Oleh :
Kelas PSDKU
Kelompok 1
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PANGANDARAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat
menyelesaikan laporan praktikum Nutrisi Ternak Ruminansia dengan tepat waktu dan sesuai
target. Dengan niat untuk menambahkan pengetahuan,akhirnya laporan Praktikum Nutrisi Ternak
Ruminansia dapat terselesaikan dengan lancar. Penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan
laporan akhir praktikum Nutrisi Ternak Ruminansia, terutama kepada dosen,tim laboran dan
teman-teman yang telah membantu penyusunan laporan akhir.
Laporan praktikum Nutrisi Ternak Ruminansia merupakan laporan hasil praktikum yang
menjadi kewajiban setiap praktikan setelah melakukan praktikum Nutrisi Ternak Ruminansia.
Penyusunan laporan bermanfaat untuk menambah wawasan tentang Nutrisi Ternak Ruminansia
dan mengenal organ organ pencernaan ruminansia diantaranya Rumen, Retikulum, Omasum dan
Abomasum.
Penyusun masih menyadari bahwa sebagai manusia kami tidak pernah luput dari
kesalahan, kekurangan dan keterbatasan. Tidak menutup kemungkinan dalam penyusunan
laporan akhir praktikum Nutrisi Ternak Ruminansia banyak sekali kesalahan dan kekeliruan
meskipun, penyusun telah berusaha secermat mungkin. Sebagai penyusun, kami meminta maaf
apabila terdapat hal-hal yang salah. Setiap kesalahan dan kekeliruan hanya mampu diketahui
dengan mengoreksi melalui kritik dan saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran diperlukan
demi terwujudnya laporan akhir praktikum Nutrisi Ternak Ruminansia yang lebih baik diwaktu
mendatang.
Penyusun
i
ABSTRAK
Laporan ini membahas praktikum Nutrisi Ternak Ruminansia dengan fokus pada
struktur anatomi organ pencernaan pada domba, termasuk Rumen, Retikulum, Omasum,
pencernaan dan memahami peran kunci rumen dalam proses pencernaan pada domba.
digesta, warna digesta, tekstur digesta, volume digesta, dan volume air, serta kadar air
struktur anatomi organ pencernaan rumen dan kinerja pencernaan pada domba.
lambung. Misalnya, rumen memiliki bobot kosong 42,6 gr, pH digesta 7,58, warna hijau
terang, dan volume digesta 6000 ml. Retikulum memiliki bobot kosong 0,082 kg, pH
digesta 7,33, warna hijau muda, dan volume digesta 600 ml. Omasum memiliki bobot
kosong 0,046 kg, pH digesta 7,4, warna hijau lumut, dan volume digesta 20 ml. Sementara
itu, Abomasum memiliki bobot kosong 0,107 kg, pH digesta 5,86, warna hijau, dan
perbandingan dengan literatur terkait, interpretasi hasil, dan implikasi untuk manajemen
nutrisi ternak. Laporan ini bertujuan memberikan wawasan yang lebih baik tentang fungsi
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR ILUSTRASI
Rumen Retikulum
Omasum Abomasum
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
domba, bagian-bagian utama pada lambung domba yaitu Rumen, Retikulum, Omasum,
volume digesta dan volume air. Kadar air digesta. Menyelidiki hubungan bagaimana struktur
anatomi organ pencernaan rumen dengan kinerja pencernaan pada domba. kami memahami
bahwa pada ternak domba mempunyai sistem pencernaan dengam lambung lebih dari satu
1
● Menyelidiki hubungan antara struktur anatomi organ pencernaan rumen dengan
2
BAB 2
METODE PRAKTIKUM
a). Membuat kelompok yang terdiri atas 10-13 orang per kelompok dan setiap kelompok
mendapat satu preparat alat pencernaan domba atau sapi.
b) Mengamati eksterior saluran pencernaan domba/sapi secara umum : urutan letak diawali
dari rumen sampai usus besar; mengukur bobot atau volume setiap bagian lambung
c) Membedah setiap bagian lambung dan menguraikan, mengamati permukaan bagian setiap
lambung, mengamati ukuran partikel digesta yang ada dalam bagian labung serta mengukur
beratnya dan kadar airnya.
