Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

Saluran Pencernaan pada Ruminansia (Sapi) dan Non Ruminansia (Ayam)

“ Nutrisi Ruminansia dan Non Ruminansia”

Oleh

Taufik Ismail 220140025


Muhammad Syukur Kahar 220140018
M. Aidil 220140014
Nasrullah Ali 220140017
Zulkifli Mahmud 220140007

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas laporan ini. laporan ini disusun
agar dapat sesuai dengan apa yang diharapkan dan dengan selesainya tugas laporan ini
sekiranya dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya. Tugas laporan ini disajikan
sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai Mahasiswa
Fakultas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare,
dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan
pembelajaran.
Selesainya tugas laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu Penulis mengucap rasa syukur dan ucapan
terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada Allah SWT, serta berbagai pihak dan sumber
sehingga tugas laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas laporan ini jauh dari kata sempurna dan dengan
segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan besar harapan penulis, semoga
tugas laporan yang penulis buat ini mendapat ridho-Nya.

Parepare, Juli 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori ........................................................................ 1
1.2 Materi dan Metode .................................................................. 2
1.3 Prosedur ................................................................................... 2
1.4 Hasil Pengamatan .................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pencernaan Pada Ruminansia (Sapi) ........................... 7
2.2 Sistem Pencernaan Pada Non Ruminansia (Ayam) ................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori

Pakan merupakan faktor penting dan menentukan dalam usaha peternakan,


sebab pakan mempunyai peranan yang sangat berpengaruh terhadap tingkat produksi
ternak. Untuk pertumbuhan, produksi, reproduksi dan hidup pokok, ternak memerlukan
zat – zat gizi yang dapat diperoleh dari makanannya.

Untuk menjamin produksi ternak yang tinggi, pakan yang diberikan harus
mencukupi baik jumlah maupun kualitasnya sesuai dengan kebutuhan untuk hidup
pokok maupum kebutuhan untuk produksi sesuai dengan fungsi fisiologisnya.

Nilai pakam yang diberikan kepada ternak baik berupa hijauan maupun butiran
disampingdinilai dari segi kimianya ( kandungan zat-zat makanan) juga harus dinilai
kemampuannya untuk dicerna oleh tubuh ternak tersebut. Untuk mengetahui nilai daya
cerna suatu pakan maka harus dinilai juga tingkay kecernaan dan penyerapannya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan saekali untuk mempelajari
system pencernaan makanan yang ada dalam tubuh ternak, karena sebelum zat – zat
makanan dapat diserap dan digunakan, maka zat – zat makanan yang kompleks perlu
dicerna atau dirombak dulu menjadi senyawa – senyawa yang lebih sederhana.

Setiap species hewan mempunyai system pencernaan yang berbeda yang


disesuaikan terhadap penggunaan jenis makanan yang paling efiensi yang ternak
makan, atau dapat dikatakan bahwa macam dan jenis makanan yang dimakan oleh
ternak tergantung pada system pencernaannya. Dalam klasifikasi pencernaannya maka
ternak dapat dibagi atas ruminansia, contohnya : sapi, kambing, domba, kerbau ; non
ruminansia, contohnya : babi, unggas, dll ; dan golongan pseudoruminansia, contohnya
: kelinci. Ternak yang termasuk ruminansia mempunya sistem pencernaan ganda
dengan lambung tunggal sebagai cirinya. Sedangkan monogastrik ( non ruminansia )
mempunyai sitem pencernaan yang sederhana dengan lambung tunggal sebagai cirinya.
Untuk kelompok ternak pseudoruminansia, mempunyai lambung tunggal tetapi karena
sebagian besar makana adalah hijauan maka juga dapat dikatakan seperti ternak
ruminansia.
Untuk mengetahui dan mempelajari system pencernaan dari setiap golongan
ternak adalah sangan penting. Karena dengan mengetahuio system pencernaan dari
suatu ternak kita dapat mengetahui jenis makanan yang cocok atau sesuai dengan
fisiologi pencernaan ternak tersebut. Sehingga dapat efesien dan efektivitas dalm
peberian pakan serta tingkatkan produk yang diharapkan tercapai.

Atas dasar tersebut maka maksud dan tujuan praktikum adalah untuk
mengetahui dan lebih memahami proses percernaan terhadap unggas yaitu ayam
broiler.

1.2 Materi dan Metode

Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada hari Senin,
11 Juli 2022 pukul 09.00 – selesai WITA dan bertempat di Kading.

Bahan :

 Preparat alat pencernaan Sapi


 Preparat alat pencernaan Ayam Broiler

Alat :
 Pinset

 Penjepit

 Sarung tangan

 Meteran

 Hamparan plastik

 Timbangan

1.3 Prosedur
 Siapkan preparat alat percernaan sapi dan ayam dengan memakai sarung tangan atau
penjepit dengan hati-hati agar alat pencernaan tidak terputus.

