Anda di halaman 1dari 22

ACARA I

IDENTIFIKASI TANDA TANDA IKAN SAKIT - SEHAT

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

:
:
:
:
:

David Santoso
B0A013019
I
1
Dina Septalia Lestari

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK PENGELOLAAN ORGANISME


AKUATIK

KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI DIII PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan dalam keadaan sakit/sehat memiliki parameter umum antara lain
tingkah laku ikan (cara berenang, cara makan), dan abnormalitas tubuh (warna,
bentuk, produksi lender dan kondisi). Pengambilan keputusan ikan sehat / sakit
atau terserang penyakit dapat diperhatikan melalui gejala-gejala atau tanda-tanda
karakteristik baik dari kelainan luar maupun organ dalamnya. Keputusan yang
diambil harus secermat mungkin, baik secara individu maupun kelompok ikan.
Tingkah

laku

cara

berenang/gerakan

yang

menyimpang

dengan

menggosok-gosokan tubuh kebenda/tepi kolam, terapung, bahkan melingkarlingkar dapat disebabkan salah satunya oleh parasit yang menempel pada tubuh
ikan sehingga gatal. Kurangnya mengambil oksigen atau nafas terengah-engah
dengan frekuensi yang meningkat serta hilangnya keseimbangan bahkan nafsu
makan hilang dapat menandakan ikan hampir mati.
Abnormalitas ada tidaknya luka, kelainan warna menjadi pucat atau
kemerah-merahan dengan produksi lendir menurun, merupakan salah satu tanda
karakteristik ikan terserang penyakit infeksi. Kelainan luar tubuh diantaranya
ditandai ada luka, mata cekung, perut kembung, cacar dan yang lainnya. Kelainan
organ dalam yaitu hati, usus, ginjal, insang, limfa, gelembung renang, rongga
perut, otot dan kerangka.

B. Tujuan
1. Dapat mengenali tanda-tanda ikan sakit-sehat
2. Dapat mengisi laporan pemeriksaan laboratorium

II. TINJAUAN PUSTAKA


Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan
pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan
dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang
kurang menunjang kehidupan ikan. Dengan demikian timbulnya serangan
penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan,
kondisi lingkungan dengan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini
telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang
dimikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.
Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau
fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab,
dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar
(eksternal). Menurut Afrianto (1992) penyakit internal antara lain adalah genetik,
sekresi internal, imunodefisiensi, saraf dan metabolik.sedangkan penyakit
eksternal antara lain adalah:
1). Non pathogen

Penyakit lingkungan :suhu dan kualitas air lainnya (pH, kelarutan gas, zat

beracun).
Penyakit nutrisi : kekurangan nutrisi, gejala keracunan bahan pakan.

2). Patogen; bersifat parasit dan terdiri atas empat kelompok yaitu :

Penyakit viral
Penyakit jamur
Penyakit bakterial

Ikan sehat secara eksternal menurut Atmos (2009) adalah sebagai berikut:
Gerakannya Aktif. Secara umum, ikan sehat secara penampakan luar
( eksternal ) selalu bergerak aktif. Ikan memiliki sifat reotaksis positif dan
negative. Ia selalu bergerak aktif baik itu melalwan atau searah arus
perairan.

Nafsu makan tinggi. Ikan sehat selalu memiliki nafsu makan yang tinggi.
Dengan begitu, asupan nilai gizi yang diperlukan tubuh ikan untuk proses

kehidupannya bisa terpenuhi secara maksimal. Pertumbuhan akan baik,


reproduksi, pencernaan, serta segala system yang bekera pada fungsi
kehidup ikan akan berlangsung dengan baik.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melihat suatu ikan,
apakah dalam keadaan sakit atau tidak, antara lain adalah:

Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir


yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/hitam menandakan kondisi
ikan yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat
menyolok/tegas menandakan ikan dalam kondisi stress yang berat. Jumlah
garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 718 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor ikan, tetapi
sebagai parameter kondisi ikan akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang
tidak cocok bagi ikan. Banyak jenis ikan yang menunjukkan stress-bar nya

dengan jelas.
Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan
berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap.
Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya
pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan

seimbang akan membuat bentuk ikan indah dipandang.


Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola
mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Ukuran mata
yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan
tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet.
Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan

terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.


Bentuk tubuh ikan yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan
dahi/ jidat. ikan yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka
dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh
lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.

Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan
menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun
bernafas hanya dengan satu insang. Tutup insang rata menutupi insang,
tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas

yang sangat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen


namum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang.

Ikan yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya.
ikan yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat,
mengira akan diberi makan.
Umumnya ikan yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak

tersendat-sendat. ikan yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat


atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena
rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada
kulit maupun insang. ikan yang sehat umumnya berenang dengan tenang,
dasi/pectoral fin sirip depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah
pada saat berenang.
Ciri-ciri ikan yang sehat

Organon-visus (mata) jernih dan cerah


Kulit sedikit berlendir
Gerak refleks baik
Gerakan lincah
Warna ikan cerah
Bagian ventral (perut) tubuh mendatar
Bagian cauda (ekor) horizontal atau terangkat keatas
Pinna caudalis mengembang seperti kipas

Ikan Sehat Secara Internal

Insang berwarna merah hati . dapat menjalankan fungsinya untuk respirasi.

Menyerap oksigen dan mengeluarkan carbondioksida.


Gelembung renang berisi udara, bersifat netral, dengan begitu, ikan bisa
tidur di dalam air tanpa tenggelam ke dasar periran atau mengambang ke
permukaan.

Ikan Sakit Secara Eksternal

Warna tubuh menjadi gelap, nafsu makan berkurang, nafas tersengalsengal, sering berada pada permukaan air. Gejala ini biasanya timbul

akibat ikan kekurangan oksigen.


Ikan lebih sering menyendiri di sudut kolam, geraknya kurang lincah,
sebelum muncul tanda merah tau bitik putih pada kulitnya ikan

menggesek-gesekkan badannya ke dinding kolam. Itu di akibatkan adanya


kutu atau jamur pada tubuh ikan serta nafsu makan berkurang. Seandainya
ada ikan dengan ciri-ciri tersebut sebaiknya ikan di pisahkan dengan yang

lainnya (karantina) sambil di beri pengobatan dan berikan juga heater.


Ciri ikan yang sakit, biasanya dia menyendiri dan melipat ekor. Tapi bukan
berarti itu saja, ikan yang sakit juga bisa dilihat dari penampilan fisik
tubuh mereka. Misalnya ikan yang sakit ulcer/ borok, masih berenang

-renang dengan aktif dan makannya juga banyak.


Badan ikan berjamur, jambul rusak/ bolong.
Badan ikan kena parasit/kutu.
Malas, tidak mau makan. Keseimbangan terganggu, menggantung
dipermukaan air, menggosok-gosokkan tubuhnya di benda lain. Ciri-ciri

penyakit ini biasanya karena ikan tersebut sedang stress.


Bintik-bintik merah pada seluruh permukaan tubuh dan sirip, timbul luka
pada permukaan tubuh. Pembengkakan kulit, penonjolan pada kulit di

pangkal ekor.
Berenang secara tidak normal, menggelepar mnggelepar kemudian diam di

dasar perairan, menggantung di permukaan air.


Ikan berwarna gelap, satu matanya rusak, yaitu ciri-ciri dari viral
haemorhagic septicaemia.

Ikan Sakit Secara Internal

Respirasi tidak seimbang, produksi lendir berlebihan. Penyakit ni

dikarenakan oleh suhu yang tidak seuai dengan tubuh ikan.


Darah berwarna abu-abu kecoklatan (terbentuk meta-haemoglobin), tidak
bisa mengikat O2 (pada ikan ar tawar), penyaringan nitrit dilakukan oleh

CL- dalam pertukaran ion dengan bicarbonate ( HCO3-).


Terbentuk lapisan coklat pada insang karena adanya necrosis pada lapisan

epitheliumnyaakibat protein dalam keadaan masam.


Karena keracunan zat besi, abonemen ikan bewarna kecoklatan.
Kekurangan asam lemak pada nutrisi ikan menyebabkan terjadinya
degenerasi lemak pada hati.

Kekurangan vitamin B-2 (Riboflavin) menyebabkan kataraks, photopobia,


pendarahan pada nostril dan overcullum.

