Oleh
IRA SEPTILIANA
NPM 1914221028
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN
Pada ikan jantung terletak pada ruang perikardial di sebelah posterior insang Kontraksi
otot jantung ikan yang ditimbulkan merupakan sarana untuk mengkonversi energi
kimiawi menjadi energi mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran darah. Berdasarkan
strukturnya, jantung pada organisme akuatik (ikan, amphibi dan reptil) mempunyai tiga
kamar utama yang terdiri dari dua atrium dan satu ventrikel. Jantung ikan terdiri dari
dua ruang yaitu atrium (auricle) yang berdinding tipis dan ventrikel yang berdinding
tebal serta terdapat ruang tambahan berdinding tipis yang disebut dengan sinus venosus.
Ruang ini berfungsi sebagai penampung darah dari ductus cuvieri dan vena hepaticus,
serta mengirimkannya ke atrium. Antara sinus venosus dengan atrium terdapat katup
sinustrial. Darah kemudian dikirim ke ventrikel untuk mencegah darah tersebut kembali
ke atrium yang dilakukan oleh katup antrioventricular (Affandi, 2008).
Jantung pada ikan berfungsi sebagai organ sirkulasi darah dalam tubuh yang sifatnya
tertutup. Jantung ikan merupakan organ bagian dalam ikan yang terletak pada ruang
perikardial disebelah posterior insang. Kontraksi otot jantung ikan merupakan suatu
sarana yang digunakan untuk mengkonversi energi kimia menjadi energi mekanik
dalam bentuk tekanan dalam aliran darah.
Jantung sangat berperan dalam memompa darah keseluruh tubuh agar sistem
metabolisme dan energi berjalan dengan baik. Kerja jantung akan lebih optimal bila
jantung berada dalam kondisi yang sesuai. Sistem kerja jantung ikan memiliki dua
mekanisme gerak yaitu sistole dan diastole. Sistole adalah keadaan pada saat ventrikel
menyempit dan berkontraksi, sedangkan diastole adalah keadaaan pada saat ventrikel
mengembang dan relaksasi.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengamati bagaimana kerja otot jantung tanpa pengaruh organ tubuh lain
2. Untuk mengetahui ketahanan jantung diluar tubuh ikan mas, serta
3. Untuk membuktikan bahwa otot jantung adalah otot lurik tetapi bekerja seperti
otot polos.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan mas biasa hidup pada sungai yang memiliki arus tenang sampai arus sedang dan
area perairan air tawar lainnya seperti di danau, waduk, dan situ. Ikan mas biasa hidup
di perairan dangkal sampai kedalaman sedang, suhu optimal ikan mas untuk hidup
berkisar antara 25-30°c (Fatih, 2008). Klasifikasi ikan mas menurut Khairuman, dkk
(2008) adalah sebagai berikut :
Filum : Cordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprimus
Tubuh ikan mas (Cyprinus carpio) dilengkapi dengan sirip. Sirip punggung (dorsal)
berukuran relatif panjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir
yaitu sirip ketiga dan keempat, bergerigi. Letak antara sirip punggung dan perut
berseberangan. Sirip pada pectoral terletak dibelakang tutup insang (overculum). Sisik
ikan mas berukuran relatif lebih besar dan digolongkan kedalam tipe sisik sikloid linea
lateralis (gurat sisi), terletak dipertengahan tubuh, melintang dari tutup insang sampai
keujung belakang pangkal ekor. Pharynreal teeth (gigi kerongkongan) terdiri dari tiga
baris yang berbentuk gigi geraham (Suseno, 2003).
Ikan mas biasa hidup di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan derasseperti
di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerahdengan ketinggian
150-600 meter di atas permukaan air laut, pada suhu 25-30° CDO >3, salinitas 0 dan pH
air antara 7-8 (Khairuman, dkk., 2008). Menurut Vonti (2008) Semakin tinggi suhu air,
maka kandungan oksigen terlarut akan semakinsedikit. Sebaliknya jika suhu air semakin
rendah maka kandungan oksigen terlarutakan semakin besar.
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan pemakan segala (omnivora). Kebiasaan
makan ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu sering mangaduk-ngaduk dasar kolam,
termasuk dasar pematang untuk mencari jasad-jasad organik. Karna kebiasaan
makannya seperti ini, ikan mas (Cyprinus carpio) dijuluki sebagai bottom feeder atau
pemakan dasar. Di alam, danau atau sungai tempat hidupnya, ikan ini hidup menepi
sambil mengincar makanan berupa binatang-binatang kecil yang biasanya hidup
dilapisan lumpur tepi danau atau sungai (Susanto,2004).