2
 Tempatkan preparat pada baki palstik atau hamparan plastik diatur sedemikian rupa
sehingga menyerupai bentuk aslinya.
 Amati alat percernaan.
 Pegang atau pijat dengan pelan organ pencernaan untuk merasakan bentuk dan
struktur isi saluran pencernaan. Kemudian ukur mulai dari berat dan panjang
saluram pencernaan.
 Gambar preparat lengkap dengan keterangannya.
1.4 Hasil pengamatan:
 Table 1. Data Hasil Pengukuran Bagian Saluran Pencernaan Ternak Ruminansia
(Sapi)
No Bagian Alat Bentuk/warna Panjang (Cm/M) Berat
Pencernaan Organ (Gram/Kg)
1 Esophagus Berbentuk pipa 6,5
dan warna merah
2 Lambung
Rumen Warna kecoklatan 6 kg
Perut handuk
Retikulum Berbentuk sarang 36,43 1,3 kg
lebah
Omasum Berbentuk seperti 2 kg
buku atau kitab
Abomasum Warna merah 2,7 kg
3 Usus Halus
Duodenum
Jejenum Warna merah 23 m 13 kg
Ileum pucat
4 Sekum Berbentuk tabung 7,3 m
5 Usus Besar Berbentuk tabung 7,2 m
6 Anus Warna merah
muda

3
Saluran Sistem Pencernaan Ruminansia (Sapi)

Keterangan :
1. Rongga mulut : Gigi, lidah dan saliva
2. Esophagus / Keronkongan
3. Lambung : Rumen, reticulum, omasum dan abomasum
4. Usus halus : Duodenum, jejenum dan ileum
5. Sekum
6. Colon
7. Rectum
8. Anus

4
Table 2. Data Hasil Pengukuran Bagian Saluran Pencernaan Ternak Non Ruminansia
(Ayam Broiler)
No Bagian Alat Bentuk/warna Panjang (Cm/M) Berat
Pencernaan Organ (Gram/Kg)
1 Esophagus Berbentuk 11 Cm 15 Gram
tabung kecil
berotot
2 Crop Berbentuk bulat 7 Cm 75 Gram
3 Proventikulus Berbentuk 4 Cm 10 Gram
lonjong
4 Ventrikulus (Gizzar) Berbentuk bulat 7 Cm 70 Gram
5 Usus Halus
Duodenum Berbentuk 26 Cm
memanjang
Jejenum Berbentu 80 Cm
memanjang
Ileum Berbentu 51 Cm
memanjang
6 Caeca Berbentu 18 Cm
memanjang
7 Colon Berbentu 7 Cm
memanjang
8 Rektum Berbentuk 1 Cm
pendek
9 Cloaca Berbentuk 1 Cm
pendek
10 Anus Berbentuk 1 Cm
tabung bulat

5
Saluran Sistem Pencernaan Non Ruminansia (Ayam)

Keterangan :
1. Esophagus
2. Crop
3. Proventikulus
4. Ventrikulus (Gizzar)
5. Usus Halus
3.3 Duodenum
3.4 Jejenum
3.5 Ileum
6. Caeca
7. Colon
8. Rektum
9. Cloaca
10. Anus
6
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pencernaan Pada Ruminansia (Sapi)


1. Mulut
Mulut sapi terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah (saliva) berupa dengan
berbagai komponen organik dan anorganik. Saliva memiliki fungsi yang banyak,
salah satunya dalam membantu menelan makanan, kemudian proses menyuplai
nutrien mikroba. Makanan yang masuk ke dalam mulut, dihancurkan gigi dengan
saliva dan tiga pasangan glandula.
 Glandula Parotis, berada di depan telinga.
 Glandula Submandibularis, di rahang bawah.
 Glandula Sublingualis, di bawah lidah.
 Gigi : gigi Sapi tersusun dari gigi seri yang berguna untuk memotong makanan
dan gigi geraham untuk mengunyah makanan.
 Lidah : lidah Sapi berguna untuk merenggut rumput (makanan) dan mendorong
makanan yang sudah dikunyah menuju lambung.
 Saliva: merupakan cairan atau enzim khusus yang dihasilkan oleh kelenjar khusus
pada sapi yang kemudian disalurkan ke dalam rongga mulut. Saliva berperan
dalam proses pencernaan kimiawi.
2. Esofagus (kerongkongan)
Esofagus berfungsi sebagai jalur penghubung antara rongga mulut dengan
lambung. Makanan hanya melewati esofagus tanpa melalui proses apapun, hal ini
karena kerongkongan ruminansia umumnya sangat pendek sekitar 5 cm, tetapi
mampu melebar untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanan.
3. Lambung
Lambung pada sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga
perut,lambung sapi terdiri atas empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasumdan
abomasumdengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8% dan abomasum 7-
8%.

