Anda di halaman 1dari 6

IV.

KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Keadaan Umum Lokasi Kerja Praktek

4.1.1. Letak Geografis

UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan Desa Pangandaran,

Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Dengan batas-

batas antara lain sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Laut

b. Sebelah Selatan : Pantai timur Pangandaran

c. Sebelah Barat : Pemukiman Kampung Baru

d. Sebelah Timur : Muara

Perjalanan menuju ke lokasi dapat ditempuh dari Stasiun Banjar sekitar 3

jam menggunakan angkutan umum. Kondisi topografi lokasi ini adalah pantai,

pasir landai dengan ketinggian dari permukaan laut antara 2 - 3 meter dan

salinitas berkisar antara 30 - 35 ppt.

Luas UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan berdiri diatas

lahan seluas ± 2,5 Ha. terdiri atas unit pembenihan ( bak larva, bak kultur pakan,

bak penampungan air ), kantor, gudang, mess karyawan, dapur, toilet, dan lain -

lain.

2.1.2. Sumber Air

a. Air Laut

Sumber air yang digunakan di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut

Wilayah Selatan berasal dari Laut lepas. Air laut dihisap dari laut lepas

menggunakan pompa merk Ebara. Dengan kapasitas 7,5 hp, 330 volt, debit

2,5liter perdebit, dan Pompa Niagara, tipe GT02 Kecepatan putaran 1430 rpm, 3

hp, 50 hz, 2,2 Kv. Kedua pompa tersebut digunakan secara bergantian selama 1

hari sekali. Pompa tersebut dihubugkan dengan pipa PVC 3 inci, panjang 30
25

meter ditanam dalam pasir yang selalu terkena air laut. Pada pipa penghisap sisi-

sisinya diberi lubang serta diberi kain kasa 56 dan 200 mikron, lalu diikat dengan

tali polyethylene. hal ini dimaksudkan agar kotoran-kotoran dari laut tidak ikut

terhisap saluran pompa air yang dapat menyumbat pompa. Sebelum air laut

dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan, terlebih dahulu air ditreatment atau

diberi perlakuan khusus dengan tujuan untuk menghasilkan kualitas air yang baik

dan steril atau terbebas dari berbagai macam kotoran, kuman, bakteri, virus dan

segala sesuatu yang dapat mengganggu proses perkembangan larva. Air laut

mempunyai peranan yang sangat penting untuk media pemeliharaan larva udang

vannamei.

b. Air Tawar

Sumber air tawar di di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah

Selatan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) dengan debit (0.7 liter/detik).

Air didistribusikan dengan pipa PVC ¾ inci menuju bak-bak maupun tempat-

tempat yang membutuhkan. Sumber air tawar mempunyai peranan yang sangat

penting dalam pemeliharaan larva udang vannamei , salah satunya yaitu untuk

menurunkan salinitas air laut

4.1.3. Sejarah UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan

UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan didirikan tahun

1979, pada awal berdirinya bernama Balai Benih Udang Galah (BBUG). BBUG

Pangandaran didirikan untuk mensukseskan Program Udang Nasional (PUN)

yang dicanangkan pemerintah pada saat itu. Kegiatan pembenihan udang galah

di BBUG sedikit terganggu pada tahun 1982 akibat berkurangnya pasokan induk

udang galah yang pada saat itu yang masih mengandalkan dari alam.

Berkurangnya pasokan induk udang galah diakibatkan meletusnya gunung

galunggung pada tahun 1982. Oleh sebab itu sejak tahun 1982, BBUG

Pangandaran lebih memfokuskan kegiatannya pada pembenihan udang windu.


26

Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam bidang pembenihan

udang membuat kegiatan pembenihan tidak hanya terfokus pada komoditas

udang widu saja. Oleh karena itu pada tahun 2002, UPTD Perikanan Air Payau

dan Laut Wilayah Selatan mulai mencoba menambah komoditas baru pada

pembenihan udang yaitu udang vaname (litopenaeus vannamei).

4.1.4. Kegiatan Pokok

Pada unit Hatchery UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan

memiliki kegiatan pokok yaitu pembenihan udang Vannamei mulai dari Nauplius

hingga panen Post larva yang sesuai dengan permintaan pembeli khususnya

untuk petambak tradisional.

4.1.5. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan usahanya UPTD Perikanan Air Payau dan Laut

Wilayah Selatan Pangandaran telah melakukan pembagian tugas dan fungsi

bagi para anggotanya yang tertuang dalam struktur organisasi yang masing-

masing bagian memiliki tanggung jawab terhadap tugas dan fungsi dari bagian

struktur organisasi yang dijabat.

