MAKALAH
JENJANG DOKTOR
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU, APRIL, 2021
KATA PENGANTAR
semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini, namun penulis
makalah ini. Atas kritik dan saran penulis ucapkan terima kasih.
Halaman
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 3
III. KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 27
3.2. Saran ................................................................................................ 28
Gambar Halaman
Tabel Halaman
I. PENDAHULUAN
dan permintaan pasar yang tinggi. Bahkan beberapa bulan terakhir permintaan
udang dari negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Filipina, Italia,
siginifikan. Dari nilai ekspor nasional tahun 2013 sebesar US$ 1,97 milyar,
udang menyumbang 36,7% atau sebesar US$ 723,6 juta (Flagel, 2012) dalam
https://www.academia.edu/20024865/Proposal_TEKNIK_PEMBENIHAN_UDANG_GALAH
tinggi. Sedangkan untuk kegiatan pembenihan, masalah yang dihadapi antara lain
benur yang diproduksi hatchery belum dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
Kendalanya adalah kurang stok induk udang, makanan yang kurang cocok, serta
teknik pemeliharaan larva dan pengelolaan yang belum memadai, hal ini
teknologi yang dapat menjamin benih yang dihasilkan akan berkualitas baik
(Soetarno, 2006).
ekonomis yang cukup tinggi dan teknologi budidaya yang sudah tersedia dan
2
lebih besar dibandingkan dengan udang air tawar lainnya, selain itu udang galah
juga lebih tahan terhadap penyakit dan sangat digemari konsumen baik di dalam
Udang ini juga mempunyai pasar baik lokal maupun ekspor, meski yang
terakhir ini masih terkendala kurangnya pasok. Di negeri kita, udang galah berasal
dari hasil tangkapan alam dan dari budidaya. Udang yang di sungai-sungai di luar
menjadi salah satu obyek wisata pancing yang cukup menarik. Usaha budidaya
udang yang hidupnya di perairan tawar dan juga payau ini boleh dikatakan baru
populer akhir-akhir tahun ini, dan potensi pengembangannya cukup cerah karena
permintaan cukup besar dan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya
galah.html
b. Sarana dan prasarana apakah yang digunakan dalam pembenihan pada udang
galah?
udang galah?
3
Tujuan dan Manfaat dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui teknik
pembenihan udang galah, untuk mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan
dalam pembenihan pembenihan udang galah dan untuk mengetahui kendala dan
berikut :
Phyllum : Arthropoda
Subphyllum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Subkelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Palamonidae
Subfamil : Palamoniae
Genus : Macrobrachium
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
berikut:
kaki renang, kulit keras dari chitin, pelura ke dua menutupi pleura pertama
dan ke tiga.
d. Tonjolan seperti pedang pada carapace disebut rostrum dengan gigi atas
e. Kaki jalan ke dua pada udang dewasa tumbuh sangat panjang dan besar,
panjangnya bisa mencapai 1,5 kali panjang badan, sedang pada udang betina
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
a. Memiliki dua habitat yaitu air payau salinitas 5-20 ppt (stadia larva-juvenil),
lagi.
c. Mengalami beberapa kali ganti kulit (molting) yang diikuti dengan perubahan
(juana).
a. Euryhalin, yaitu dpt hidup pada kisaran salinitas yg lebar (0-20 ppt).
d. Stadia Post larva, juvenil, dan dewasa : memakan cacing, serangga air, udang
hewan, jasad penempel, hancuran biji – bijian dan buah – buahan, siput, dan
6
molting).
e. Nokturnal, yaitu aktif makan malam hari. Jika lingkungan hidupnya dapat
dibuat relatif gelap udang akan aktif makan walaupun siang hari.
f. Larva bersifat planktonis, aktif berenang, tertarik oleh cahaya tetapi menjauhi
sinar matahari.
g. Pada stadium pertama (I), larva cenderung berkelompok dekat permukaan air
dan semakin lanjut umurnya akan semakin menyebar dan individual serta
Gambar berikut:
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
a. Lokasi hendaknya mempunyai sumber air laut dan air tawar, karena untuk
pemijahan dan larva stadia awal udang galah membutuhkan air payau.