2.2 Pengertian Jantung
Jantung merupakan suatu pembesaran otot yang spesifik dari pembuluh darah. Jantung
juga dapat didefinisikan sebagai struktur muskular berongga yang bentuknya
menyerupai kerucut dan dilingkupi atau diselimuti oleh kantung perikardial
(perikardium). Jantung pada ikan terletak pada bagian restral dari hati dan bagian
ventral dari rongga mulut (Afandi, 2002).
Jantung atau cor terdapat di dalam cavum pericardii. la terdiri atas sinus venosus,
atrium, ventriculus, dan bulbus arteriousus. Dinding sinus venosus, atrium, dan
ventriculus ialah kontraktil, tetapi dinding bulbus arteriosus tidak. Bulbus arteriosus
merupakan pangkal dari aorta ventralis (Putri,2000).
Jantung berfungsi sebagai pompa untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui
sirkulasi darah. Sirkulasi darah merupakan suatu sistem yang berfungsi dalam
pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutisi, oksigen, garam, karbondioksida, dan
senyawa N dari tempat asal keseluruh tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup
untuk menjamin aliran darah sampai kebagian jaringan tubuh (Fujaya, 2004).
Jantung pada ikan berfungsi sebagai organ sirkulasi darah dalam tubuh yang sifatnya
tertutup. Jantung ikan merupakan organ bagian dalam ikan yang terletak pada ruang
perikardial disebelah posterior insang. Jantung berperan sangat penting dalam
pemompaan darah keseluruh tubuh dalam suatu proses pengangkutan dan penyebaran
enzim, zat nutrisi, oksigen, dan zat lainnya (Tang, 2002). Bilik yang berotot tebal
memompa darah menuju ke insang. Di insang terjadi pertukaran gas. Darah yang kaya
oksigen mengalir ke seluruh tubuh (Tang.2001).
Larutan fisiologis adalah larutan isotonik yang terbuat dari NaCl 0,9% yang sama
dengan cairan tubuh atau darah. Larutan fisiologis yang mengandung NaCI dan urea
digunakan untuk mempertahankan daya hidup spermatozoa antara 20-25 menit. Larutan
fisiologis lebih kecil dari NaCl 0,9 % (0,8 %, 0,6 %; 0,3 %; 0,1 %) disebut hipotonik.
Larutan fisiologis lebih besar dari NaCi 0,9% ( 1 %, 2 %) disebut hipertonik (Adhil,
2009).
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia
dengan rumus molekul NaCI. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi
salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organism multiselular. Sebagai
komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu
dan pengawet makanan (Mira, 2000).
Sodium Chlorida atau Natrium Chlorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat
yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan
benih recalsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat
proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih recalsitran dapat
terhambat (Yoshua,2011).
Aquades atau biasa di sebut air suling merupakan air hasil penyulingan (diuapkan dan
disejukan kembali). Air suling juga memiliki rumus kimia pada air umumnya yaitu H20
yang berarti dalam 1 molekul terdapat 2 atom hidrogen kovalen dan atom oksigen
tunggal (Tang, 2001).
Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan, sama dengan air murni dan tidak
ada mineral-mineral lain. Aquades merupakan cairan atau air yang biasanya digunakan
di dalam laboratorium sebagai pelarut atau bahan yang ditambahkan saat titrasi. Nama
lain aquades adalah air suling, berat molekulnya sekitar 18,20 gr/mol dan rumus
molekulnya adalah HշO. Karakteristik aquades yaitu cairan jernih tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak mempunyai rasa. Dalam penyimpaan sebaiknya di tempat tertutup
(Craines, 2013). Dalam siklusnya di dalam tanah, air terus bertemu dan melarutkan
berbagai mineral anorganik, logam berat dan mikroorganisme. Jadi, air mineral bukan
aquades (H20) karena mengandung banyak mineral (Gilang, 2004).
2.6 Larutan Detergen
Deterjen merupakan pembersih sintesis yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak
bumi. Dibandingkan dengan produk terdahulu yaitu sabun, deterjen mempunyai
keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak mempengaruhi
kesadahan air (Arifin, 2010).
