Anda di halaman 1dari 16

Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Di
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi

Proposal Praktik Kerja Lapangan


Disusun untuk memenuhi persyaratan melakukan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi

DESTI ARINI
NIS.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR TAWAR


SMK NEGERI 1 CIBADAK
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
JULI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Pembenihan Ikan Koi”.
Dalam penyusunan Proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL). Penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Istiyah selaku guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta
arahannya sehingga tersusunnya proposal Praktik Kerja Lapangan ini.
2. Teman dan rekan serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penyusunan Proposal Praktik Kerja Lapangan ini.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari sepenuhnya bawa proposal ini masih jauh
dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan demi terciptanya proposal yang lebih
baik lagi untuk masa mendatang.
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
i. PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar
Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................1
1.3 Waktu..................................................................................................................1
ii. PENGENALAN BALAI..........................................................................................2
a. Gudang pakan....................................................................................................2
b. Hatchery..............................................................................................................2
c. Perkolaman.........................................................................................................2
d. Stasiun Lapangan...............................................................................................2
e. Laboratorium......................................................................................................2
f. Gedung Utama dan Sarana lainnya....................................................................2
g. Perpustakaan.......................................................................................................2
h. Energi listrik.......................................................................................................2
i. Sumber air..........................................................................................................2
j. Kegiatan di Mini Plant Pakan Mandiri...............................................................2
iii. LANDASAN TEORI...............................................................................................3
A. Klasifikasi Koi.....................................................................................3
B. Morfologi Koi.....................................................................................3
C. Habitat Koi..........................................................................................3
D. Kebiasaan Makan Ikan Koi.................................................................3
E. Pola Reproduksi Koi...........................................................................3
F. Tingkah Laku Pemijahan Koi..............................................................3
iv. METODE
1. Waktu dan Tempat......................................................................4
2. Alat dan Bahan...........................................................................4
3. Persiapan Wadah........................................................................4
4. Seleksi Induk..............................................................................4
5. Persiapan Substrat Pemijahan....................................................5
6. Pemeliharaan Induk....................................................................4
7. Pemijahan...................................................................................5
8. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva...................................5
9. Panen..........................................................................................3
10. Penyakit dan Penanggulangannya..............................................5
v. PENUTUP................................................................................................................4
vi. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan program yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
bisa melatih kemampuan siswa dalam dunia industri. Pelaksanaan PKL dilakukan agar siswa
bisa memahami dan mengukur seberapa jauh kompetensi keahlian yang dimilikinya.
Selain itu, PKL membantu untuk siswa bisa mendapatkan bekal dalam menghadapi dunia
kerja nantinya. Saat sudah memasuki dunia kerja, siswa diharapkan bisa untuk bersaing
secara sehat dalam dunia industri maupun usaha.

Adapun proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan saat ini dilaksanakan selama 6 bulan
atau satu semester kegiatan belajar mengajar jika di sekolah. PKL juga dapat membantu
siswa/i, untuk lebih memantapkan dan melengkapi juga menambah materi yang belum di
dapat di sekolah .

PKL dilaksanakan untuk membantu menghubungkan antara dunia pendidikan dengan dunia
industri untuk saling mendukung kemajuannya.

Terutama dari pengalaman yang didapatkan oleh siswa selama menjalani masa PKL. Siswa
bisa memenuhi kewajibannya dalam bidang pendidikan sekaligus mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia kerja terutama di bidang perikanan.

Salah satu komoditas yang memiliki nilai keindahan dan nilai jual tinggi adalah Ikan Koi.
Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan hias yang berpuluh-puluh tahun
secara turun-temurun dibudidayakan oleh orang Jepang, bahkan dijadikan lambang bagi
bangsa Jepang dan diangkat sebagai ikan Nasional Jepang. Warna koi yang indah dan
beraneka ragam, mendorong orang Jepang untuk menghasilkan berpuluh-puluh jenis koi yang
akhirnya digemari oleh orang di berbagai negara termasuk Indonesia (Susanto, 2000).