7
a. Rumen

Berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorpsi VFA


(Volatyl Fatty Acid), amonia dan menyimpan bahan makanan untuk difermentasi
Tempat terjadinya pencernaan dengan bantuan mikroba (bakteri). Di sini
makanan dicerna hingga menjadi bubur dengan gerakan mengaduk yang
dilakukan oleh dinding rumen. Pada saat Sapi beristirahat, makanan kembali ke
mulut dan dikunyah kembali. Setelah dikunyah untuk yang kedua kalinya,
makanan masuk ke retikulum (perut jala).
b. Retikulum

Retikulum adalah organ pencernaan hewan ruminansia yang bagian


dalamnya mirip dengan jala sehingga disebut juga perut jala. Fungsi retikulum
adalah sebagai tempat fermentasi pakan oleh mikroorganisme. Hasil fermentasi
dari retikulum adalah VFA, amonia, dan air. Mengalami proses fermentasi
dengan bantuan bakteri anaerob dan protozoa dan sebagai penahan partikel pakan
pada saat regurgitasi rumen, tempat fermentasi, membantu proses ruminasi,
mengatur arus ingesta ke omasum dan absorbsi hasil fermentasi.

8
c. Omasum

Fungsi omasum adalah menyerap air, asam lemak tertentu dan natrium.
Makanan memasuki omasum secara bertahap sehingga penyerapan sari makanan
juga bertahap. Abomasum adalah lambung ke empat yang memiliki struktur dan
fungsi yang mirip dengan lambung hewan non-ruminan.
d. Abomasum

Merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan secara kimiawi, dicerna


dengan bantuan enzim pencernaan pepsin yang dihasilkan oleh abomasum.
4. Usus Halus

Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 4 m. Hal ini
dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa) enzim
selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna
9
selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan biogas yang berupa
CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Bagian usus halus yaitu
duodenum, jejenum dan ileum, duodenum sebagai bagian pertama dari usus kecil
berfungsi sebagai tempat pemecahan nutrisi pakan menjadi lebih sederhana yang
dilakukan oleh enzim. Bagian selanjutnya secara berturut-turut adalah jejunum dan
ileum, hasil kemudian diserap melalui pembuluh darah. Usus besar terdapat sekum
dan colon berbentuk tabung berstruktur sederhana dengan fungsi sekum fermentasi
oleh mikroba dan pada colon absorpsi VFA (Volatyl Fatty Acid) dan air.
5. Sekum
Sekum pada ruminansia lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora.
Hal ini disebabkan karena makanan hewan pemakan tumbuhan bervolume besar dan
proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanannya kecil
dan percernaan berlangsung dengan cepat. Materi pakan yang masuk ke dalam
sekum selanjutnya dicerna lagi oleh sekelompok mikroorganisme yang ada
didalamnya.
6. Usus Besar
Pada usus besar terjadi penyerapan kembali oleh sekelompok mikroorganisme
dari hasil penyerapan di dalam usus halus dan di dalam usus besar terjadi proses
penyerapan air. Usus besar terbagi menjadi cecum, kolon, dan rektum. Gambaran
histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih
panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. Epitel
usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet
dibandingkan usus halus. Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat
retikuler dan nodulus limfatikus. Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa
pada usus besar terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal
sebelah luar. Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus
Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan
tunika serosa. Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa.
2.2 Sistem Pencernaan Non Ruminansia (Ayam)
1. Esophagus
Esophagus sering juga disebut kerongkongan, kerongkongan
merupakan tabung berotot yang dilalui makanan untuk proses pencernaan
berikutnya. Esophagus membentang disepanjang leher dan thorax. Pada esophagus