Bahan utamanya ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam
sulfonik. Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergen merupakan
molekul berantai panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul
(Gilang, 2004). Natrium lauril sulfat adalah detergen yang baik. Karena garamnya
berasal dari asam kuat, larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya
tidak mengendap dalam larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air
sadah (Tang, 2001).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Mei 2021 pukul 15.00-16.00 WIB
bertempat di di rumah masing-masing mahasiswa.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu alat bedah, nampan, lap atau tisu, dan
alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan mas yang besar dan kecil,
larutan NaCl fisiologis, larutan aquades, dan detergen.
a) Terlebih dahulu ikan yang masih hidup dipingsankan terlebih dahulu dengan
cara menusuk bagian saraf otaknya dengan menggunakan jarum bertangkai.
b) Kemudian ikan dibedah dengan menggunakan gunting bedah, dimulai dari anus
kearah depan sampai ke insang (lakukan dengan hati-hati jangan sampai
jantung terpotong).
c) Setelah itu organ jantung dipisahkan dan diletakkan dalam cawan petri yang
berisi masing-masinglarutan NaClfisiologis, akuades, dandetergen
d) Dilakukanpengamatandenganmenghitungdetakjantungikansetiapdetiksampaijan
tungikantidakberdetaklagi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kontraksi otot jantung pada berbagai jenis ikan ini dilakukan
menggunakan tiga perlakuan dengan larutan yang berbeda-beda yaitu larutan NaCl
fisiologis, aquades dan detergen. Ikan uji yang digunakan yaitu ikan Mas, ikan Nila dan
ikan Mujair dengan berbagai ukuran. Organ jantung pada ikan tersebut diambil dengan
melakukan pembedahan pada tubuh ikan, setelah itu organ jantung ikan dimasukkan ke
dalam larutan yang berbeda-beda dan menghitung denyut jantung ikan tersebut serta
menghitung lama daya tahan jantung tersebut sampai berhenti berdetak.
Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan hasil dari setiap perlakuan maupun setiap
mahasiswa. Pada mahasiswa yang menguji dengan larutan NaCI fisiologis dengan
menggunakan ikan Mas dan ikana detak jantung yang dihasilkan berbeda-beda yaitu
pada pengujian ikan mas mendapatkan hasil 735 detak dengan waktu 35 menit 22 detik,
67 detak dengan waktu 3 menit 40 detik, 937 detak dengan waktu 28 menit 12 detik,
2364 detak dengan waktu 50 menit 32 detik, 1564 detak dengan waktu 31 menit 30
detik, 1987 detak dengan waktu 47 menit 15 detik, 824 detak dengan waktu 30 menit 19
detik, 202 detak dengan waktu 19 menit 21 detik, 2183 detak dengan waktu 57 menit 51
detik, 798 detak dengan waktu 9 menit 55 detik, 568 detak dengan waktu 11 menit 20
detik, 791 detak dengan waktu 10 menit, 67 detak dengan waktu 3 menit 40 detik. Pada
ikan Nila menghasilkan 167 detak dengan waktu 4 menit 21 detik dan 293 detak dengan
waktu 7 menit 31 detik.
Pada larutan akuades dilakukannya dengan 3 jenis ikan, yaitu ikan Mas, ikan Nila dan
ikan Mujair, untuk ikan mas mendapatkan 189 detak dengan waktu 6 menit 16 detik,
221 detak dengan waktu 9 menit 23 detik, 1056 detak dengan waktu 33 menit 2 detik,
47 detak dengan waktu 30 menit 51 detik, 155 detak dengan waktu 5 menit 32 detik, 70
detak dengan waktu 6 menit 10 detik, 40 detak dengan waktu 7 menit 54 detik, 512
detak dengan waktu 10 menit 13 detik, 50 detak dengan waktu 7 menit 10 detik, 97
detak dengan waktu 6 menit 11 detik, dan 218 detak dengan waktu 15 menit. Pada ikan
Nila mendapatkan hasil 386 detak dengan waktu 14 menit 40 detik, 107 detak dengan
waktu 9 menit, dan 256 detak dengan waktu 10 menit 35 detik. Serta untuk ikan Mujair
mendapatkan hasil 196 detak dengan waktu 20 menit.
Pada larutan detergen dilakukan dengan ikan Nila dan ikan Mas. Pada ikan Nila
mendapatkan hasil 2000 detak dengan waktu 44 menit, 1980 detak dengan waktu 40
menit, 538 detak dengan waktu 44 menit 56 detik, 532 detak dengan waktu 44 menit 56
detik, 1169 detak dengan waktu 22 menit, 1024 detak dengan waktu 20 menit, 1026
detak dengan waktu 19 menit, 1276 detak dengan waktu 22 menit 29 detik, dan 512
detak dengan waktu 12 menit. Serta untuk ikan Mas mendapatkan hasil 320 detak
dengan waktu 5 menit 13 detik, 538 detak dengan waktu 18 menit, 900 detak dengan
waktu 30 menit, 269 detak dengan waktu 9 menit, 429 detak dengan waktu 32 menit
dan 420 detak dengan waktu 30 menit 24 detik.
