OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
yaitu :
1. Bapak Dr. Muh. Hery Riyadi Alaudin S.Pi, M.Si. selaku Direktur Politeknik
2. Bapak Mohsan Abrori, S.Pi, M.Si selaku Ketua Program Studi Teknik
3. Bapak Mohsan Abrori, S.Pi, M.Si. selaku dosen pembimbing PKL III yang
penulis hanya manusia biasa yang mempunyai kekurangan, oleh karena itu
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................... 3
1.2.1. Maksud............................................................................ 3
1.2.2. Tujuan ............................................................................. 3
iii
2.7. Pendederan ................................................................................ 13
2.8. Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................. 14
2.9. Panen Dan Pasca Panen ........................................................... 14
2.9.1. Panen .............................................................................. 14
2.9.2. Pasca Panen................................................................... 15
III. METODOLOGI.......................................................................... 16
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................... 16
3.2. Metode Praktek Kerja Lapang .................................................... 16
3.3. Sumber Data............................................................................... 16
3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 17
3.4.1. Observasi Partisipan....................................................... 17
3.4.2. Wawancara ..................................................................... 17
3.5. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 17
3.6. Analisa Data ............................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
2. Kuisioner................................................................................................ 21
viii
1
I. PENDAHULUAN
penyebarannya yang luas, mulai dari Asia timur sampai daratan Eropa dengan
keadaan lingkungan dan yang bervariasi, akumulasi genetik, seleksi alami, serta
peranan manusia.
Ikan tombro merupakan salah satu sumber protein hewani yang digemari
atau dipepes. Ikan yang dibudidayakan di air tawar ini diketahui telah dipelihara
oleh masyarakat Cina sejak 475 SM. Di Indonesia sendiri, ikan tombro mulai
Ikan tombro merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang mempunyai
Luthfiana (2018) permintaan untuk ikan tombro cukup tinggi. Jumlah untuk
wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) dapat mencapai 50 ton
setiap hari, jumlah tersebut belum termasuk perintaan dari kota lain. Jumlah
permintaan komoditas ikan tombro diperkirakan meningkat pada kisaran 100 ton
secara kontinu.
Ikan tombro (Cyprinus carpio L) merupakan ikan yang sudah lama dikenal
di Indonesia. Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah merupakan sentra ikan
berkembang sangat pesat dari waktu ke waktu. Usaha pembenihan ikan tombro
pembesaran ikan tombro secara intensif di Karamba Jaring Apung (KJA) maupun
di Kolam Air Deras (KAD). Bahkan tingkat usaha pendederan juga bisa dilakukan
Benih ikan tombro yang unggul dalam kualitas dan uantitas tidak lepas
subsistem yang lain tidak akan dapat berjalan karena kegiatan pendederan dan
pembesaran benih juga memerlukan penanganan yang baik agar benih ikan
memenuhi standar penjualan (Susanto 2006 dalam Rizqi dan Luthfiana, 2018).
untuk meraih potensi pasar yang terus meningkat, Bedasarkan data dari
Indonesia mencapai berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah
267.100, 280.400, 300.000, 325.000 dan 350.000 ton (Subiyakto 2014 dalam
benih terhadap usaha budidaya ikan un]ntuk setiap musim tanam. Dalam
pelaksanaan usaha pembenihan ikan bukan hanya ditentukan oleh daya ukur
sumber daya hayati tetapi juga harus diimbangi dengan kemampuan pengelola.
Agar dapat menghasilkan bibit benih yang unggul dan berkualitas (Ismail dan
PKL III Di Balai Benih Ikan Tlogowaru Kabupaten Malang dengan mengambil
1.2.1. Maksud
Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) III ini adalah untuk
Kabupaten Malang.
1.2.2. Tujuan
2. Mengetahui
4
Phyllum : Chordata
Superclass : Pisces
Class : Osteichthyes
Subclass : Teleostei
Ordo : Cyprinifarmes
Subordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Ikan tombro pada umumnya memiliki tubuh memanjang dan sedikit pipih
dua pasang sungut (barbel) di setiap sisi mulutnya, dorsal ikan tombro terdapat
rusuk - rusuk (barbel) di mulut bagian atas memiliki panjang yang lebih pendek.
Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan tombro ditutupi oleh sisik kecuali
beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan tombro yang berukuran
relative besar digolongkan kedalam sisik tipe lingkaran (sikloid) dan letaknya
sedangkan bagian akhir bergerigi. Seperti juga sirip punggung, bagian belakang
siripdubur ikan tombro berjari-jari dan dibagian akhirnya bergerigi. Sirip ekornya
Sirip punggung
Sirip ekor
Siklus hidup ikan tombro (Cyprinus carpio L) tidak berbeda jauh dengan
kebanyakan ikan air tawar lainnya. Siklus hidupnya dimulai dari telur. Telur yang
dikeluarkan oleh induk ikan tombro akan menempel pada permukaan alat
Kecepatan penetasan telur bergantung pada suhu air. Pada suhu 24-26oC, telur
akan menetas dalam 2 hari. Setelah menetas, fase berikutnya adalah fase larva.
Larva ikan tombro memiliki cadangan makanan (yolksalk) berupa kuning telur
habis, larva harus segera diberi tepung pakan buatan. Fase larva berlangsung
selama 14 hari. Fase berikutnya disebut kebul dengan ukuran 1-1,5 cm. setelah
30-40 hari, kebul akan tumbuh menjadi benih berukuran 6-7 cm dan dalam waktu
3 bulan ukurannya akan meningkat menjadi 8-12 cm. (Wahyuni dan Supriyanto,
2014)
6
Ikan tombro menyukai tempat hidup (habitat) diperairan tawar yang airnya
tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti dipinggir sungai atau
danau. Ikan mas dapat hidup dengan baik di daerah dengan ketinggian 150–600
meter diatas permukaan air laut dan pada suhu 25-30 C (Rukmana dan
Yudirachman, 2016).
Makanannya antara lain tumbuhan air yang tumbuh di dasar perairan atau tepi
Hal itu karena kebiasaan makan makan ikan tombro yang sering mengaduk-aduk
ikan merupakan fase yang paling kritis dalam budidaya ikan karena larva ikan
mempunyai ketahanan yang kurang baik dan rentan pada perubahan kondisi
lingkungan. 48 jam setelah menetas cadangan makanan pada larva akan habis,
sehingga diperlukan asupan gizi tambahan, pakan yang diberikan berupa kuning
telur yang telah direbus matang kemudian di ayak di atas air menggunakan
saringan sampai merata. Pemberian kuning telur diberikan selama 2x sehari pagi
Kolam ini digunakan untuk memelihara induk ikan sehingga mereka siap
untuk dikembangbiakkan. Luas kola mini bergantung pada jumlah induk dan
7
membutuhkan kolam dengan luas 500 m 2 apabila hanya diberi pakan alami
seperti dedak. Sementara, apabila diberi tambahan oakan buatan berupa pellet,
hanya membutuhkan kolam dengan luas antara 150 sampai 200 m 2 (Wahyuni
b. Kolam Pemijahan
atau tembok. Sama halnya dengan kolam pemeliharaan induk, luas kolam
tergantung pada jumlah ikan yang hendak dipijahkan. Agar kolam mudah
dibersihkan, dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan sehingga pada saat
membersihkan kolam tidak air yang tersisa. (Wahyuni dan Supriyanto, 2014).