Ikan yang terkena infectious dropsy, memiliki cirri-ciri bagian perut


menggelembung, berisi cairan berwarna kuning. Insang meradang. Terjadi
pendarahan pada organ tubuh.

Ikan yang terkena collumnaris diseases, berciri-ciri terdapat bercak putih


pada sel integument. Lamella insang telah dimakan oleh bakteri shg
pernafasan ikan menjadi terganggu.

Akibat serangan virus, terjadi pembengkakan (inflammatory) pada


jaringan, pertumbuhan jaringan menjadi tidak normal.

Spring viremia of carp menyebabkan cedera pada ginjal, hati, dan


gelembung renang.

Limphocistis (pembengkakan sel kulit ikan) menyebabkan luka yang


kronis (tumor otak) berwarna putih atau kemerahan, kemudian menjadi
haemorhagic.

Infectious haemopoietic necrosis menyebabkan necrosis local pada ginjal,


lmpha dan hati. Akumulasi cairan pada rongga tubuh, usus membengkak,
insang menjadi pucat, bintik-bintik haemorhagic pada mulut, dasar sirip
dan organ dalam.

III. MATERI DAN METODE


A. Materi
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum adalah ikan sakit, ikan sehat
berupa ikan gurame (Ospronemus gouramy), Ikan Lele (Clarias gariepinus), Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) Ikan Kakap merah (Lates campechanus) dan Ikan
Bawal(Colossoma macroponum).
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah 1 set alat bedah, kaca loop,
bak pembedahan, alat tulis, pensil warna dan akuarium.
B. Metode
A. Pengamatan tanda-tanda ikan sehat-sakit
1. Ikan sampel dibiarkan ada diakuarium
2. Cara berenang,cara makan dan cara bernafas diamati
3. Tanda-tanda abnormalitas tubuh ikan dicatat, diamati permukaan
tubuhnya, produksi lendir dan bentuk ikan
B. Pengamatan tanda kelainan luar tubuh
1. Ikan sampel diletakkan diatas bak pembedahan
2. Bagian tubuh ikan diamati, permukaan tubuh ada luka atau perdarahan,
parasit luar dan organ-organ kelengkapan tubuh dan warna tubuh.
3. Tutup insang dibuka, diperiksa dan diamati kenormalannya
4. Hasil pengamatan dicatat.
C. Pengamatan tanda-tanda kelainan dalam tubuh
1. Ikan dilap dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol
2. Pemotongan dilakukan melintang dari anus kearah kepala hingga ujung
tutup insang
3. Pemotongan dari anus menuju keatas kepala sampai ujung tutp
isang,kemudian kearah bawah sampai ujung pemotongan pertama
4. Organ tubuh yang telah nampak diperikas dan diamati
5. Organ tubuh antara lain hati, ginjal, limfa, dan gelembung renang
diperiksa
6. Gambar sealamiah mungkin morfologi tubuh ikan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1.1 Hasil Data Pengamatan tanda-tanda ikan sehat-sakit.
N
o

Jenis ikan

Ciri-ciri ikan sakit

Ciri-ciri ikan sehat

Sirip ikan gripis


Ikan melompat
Berenang cepat-lambat
atau tidak normal
1

Ikan Bawal

Nafsu makan berkurang


Sisik rontok

Berenang

aktif

atau

normal

Nafsu makan normal

Megap-megap
Melut menganga
Lendir berlebih
Lemas

Berenang pasif

Terapung

Nafas

Ikan Lele

Ikan Bawal

terengah-

engah

Ikan Nila

Sirip lengkap

Kondisi

tubuh

normal

Warna cerah

Mata normal

Berenang normal

Berenang aktif

Nafsu makan normal

Pergerakan lincah

Sirip sedikit gripis

Gerakan lambat

Berenang pasif

Berenang pasif

Tidak nafsu makan

Tidak nafsu makan

Tidak nafsu makan

Adanya ulcer/luka

Warna

kemerahan
Berenang miring

Tidak mau makan

Pergerakan

pucat

lincah
4

Sirip gripis
Gerakan lambat

dan

tidak

Ikan
Gurame

Adanya ulcer/luka

Adanya ulcer/luka

Warna pucat
Gerakan lambat

Warna pucat

Tidak nafsu makan

Sisik mengkilap

Mata ikan cekung

Warna cerah

Sirip geripis

Sirip lengkap

Timbul bercak merah


Nafas makin hilang

Ikan Bawal

Buka tutup insang


tidak normal

Sirip punggung dan

Gerakan aktif

Warna tubuh cerah

ekor gripis
Tabel 1.2 Hasil Data Pengamatan Tanda-Tanda Kelainan-Kelainan Luar
Ikan

