang digunakan untuk mengukur, menghitung, dan
memecahkan masalah. Dalam pembelajaran STEAM, siswa menggunakan matematika
untuk mengukur dan menganalisis data, membuat prediksi, dan membuat model
matematika.

B. Keterampilan Rekayasa

1. Pemahaman Perangkat Keras (Hardware Understanding):

➢ Kemampuan memahami berbagai komponen perangkat keras yang digunakan dalam


robotika, termasuk motor, sensor, roda, dan kontroler.
➢ Pemahaman tentang bagaimana menghubungkan dan mengintegrasikan perangkat
keras ini ke dalam robot.
➢ Kemampuan merakit perangkat keras dengan benar.

2. Pemrograman Mikrokontroler (Microcontroller Programming):

➢ Penguasaan bahasa pemrograman yang sesuai untuk mikrokontroler seperti Arduino


(menggunakan bahasa Arduino IDE) dan ESP (menggunakan bahasa seperti C/C++).
➢ Kemampuan menulis kode program untuk mengendalikan perangkat keras seperti
motor, sensor, dan aktuator.
➢ Pemahaman tentang konsep dasar pemrograman, seperti kondisional, loop, dan fungsi.

3. Penggunaan Sensor (Sensor Usage):

➢ Pengetahuan tentang berbagai jenis sensor yang dapat digunakan dalam robotika,
seperti sensor jarak, sensor suhu, sensor cahaya, dan sensor gerak.
➢ Kemampuan menghubungkan, membaca data dari, dan menginterpretasi keluaran
sensor.

5
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

4. Kontrol Robot (Robot Control):

➢ Kemampuan merancang algoritma dan program yang memungkinkan robot untuk


bergerak, menghindari rintangan, mengikuti garis, atau melakukan tugas tertentu
sesuai dengan perancangan.
➢ Pemahaman tentang kontrol PID (Proporsional, Integral, Derivatif) untuk
mengendalikan pergerakan robot dengan presisi.

5. Komunikasi Nirkabel (Wireless Communication):

➢ Pemahaman tentang komunikasi nirkabel menggunakan modul seperti Bluetooth,


Wi-Fi, atau RF.
➢ Kemampuan menghubungkan robot dengan perangkat lain atau jaringan untuk
mengontrolnya atau mentransfer data.

6. Optimasi dan Pemecahan Masalah (Optimization and Troubleshooting):

➢ Kemampuan mengoptimalkan kinerja robot melalui penyesuaian kode dan


perangkat keras.
➢ Kemampuan memecahkan masalah ketika robot mengalami kesalahan atau tidak
berperilaku seperti yang diharapkan.

7. Kreativitas dan Desain (Creativity and Design):

➢ Kemampuan untuk berpikir kreatif dalam merancang robot, termasuk tampilan


fisik, tata letak komponen, dan interaksi dengan lingkungan.
➢ Pemahaman tentang prinsip-prinsip desain yang memungkinkan robot tampil baik
secara estetis dan fungsional.

C. Bioflok
Beberapa tahun belakangan ini, sebuah inovasi dalam bidang perikanan telah terbukti
ampuh dalam meningkatkan hasil panen. Inovasi yang dimaksud adalah sistem bioflok.
Walau sudah terdengar tidak asing, masih banyak orang yang tidak mengerti konsep dari
bioflok itu sendiri.

6
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

Bioflok berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti kehidupan dan floc yang berarti
gumpalan. Penggabungan definisi dari dua kata ini kemudian memiliki arti tersendiri, yaitu
bahan organik hidup yang menyatu menjadi gumpalan-gumpalan.

Dalam budidaya perikanan, gumpalan-gumpalan bahan organik ini nantinya akan


menjadi pakan bagi komoditi yang dibudidayakan. Pada budidaya lele, pembuatan flok
memanfaatkan limbah ikan lele itu sendiri. Dengan penumbuhan mikroorganisme, limbah
budidaya akan menjadi ramah lingkungan dan dapat dijadikan pakan oleh ikan lele.