pustaka, Bahan dan alat, Cara kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
2.1. Alat
D. Gunting J. Ember
F. Oven
2.3 Bahan
A. Lambung Domba yang terdiri atas :
- Rumen - Omasum
- Retikulum - Abomasum
2.4 Prosedur
a. Amati bentuk eksterior rumen, retikulum, omasum, abomasum
b. Memisahkan bagian lambung dengan bagian usus, hasil pemotongan diikat dengan
tali supaya isi bagian lambung dan bagian usus tidak tumpah
3
BAB 3
3.1 Hasil
A. Bagian Lambung
Bagian Lambung
Rumen Retikulum
4
Omasum Abomasum
b. Retikulum
c. Omasum
d. Abomasum
5
- Kadar Air (%) = 86,3%
3.2 Pembahasan
A. Rumen
Rumen merupakan kompartemen lambung terbesar yang memiliki fungsi sebagai tempat
penampung makanan sementara yang didalamnya terjadi proses fermentatif oleh berjuta-juta
mikroorganisme hidup. Rumen merupakan bagian yang terbesar dari lambung yang di
karbon sebagai produk akhir fermentasi. Pada ternak ruminansia, proses pencernaan dalam
rumen sangat bergantung pada populasi dan jenis mikroba rumen. Populasi bakteri di dalam
Populasi bakteri rumen mencapai 109 sel/ml, populasi protozoa mencapai 106 sel/ml, dan
populasi fungi mencapai 103 sel/ml (Muslim et al., 2014). Dari ketiga mikroba tersebut, fungi
merupakan jenis mikroba rumen dengan jumlah populasi yang sedikit. Pada praktikum kami
kali ini kami mengukur beberapa komponen yaitu, bobot kosong, pH digesta, warna digesta,
tekstur digesta, volume digesta dan volume air. Dari pengukuran tersebut didapatkan bobot
kosong rumen sebesar 42,6gr, pH digesta sebesar 7,58, warna digesta hijau terang, tekstur
Pada hasil analisis pH praktikum kali ini mendapatkan pH sebesar 7,58. Nilai pH optimal
cairan rumen sebesar 6,4 sedangkan pH suboptimal sebesar 5,5 (CARDOSO dkk., 2000).
Nilai pH tinggi sebesar 7,0, pH rendah sebesar 5,1, sedangkan pH suboptimal pada kisaran
5,4 - 5,5 selama 4 jam/hari. Ditambahkan oleh COOPER dkk,. (1999) dan BEAUCHEMIN
dkk., et al. (2003) bahwa nilai pH cairan rumen di bawah 5,6-5,8 kemungkinan menimbulkan
rumen acidosis. Menurut HOOVER dan MILLER (1992). pH cairan rumen yang baik untuk
pertumbuhan. perkembangbiakan, dan aktivitas bakteri rumen terutama pencerna serat kasar
adalah pada pH 5,5 -7,3 dengan suhu 38℃ - 41℃.
Warna digesta rumen yang diamati adalah hijau terang, hal tersebut sependapat dengan
Zickri Chairullisan (2018) yang menyatakan bahwa isi rumen pada domba berwarna hijau.
Volume cairan rumen adalah 5,3 L atau 13% dari bobot ternak (OWEN DA'N'
GOETSCH. 1988), hasil yang kelompok kami dapatkan juga tidak jauh berbeda yaitu 6L.
6
Sedangkan untuk hasil data dari kadar air rumen didapatkan sebesar 87,4%
B. Retikulum
Retikulum (Perut jala) atau sering disebut hardware stomach. Fungsi retikulum sebagai
penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan langsung dengan
rumen, tetapi di antara keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan
rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur. Secara fisik tidak
terpisahkan dari rumen, terdapat lipatan-lipatan esophagus yang merupakan jaringan yang
langsung dari esophagus ke omasum, permukaan dalam terdapat papila berbentuk sarang laba
laba (honeycomb) perut jala. (Church 1988) menyatakan bahwa rumen mempunyai ukuran yang
paling besar yaitu 80% , retikulum 5%, omasum 7% dan abomasum 8%. Hasil fermentasi
retikulum yaitu VFA, amonia dan air. Pada praktikum ini kami mengukur beberapa komponen
diantaranya, bobot kosong, pH digesta, warna digesta, tekstur digesta, volume digesta dan volume
air. Dari pengukuran tersebut diperoleh bobot kosong retikulum sebesar 0,082kg, pH digesta
sebesar 7,33 , warna digesta hijau muda, tekstur digesta berserat namun lebih halus dari rumen,
Hasil pengamatan yang kami peroleh data pH digesta retikulum yaitu 7,64. Hasil
pengamatan kami berbeda dengan pernyataan (arora 1989) yang menyatakan pH pada retikulum
domba berkisar 4,1-7. pernyataan tersebut di tunjang (Mcdonald dkk 1955) yang menyatakan
bahwa pH normal yang berada pada retikulum berkisar pada 5,5-7,0. Faktor yang dapat
mempengaruhi perbedaan pH yaitu dari proses penyembelihan ternaknya, seperti membanting
ternak ke tanah sehingga berdampak pada cairan di dalamnya yang saling bercampur.