Jenis kelainan
Mata cekung
Sisik lepas
Sirip rusak
Warna tubuh
Luka pada kulit dan
mulut
Perut kembung
Lendir bayak

Ikan
Bawal
kel 1
Iya
Iya
iya

Ikan
Lele
kel 2
TAP
TAP
iya
pucat
iya

Ikan
Bawal
kel3
Iya
Iya
Iya
Pucat
Iya

Ikan
Nila
kel 4
TAP
TAP
Iya
Pucat
Iya

iya

TAP
TAP

TAP
Iya

TAP
TAP

Ikan
Ikan
Gurame Bawal
kel 5
kel 6
Iya
TAP
Iya
TAP
Iya
Iya
Pucat
TAP
Iya
TAP
TAP
TAP

TAP
TAP

Gambar 1.1 Ikan Bawal

Gambar 1.2 Ikan Lele

Gambar 1.3 Ikan Nila

Gambar 1.4 Ikan Gurame

Gambar 1.5 Ikan Bawal Bintang

Gambar 1.5 Ikan Kakap Merah

B. Pembahasan
1.Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Ikan

nila

adalah

sejenis ikan konsumsi air

tawar.

Ikan

ini

diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini
menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia.
Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Nile Tilapia.
Morfologi ikan nila yaitu bentuk badan ikan nila (Tilapia nilatica) ialah
pipih ke samping memanjang. Mempunyai garis vertical 9-11 buah, garis pada
sirip ekor berwarna merah sejumlah 6-12 buah. Pada sirip punggung terdapat juga
garis- garis miring. Mata kelihatan menonjol dan relatif besar dengan bagian tepi
mata berwarna putih. Badan relative lebih tebal dan kekar dibandingkan ikan
mujair. Garis literalis (gurat sisi di tengah tubuh) terputus dan dilanjutkan dengan
garis yang terletak lebih bawah.
Menuru Neetaku (2009) berdasarkan ilmu taksonomi klasifikasi ikan mas
adalah sebagai berikut :
Kerajaan

:Animalia

Filum

:Chordata

Kelas

:Osteichtyes

Ordo

:Perciformes

Famili

:Cichlidae

Genus

:Oreochromis

Spesies

:Oreochromis niloticus

2. Ikan lele (Clarias gariepinus)

Menurut Effendi (2009) bentuk luar ikan lele yaitu memanjang, bentuk
kepala pipih dan tidak bersisik. Mempunyai sungut yang memenjang yang terletak
di seitar kepala sebagai alat peraba ikan. Mempunyai alat olfactory yang terletak
berdekatan dengan sungut hidung . Penglihatannya kurang berfungsi dengan baik.
Ikan lele mempuyai 5 sirip yaitu sirip ekor, sirip punggung, sirip dada, dan sirip
dubur. Pada sirip dada jari-jarinya mengeras yang berfungsi sebagai patil, tetapi
pada lele lemah dan tidak beracun. Insang berukuran kecil, sehingga kesulitan jika
bernafas. Selain bernafas dengan insang juga mempunyai alat pernafasan
tambahan (arborencent) yang terletak padainsang bagian atas.
Sebagaimna halnya ikan dari jenis lele, lele memiliki kulit tubuh yang
licin, berlendir, dan tidak bersisik. Jika terkena sinar matahari, warna tubuhnya
otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam putih. Mulut lele relatif lebar, yaitu
sekitar dari panjang total tubuhnya. Tanda spesifik lainnya dari lele adalah
adanya kumis di sekitar mulut sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat
peraba. Saat berfungsi sebagai alat peraba saat bargerak atau mencari makan
(Effendi,2009).
Menurut Effendi (2009) klasifikasi ikan lele adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Sub Kingdom

: Metazoa

Phylum

: Vertebrata

Class

: Pisces

Sub Class

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysoidei

Sub Ordo

: Siluroidea

Family

: Claridae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias gariepinus.
Penyakit

merupakan

kendala

utama untuk keberhasilan

produksi.