7
b. Lingkungan sekitar bebas dari pencemaran, agar kualitas air pasok memenuhi
g. Aksesibilitas baik.
h. Keamanan terjamin.
keberhasilan usaha. Kualitas air harus memenuhi syarat baik fisik, kimiawi
maupun biologi. Harus dapat menyediakan air dengan salinitas 12 ppt. Nilai-nilai
Dalam bisnis benih udang galah, ada dua macam unit produksi penghasil
benih, yaitu Panti Benih atau yang dikenal dengan Hatchery, dan yang ke dua
6. Bak pemeliharaan yuwana - Bak fiberglass volume 500 liter– 1.000 liter,
atau
- Bak beton kapasita 5–10 m3.
7. Bak pemeliharaan tokolan 1-2 - Bak beton volume 5–15 m3, atau
- Kolam tanah ukuran minimal 200 m – 400
m.
7. Tandon air laut, air tawar, dan bak Bak beton, kapasitas minimal 3x volume
pencampuran air bak-bak larva/benih.
5. Pompa air laut, air tawar Kapasitas bergantung pada besar kecilnya
unit prosuksi (kapasitas 50 lltr/detik atau
lebih besar)
6. Peralatan aerasi Blower sentral atau Hi-blow, sesuai unit
produksinya.
7. Perlengkapan pengepakan Botol oksigen dan isinya, styrofoam,
plastik packing, dan bahan lain.
8. Peralatan bantu kerja (timbangan, -
ember, baskom, slang sipon, dll.
9. Peralatan lab (kualitas air, -
mikroskop, timbangan obat, dll)
9
terbatas, yaitu :
a. Bak-bak pemeliharaan larva yang umumnya dari tembok dan hanya ditutup
dengan terpal.
Ruang indoor harus dapat mempertahankan suhu ruang agar cukup tinggi
tersebut akan menunjang (1) laju pertumbuhan lebih cepat, (2) konversi pakan
lebih kecil, (3) serta resiko terserang penyakit lebih rendah. Untuk bak-bak
terpal.
Bak pemeliharaan larva bisa dari berbagai bentuk baik persegi maupun
conical. Bak bentuk conical mempunyai keunggulan tersendiri yaitu lebih efektif
dalam pengeluaran kotoran, dengan catatan dimensi, debit aliran air dan
dan fibreglass atau sejenisnya, permukaannya harus benar-benar halus. Hal ini
karena kotoran dan permukaan yang tidak rata menjadi tempat hidup dan
Salah satu sarana penting yang harus ada pada hatchery adalah sarana
biosekuriti, berupa bak cuci kaki (foobath), bak cuci tangan (handwash), dan
unit budidaya sistim resirkulasi sudah mulai diaplikasikan. Sistim ini mempunyai
(tingkat produktivitasnya lebih tinggi). Namun demikian dalam unit sistim ini
Adapun instalasi air harus didesain seefektif mungkin agar kebutuhan air
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
http://fadhlyaquaculture.blogspot.com/2017/12/budidaya-udang-galah-di-kolam-terpal.html
11
http://manajemensplendidus.blogspot.com/2017/01/pembenihan-udang-galah-hatchery-skala.html
Perbedaan antara udang jantan dan udang betina adalah sebegai berikut:
a. Bentuk badang udang jantan dibagian perut lebih ramping dan ukuran pleuron
lebih pendek, sedang pada betina bagian perut tumbuh melebar dan pleuron
agak memanjang. Letak alat kelamin jantan pada pasangan kaki jalan ke lima,
b. Udang jantan :
2). Pasangan kaki jalan yang kedua relatif lebih besar dan panjang (bahkan
5). Alat kelamin jantan terdapat pada di antara pasangan kaki jalan kelima.
