DISUSUN OLEH
NIS : N.800.4.21.017
Menyetujui,
Mengetahui,
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan, dan penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan
Praktek Kerja Lapangan II ini laporan ini berjudul Identifikasi Bahaya (Hazard)
Pada Pengolahan Gurita (Octopus) Blok Beku Di PT. Sumber Sarilaut Perkasa,
Teluk Betung, Bandar Lampung.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
iv
2.3.5 Penimbangan ....................................................................................... 7
2.3.6 Penyusunan dalam Inner Pan .............................................................. 7
2.3.7 Pengemasan ........................................................................................ 8
2.3.8 Penyimpanan ....................................................................................... 8
2.3.9 Stuffing................................................................................................ 9
v
4.2 yjbh ............................................................................................................
4.2.1 ygihjn ..................................................................................................
4.2.2 hbghghh ..............................................................................................
4.2.3 ggv ......................................................................................................
4.2.4 fgfh ......................................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULAN
Gurita merupakan salah satu jenis hewan lunak dan gurita merupakan
hewan laut yang termaksuk hewan mollusca dari kelas Cephalopoda. Kelas
Cephalopoda Adalah kelompok kecil bintang laut yang sangat maju dan
terorganisasi dengan baik. Contoh kelas ini yang cukup akrab dengan kita
antara lain gurita, cumi-cumi dan sontong. Cephalopoda berati (kaki kepala)
karena kakinya berada di kepala dan berntuk tentakel. Dikaran akan cita rasa
yang cukup tinggi sebagai bahan konsumsi menyebabkan gurita ini banyak di
cari oleh masyarakat di sekitar pantai. Sampai saat ini penangakapan gurita
dapat dikatakan masih langka dan sulit didapatkan oleh para nelayan.
2
1.2 Tujuan
Tujuan Dari Laporan Praktek Kerja Lapangan II Ini Adalah
1. Mengetahui cara identifikasi bahaya (hazard) pada pengolahan gurita
(octopus) blok beku di PT. Sumber Sarilaut Perkasa, Teluk Betung,
Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui pengendalian potensi bahaya (hazard) pada pengolahan
gurita (octopus) blok beku di PT. Sumber Sarilaut Perkasa, Teluk Betung,
Bandar Lampung.
3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Subkelas : Coloidea
Superorder : Octopodiformes
Ordo : Octopoda
Subordo : Incirrina
Famili : Octopodidae
Subfamili : Octopodinae
b. Cemaran mikroba
c. Cemaran kimia*
d. Fisika
CATATAN*
BILA DIPERLUKAN
Sumber:SNI 01-6941.2011(2011)
V
Penimbangan I
V
Pengopekan
V
Penimbangan II
V
Tumbeling
V
Penyusunan (IQF)
V
8
Pembekuan
V
Metal Dector
V
Pengemasan
V
Penyimpanan
V
Pemuatan Exspor/Stuffing
Sumber: http://politeknikkpdumai.ac.id/library/index.php?p=fstream-
pdf&fid=93&bid=1100
Gurita belum mengalami perubahan warna, bau dan tekstur, suhu gurita
maksimal 5℃, kadar garam maksimal 1% lengan tidak putus lebih dari 3.
Bahan baku kemudian di cek suhu dengan menggunakan Thermometer dan
kadar garam di cek menggunakan Saltmeter yang dilakukan oleh QC bagian
penerimaan bahan baku. Suhu tidak boleh lebih dari 5℃ dan kadar garam tidak
lebih dari 1%. Bahan baku gurita yang telah dimasukkan kedalam box fiber
selanjutnya dilakukan sortasi. Pemilihan gurita berdasarkan size ditempat
penerimaan bahan bakuyang dilakukan secara cepat dan teliti supaya
mempertahankan mutu gurita, setelah dilakukan sortasi size secepatnya diberi
tambahan es untuk mencegah kenaikan suhu produk agar suhu tetap berada
dibawah 5℃.
2.5.2 Penyotiran
9
2.5.3 Penimbangan I
Proses ini bertujuan untuk membersihkan gurita dari isi perut, mata, tinta,
dan gigi yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri. Prosesini
dilakuakan di atas meja preparasi yang sudah dibersihkan dan diberi es. Proses
ini dilakukan secara hati-hati menggunakan pisau stainless steel yang tajam dan
bersih, dilakukan dengan cara membuang gigi, selaput pada kepala, isi perut,
dan kantong tinta secara cepat. Potensi bahaya pada tahap ini yaitu terjadinya
kemunduran mutu karena kerusakan fisik dan kontaminasi bakteri pathogen
karena kurangnya sanitasi dan hygine.
2.5.5 Pencucian I
10
2.5.6 Tumbeling
2.5.7 Pencucian II
penambahan es secara berkala. Apabila masih terdapat sisa kotoran pada gurita,
maka akan dilakukan pencucian ulang.
Proses ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang rapi dan teratur.
Proses penyusunan dilakukan diatas pan pembeku dengan cara membentuk
gurita seperti bentuk bunga (Flower). Satu pan terdapat beberapa gurita
tergantung ukurannya. Size 1000-2000 gram terdapat 5-6 gurita, 500-1000
gram bisa sampai 8-10 gurita.Penyusunan gurita kedalam pan yaitu gurita
disusun tidak saling menempel satu sama lain, agar memudahkan pelepasan
setelah pembekuan.
2.5.9 Pembekuan
2.5.10 Penimbangan II
2.5.11 Glazing
2.7.2Definisi PMMT
Mutu Terpadu.
Adapun tujuan dari PMMT sebagi berikut :
4. Inti perbaikan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan adalah
adanya humanresources empowerment baik bagi tenaga edukatif maupun
administratif. Realitas menunjukkan belum seluruhnya pemimpin
organisasi menyadari arti pentingnya pemberdayaan tenagaakademik dan
administratif. Para pimpinan sering lebih mementingkan pengembangan
fasilitasatau pegembangan fasilitas. Hal ini ditunjukkan oleh adanya
anggaran pendidikan dan pelatihanuntuk kedua tenaga tersebut tidak
setidak-tidaknya kurang berimbang dibandingkan dengananggaran
pembangunan fisik.
5. Hubungan dengan supplier yang saling menguntungkan
20
BAB III
METODE PELAKSANAAN
a) Data primer
Kerja Lapangan ini dilakukan dengan cara pencatatan hasil observasi dan
wawancara. Data primer yang dikumpulkan dalam Praktek Kerja
Lapangan ini berupa
Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Observasi langsung
2. Wawancara
3. Partisipasi Aktif
Menurut Nazir (2010) data primer dan data sekunder yang terkumpul
akan dilakukan pengolahan data melalui :
Editing
Tabulating
Pengkodean (coding)
Tabulasi
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pada tahun 2010 PT. Sumber Sari Laut Perkasa hanya berupa Unit Cold
Storage yang dibangun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, didirikan di PPI
Lempasing yang hanya dilengkapi dengan ABF (Air Blast Freezer) dan
ruangan pendingin (Cold room). Tujuan dari dilakukannya coba uji
pengelolaan dengan jangka waktu 2 (dua) tahun untuk mengetahui apakah cold
storage bisa berjalan dengan baik dan lancar. Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan saudara Ir. Agustinus Sinaga menunjuk saudara Marzuki untuk
melakukan pengelolaan, namun dalam perjalanannya pihak pengelola tidak
melaksanakan ketentuan dalam perjanjian seperti disewakan kepada pihak lain
tanpa sepengetahuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bandar Lampung.