Mikroorganisme yang ditumbuhkan haruslah yang bersifat non pathogen, memiliki


kemampuan mensintesis Poli Hidroksi Alkanoat (PHA), memproduksi enzim dan mampu
menetralkan racun yang ada.
Penumbuhan mikroorganisme itu sendiri dapat dilakukan dengan pemberian probiotik pada
kolam budidaya serta memasang aerator untuk menyuplai oksigen dan sebagai alat
pengadukan air kolam.

Teknologi bioflok dikenal sangat ramah lingkungan, karena memiliki sistem untuk
memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan dapat digunakan kembali.
Inovasi ini juga dapat digunakan secara berkelanjutan, artinya para pembudiya akan lebih
menghemat biaya produksi terutama dalam mengurangi biaya pakan, sehingga keuntungan
yang didapatkan akan lebih maksimal.

7
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

BAB III
METODE DAN PENELITIAN
A. Metode

1. Pemilihan Lokasi Penelitian


Pilih lokasi budidaya ikan lele yang akan digunakan dalam penelitian. Budidaya Lele
beralamatkan di …………………..

2. Pengumpulan Data Awal


Lakukan pengumpulan data awal tentang kondisi lingkungan, kualitas air, dan
praktik budidaya yang sedang berlangsung di lokasi penelitian.

3. Perancangan Sistem ESP


Rancang dan siapkan sistem ESP berbasis web yang akan digunakan dalam
penelitian. Ini melibatkan pemilihan sensor (seperti sensor pH, oksigen terlarut,
suhu, dan lainnya), pemrograman ESP, dan pengembangan antarmuka web untuk
pemantauan dan kontrol.

4. Instalasi dan Integrasi Perangkat ESP


➢ Instalasikan perangkat ESP dan sensor-sensor yang diperlukan di lokasi
budidaya ikan lele.
➢ Integrasikan perangkat ESP dengan sistem budidaya bioflok yang ada.

5. Pemantauan Kualitas Air


➢ Gunakan sensor yang terpasang pada ESP untuk memantau parameter kualitas
air secara real-time, seperti pH, oksigen terlarut, suhu, dan lainnya.
➢ Transfer data pemantauan ke antarmuka web yang dapat diakses dari jarak
jauh.

6. Pengendalian Lingkungan
Gunakan ESP untuk mengendalikan beberapa aspek lingkungan, seperti
pengaturan suhu air, pemberian pakan otomatis, atau penggunaan pompa aerasi
berdasarkan data pemantauan.
8
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

7. Pengumpulan Data dan Analisis:


➢ Lakukan pengumpulan data secara berkala selama periode penelitian yang
mencakup kualitas air, pertumbuhan ikan, dan parameter lain yang relevan.
➢ Analisis data untuk mengidentifikasi tren, hubungan, dan dampak dari
penggunaan ESP dalam budidaya ikan lele dengan bioflok.

8. Evaluasi Hasil dan Efisiensi:


➢ Evaluasi efisiensi operasional dan hasil budidaya ikan lele dengan sistem
bioflok yang menggunakan ESP berbasis web dibandingkan dengan sistem
konvensional.
➢ Tinjau dampaknya terhadap kualitas air, pertumbuhan ikan, efisiensi pakan,
dan keberlanjutan budidaya.

9. Kajian Keberlanjutan:
Tinjau dampak lingkungan dari sistem budidaya yang menggunakan teknologi ESP
dalam konteks pengurangan limbah organik dan penggunaan sumber daya yang lebih
efisien.

10. Kesimpulan dan Rekomendasi:


➢ Buat kesimpulan dari hasil penelitian dan kemampuan ESP berbasis web
dalam meningkatkan budidaya ikan lele dengan bioflok.
➢ Berikan rekomendasi untuk penggunaan lebih lanjut atau pengembangan
teknologi ini.

11. Publikasi dan Diseminasi:


➢ Publikasikan temuan penelitian dalam bentuk laporan penelitian atau artikel
ilmiah.
➢ Sampaikan temuan penelitian kepada pemangku kepentingan terkait, seperti
petani ikan dan pihak yang terlibat dalam budidaya ikan.