Di Indonesia, koi merupakan ikan hias favorit dan banyak digemari oleh masyarakat luas,
karena warna tubuhnya yang mempesona dan harganya relatif mahal. Ikan koi sampai saat ini
masih menjadi salah satu komoditas perdagangan yang cukup dalam bidang perikanan. Oleh
karena itu, kehadiran koi di tengah keluarga selalu berdampak positif, artinya apabila
dipelihara dalam skala besar dapat digunakan sebagai mata pencaharian sekaligus dapat
menciptakan lapangan pekerjaan baru. Sedangkan bila dipelihara dalam skala kecil layaknya
ikan hias, koi dapat dijadikan sarana rekreasi atau menyalurkan hobi seseorang dengan
mengamati keindahan dan lenggak-lenggoknya dalam aquarium (Effendi, 1993).

Pada pembudidayaan koi, usaha pembenihan memegang peranan penting dalam penyediaan
benih yang akan dibesarkan hingga proses pewarnaan mencapai kesempurnaan. Kualitas koi
ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis koi dan kejelasan warna. Pola warna yang
simetris dengan batasan jelas antar warna menunjukkan kualitas yang baik.
1.2 Tujuan:
Pelaksanaan PKL tentang Pembenihan Ikan Koi di BBPBAT Sukabumi memiliki tujuan:
1. Mempraktikkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah tentang Agribisnis Perikanan
2. Meningkatkan keterampilan dalam bidang agribisnis perikanan
3. Memahami karakter kebekerjaan yang harus dimiliki oleh Lulusan SMK Ketika akan
memasuki dunia kerja
4. Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan tentang teknik Pembenihan Ikan
Koi, khususnya di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi.

1.3 Waktu
Kegiatan PKL di BBPBAT Sukabumi akan dilaksanakan selama 6 bulan mulai tanggal 27 Juli
sampai dengan tanggal 27 Desember 2023.
PENGENALAN BALAI

a.Gudang Pakan
Gudang pakan digunakan untuk menyimpan pakan berupa powder, pellet maupun pakan
crumble di gudang tersebut.

b.Hactry
Tempat kegiatan pemijahan dan pemeliharaan larva yang dimiliki oleh BBPBAT
Sukabumi berupa :

1) Hatchery ikan Nila dan Gurame.


2) Hatchery ikan Hias.
3) Hatchery ikan Lele.
4) Hatchery ikan Patin.
5) Hatchery ikan Nilem, Grass Carp dan Silver Carp.
6) Hatchery kodok
7) Kolam Broodstock Center ikan Nila.
8) Kolam Broodstock Center ikan Mas

c.Perkolaman
Kegiatan produksi benih, pendederan, pembesaran dan pemeliharaan induk serta
penerapan teknik budidaya air tawar dan kerekayasaan dilakukan di 362 kolam (yang
meliputi kolam tanah, kolam/bak beton, bak plastik HDPE yang ada di 5 blok kawasan (blok
A-E) berada di Jl. Selabintana 37 Sukabumi.
d.Stasiun lapangan
BBPBAT Sukabumi memiliki 3 stasiun lapangan yaitu:
1) Kolam Air Deras di Cisaat, Kab.Sukabumi. Terdiri dari 35 kolam dan bak
dengan luas areal 1.690 m2.
2) Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata Kab.Cianjur. Terdiri dari 48 petak.
Sub Unit Pembenihan Udang Galah di Cisolok, Pelabuhan Ratu, Kab.Sukabumi dengan 2
unit hatchery. Terdiri dari 11 buah kolam pemijahan dan produksi calon induk, 15 buah bak
pemijahan dan penetasan telur, 42 buah bak pemeliharaan larva dan 3 buah bak reservoir
dengan luar total 11.
e.Labolatorium
Laboratorium untuk kegiatan analisa penyakit dan tindakpengobatannya, kegiatan analisa
parameter kualitas air serta kegiatan kultur pakan alami, pembuatan pakan buatan dan analisa
proximat serta analisa DNA ikan di BBPBAT Sukabumi terdiri dari:
1) Laboratorium Kesehatan Ikan.
2) Laboratorium Kualitas Air.
3) Laboratorium Pakan/Nutrisi.
4) Workshop Pembuatan Pakan Buatan.
5) Laboratorium Karantina Ikan.
6) Laboratorium Chlorella sp./ Kultur Masal Daphnia sp.
7) Laboratirium Genetika Ikan.