sebaiknya terbuat dari semen atau tanah yang keras. Hal ini dimaksudkan agar
telur-telur ikan tidak terkotori oleh lumpur atau tanah karena jika ini terjadi, telur
tersebut akan mudah busuk dan rusak sehingga tidak akan menetas. Agar telur
cepat menetas, pada setiap kolam penetasan dipasang heater dan air diganti
d. Kolam Pendederan
benih ini dapat dilakukan di kolam tanah, kolam beton, atau kolam terpal. Ukuran
yang ideal untuk kolam pendederan adalah 25 m 2 agar lebih mudah dalam
Alat – alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan tombro
meliputi: jaring, jala, anco, hapa, seser, ember, cangkul, arit, secchi disc,
timbangan skla kecil dengan satuan gram, timbangan skala besar dengan satuan
a. Pengeringan
kolam dikeringkan selama 2-3 hari bila panasnya terik. Bila matahari sering
tertutup awan, lamanya penjemuran kola mini harus ditambah hingga 5-7
akan timbul bau sangit sehingga begitu dialirkan air baru induk terangsang untuk
b. Perbaikan Kolam
harus segera diperbaiki dengan cara menambal atau dipadatkan dengan tanah
liat, membabat rerumputan yang masuk pada area kolam untuk mengantisipasi
memriksa atau mengganti saluran pemasukan dan pengeluaran air agar dapat
kolam tetapi tidak terlalu dalam atau bisa dilakukan dengan pembajakan tanah
dengan menggunakan tractor. Hal ini bertujuan agar tanah dasar kedap air dan
Pembuatan kemalir yaitu dengan cara menarik dua buah tali plastik dari
pintu pemasukan ke pintu pengeluaran. Jarak antara tali atau lebar kemalir
Khumaidi, 2016)
d. Pengapuran
cara menebarkan kapur ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang kolam
e. Pemupukan
f. Pengisiian Air
berlangsung air harus tetap di kontrol untuk memastikan air mengalir dengan
sistem limpas yaitu air terus masuk ke kolam dan air yang melebihi pintu monik
keluar, selain itu juga bertujuan untuk menyuplai oksigen terlarut di dalam kolam
g. Pemasangan Kakaban
Kakaban adalah alat yang terbuat dari sapu ijuk atau tali raffia yang
dihimpit oleh bambu. Kakaban dipasang berjejer di kolam pemijahan agar telur
mencari induk yang sudah matang gonad dan siap untuk di pijahkan, selain itu
juga untuk memilih induk yang berkkualitas baik dari segi umur,
10
a. Induk harus dalam keadaan sehat, tidak cacat, dan bebas penyakit.
cairan sperma berwarna putih pada induk jantan pada saat di stripping,
sedangkan pada induk betina bagian perut dekat dubur lembek, perut tampak
besar sehingga akan tampak jarak antara lubang dubur relatif dekat dengan
pangkal ekor.
dengan bobot 1,5 – 3 kg, untuk jantan umur 1,5 – 2 tahun dengan bobot 1 – 2,5.
waktu pelepasan induk yang baik yaitu waktu pagi dan sore hari karena pada
waktu tersebut suhu perairan cenderung rendah. (Ismail dan Khumaidi, 2016).
Menurut, (Saparinto. dan Rini, 2013) untuk menjaga kualitas induk maka
gizinya. Menurut Ismail dan Khumaidi, (2016) gizi yang diperlukan oleh ikan
11
diinginkan yakni 30%, karena pakan yang mempunyai kandungan protein 30%
sudah cukup baik untuk pertumbuhan induk ikan. Pakan tambahan diberikan
setelah 4 hari dari penebaran benih, karena 4 hari setelah penebaran induk
Air merupakan sarana hidup bagi ikan. Untuk itu, sangat penting untuk
bersih, tidak keruh, serta tidak mengandung bahan kimia, minyak dan unsur
a. Suhu air
pengukuran suhu air satu kali dalam seminggu. Suhu yang sesuai untuk
b. pH
c. Kecerahan
berarti bahwa air tidak terlalu keruh yang baik untuk pertumbuhan ikan.