Timbulnya penyakit dapat terjadi karena kepadatan ikan tinggi saat pemeliharaan,
Transportasi benih penanganan, dan kualitas air yang buruk (Thanikachalam et
al.,2010). Ikan lele mudah terserang penyakit akibat infeksi bakteri Aeromonas
hydrophila .

Bakteri A.hydrophila dapat

menyebabkan

penyakit

motile

aeromonas septicaemia (MAS), hemorrhagic septicaemia, ulcer disease atau redsore disease (White,1989). Untuk mencegah terjadinya infeksi tersebut,maka
dilakukan kegiatan pencegahan terhadap penyakit. Kegiatan pencegahan yang
dapat

dilakukan adalah menggunakan vaksin

dan probiotik (Wahjuningrum,

2013).
3. Ikan Gurame (Osphronemus goramy)
Ikan gurami memiliki ukuran tubuh yang relatif panjang. Bentuk tubuhnya
yang pipih memberikan kesan bentuk tubuh yang lebar meninggi. Seluruh
permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik-sisik yang besar, kasar, dan kuat. Pada
tubuh bagian bawah terdapat sirip perut yang memiliki jari-jari dan berfungsi
sebagai alat peraba. Jika dilihat dari samping, bentuk tubuh ikan gurami tampak
meninggi dan terkesan membulat. Ikan gurami tergolong jenis ikan yang hidup
dengan habitat di perairan yang dalam dan tenang. Ikan gurami muda memiliki
bentuk kepala yang lancip atau terkesan meruncing pada bagian depannya, namun
bentuk tersebut akan berubah menjadi agak bulat saat ikan gurami telah tubuh
menjadi ikan dewasa. Mulut ikan gurami berukuran kecil dengan bibir bagian
bawa berukuran lebih panjang dan lebih menonjol ke depan sehingga bibir bagian
bawah ini terkesan menutupi bibir bagian atas. Pada ikan gurami jantan yang
sudah berumur tua akan muncul tonjolan yang berbentuk seperti cula di bagian
kepalanya (Alsaid, 2013).
Ikan gurami yang masih muda memiliki tubuh yang berwarna biru
kehitaman dengan bagian bawah tubuhnya, yaitu bagian perut, berwana putih.
Warna tersebut akan berubah pada saat ikan gurami berada pada fase menjelang
dewasa. Tubuh bagian atas, punggung, berubah menjadi kecokelatan dan tubuh
bagian bawah, perut, berubah menjadi keperakan atau kekuningan. Selain itu, ikan
gurami muda juga memiliki garis tubuh yang berjumlah 7-8 buah, berwarna
kehitaman dengan bentuk tegak vertikal, dan akan memudar setelah ikan gurami
dewasa (Neetaku, 2009)
Jari-jari pertama pada sirip perut ikan gurami berbentuk benang
memanjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Ikan gurami juga memiliki sirip
punggung yang yang terdapat pada bagian atas tubuhnya membentang dari tengah
punggung hingga mencapai pangkal bagian atas ekor. Sirip ekor berbentuk agak

membulat seperti busur. Dibagian bawah depan sirip ekor terdapat sirip dubur
yang membentang dari bagian perut hingga mencapai pangkal ekor bagian bawah.
Ikan gurami juga memiliki sirip dada berjumlah dua buat. Pada ikan gurami
betina, dasar atau pangkal sirip dada tersebut terdapat lingkaran hitam (Neetaku,
2009).
Klasifikasi ikan gurame (Osphronemus gouramy) menurut Effendi (2004)
adalah sebagai berikut:
Phylum

: Chordata

Sub Phylum

: Vertebrata

Classis

: Pisces

Sub Classis

: Teleostei

Ordo

: Labyrinthici

Sub Ordo

: Anabantoidae

Famili

: Anabantidae

Genus

: Osphronemus

Species

: Osphronemus gouramy (Lacepede)