f. Gedung Utama dan Sarana lainnya


Fasilitas gedung yang dimiliki BBPBAT Sukabumi diantaranya gedung utama sebagai
ruang perkantoran (2.467m2), perpustakaan (200m2), aula/ruang pertemuan (1.718m2).
Selain itu juga dilengkapi dengan sarana lainnya berupa rumah jaga sebanyak 45 rumah,
wisma tamu sebanyak 25 kamar, sarana ibadah dan Toko Koperasi Mina Karya.
g.Perpustakaan
Perpustakaan yang terdiri dari berbagai macam informasi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan, peserta PKL, magang, prakerin, penelitian, dan umum.
Informasi yang didapat baik tentang perairan tawar, perairan payau, dan perairan laut.
Litelatur yang ditemukan umumnya berbagai macam bias berupa buku, jurnal, leaflet, skripsi
dan laporan.
h.Energi Listrik
Energi listrik di seluruh kegiatan BBPBAT Sukabumi bersumber dari PLN Distribusi Jawa
Barat Cabang Sukabumi dengan daya sebesar 53 KVA untuk lokasi BBPBAT di Jl.
Selabintana dan sebagai sumber cadangan digunakan generator sebanyak 1 unit dengan daya
80 KVA.
i.Sumber air
BBPBAT Sukabumi memiliki 6 sumber air yaitu dari sungai Cisarua, sungai Panjalu dan 4
sumur bor. Air yang berasal dari sumur bor disedot menggunakan pompa yang berdaya 1300
watt dengan debit 0,5 L/detik dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembenihan di hatchery.
Sedangkan air dari sungai Panjalu dan sungai Cisarua yang mata airnya terdapat di kaki
Gunung Gede memiliki debit air 89,1 L/detik dan dimanfaatkan untuk mengisi unit-unit
perkolaman yang ada di BBPBAT Sukabumi. Air yang masuk dari sumber air tidak langsung
digunakan untuk budidaya, tetapi di tampung terlebih dahulu di kolam pengendapanatau
kolam reservoir.
Bak tandon/reservoir yang digunakan berbentuk persegi panjang sebanyak 4 buah sekat yang
dimasing-masing sekat memiliki lubang pengeluaran air.Sekat pertama berfungsi untuk
menyaring sampah dan kotoran yang terbawa air sunbai, sekat ke 2-4 berfungsi untuk
mengendapkan kotoran, tanah, dan logam-logam berat air.Bak tanton tersebut masing-masing
berukuran 150 m2. Saluran irigasi ini terbuat dari beton dengan ukuran pematang berkisar
antara 30 – 40 cm dengan kedalaman 30 – 60 cm. Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan air
ke kolam – kolam budidaya yang ada di BBPBAT Sukabumi. Di ujung bak tandon tersebut
terdapat saluran pengeluaran air, kemudian air tersebut di distribusikan ke kolam-kolam
pemeliharaan ikan koi.setelah itu baru dialirkan ke kolam-kolam budidaya.
J.Kegiatan di Mini Plant Pakan Mandiri
Mini plant pakan mandiri adalah salah satu fasilitas di Balai Besar Perikanan Budidaya Air
Tawar (BBPBAT) Sukabumi yang bertugas untuk membuat dan memproduksi pakan. Mini
plant pakan mandiri terletak dibagian belakang wilayah Balai Besar Perikanan Budidaya Air
Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Pakan yang diproduksi di Mini plant pakan mandiri berupa
pelet apung, pelet tenggelam, dan pakan remahan atau crumble untuk benih. Pakan yang
beragam disesuaikan dengan ikan yang akan diberi makan. Pakan atau pelet yang diproduksi
digunakan untuk pengujian. Pengujian-pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mencari
formulasi pakan yang berkualitas dan bernilai ekonomis tinggi. Pakan yang diproduksi selain
digunakan oleh balai juga dijual kepada konsumen diluar balai. Penjualan kepada konsumen
diluar balai bertujuan untuk mempromosikan produk yang dibuat oleh Mini Plant Pakan
Mandiri.
LANDASAN TEORI