berkisar antara 5 – 6 ppm, dimana kondisi ini masih sesuai untuk pertumbuhan
ditandai dengan bunyi percikan air yang dihasilkan akibat proses pengejaran
12
induk betina oleh jantan. Induk betina akan mengeluarkan telur menjelang
tengah malam pada kakaban dan waring dan diikuti oleh induk jantan
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Setelah selesai memijah induk lalu
dipindahkan. Tujuan dari pemisahan induk setelah memijah yaitu agar telur yang
baru menempel tidak dimakan oleh induk (Ismail dan Khumaidi. 2016)
Penetasan telur ikan tombro berlangsung selama ±48 jam. Pada saat
telur sudah menetas, waring dan kakaban diangkat dan dibersihkan. Telur yang
sudah menetas akan menjadi larva, sedangkan telur yang gagal dibuahi akan
kematian telur dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pembuahan
yang tidak sempurna dan kondisi telur yang saling menempel atau saling tindih
pada saat penebaran di waring sehingga sirkulasi oksigen terganggu dan saling
ikan merupakan fase yang paling kritis dalam budidaya ikan karena larva ikan
mempunyai ketahanan yang kurang baik dan rentan pada perubahan kondisi
sehingga diperlukan asupan gizi tambahan, pakan yang diberikan berupa kuning
telur yang telah direbus matang kemudian kuning telur diayak diatas air
2.7. Pendederan
dapat dilakukan di kolam tanah, kolam beton, atau kolam terpal. Larva yang
750 – 800 ekor/m2. Penebaran larva dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00
– 10.00 agar larva tidak stress karena pengaruh perubahan suhu. Sebelum
penetasan, larva mulai diberi pakan tambahan. Berupa tepung pellet atau pellet
pendederan kedua. Kolam ini sebaiknya menggunakan ukuran yang lebih besar
selama tiga bulan hingga ukuran ikan mencapai 8 – 12 cm. selama pemeliharaan
kolam harus di control baik kebersihannya maupun kualitas airnya. (Wahyuni dan
Supriyanto, 2014)
menghidarkan larva atau benih ikan terserang hama dan penyakit. Pada kolam
pemeliharaan larva, hama yang biasa menyerang adalah katak dan kecebong
(anak katak). Katak dan kecebong tersebut akan memakan pakan ikan mas.
pemeliharaan larva. Pada masa pemeliharaan larva ini sering muncul hama
yang dipelihara, terutama mengenai perairan kolam, perairan kolam yang tidak
2.9.1. Panen
14
alat tangkap dan sarana penangkapnya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang
disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai
saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan
tidak terbawa arus, dan bak – bak penampungan yang berisi air bersih untuk
penyimpanan benih hasil panen.panen dimulai pagi – pagi yaitu antara jam
04.00-05.00 pagi dan sebaiknya berakkhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. (Ismail
utuk mencegah benih melompat keluar. Benih dipilih yang kondisinya sehat, tidak
cacat dan memiliki ukuran seragam. Apabila hendak dijual ketempat yang jauh
Khumaidi, 2016).
III. METODOLOGI
Praktek Kerja Lapang III ini dilaksanakan. Mulai tanggal 17 Juni sampai
12 Juli 2019 di Balai Benih Ikan Tlogowaru Kabupaten Malang Provinsi Jawa
Timur.
Metode yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang Ill (PKL) ini
keadaan suatu subjek atau objek dalam pelaksanaan praktek berdasarkan fakta-
Teknik pengambilan data pada kegiatan Praktek Kerja Magang (PKL) ini
dua teknik pengambilan data yaitu pengambilan data primer dan data sekunder..
a. Data primer
secara langsung dari sumber pertama yaitu individu atau perseorangan yang
dan eksperimen.
b. Data sekunder
Menurut Puspita (2013), data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber-sumber lain, seperti buku dan bacaan lain, yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Pada kegiatan Praktek Kerja Lapang ini setelah dilakukan
pengumpulan data primer, data yang didapatkan akan dianalisis atau dikaji lebih
17
lanjut dengan memanfaatkan acuan literatur yang ada, seperti buku, jurnal, situs
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang III teknik pengumpulan data primer
dilaksanakan dengan :
3.4.2. Wawancara
cara tanya jawab dngan bertatap muka antara pewawancaa dengan informan
Dalam Praktek Kerja Lapang IIl data yang terkumpul diolah dengan cara :
a. Editing
Sebelum data diolah data tersebut perlu diedit terlebih dahulu. Dengan
perkataan lain data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam record book,
daftar pertanyaan ataupun pada interview guide perlu dibaca sekali lagi dan
diperbaiki jika disana-sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih
b. Tabulating
Membuat tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan
serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca, selanjutnya data teknis