10
terjadi gerakan peristaltik untuk mendorong makanan masuk ke pencernaan
berikutnya.
2. Crop
Crop (tembolok)Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara.
3. Proventikulus
Proventrikulus merupakan lambung kelenjar yang berfungsi mencerna
makanan secara enzimatis. Dinding proventrikulus mensekresikan asam klorida,
enzim, dan getah lambung yang berfungsi mencerna protein dan lemak.
4. Ventrikulus (Gizzar)
Fungsi utama ventrikulus adalah menggiling, bagian depan ventrikulus
berhubungan dengan perut kelenjar dan bagian lainya berhubungan dengan usus
halus dan organ pencernaan lainnya. Menurut Leeson and Summer (1997) bahwa
bobot ventrikulus ayam pedaging pada umur 24 hari adalah 1.46%.
5. Usus Halus
a. Duodenum
Duodenum merupakan bagian dari usus halus yang berfungsi
sebagai penyerapan air, natirum, dan mineral-mineral lain (Ganong, 1995). Maka
jika perkembangan duodenum tidak sempurna maka fungsi duodenum tidak
optimal, absorbsi terganggu dan dapat terjadi diare serta mengurangi proktivitas
ayam pedaging.
b. Jejenum
Salah satu organ penyerapan nutrisi pada saluran pencernaan yaitu jejunum.
Jejunum mempunyai fungsi untuk meneruskan sisa penyerapan yang terjadi di
duodenum.
c. Ileum
Ileum merupakan tempat pertumbuhan bakteri saluran
pencernaan (Anggorodi, 1995). Ileum merupakan tempat penyerapan zat-zat
nutrisi yaitu asam amino, vitamin dan monosakarida ke dalam sirkulasi darah
(Hazelwood, 2000). Persentase bobot ileum pada ayam broiler berkisar 0,63%
sampai 0,89% (Pertiwi dkk., 2017).

11
6. Caeca
Sekum berfungsi membantu pencernaan bahan makanan yang mengandung
serat dengan bantuan mikroorganisme. Sekum ayam juga sering menerima aliran
balik urine yang sebenarnya berfungsi memelihara jumlah mikroba dalam sekum,
tapi berpotensi membawa kuman pathogen.
7. Colon
Kolon berfungsi untuk menyerap air, natrium, dan mineral lain (Ganong,
1995) yang pada ayam secara histologis dindingnya sama seperti mamalia yaitu
tersusun atas tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika
serosa (Bacha and Bacha, 2012).
8. Rektum
Rektum adalah bagian bawah usus besar yang berukuran sekitar 15 cm dan
terhubung dengan kolon sigmoid. Bagian usus besar ini berfungsi untuk menerima
dan menyimpan limbah dari kolon hingga tiba saatnya dikeluarkan oleh tubuh
melalui anus
9. Cloaca
Kloaka berfungsi sebagai lubang pengeluaran sisa pencernaan pada ternak
unggas (Fadillah dan Polana, 2005). Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa
digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi (North, 1978).
10. Anus
Fungsi anus adalah untuk mengeluarkan feses dari saluran pencernaan.

12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah kita dapat
mengetahui sistem pencernaan pada ternak sapi dan unggas ayam memiliki saluran
pencernaan yaitu mulai dari mulut berfungsi untuk mengunyah pakan, esophagus
sebagai sebagai jalan makanan menuju perut besar atau lambung, rumen berperan
tempat utama proses pencernaan yang berlangsung secara fermentatif, retikulum
berfungsi membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan pada
saat regurgitasi rumen, omasum sebagai pembantu proses menggiling makanan,
abomasum berperan sebagai tempat pencernaan enzimatiz, usus kecil proses
pnyerapan sari-sari makanan, sekum sebagai fermentasi mikroba, usus besar sebagai
tempat absorpsi air dan anus sebagai tempat pembuangan akhir.
3.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah diharapkan agar sebelum melakukan
praktikum sebaiknya alat dan bahan di siapkan terlebih dahulu terutama sarung
tangan agar tangan tidak bersentuhan langsung pada alat pencernaan ternak
ruminansia atau non ruminansia.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://adoc.pub/sistem-pencernaan-ruminansia.html

https://www.ruangguru.com/blog/organ-pencernaan-hewan-ruminansia-beserta-
fungsinya

https://portaljember.pikiran-rakyat.com/iptek/pr-162708123/bagaimana-proses-
perjalanan-pada-sistem-pencernaan-sapi

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/a2ecfb452be8cb351fdbde6e24
ad69b8.pdf

http://www.majalahinfovet.com/2021/07/urgensi-menjaga-kesehatan-saluran.html

http://eprints.undip.ac.id ›

https://www.alodokter.com/mengetahui-anatomi-dan-fungsi-usus
besar#:~:text=bisa%20mengalami%20sembelit.,Rektum,dikeluarkan%20oleh%20tubuh
%20melalui%20anus.

https://ojs.unud.ac.id › buletinvet › article › download

https://news.unair.ac.id/2019/10/23/perubahan-struktur-mikroskopis-sekum-pada ayam-
broiler-yang
stres/?lang=id#:~:text=Sekum%20berfungsi%20membantu%20pencernaan%20bahan,t
api%20berpotensi%20membawa%20kuman%20pathogen.

https://ojs.unud.ac.id › imv › article › download

http://repository.uin-suska.ac.id › ...

https://ejurnal.undana.ac.id › jvn › article › download

https://disnakeswan.lebakkab.go.id › sistim-pencernaan

14

Anda mungkin juga menyukai