c. Udang betina :
1). Tubuh lebih kecil, badan agak melebar, demikian pula kaki renangnya,
3). Pasangan kaki jalan kedua tetap tumbuh lebih besar, tetapi tidak sebesar
4). Alat kelamin terletak pada pasangan kaki ke tiga, merupakan suatu
d. Khusus untuk ukuran kaki jalan pada udang galah yang dikenal berukuran
panjang/besar, telah dihasilkan varietas yang bercapit lebih kecil yaitu yang
tersendiri.
http://m.erabaru.net/2018/03/11/
13
e. Pembersihan kotoran dalam bak induk dilakukan setiap dua hari bersamaan
telur.
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
14
a. Seleksi Induk
Induk yang baik menunjang dihasilkannya benih yang cukup banyak dan
1. Persyaratan Kualitatif :
a). Induk berasal dari hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk
c). Kesehatan baik, yaitu :anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak
cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak),
tubuh tidak ditempeli oleh jasad patogen, tidak bercak hitam, tidak
2. Persyaratan Kuantitatif
Tabel berikut:
kalinya atau berikutnya. Apabila induk diambil dari satu populasi dalam kolam
15
pembesaran, maka dipilih induk yang pertumbuhannya cepat dan paling besar,
b. Memijahkan
pemijahan dengan padat tebar 4-5 ekor/m² dan perbandingan antara jantan dan
(broodchamber) yang terdapat di antara kaki renang induk betina hingga saatnya
menetas.
c. Pemeriksaan Pembuahan
Induk yang matang telur dapat dilihat dari telur-telurnya yang berwarna
Jumlah telur merupakan salah satu indikator baik atau tidaknya induk.
d. Menetaskan Telur
b. Induk diberi pakan dan diaerasi. Pakan yang tidak mudah mengotori air
seperti kelapa, ubi atau kentang yang dipotong-potong kecil; kalaupun pelet,
maka harus yang mempunyai stabilitas dalam air (water stability) yang tinggi.
e. Memanen Nauplii
Kualitas nauplii perlu diperiksa. Bila tidak baik maka lebih baik nauplii
dibuang, karena tidak akan diperoleh larva yang bagus. Kriteria nauplii yang baik,
periode diam.
c. Kesehatan dan kondisi tubuh : sehat terlihat bersih, tidak berlumut, organ
tubuh normal.
cahaya.
f. Daya tahan tubuh : dengan mematikan aerasi beberapa saat, nauplius yang
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
4). Air bersih dari tandon dimasukkan ke dalam bak dengan disaring
5). Diaerasi.
17
b. Penebaran Larva
Setelah satu hingga dua hari di bak penetasan, larva dipindahkan ke dalam
c. Monitoring Pertumbuhan
dengan mengukur panjang larva (panjang total atau total length / TL) paling
tidak setiap 5 hari. Jumlah larva yang diambil sebagai contoh minimal 30
perbedaan yang mencolok. Bila kurang baik maka perlu diketahui faktor-
lingkungan/kualitas air media pemeliharaan, (3) pakan, serta (4) ada tidaknya
serangan penyakit. Mutu telur bisa diketahui dari ukuran serta tingkat
penetasannya (hatching rate). Ukuran telur yang baik adalah 0,6-0,7 mm, dan
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
Pakan larva harus berkualitas tinggi, ukuran sesuai bukaan mulut larva
dan mudah tecerna. Pakan alami yang terbaik untuk larva udang galah adalah
nauplii Artemia salina selain itu juga dapat digunakan Moina sp. atau dikenal
sebagai kutu air. Langkah awal adalah penentuan jumlah nauplii yang dibutuhkan.