Adapun secara lengkap struktur organisasi UPTD Perikanan Air Payau dan

Laut Wilayah Selatan Pangandaran memiliki struktur organisasi sebagaimana

tersaji pada lampiran 1.

4.2. Fasilitas Pembenihan

Fasilitas pebenihan yang ada di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah

Selatan adalah sebagai berikut :

a. Bak Larva

Bak pemeliharaan larva yang ada di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut

Wilayah Selatan ini berjumlah 26 buah, jenis bak yang digunakan yakni bak

beton. Semua bagian sudut bak dibuat melengkung, dengan tujuan untuk
27

mempermudah saat dilakukan pembersihan bak, sehingga tidak ada kotoran

tersisa yang bisa menjadi sumber penyakit. Ukuran bak 5 x 3 x 1,3 m

berkapasitas 19,5 ton dan aerasi per bak sejumlah 114. Di UPTD Perikanan Air

Payau dan Laut Wilayah Selatan ini sistem aerasi padat bertujuan agar jarang

ganti air. Selain itu bak juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung berupa

aerasi, inlet, outlet, kotak dan tutup kotak panen benur.

b. Bak pengolahan air

Pada hatchery UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan

terdapat Bak pengolahan air ada tiga buah, dua buah berukuran 2 x 2 x 2 m

berkapasitas 8 ton dan satu buah berukuran 3 x 3 x 2 m berkapasitas 18 ton,

kemudian air laut di treatment menggunakan Kaporit dengan dosis 9 ppm.

c. Bak Tandon

Bak tandon berfungsi untuk menampung air bersih yang telah diolah.

Tandon air berupa bak beton yang berukuran 4 x 4 x 2 m sebanyak tiga buah.

Tandon air dilengkapi dengan tutup berupa terpal untuk mencegah agar air tetap

berkualitas baik dan tidak terkontaminasi benda lain. Serta dilengkapi dengan

fasilitas pendukung berupa pompa, inlet dan outlet.

d. Bak Kultur Pakan Alami

Jenis Pakan Alami yang dikultur adalah Skeletonema dan Artemia. Untuk

kultur skeletonema digunakan bak beton yang berbentuk persegi. Jumlah bak

kultur Skeletonema ada 7 ukuran bak plankton 2 x 1,5 x 1 m dengan kapasitas 3

ton.

Sementara untuk kultur pakan alami Artemia menggunakan Connical

Tank atau bak kerucut terbuat dari bahan plastik yang bagian bawahnya

dimodifikasi dengan menggunakan corong yang sudah diberi kran air. Kapasitas

air yang digunakan untuk kultur artemia adalah 200 L. Jumlah bak kultur artemia

ada 4 buah.
28

e. Sistem Aerasi

Sistem aerasi di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan

menggunakan blower berjumlah 2 buah. Unit blower diletakkan di sekitar areal

pembenihan. Udara dipompa dan didistribusikan ke bak-bak pembenihan, pakan

alami dan pengolahan air melalui pipa primer 3 inchi kemudian bercabang-

cabang melalui pipa sekunder 2 inchi. Untuk pipa 1 inchi dilubangi untuk tempat

selang aerasi yang dilengkapi pengatur besar kecilnya udara yang akan masuk

ke bak-bak pemeliharaan, selain itu setiap selang aerasi ujungnya diberi batu

aerasi dan timah pemberat untuk meningkatkan distribusi udara.

f. Tenaga Listrik

Sumber tenaga listrik untuk kegiatan pembenihan udang di UPTD

Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan berasal dari pasokan PLN

dengan daya yang digunakan 35 KVA. Adapun untuk mengatasi permasalahan

sumber energi tersebut jika terjadi pemadaman atau masalah yaitu dengan

menyediakan 1 buah generator dengan energi sebesar 10 KVA, yang tersimpan

dalam ruang genset.

g. Fasilitas Pendukung

Adapun fasilitas pendukung yang dimiliki UPTD Perikanan Air Payau

dan Laut Wilayah Selatan dalam menunjang kebutuhan karyawan dalam

melaksanakan kegiatan usaha pembenihan dapat dilihat pada Tabel 1.


29

Tabel 1. Fasilitas Pendukung di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah

Selatan

No Nama Fasilitas Pendukung Jumlah (unit)


1 Mess Karyawan 1
2 Tempat Penyimpanan Pakan 1
3 Tempat Penimbangan Pakan 1
4 Televisi 1
5 Tempat Packing 2
6 Ruang Ganset dan blower 2
7 Kamar Mandi 2

Anda mungkin juga menyukai