4. Ikan Kakap Merah (Lates campechanus)


Ikan kakap merah adalah salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai
ekonomi

tinggi

dan

potensial

untuk

dibudidayakan. L.calcarifer bersifat

euryhaline dan katadromus serta hidup di perairan daerah tropik dan subtropik
Indopasifik Barat. Jenis ikan ini sangat mudah dibudidayakan karena dapat hidup
pada kisaran salinitas yang tinggi. Adapun taksonomi (Lates campechanus)
menurut Atmos (2009) adalah sebagai berikiut:
Phylum

: Chordata

Sub phylum

: Vertebrata

Class

: Pisces

Sub class

: Teleostomi

Ordo

: Percomorphi

Family

: Centropomidae

Genus

: Lates

Species

: (Lates campechanus)

(Lates campechanus)memiliki badan memanjang, ramping, sirip ekor


lebar, mulut lebar, dan bergigi halus. Tubuh berwarna dua tingkatan yaitu
kecoklatan dengan bagian sisi dan perut berwarna keperakan untuk ikan yang
hidup di laut dan coklat keemasan pada ikan yang ada di lingkungan tawar. Ikan
dewasa berwarna kehijauan atau keabu-abuan pada bagian dorsal dan keperakan
pada bagian ventral, sedangkan pada ukuran juvenile berwarna coklat agak
kehitaman pada bagian dorsal dan berwarna keperakan pada bagian ventral.
5. Ikan Bawal (Colossoma macropomum)
Menurut Atmos (2009) klasifikasi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) adalah
sebagai berikut :
Filum

: Chordata

Subfilum

: Craniata

Kelas

: Pisces

Subkelas

: Neopterigii

Ordo

: Cypriniformes

Subordo

: Cyprinoidea

Famili

: Characidae

Genus

: Colossoma

Species

: Colossoma macropomum

Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) atau lebih dikenal dengan
sebutantambaqui adalah ikan introduksi yang berasal dari Amerika Latin,
terutama dari Brazil. Ikan ini merupakan ikan yang potensial untuk dibudidayakan
karena berbagai kelebihannya. Ikan ini mempunyai tingkat kelangsungan hidup
yang tinggi (hingga 90%) dan dapat dipelihara dalam kolam dengan kepadatan
yang tinggi. Ikan bawal air tawar hidup bergerombol di daerah yang aliran
sungainya deras, tetapi ditemukan pula di daerah yang airnya tenang, terutama
saat masih dalam kondisi benih. Di habitat asalnya, ikan ini ditemukan di sungai
Orinoco di Venezuela dan sungai Amazon di Brazil (Afrianto,1992).
Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau
fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab,
dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar
(eksternal). Penyakit ikan umumnya adalah eksternal.

a. Penyakit internal : genetik, sekresi internal, imunodefisiensi, saraf dan metabolik.


b. Penyakit eksternal :
1). Non patogen
o Penyakit lingkungan :suhu dan kualitas air lainnya (pH, kelarutan gas, zat
beracun).
o Penyakit nutrisi : kekurangan nutrisi, gejala keracunan bahan pakan.
2). Patogen; bersifat parasit dan terdiri atas empat kelompok yaitu :
o Penyakit viral
o Penyakit jamur
o Penyakit bakterial
Tanda-tanda Ikan Sehat pada bagian luar :
Gerakannya Aktif.
Nafsu makan tinggi.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melihat suatu
ikan, apakah dalam keadaan sakit atau tidak.
Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang
berlebihan.
Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan
berlendir terlalu banyak.
Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang
tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial.
Bentuk tubuh ikan yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat.
Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup
bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya
dengan satu insang.
Umumnya ikan yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat.
Ciri-ciri ikan yang sehat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Organon-visus (mata) jernih dan cerah


Kulit sedikit berlendir
Gerak refleks baik
Gerakan lincah
Warna ikan cerah
Bagian ventral (perut) tubuh mendatar
Bagian cauda (ekor) horizontal atau terangkat keatas
Pinna caudalis mengembang seperti kipas

Tanda-tanda Ikan Sehat pada bagian organ dalam

Insang berwarna merah hati, dapat menjalankan fungsinya untuk respirasi.


Menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.

Gelembung renang berisi udara, bersifat netral. Dengan begitu, ikan bisa tidur
di dalam air tanpa tenggelam ke dasar periran atau mengambang ke
permukaan.

Tanda-tanda Ikan Sakit pada bagian luar

Warna Tubuh Menjadi gelap, nafsu makan berkurang, nafas tersengal-sengal,


sering berada pada permukaan air. Gejala ini biasanya timbul akibat ikan
kekurangan oksigen.

Ikan lebih sering menyendiri di sudut kolam, geraknya kurang lincah, sebelum
muncul tanda merah tau bitik putih pada kulitnya ikan menggesek-gesekkan
badannya ke dinding kolam. Itu di akibatkan adanya kutu atau jamur pada
tubuh ikan serta nafsu makan berkurang. Seandainya ada ikan dengan ciri-ciri
tersebut sebaiknya ikan di pisahkan dengan yang lainnya (karantina) sambil di
beri pengobatan dan berikan juga heater.

Ciri ikan yang sakit, biasanya dia menyendiri dan melipat ekor. Tapi bukan
berarti itu saja, ikan yang sakit juga bisa dilihat dari penampilan fisik tubuh
mereka. Misalnya ikan yang sakit ulcer/ borok, masih berenang -renang dengan
aktif dan makannya juga banyak.

Badan ikan kena parasit/kutu.

Malas,

tidak

mau

makan.

Keseimbangan

terganggu,

menggantung

dipermukaan air, menggosok-gosokkan tubuhnya di benda lain. Ciri-ciri


penyakit ini biasanya karena ikan tersebut sedang stress.

Bintik-bintik merah pada seluruh permukaan tubuh dan sirip, timbul luka pada
permukaan tubuh. Ciri-ciri ini muncul pada ikan yang terserang Carp
Erithrodermatitis.

Pembengkakan kulit, penonjolan pada kulit di pangkal ekor. Merupakan gejala


dari carp pox.

Berenang secara tidak normal, menggelepar mnggelepar kemudian diam di


dasar perairan, menggantung di permukaan air.

Ikan berwarna gelap, satu matanya rusak, yaitu ciri-ciri dari viral haemorhagic
septicaemia.

Tanda-tanda Ikan Sakit pada organ dalam

Respirasi tidak seimbang, produksi lendir berlebihan. Penyakit ini dikarenakan


oleh suhu yang tidak sesuai dengan tubuh ikan.

Darah berwarna abu-abu kecoklatan ( terbentuk meta-haemoglobin ), tidak bisa


mengikat O2 (pada ikan ar tawar), penyaringan nitrit dilakukan oleh CL - dalam
pertukaran ion dengan bicarbonate ( HCO3- ).

Terbentuk lapisan coklat pada insang karena adanya necrosis pada lapisan
epitheliumnya akibat protein dalam keadaan masam.

Karena keracunan zat besi, abonemen ikan bewarna kecoklatan.

Kekurangan asam lemak pada nutrisi ikan menyebabkan terjadinya degenerasi


lemak pada hati.

Kekurangan vitamin B-2 (Riboflavin) menyebabkan kataraks, photopobia,


pendarahan pada nostril dan overcullum.

Ikan yang terkena infectious dropsy, memiliki cirri-ciri bagian perut


menggelembung, berisi cairan berwarna kuning. Insang meradang. Terjadi
pendarahan pada organ tubuh.

Ikan yang terkena collumnaris diseases, berciri-ciri terdapat bercak putih pada
sel integument. Lamella insang telah dimakan oleh bakteri shg pernafasan ikan
menjadi terganggu.
Menurut Afrianto dan Liviawaty (1992), Tanda-tanda organ-organ bagian

dalam ikan yang sakit dapat terjadi pada organ :


1.

Insang berupa hilangnya insang dibeberapa bagian, disebabkan karena


kekurangan darah dan keracunan, atau adanya parasit berupa ciliata dan
monogenik.

2.

Otak dimana terjadi pendarahan disebabkan oleh parasit Mycosporidia,


Giganea sp, Streptococcus sp, dan Nocardia sp.

3.