A.Klasifikasi Koi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub-filum. : Vertebrata
Super Kelas : Gnafosfomata
Kelas : Esteichthyes
Super Ordo : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Famili. : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
B.Morfologi Koi
Ikan koi sebenarnya merupakan keluarga serumpun ikan mas.
1. Sirip
Struktur tubuh ikan koi menyerupai torpedo bersirip. Sirip ini terdiri atas beberapa bagian,
seperti satu sirip punggung, satu pasang sirip dada, satu pasang sirip perut, satu pasang sirip
anus, dan satu sirip ekor. Ikan koi membutuhkan sirip ini untuk bisa bergerak bebas di dalam
air.
2.Badan
Tubuh ikan koi tersusun atas dua lapisan yang membentuk selaput untuk menutupi
perbukaan ikan hias ini. Lapisan terluar biasa disebut sebagai epidermis, sedang bagian yang
berada di sebelah dalam disebut endodermis.
Unsur penyusun dan fungsi kedua lapisan tersebut berbeda. Lapisan epidermis terusun dari
sel getah dan juga sel mucus yang berfungsi sebagai penghasil lendir di permukaan kulit ikan
koi. Oleh sebab itu tidak heran jika menyentuh tubuh ikan koi kita akan merasakan adanya
lendir yang terasa lengket. Fungsi lendir ini sebagai pelindung tubuh dari gangguan parasit
yang menyerang.
Lapisan endodermis terdiri dari serat yang dipenuhi oleh berbagai jenis sel. Bagian ini
menjadi tempat keberadaan urat darah dan juga pangkal sisik. Warna tubuh ikan koi juga
dihasilkan dari bagian endodermis, karena lapisan ini mengandung sel warna atau pigmen
kulit.
Ada empat warna sel yang dihasilkan di endodermis sehingga membentuk corak warna ikan
koi begitu kompleks. Sel ini mengalami kontraksi sehingga menghasilkan larutan dengan
warna berbeda. Keempat warna tersebut adalah putih (guanophore), hitam (melanophore),
kuning (xanthophore), dan merah (erytrophore).
3. Sisik
Telah disebutkan bahwa sisik ikan koi tumbuh pada lapisan endodermis. Membahas tentang
sisik ikan koi maka ada banyak misteri yang melingkupinya. Salah satunya adalah
kepercayaan bahwa usia ikan hias ini bisa ditentukan melalui struktur dan warna sisiknya.
Anggapan tersebut bisa jadi benar sebab pertumbuhan sirip pada ikan hias ini terbilang unik.
Sisik ikan koi mempunyai serangkaian garis-garis berwarna. Garis inilah kemudian dijadikan
sebagai patokan untuk menentukan berapa usia individu ikan koi.
Akan tetapi garis tersebut ukurannya sangat kecil dan halus, sehingga untuk memeriksanya
dibutuhkan bantuan mikroskop. Sebelum diamati melalui mikroskop, sisiknya terlebih dahulu
harus direndam didalam larutan Potasium Hidroksia pada konsentrasi antara 1% sampai 5%
dalam waktu sehari. Setelah itu, sisik ikan dibilas kemudian diperiksa.
4. Indera Perasa
Indera perasa ikan koi terletak diantara urat saraf yang ada di jaringan lemak dengan
lapisan epidermis, tepatnya dibagian bawah sisik. Bersama dengan sistem saraf, indera perasa
ini menjalankan fungsi sebagai bagian yang berperan dalam penyerapan dan penyusutan sel
warna.
5. Indera Penciuman
Ikan koi mempunyai indera penciuman yang berbentuk kumis atau sungut dan berjumlah
satu pasang. Kumis ini terletak tepat dibagian atas mulut ikan koi. Kumis atau sungi ini
beperan sebagai alat pendeteksi mangsa atau makanannya. Selain itu, adanya indera
penciuman ikan koi juga menjadi pembedanya dengan ikan mas.
Kumis yang berperan sebagai alat penciuman ikan koi ini akan berfungsi saat ikan mencari
makanan didasar kolam berlumpur. Keberadaan lumpur akan menyulitkan untuk mendeteksi
mangsa, sehingga dibutuhkan indera penciuman yang tajam agar dapat mengetahui posisi
keberadaan makanan.
6. Indera Pendengaran
Selain kumis sebagai indera penciuman, ikan koi juga mempunyai alat untuk mendeteksi
getaran suara. Alat ini terletak di bagian sisi tubuh yang membentang dari tengah kepala
menuju ekornya. Indera pendengaran ini memiliki linea laterilis atau gurat yang terbentuk
dari serangkaian urat di bawah sisik yang bergerak keluar.
C.Habitat Koi
Ikan koi merupakan ikan hias hidup baik di kawasan beriklim sedang. Ikan ini biasa