Penggunaan ketiga larutan diatas detak jantung terbanyak terjadi pada perlakuan larutan
NaCI fisiologis kemudian detegen. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dengan
pendapat para ahli yaitu otot jantung masih tetap bekerja meski berada diluar tubuh
ikan. Hal ini membuktikan bahwa otot jantung adalah otot lurik tetapi bekerja seperti
otot polos (Fujaya, 2006).
Larutan fisiologis adalah larutan isotonik yang terbuat dari NaCl 0.9% yang sama
dengan cairan tubuh atau darah. Larutan fisiologis terkandung bahan yang komponenya
lebih mirip dengan cairan yang ada pada tubuh ikan tersebut. sehingga energi yang
digunakan jantung lebih sedikit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Fungsi larutan fisiologis diantaranya untuk mengetahui daya tahan maksimal detak
jantung diluar tubuh yang dimanipulasi sehingga mirip dengan didalam tubuh ikan
seperti zat nutrisi, natriu, oksigen dan Iain-lain. Peranan jantung sangat penting dalam
hubungannya dengan pemompaan darah keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah
adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi,
oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi, dan senyawa N, dari tempat asal
keseluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran
darah sampai ke bagian-bagian jaringan-jaringan tubuh (Groman, 2008).
Larutan yang kedua yaitu menggunakan larutan akuades bertujuan untuk mengetahui
detak jantung pada kondisi air murni tanpa bahan organik. Namun pada perlakuan ini
detak jantung tidak bertahan lama dibanding dengan ke dua larutan yang lain. Aquadest
memiliki molekul pada H,0 yang berbentuk asimetris sehingga memiliki
elektronegativitas lebih tinggi dari atom hidrogen, dan dapat dengan mudah menyerap
ke dalam jantung, hal ini yang menyebabkan jantung pada ikan tidak bertahan lama
berdetak (Hansri, 2010).
Akibatnya energi jantung banyak digunakan dan bekerja lebih berat akhirnya daya tahan
jantung lebih cepat habis. jantung ikan terus dapat berdetak meskipun telah dikeluarkan
hal ini karena jantung bekerja dibawah kendali saraf otonom sehingga ikan sendiri tidak
dapat mengontrol kerja otot jantung. Faktor faktor yang mempengaruhi detak jantung
ikan diantaranya adalah ukuran jantung, suhu, cairan isoosmotik dengan jantung.
Fungsi larutan fisiologis diantaranya untuk mengetahui daya tahan maksimal detak
jantung diluar tubuh yang dimanipulasi sehingga mirip dengan didalam tubuh ikan
diantaranya seperti zat nutrisi, natrium oksigen dll. Faktor keberhasilan pada praktikum
ini yaitu pengeluaran jantung dari tubuh ikan dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak
merusak komponen pada jantung tersebut. Organ jantung terendam secara sempurna
pada larutan yang digunakan. Faktor kegagalan yang mungkin tidak sesuai atau tidak
menunjang praktikum yaitu pengeluaran jantung dari tubuh ikan yang tidak tepat atau
bagian jantung ada yang mengalami kerusakan, dan lain-lain.
V. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Otot jantung tetap bekerja walaupun telah terpisah dengan organ tubuhnya.
2. Ketahanan jantung diluar tubuh ikan Mas bergantung pada larutan penunjang
yang diteteskn.
3. Otot jantung pada ikan Mas (Cyprinus carpio) masih tetap bekerja meski berada
diluar tubuh ikan. Hal ini membuktikan bahwa otot jantung adalah otot lurik
tetapi bekerja seperti otot polos.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2010. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Khairuman., K. Amri, dan T. Sihombing. 2008. Budidaya Lele Dumbo di Kolam Terpal.
Depok: PT. Agromedia Pustaka.
Tang. U.M. dan R Affandi. 2001. Biologi Reproduksi Ikan. P2kp2 Unri.
Sirip
insang
ginjal punggung mata
mulut
ekor
jantung
Sirip
perut
empedu
anus perut
Gambar 2. Ikan Mas yang sudah dibedah
Jantung
ikan Mas