9
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

B. Alat dan Bahan

NO ALAT DAN BAHAN KET

1 Nodemcu ESP + Palet

2 Servo

3 Lcd I2C

4 RTC

5 Turbidity Sensor

6 Water Pump

7 Relay 2 Channel

8 Kabel Jumper

9 Buzzer

10 Batrai 9v

12 Ember Plastik

13 Selang

14 Kotak Makan Bekas (Box Alat)

Botol Plastik Bekas (Mekanik


15
Pakan)

Tabel 3.1 Alat dan Bahan


10
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

C. Desain
a. Turbidity & Purifier
i. Skema

Water
pump

Gambar 3.1 Skema Turbidity & Purifier

ii. Sistem Kerja

Turbidity Sensor membaca kekeruhan air apabila terdeteksi keruh ESP


akan menghidupkan water pump yang akan menaikkan volume air yg
akan dikeluarkan di saluran pembuangan

Jam : 13:00l
Status : Aman

CPU Water
Su
Pumpmb Air Bersih

Gambar 3.2 Sistem


11 Kerja Turbidity & Purifier
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

b. Pakan Otomatis
i. Skema

Gambar 3.3 Skema Pakan Otomatis


Sistem Kerja

Servo akan hidup sesuai setting waktu menggunakan RTC,


waktu pemberian pakan dapat di setting melalui website

Wadah
Pakan

Servo

CPU

Gambar 3.4 Sistem Kerja Pakan Otomatis

12
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

c. Web Kontrol
i. Skema

Gambar 3.5 Skema Webpage


ii. Sistem Kerja
1. Login
Jika belum terdaftar maka daftar dan data disimpan ke
database dan langsung menuju dashboard

Gambar 3.6 Sistem Kerja Login

13
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

2. Add Timer Feeder


Add timer feeder akan ditambahkan Ketika telah siap
menambahkan timer yang valid

Gambar 3.7 Sistem Kerja Add Time Feeder

3. Set Turbidity & Receive Treshold


Saat esp8266 mengirimkan data turbidity akan disimpan
ke database dan website pun memberikan current threshold dari
database

Gambar 3.8 Sistem Kerja Set Turbidity & Receive Treshold

14
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

4. Get Timer Feeder


Web akan memberi data timer yang terdekat untuk
dijalankan feedernya

Gambar 3.9 Sistem Kerja Get Time Feeder

15
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

D. Listing
a. Turbidity & Feeder
Untuk menjalankan turbidity dan feeder pada esp8266 maka di
perlukan codingnya aga bisa bejalan dengan sempurna maka dari itu
perfunction.

16
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

b. Web Kontrol
i. Controller
Penerimaan API ataupun penyimpanan database untuk
penyimpanan data agar terkelola dengan baik maka di gunakanlah
controller dari Laraveluntuk mengontrol request dari esp8266 ataupun
user.

ii. Web & API

17
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

E. Langkah Kerja
a. Pembuatan IoT
Langkah kerja diawali dengan pembuatan IoT dengan cara menyesuaikan
koneksi berdasarkan Schematic.

Gambar 3.10 Pembuatan IoT


b. Pemrograman IoT
Yang kedua adalah memprogram IoT sesuai kebutuhan menggunakan Arduino
IDE.

Gambar 3.11 Pemograman IoT

18
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

c. Pemrograman Web Kontrol


Selanjutnya adalah membuat Web untuk Mengontrol IoT.

Gambar 3.12 Pemograman Web Kontrol

d. Pembuatan Prototipe
Langkah selanjutnya adalah membuat prototipe sebagai miniatur kolam
budidaya.

Gambar 3.13 Pembuatan Prototype

e. Testing Prototipe
Langkah terakhir adalah menguji coba alat untuk melihat apakah alat bekerja
dengan baik.

19
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

Gambar 3.14 Testing Prototype


F. Implementasi
a. Budidaya bioflok lele

Bioflok adalah sebuah sistem budidaya ikan yang inovatif yang menggunakan
teknologi bioflok untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam
budidaya ikan, termasuk budidaya lele. Berikut adalah implementasi sistem
budidaya lele dengan menggunakan teknologi bioflok:

1. Pembuatan Tangki Bioflok:

• Pilih tangki atau wadah yang sesuai untuk budidaya lele dengan ukuran
yang sesuai dengan jumlah ikan yang akan dibudidayakan.
• Pasang sistem aerasi untuk memastikan oksigen terlarut cukup dalam
air.