ditemukan hidup di wilayah perairan air tawar pada suhu antara 8 hingga 30 derajat Celcius.
Dengan kemampuan hidu di rentang suhu yang cukup lebar, maka tidak heran jika ikan ini
bisa hidup mulai dari wilayah pantai sampai dengan kawasan pegunungan.
Meski merupakan ikan asli air tawar, sebenarnya ikan koi juga mampu bertahan di perairan
air asin selama kadar garam atau salinitasnya tidak begitu tinggi. Ikan hias ini sangat sensitif
dan rentan terhadap perubahan lingkungan.
Kelompok ikan hias koi akan mengalami masalah serius jika mengalami perubahan suhu
sampai 5 derajat Celcius. Situasi ini biasanya membuat tubuh ikan koi diselimuti oleh lapisan
berwarna putih. Oleh sebab itu, kegiatan pemeliharaan atau pembudidayaan ikan koin wajib
memperhatikan kondisi suhu lingkungannya.
D.Kebiasaan Makan Ikan Koi
Kebiasaan makan ikan Koi dibandingkan kebanyakan ikan konsumsilainnya adalah makan
segala (Omnivora). Pada masa larva , setelah cadangan makanan berupa kuning telur habis,
benih ikan Koi akan memakan zooplanktonyang tersedia di alam. Setelah berumur lebih dari
seminggu, benih ikan Koi akan memakan lumut atau alga. Makanan alami pada ikan Koi
meliputi tumbuhan air,lumut, cacing, keong, udag, kerang, larva serangga, dan organisme
lainnya yang ada di dasar perairan, pertengahan maupun permukaan air (Susanto, 2004)
.Makanan mempunyai peranan sangat penting bagi makhluk hidup sebagai sumber energi
untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan, dan berkembang biak. Dinegara-negara yang usaha
budidaya ikannya telah maju, makanan tidak hanya digunakan sebagai sumber energi saja
tetapi dimanfaatkan juga untuk tujuan tertentu, salah satunya sebagai sumber untuk
meningkatkan kualitas warna dan pertumbuhan pada ikan hias Koi dengan menambahkan
berbagai bahan tambahan yang dibutuhkan oleh ikan kedalam pakannya. Setiap spesies ikan
memiliki cara makan dan kebiasaan makan yang berbeda-beda, tergantung kepada
lingkungan tempat ikan itu hidup. Ikan Koi yang dipelihara dalam kolam umumnya diberikan
pakan berupa pelet.
Menurut Bachtiar (2002), frekuensi pemberian pakan untuk ikan Koi adalah tiga kali sehari
dengan interval waktu pagi, siang, dan sore. Jenis makanan ikan dapat dibedakan menjadi
tiga macam golongan, yaitu herbivora,karnivora, dan omnivora. Jenis omnivora pada ikan
ada yang bersifat omnivora cenderung karnivora dan omnivora cenderung herbivora. Ikan
Koi termasuk jenisomnivora yang cenderung herbivora karena memiliki pencernaan yang
lebih mirip dengan herbivora sehingga Ikan Koi lebih dapat menyerap pakan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Keuntungan sebagai ikan omnivora adalah mudah menerima pakan
tambahan atau pakan buatan sewaktu masih burayak, benih atau setelah dewasa.Makanan
pada benih ikan Koi pada umumnya dipergunakan untuk merangsang pertumbuhan dan
meningkatkan kualitas warna. Ikan Koi memiliki fungsi metabolisme tubuh yang paling baik
pada suhu di atas 21 derajat Celcius. Karena itu selain makanan yang mengandung unsur-
unsur penting yang dibutuhkan benih ikan Koi, perlu mempertimbangkan juga saat-saat yang
tepat untuk memberikan makanan.
Di dalam memberikan makanan pada benih ikan Koi harus dijaga komposisi yang
seimbang dan ideal antara makanan yang ditujukan untuk perkembangan pertumbuhan dan
untuk mencerahkan warna. Di alam, ikan dapat memenuhi kebutuhan pakannya dengan
berbagai macam makanan yang tersedia, namun lain halnya pada kegiatan budidaya. Ikan
lebih bergantung padapakan buatan dan tidak dapat memilih makanan lain. Sehingga pada
kegiatan budidaya diperlukan pakan yang cocok dan tepat dengan segala kebutuhan
yangdiperlukan oleh ikan. Makanan memegang peranan yang cukup penting bagi
pertumbuhan benih ikan Koi.
Makanan yang baik adalah makanan yang mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
benih ikan Koi. Makanan benih ikan Koi biasanya mengandung unsur stimulasi pertumbuhan
dan stimulasi pencerah warna (colorenhancer). Karena wadah ikan Koi biasanya memerlukan
kejernihan air, dan hindari memberi makanan yang berlebihan sehingga membuat keruh air
padawadah/kolam ikan Koi.