18
penetasan yang tinggi. Teknik penetasan Artemia salina dapat dilakukan dengan
b. Langsung ditetaskan.
penetasan langsung).
c. Bisa langsung diberikan untuk larva ikan yang sudah cukup ukuran bukaan
Mulutnya.
Artemia dalam larutan garam yang diaerasi kuat. Peralatan dan bahan yang
3. Es batu secukupnya.
b. Alat :
4. Thermometer 1 buah.
5. Pengaduk 1 buah.
8. Centong 2 buah.
c. Prosedur :
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah.html
Pemberian pakan dimulai pada hari ke tiga setelah menetas, dilakukan setiap
hari setelah penggantian air atau siphon pada sore hari. Naupli Artemia
salina diberikan kepada larva setelah penggantian air (air tersisa 2/5 bagian,
diberikan pada malam hari. Jumlah nauplii disesuaikan dengan umur larva
5 ekor, maka pada saat mau pemberian berikut masih harus ada 1 ekor naupli;
bila tidak ada berarti kurang, bila lebih perlu diidentifikasi masalahya. Cara
praktis menentukan jumlah adalah untuk bak volume air 10 ton, dibutuhkan
50-250 gram kista Artemia untuk dapat dihasilkan 10-50 juta nauplii.
kebutuhan gizi bagi larva udang, diberikan pada masa akhir stadia larva.
Komposisi bahan pakan buatan dan analisis proksimatnya ditampilkan pada Tabel
berikut:
Protein 54,9
Lemak 19,7
Abu 7,7
Sumber : AQUACOP, 1977 dalam http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/
budidaya-udang-galah .html
ukuran pakan dan dosisnya harus sesuai dengan umur larva. Untuk memperoleh
ukuran pakan yang sesuai, dapat menggunakan saringan dengan ukuran tertentu.
Ukuran pakan yang diberikan berdasarkan ukuran saringan menurut umur larva
Baik buruknya kualitas air akan sangat menentukan hasil yang akan dicapai. Air
Beberapa parameter kualitas air yang perlu dipantau antara lain oksigen terlarut
sumber respirasi bagi larva, oleh karenanya harus selalu tersedia di dalam media.
jenis, stadium dan aktifitasnya. Kisaran oksigen terlarut 5 ppm atau lebih
merupakan kadar yang cukup baik untuk pertumbuhan larva udang galah.
d. tingkat aerasi serta efektivitas absorbsi oksigen ke dalam air media budidaya;
serta
2.9.2. Salinitas
Salinitas atau kadar garam yang terkandung dalam air merupakan salah satu
toleransi salinitas berkisar 0-15 ppt. Pada fase larva udang galah mampu tumbuh
dengan baik pada salinitas 10-15 ppt. Untuk kebutuhan kadar garam media
pemeliharaan larva, dapat berasal dari air laut dan dari garam dapur, atau
campuran dari keduanya. Informasi terakhir adalah bahwa kombinasi air laut
dengan garam dapat meningkatkan laju pertumbuhan larva udang galah (Khasani,
galah .html.
CaCO3 dalam media budidaya. Selain sebagai penyangga atau faktor pendukung
kestabilan pH, senyawa tersebut merupakan faktor yang penting pada proses
berkisar antara 7 – 8,5. Untuk mengukur pH dapat digunakan pH meter atau kertas
tersebut.
2.9.4. Suhu
permukaan laut (latitude), pergantian siang dan malam, sirkulasi udara, penutupan
awan dan aliran serta kedalaman badan air (Effendi, 2003). Peningkatan suhu
oksigen. Suhu media perlu dipantau, karena memberi pengaruh cukup besar bagi
untuk kehidupan larva udang galah adalah 28 – 30 ºC. Suhu apat diukur dengan
Panen seleksi dilakukan pada hari ke 28-30 dengan syarat larva yang
sudah menjadi pasca larva (PL) atau ukuran 1-3 cm sekitar 30-75% jumlah total
larva. Panen menggunakan serokan berukuran mesh size mesh 50 setelah air
diturunkan hingga tersisa 30%. Larva yang sudah ditampung selanjutnya diseleksi
(grading) dengan cara merendam seser dalam air. Secara biologis udang galah
yang sudah mencapai PL akan menempel pada seser tersebut. Selanjutnya larva
setelah larva menjadi pasca larva seluruhnya. Dari hasil panen kemudian dihitung
http://www.trubusonlineshop.com/berita/2016-09-06/50/Siratu-Udang-Primadona.html
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki,
dan lingkungan yang dimiliki. Dua aspek utama penyusunan struktur organisasi
adalah :
berhubungan.