2. Persiapan Media Bioflok:

• Tambahkan substrat organik, seperti tepung beras, dedak, atau tepung


ikan, ke dalam tangki. Substrat ini akan menjadi tempat pertumbuhan
bioflok.
• Atur Kekeruhan Air agar sesuai untuk pembubidayaan ikan lele.

3. Kultivasi Bioflok:

• Biarkan bioflok tumbuh dan berkembang dalam tangki selama


beberapa minggu. Anda bisa memulai dengan menggunakan bioflok
dari sumber yang telah ada atau menambahkan mikroorganisme seperti
bakteri probiotik untuk mempercepat pertumbuhan bioflok.
• Monitor dan pastikan kondisi air tetap stabil secara berkala.

4. Persiapan Bioflok:

• Setelah bioflok berkembang, pasangkan alat kesamping kolam untuk


monitoring pakan dan kebersihan air.
• Atur turbidity untuk kebersihan airnya berapa pastikan sensornya telah
di masukkan kedalam tangki bioflok.
• Atur timer feeder untuk berapa kali sehari untuk ikan makan.
20
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

• Masukkan pump ke air bersih terdekat ataupun penampungan air.


• Masukkan pakan kedalam tangka pakan dari alat.
• Hidupkan alatnya.
• masukkan lele ke dalam tangki. Pastikan lele yang digunakan bebas
dari penyakit.
• Pemberian pakan harus diatur dengan cermat sesuai dengan usia dan
ukuran lele.

5. Manajemen Nutrisi dan Pakan:

• Pemberian pakan harus diberikan secara berkala dan sesuai dengan


kebutuhan nutrisi lele.
• Pemantauan dan kontrol kualitas air serta parameter seperti amonia,
nitrit, dan nitrat perlu dilakukan secara rutin untuk memastikan
lingkungan tetap sehat bagi lele.

6. Perawatan Harian:

• Lakukan pemantauan kesehatan lele secara rutin dan tangani penyakit


jika diperlukan.
• Jika terjadi penumpukan limbah organik yang berlebihan, sebagian air
bisa diubah atau digantikan dengan air bersih.

7. Pemanenan Lele:

• Lele dapat dipanen setelah mencapai ukuran yang diinginkan, biasanya


sekitar 1-2 kg, tergantung pada tujuan budidaya.
• Pastikan untuk menjaga kualitas air saat panen dan hindari stres
berlebihan pada ikan.

8. Manfaatkan Bioflok:

• Bioflok yang terbentuk selama budidaya dapat digunakan kembali


untuk siklus budidaya berikutnya, mengurangi biaya pakan dan
meningkatkan efisiensi.

9. Pengawasan Rutin:

• Terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara rutin untuk


memastikan kondisi lingkungan dan kesehatan ikan tetap terjaga.

Implementasi bioflok dalam budidaya lele dapat meningkatkan produktivitas,


efisiensi, dan keberlanjutan usaha budidaya ikan Anda. Penting untuk
memahami prinsip-prinsip dasar bioflok dan melaksanakannya dengan cermat
untuk mencapai hasil yang optimal.

21
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

b. UMKM
Dampak yang diterima pelaku UMKM jika aquaculture IoT di
implementasikan ke peternakan ikan lele adalah:

1. Meningkatnya Persediaan Bahan


Dengan adanya penggunaan alat berbasis esp di peternakan dapat
meningkatkan jumlah produksi para peternak yang dapat meningkatkan
persediaan bahan di pasar.

2. Meningkatnya Kualitas Produk

Penggunaan alat berbasis esp di peternakan dapat meningkatkan kualitas ikan


karena dapat membantu efesiensi peternak dan dapat memantau kolam dengan
lebih akurat.