E.Pola Reproduksi Koi

perkawinan ikan koi dimulai saat jantan mengikuti betina di sekitar kolam. Ikan koi
berkembang biak dengan cara bertelur, sebagaimana ikan-ikan lainnya. Ketika jantan berhasil
menangkap betina, ia akan menyenggolnya dan menyebabkan betina melepaskan telur yang
jumlahnya bisa mencapai ribuan Kemudian, jantan membuahi telur-telur tersebut. Telur
biasanya tenggelam ke dasar kolam, tetapi mereka akan menempel pada apa pun yang mereka
tempati.Sayangnya, sekitar seperlima dari telur ikan koi betina mati bahkan sebelum
dibuahi. Yang beruntung akan menetas setelah empat atau lima hari, tetapi sekitar seperlima
dari bayi ikan mati bahkan sebelum mereka panjangnya satu inci. Beberapa di antaranya
bahkan dimakan oleh ikan dewasa.

Biasanya, pada titik ini peternak mulai memisahkan ikan-ikan baru dan hanya menyimpan
yang terlihat menjanjikan. Ikan koi memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat dan mungkin
siap untuk berkembang biak sendiri ketika berumur tiga sampai lima tahun.

F.Tingkah Laku Pemijahan Koi

Ikan koi betina biasanya dikejar di sekitar tepi kolam oleh jantan berukuran sama atau lebih
besar, mulai pagi-pagi sekali, yang menunjukkan perilaku agresif dalam mengejar untuk
mengeluarkan telur dengan berulang kali menyenggol atau menabrak betina hingga satu hari
penuh.

Begitu telur dilepaskan dari betina, pejantan akan segera menyemprotnya dengan sperma
agar terjadi pembuahan. Seluruh proses pemijahan berlangsung selama 2-3 hari.Bentuk tubuh
koi betina akan menjadi bulat dan menggembung ketika diisi dengan telur dan untuk setiap
pon berat tubuhnya, hingga 50.000 telur dapat diletakkan… hanya dari satu ikan koi! Seekor
betina seberat dua pon dapat bertelur hingga 100.000 telur selama musim kawin.
Khususnya, hanya sedikit lebih dari separuh telur yang akan mencapai tahap penetasan dan
bahkan lebih sedikit lagi yang akan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang wajar di
kolam. Peternak koi profesional dapat memprediksi berapa banyak telur yang akan diletakkan
berdasarkan berat ikan betina.

