UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan Desa Pangandaran,
jam menggunakan angkutan umum. Kondisi topografi lokasi ini adalah pantai,
pasir landai dengan ketinggian dari permukaan laut antara 2 - 3 meter dan
Luas UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan berdiri diatas
lahan seluas ± 2,5 Ha. terdiri atas unit pembenihan ( bak larva, bak kultur pakan,
bak penampungan air ), kantor, gudang, mess karyawan, dapur, toilet, dan lain -
lain.
a. Air Laut
Sumber air yang digunakan di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut
Wilayah Selatan berasal dari Laut lepas. Air laut dihisap dari laut lepas
menggunakan pompa merk Ebara. Dengan kapasitas 7,5 hp, 330 volt, debit
2,5liter perdebit, dan Pompa Niagara, tipe GT02 Kecepatan putaran 1430 rpm, 3
hp, 50 hz, 2,2 Kv. Kedua pompa tersebut digunakan secara bergantian selama 1
hari sekali. Pompa tersebut dihubugkan dengan pipa PVC 3 inci, panjang 30
25
meter ditanam dalam pasir yang selalu terkena air laut. Pada pipa penghisap sisi-
sisinya diberi lubang serta diberi kain kasa 56 dan 200 mikron, lalu diikat dengan
tali polyethylene. hal ini dimaksudkan agar kotoran-kotoran dari laut tidak ikut
terhisap saluran pompa air yang dapat menyumbat pompa. Sebelum air laut
diberi perlakuan khusus dengan tujuan untuk menghasilkan kualitas air yang baik
dan steril atau terbebas dari berbagai macam kotoran, kuman, bakteri, virus dan
segala sesuatu yang dapat mengganggu proses perkembangan larva. Air laut
mempunyai peranan yang sangat penting untuk media pemeliharaan larva udang
vannamei.
b. Air Tawar
Sumber air tawar di di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah
Selatan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) dengan debit (0.7 liter/detik).
Air didistribusikan dengan pipa PVC ¾ inci menuju bak-bak maupun tempat-
tempat yang membutuhkan. Sumber air tawar mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pemeliharaan larva udang vannamei , salah satunya yaitu untuk
4.1.3. Sejarah UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan
UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan didirikan tahun
1979, pada awal berdirinya bernama Balai Benih Udang Galah (BBUG). BBUG
yang dicanangkan pemerintah pada saat itu. Kegiatan pembenihan udang galah
di BBUG sedikit terganggu pada tahun 1982 akibat berkurangnya pasokan induk
udang galah yang pada saat itu yang masih mengandalkan dari alam.
galunggung pada tahun 1982. Oleh sebab itu sejak tahun 1982, BBUG
udang widu saja. Oleh karena itu pada tahun 2002, UPTD Perikanan Air Payau
dan Laut Wilayah Selatan mulai mencoba menambah komoditas baru pada
Pada unit Hatchery UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan
memiliki kegiatan pokok yaitu pembenihan udang Vannamei mulai dari Nauplius
hingga panen Post larva yang sesuai dengan permintaan pembeli khususnya
bagi para anggotanya yang tertuang dalam struktur organisasi yang masing-
masing bagian memiliki tanggung jawab terhadap tugas dan fungsi dari bagian
Adapun secara lengkap struktur organisasi UPTD Perikanan Air Payau dan
Fasilitas pebenihan yang ada di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah
a. Bak Larva
Bak pemeliharaan larva yang ada di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut
Wilayah Selatan ini berjumlah 26 buah, jenis bak yang digunakan yakni bak
beton. Semua bagian sudut bak dibuat melengkung, dengan tujuan untuk
27
berkapasitas 19,5 ton dan aerasi per bak sejumlah 114. Di UPTD Perikanan Air
Payau dan Laut Wilayah Selatan ini sistem aerasi padat bertujuan agar jarang
ganti air. Selain itu bak juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung berupa
Pada hatchery UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan
terdapat Bak pengolahan air ada tiga buah, dua buah berukuran 2 x 2 x 2 m
c. Bak Tandon
Bak tandon berfungsi untuk menampung air bersih yang telah diolah.
Tandon air berupa bak beton yang berukuran 4 x 4 x 2 m sebanyak tiga buah.
Tandon air dilengkapi dengan tutup berupa terpal untuk mencegah agar air tetap
berkualitas baik dan tidak terkontaminasi benda lain. Serta dilengkapi dengan
Jenis Pakan Alami yang dikultur adalah Skeletonema dan Artemia. Untuk
kultur skeletonema digunakan bak beton yang berbentuk persegi. Jumlah bak
ton.
Tank atau bak kerucut terbuat dari bahan plastik yang bagian bawahnya
dimodifikasi dengan menggunakan corong yang sudah diberi kran air. Kapasitas
air yang digunakan untuk kultur artemia adalah 200 L. Jumlah bak kultur artemia
ada 4 buah.
28
e. Sistem Aerasi
Sistem aerasi di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan
alami dan pengolahan air melalui pipa primer 3 inchi kemudian bercabang-
cabang melalui pipa sekunder 2 inchi. Untuk pipa 1 inchi dilubangi untuk tempat
selang aerasi yang dilengkapi pengatur besar kecilnya udara yang akan masuk
ke bak-bak pemeliharaan, selain itu setiap selang aerasi ujungnya diberi batu
f. Tenaga Listrik
Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan berasal dari pasokan PLN
sumber energi tersebut jika terjadi pemadaman atau masalah yaitu dengan
g. Fasilitas Pendukung
Tabel 1. Fasilitas Pendukung di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah
Selatan