22
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

BAB IV
RINCIAN BIAYA

Harga Jumlah
Jumlah
No. Uraian/Jenis Barang Satuan Harga

Barang Satuan (RP) (RP)

1 NodeMCU ESP8266 1 Unit 100.000 100.000


2 Kabel Jumper 1 Roll 20.000 20.000
3 NodeMCU Base Plate Board 1 Unit 50.000 50.000
4 Servo 2 Unit 50.000 100.000
5 Ember 1 Buah 44.000 44.000
6 Selang Plastik kecil 100 CM 1 Meter 20.000 20.000
7 Water Pump 2 Unit 70.000 140.000
8 Baterai 3 Buah 20.000 60.000
9 Buzzer 2 Unit 10.000 20.000
10 LCD I2C+Case 1 Unit 100.000 100.000
11 Baterai 9v 1 Buah 20.000 20.000
12 Sensor waktu RTC ds3231 1 Unit 40.000 40.000
13 Sensor Turbidity 1 Unit 270.000 270.000
14 Relay 2 chnl 1 Unit 30.000 30.000
15 Timah 1 Roll 40.000 40.000
16 Solder 1 Buah 50.000 50.000
17 Project Board 1 Buah 30.000 30.000
18 Isolasi 1 Buah 20.000 20.000
Total Dana Yang Dibutuhkan Total Rp.1.214.000

Tabel 4.1 Rincian Anggaran

23
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penggunaan ESP dalam budidaya ikan lele dengan sistem bioflok adalah inovasi yang
berpotensi memberikan sejumlah manfaat signifikan. Berdasarkan penelitian dan
eksperimen yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal berikut:

1. Kualitas Air yang Lebih Terkendali


Integrasi ESP dalam budidaya bioflok memungkinkan pemantauan dan pengendalian
kualitas air secara real-time. Ini membantu dalam menjaga parameter air seperti pH,
oksigen terlarut, dan amonia dalam kisaran yang optimal, yang berdampak positif pada
kesehatan ikan.
2. Penghematan Sumberdaya
Sistem berbasis ESP dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan pakan,
energi, dan air. Hal ini menghasilkan penghematan sumber daya yang signifikan dan
biaya operasional yang lebih rendah.
3. Efisiensi Produksi
Dengan kemampuan untuk mengotomatisasi pemberian pakan, kontrol suhu, dan
manajemen lingkungan, produksi ikan lele dapat ditingkatkan secara efisien,
menghasilkan pertumbuhan ikan yang lebih baik.
4. Ketahanan Lingkungan
Penggunaan ESP dapat membantu mengurangi dampak negatif budidaya ikan terhadap
lingkungan dengan mengelola limbah organik dan mengurangi penggunaan air.
5. Peningkatan Keberlanjutan
Integrasi ESP dalam budidaya ikan lele dengan bioflok mendukung tujuan
keberlanjutan dengan menyediakan pendekatan yang lebih ramah lingkungan dan
efisien.

24
Kihajar Stem- SMK Negeri 2 Kota Jambi

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, berikut adalah beberapa saran untuk pengembangan lebih
lanjut dalam penggunaan ESP dalam budidaya ikan lele dengan bioflok:

1. Pengembangan Antarmuka Pengguna (UI)


Mengintegrasikan antarmuka pengguna yang user-friendly memudahkan petani ikan
dalam mengontrol dan memantau sistem, bahkan tanpa pengetahuan teknis yang
mendalam.
2. Konservasi Energi yang Lebih Lanjut
Melanjutkan penelitian untuk mengoptimalkan penggunaan energi dalam sistem,
termasuk penggunaan sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada
sumber energi fosil.
3. Pelatihan dan Edukasi
Mengadakan pelatihan dan program edukasi bagi petani ikan untuk memahami dan
memanfaatkan teknologi ESP secara efektif dalam operasi mereka.
4. Pemantauan Keamanan Jaringan
Memastikan bahwa sistem terhubung ke jaringan internet aman dan terlindungi dari
ancaman siber yang mungkin mengganggu operasi budidaya.
5. Studi Ekonomi yang Lebih Mendalam
Melakukan analisis ekonomi yang lebih mendalam untuk memahami dampak finansial
penggunaan ESP dalam budidaya ikan lele, termasuk biaya awal dan pengembalian
investasi.

25

Anda mungkin juga menyukai