Saat waktunya tepat dan ikan koi betina bertelur, mereka akan menempel pada apapun yang
bersentuhan dengannya. Selanjutnya, peternak yang sukses akan memiliki kolam dengan
banyak tanaman, seperti eceng gondok, untuk menyediakan vegetasi yang diinginkan di
perairan yang lebih dangkal yang dicari ikan koi selama musim kawin.

METODE

1.Waktu dan Tempat

2.Alat dan Bahan

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah induk ikan koi (Cyprinus carpio L) jantan dan induk
ikan koi betina dengan perbandingan 2:1, pupuk kandang, suspensi kuning telur,  cacing sutra
dan pelet,

Alat

Alat-alat yang digunakan adalah kolam induk, kolam pemijahan, hapa (kotak dari
jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), milimeter blok,
timbangan analitik, mikroskop, kamera digital, kakaban, tiang (bambu), bilahan bambu untuk
membuat kakaban,ember, kain kasa, sekat, selang kateter, timbangan, jerigen untuk
mengangkut induk ikan mas betina dan jantan, dan tanjar.

3.Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan larva setelah umur 4 hari, yaitu kolam beton
berbentuk persegi panjang berukuran 21 m x 7,8 m x 0,8 m
Dengan ketinggian air 0,5 m yang berjumlah dua unit. Proses persiapan wadah larva
dilakukan langsung setelah pemanenan larva. Teknik yang digunakan dalam persiapan wadah
pemeliharaan larva, yaitu menutup saluran inlet terlebih dahulu
Agar tidak ada air yang masuk lalu menyurutkan air sisa panen larva yang berada di dalam
kolam dengan membuka saluran outlet. Selanjutnya, pembersihan dasar kolam dari sisa lumut
lalu saluran inlet dihidupkan untuk mengairi ke kamalir dengan air bersih ke arah outlet.
Proses selanjutnya adalah pengeringan yang dilakukan selama 2-3 hari tergantung kondisi
cuaca. Setelah pengeringan selesai, dilanjutkan pengisian air yang diiringi dengan penebaran
pupuk. Sumber air yang digunakan adalah air sumur dan pupuk yang digunakan adalah pupuk
Petroganik. Dosis yang digunakan dalam penebaran pupuk adalah 61 g/m2. Pemberian pupuk
bertujuan untuk memasok unsur hara, menyuburkan perairan, dan menumbuhkan plankton
pada kolam pemeliharaan sehingga dapat dimanfaatkan larva sebagai pakan alami (Hijrah et
al. 2017). Air dibiarkan selama 3-4 hari agar air sudah optimal untuk digunakan dan pakan
alami sudah terbentuk.
4.Seleksi Induk
Memilih indukan untuk budidaya ikan koi
Calon indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-Umur ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun
-Memiliki jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku
-Bentuk tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo
-Gaya berengang tenang dan seimbang
-Warna cemerlang dan kontras
-Sehat, gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam.
-Indukan jantan dan betina telah matang gonad
5.Persiapan Substrat Pemijahan
Dalam pemijahan ikan koi diperlukan substrat untuk menempel telur dan merangsang induk
untuk memijah. Substrat yang digunakan berupa waring yang terbuat dari nilon dengan
ukuran 1x1 m, sebelumnya waring dibersihkan dengan sikat dan dijemur seharian.
Pemasangan waring dilakukan pada sore hari ketika induk jantan dan betina mulai berkejar-
kejaran. Pemijahan terjadi pada pukul 3 pagi hari, hal ini ditandai dengan munculnya buih-
buih dan bau amis di kolam pemijahan.
6.Pemeliharaan Induk
Kolam Khusus indukan (kedalaman 1,5 meter, berukuran 4x5 meter.
-Diisi 20 betina dan 40 jantan
-Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya agar saat dipijahkan
indukan tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum pemeliharaan kolam indukan
sama saja dengan pemeliharaan kolam pembesaran.
-Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang berumur lebih
dari 2 tahun sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang diberikan sekitar 3-5% dari
bobot tubuhnya dalam satu hari. Frekuensi pemberian pakan 2-4 kali
.7.Pemijahan
Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih dahulu. Pemijahan
biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa dimasukkan pada sore hari.
Biarkan indukan betina beradaptasi dengan kondisi kolam agar tidak stres.
Setelah 2 hingga 3 jam, indukan jantan bisa dilepaskan di kolam pemijahan. Perbandingan
induk yang di pijahkan ialah 1:2-3 ,yaitu 1 jantan dan 2 betina
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat indukan-indukan tersebut dari kolam
pemijahan. Apabila indukan dibiarkan di kolam dikhawatirkan akan memakan telur-telur
tersebut. Biarkan telur-telur yang ada di kolam untuk menetas.
8.Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
Telur-telur yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam dalam air. Oleh
karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar 27-30 derajat
celcius, telur akan menetas dalam waktu 48 jam.
Setelah telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva yang baru menetas
masih menyimpan persedian makanan yang bisa bertahan hingga 3-5 hari.
Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur yang telah direbus.
Bila ada sisa pakan segera dibersihkan.
Beberapa penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah
membuat kolam kotor dan menyebabkan kematian massal sehingga dapat diganti kutu air
(daphnia dan moina) yang telah disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak
berukuran 1 cm.
Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia. Cacing
sutera bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian pakan tersebut
berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan dipindahkan ke kolam
pendederan.
9.Panen
Kegiatan pemanenan benih dilakukan setelah benih berumur 45 hari. Pengambilan benih
menggunakan serok dilakukan ketika benih sudah berkumpul di kamalir dan dipindahkan ke
hapa penampungan menggunakan ember. Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi
atau sore hari.
Kegiatan grading dilakukan untuk menyeleksi larva yang siap digunakan untuk pemeliharaan
tahap pendederan yang terdiri dari grade A dan grade B. Ciri larva yang terseleksi (grade A)
untuk tahap pendederan adalah sehat, memiliki corak yang seimbang, warna tubuh bersih dan
cerah, sedangkan ciri larva yang tidak terseleksi (grade B) adalah corak yang terbentuk tidak
seimbang, warna tubuh tidak bersih dan cerah. Benih yang dihasilkan rata-rata berukuran 5-
10 cm dengan total rata-rata sebanyak 37,5 % dari total panen. Hasil pemanenan benih yang
terseleksi akan dipelihara lanjut ke tahap pendederan, sedangkan benih yang tidak terseleksi
akan dijual ke pengepul benih ikan koi.
10.Penyakit dan penanggulangannya
Pencegahan hama dan penyakit adalah suatu upaya untuk menghindarkan larva atau benih
ikan terserang hama dan penyakit. Hama yang biasa menyerang pada tahap pemeliharaan
benih adalah kecebong dan laba-laba air (Ramadhan dan Sari 2018). Penanggulangan
dilakukan secara fisik dengan cara pengambilan hama secara berkala. Pengelolaan kolam
diperlukan karena akan mempengaruhi tingkat kelulushidupan dan kualitas ikan yang
dipelihara, terutama mengenai perairan kolam yang tidak sesuai (Ramadhan dan Sari 2018).
Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan pemberian boster Amino Liquid yang
merupakan feed supplement mengandung vitamin dan mineral, meningkatkan pertumbuhan,
meningkatkan mutu pakan, menaikkan nafsu makan, mengatasi stres lingkungan akibat suhu
atau cuaca, membantu meningkatkan warna kulit, dan pewarnaan kulit pada kolam
pemeliharaan larva tahap lanjut. Pemberian diberikan secara oral dengan cara melarutkan
sebanyak 5 ml boster Amino Liquid lalu dicampurkan ke pakan dan dianginkan selama ± 30
menit agar penyerapan terjadi secara merata. Frekuensi pemberian boster Amino Liquid yaitu
sebanyak dua kali sehari dan diberikan satu kali dalam seminggu.

Anda mungkin juga menyukai