Hak yang wajib peroleh oleh tenaga pekerja pembenihan udang galah
adalah :
a. Masa Persiapan
b. Masa Pemeliharaan
c. Masa Panen.
https://blog.ub.ac.id/ratnapratiwi/2015/05/31/ppt-doc-tugas-teknik-pembenihan-udang-galah/
27
3.1 Kesimpulan
dapat dilakukan di daerah perairan air tawar dan air payau yang mudah
a). Kepadatan 2-3 ekor/m2, b). Sebaiknya induk jantan dan betina dipelihara
dalam kolam terpisah, c). Pakan cukup gizi (protein 25-30 %, dan lemak 5%), d).
Dosis pemberian pakan adalah 3-5 %, frekuensi 4 kali sehari, e). Pembersihan
kotoran dalam bak induk dilakukan setiap dua hari bersamaan dengan pergantian
air dan f).Pakan yang bergizi dan cukup menunjang perkembangan gonad/
produksi telur.
Pakan larva harus berkualitas tinggi, ukuran sesuai bukaan mulut larva
dan mudah tecerna. Pakan alami yang terbaik untuk larva udang galah adalah
nauplii Artemia salina selain itu juga dapat digunakan Moina sp. atau dikenal
sebagai kutu air, dan pakan pabrik juga dipakai untuk melengkapi kebutuhan gizi
Panen seleksi dilakukan pada hari ke 28-30 dengan syarat larva yang
sudah menjadi pasca larva (PL) atau ukuran 1-3 cm sekitar 30-75% jumlah total
Pemanenan total dilakukan setelah larva menjadi pasca larva seluruhnya. Dari
3.2 Saran
dalam air, upayakan agar makanan tidak membusuk dalam jangka waktu 10 jam,
dengan protein 20-23% cukup baik untuk pertumbuhan larva udang. Pada
Manajemen kualitas airnya seperti Oksigen Terlarut, Salinitas, pH, dan Suhu
harus dikontrol setiap minggu agar tetap terjaga kelangsungan hidup dari benih
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ub.ac.id/ratnapratiwi/2015/05/31/ppt-doc-tugas-teknik-pembenihan-
udang-galah/ (diunggah pada tanggal 13 April 2021).
http://fadhlyaquaculture.blogspot.com/2017/12/budidaya-udang-galah-di-kolam-te
rpal.html (diunggah pada tanggal 13 April 2021).
http://manajemensplendidus.blogspot.com/2017/01/pembenihan-udang-galah-hatc
hery-skala.html (diunggah pada tanggal 13 April 2021).
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2018/10/budidaya-udang-galah
.html (diunggah pada tanggal 13 April 2021).
https://www.academia.edu/20024865/Proposal_TEKNIK_PEMBENIHAN_UDA
NG_GALAH (diunggah pada tanggal 13 April 2021).
http://www.trubusonlineshop.com/berita/2016-09-06/50/Siratu-Udang-Primadona
.html (diunggah pada tanggal 13 April 2021).
Priyono, S.B. 2011. Pengaruh Shelter terhadap Perilaku dan Pertumbuhan Udang
Galah (Macrobrachium Rosenbergii). Yogyakarta : Jurnal Perikanan (J.
Fish. Fisheries Sciences). XIII (2): 78-85.