Jantung akan menjadi tebal dan membesar, disebabkan oleh bakteri


kelas Mycosporidia,

membran

jantung

membesar

karena

diserang

bakteri Streptococcus spp.


4. Hati akan membesar atau mengecil, berwarna hijau/kuning, disebabkan oleh
perubahan kadar lemak/LLD= Lipoid Liver Degeneration (fatty change liver
desease). Jamur yang berasal dari pakan yang terkontaminasi dapat menyebabkan
hati mengalami pendarahan, keras, dan mudah pecah.
5. Lambung dapat menjadi kembung, luka dan berlubang, disebabkan oleh parasit
yang termasuk kelas Cestoda.
6. Usus berupa luka, pendarahan, keluar dari anus yang disebabkan oleh parasit
dalam kelas Nematoda, Trematoda, Cestoda, dan Acanthocephala.
7.

Limpa menjadi besar/kecil dan kekurangan darah, disebabkan oleh adanya


penyakit di bagian lain.

8. Otot akan memiliki warna tidak jelas/putih, terjadi pendarahan, disebabkan oleh
bakteri Nocardia sp. atau serangan parasit Microsporidae.
Dari praktikum yang dilaksanakan bila dibandingkan dengan pustaka ikan
sehat sama dengan pustaka yaitu ikan berenang normal, insang merah hati dan
lain-lain. Dan untuk ikan sakit yaitu nafas terengah-engah atau tersengal-sengal,
menggosok-gosokan tubuhnya mungkin dikarenakan gatal, berdiam diri, dan lainlain.

V.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :


1. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa
ikan yang sakit dan yang tidak itu bisa dilihat dari parameter ikan sakit/sehat (cara
berenang, cara makan, cara bernafas), dan keabnormalitasan tubuh ikan adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit yang menempel pada tubuh ikan.
2

Praktikan dapat mengisi laporan pemeriksaan laboratorium pada Ikan Bawal


(Colossoma macropomum), Ikan Nila(Oreochromis niloticus), Ikan Gurame
(Osphronemus gourami), Ikan Lele (Clarias gariepinus) dan Ikan Kakap Merah
(Lates campechanus).

DAFTAR REFERENSI
Afrianto, E dan Liviawaty.
Kanisius. Yogyakarta.

1992.

Pengendalian

Hama dan Penyakit

Ikan.

Alamanda Intan, Noer Soesanti, Agung Budiharjo.2007. Penggunaan Metode


Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan
Lele Dumbo (Clariasgariepinus) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen
Boyolali. Jurnal Biodiversitas volume 8 No 1. Hal:34-38.
Alsaid Milud,dkk.2013. Journal International Conference on Chemical, Agricultural and
Medical Sciences (CAMS-2013) Dec. 29-30, 2013 Kuala Lumpur (Malaysia)
Anonimous.
2008. Gambaran
Umum
Diagnosa
Penyakit
Ikan.
Google
search: Akuatika.net http://my.opera.com/indiejeans/blog/2008/03/20/gambaranumum-diagnosa-penyakit-ikan. Jogjakarta.
Anonimous. 2010. Ikan Discus Yang Sehat. Google Search Worlddiscus.blogspot.com
Atmos. 2009. Ikan Sakit dan Gelatin. Google search : O-FISH Forum Badan ikan
berjamur, jambul rusak/ bolong.
Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Handayani Esti, dkk.2014. INFEKSI Aeromonas hydrophila MELALUI JALUR YANG
BERBEDA PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI LOA KULU KUTAI
KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
Kurniastuty, dkk., 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Balai budidaya Laut Lampung.
Lampung.
Neetaku. 2009. Tips Sederhana Beli Ikan Koi Sehat . google search : wordpress.com.
Sri Samsundari. 2010. Materi kuliah parasit dan penyakit ikan. Jogjakarta.
Wahjuningrum, D, Retno Astrini, Mia Setiawati. 2013. Pencegahan infeksi Aeromonas
hydrophila pada benih ikan lele clarias sp. yang berumur 11 hari menggunakan
bawang putih allium sativum dan meniran phyllanthus niruri. Jurnal Akuakultur
Indonesia 12 (1), 94104 (2013).

Anda mungkin juga menyukai