Warna digesta pada retikulum domba yang berwarna hijau muda disebabkan oleh hasil
fermentasi bahan pakan, terutama volatile fatty acids (VFA), amonia, dan air yang mengalami
proses pengolahan dalam sistem pencernaan ternak tersebut. Hasil pengamatan yang kami
lakukan, tekstur digesta yang ada di retikulum adalah berserat namun lebih halus dari rumen.
C. Omasum
Omasum merupakan bagian perut yang mempunyai bentuk permukaan berlipat lipat
dengan struktur yang kasar. Maka dari itu disebut sebagai perut buku. Hasil dari fermentasi di
retikulum yaitu VFA sebagian langsung diserap melalui dinding rumen dan sebagian lagi diserap
7
dalam omasum (perut buku), dimana terjadi penyerapan air, amonia, asam lemak terbang (VFA)
dan elektrolit.
Pada praktikum ini kami mengukur beberapa komponen diantaranya, bobot kosong, pH
digesta, warna digesta, tekstur digesta, volume digesta dan volume air. Dari pengukuran tersebut
diperoleh bobot kosong omasum sebesar 0,046 kg, pH digesta sebesar 7,4 , warna digesta hijau
lumut, tekstur digesta padat, volume digesta 20 ml dan volume air 90 ml.
Rata-rata bobot omasum kambing lokal betina 0,13±0,01kg dan pada jantan 0,09 ± 0,01kg
(Adi Wardana, O. V. A. N, 2018). Berbeda dengan bobot kosong omasum domba yang kami
amati yaitu 0,046 kg. Hasil penelitian antar domba dengan kambing berbeda, ini dikarenakan
deposisi lemak pada saluran pencernaan yang terdapat pada domba. Deposisi lemak pada domba
pH cairan omasum yang didapat dari laporannya Ewing dkk, (1918) adalah 5,2 sampai
6,8. Hasil ini menunjukan adanya perbedaan dengan yang kami amati mendapatkan pH sebesar
7,4. pH berbeda dapat terjadi karena proses penyembelihan ternak tersebut. Jika ternak dibanting
ke tanah dapat menyebabkan cairan yang berada di dalam rumen tercampur dengan cairan yang
berada di omasum sehingga pH dalam omasum tinggi. Soeharsono, dkk (2010) menyatakan,
bahwa dalam omasum, selulose dan pentosa dikonsentrasikan karena sebagian air diabsorpsi
disini, khususnya pada lembaran-lembaran omasum tersebut. Karena tingginya absorpsi air, maka
elektrolit seperti Na dan K turut diabsorpsi, sehingga konsentrasinya dalam omasum sangat
rendah. Sifat mengabsorbsi air pada omasum diduga berfungsi untuk mencegah turunnya pH pada
abomasum dengan pengenceran.
Menurut Kamal (1994) omasum pada kambing memiliki volume 10-14% dari seluruh
kapasitas lambung. Dan menurut Mukhtar (2006) Kapasitas omasum domba dapat menampung
6-8% dari seluruh volume pakan dalam saluran pencernaan. Hal yang disebutkan hampir sama
seperti yang diamati kami bahwa volume digesta omasum dan air yaitu 20 dan 90 ml. Sedangkan
untuk kadar air yang diperoleh sebesar 78,8%.
8
D. Abomasum
makanan secara kimiawi karena adanya sekresi getah lambung. Abomasum juga mengatur aliran
ingesta. Temperatur dalam rumen berkisar 38-42 derajat celcius. Saliva masuk dalam rumen
Warna digesta dalam abomasum adalah hijau. Hal ini dapat terjadi karena abomasum
merupakan bagian lambung yang terakhir dan akan dilanjutkan ke usus, jadi warna nya sudah
berubah menjadi kecoklatan dan tekstur digesta nya kental. Pada waktu dewasa kapasitas rumen
mencapai ± 85%, omasum sebesar 10-14% dan abomasum sebesar 3-5% dari seluruh kapasitas
lambung Kamal(1994). Pernyataan tersebut berbeda dengan yang diamati bahwa volume digesta
dan air di abomasum adalah 150 dan 600 ml dengan kadar air yang diperoleh sebesar 85,7%
Pada praktikum kali ini kami mengukur beberapa bagian diantaranya, bobot kosong, pH
digesta, warna digesta, tektur digesta, volume digesta dan volume air. Dari pengukuran tersebut
diperoleh bobot kosong rumen sebesar 0,107 kg, pH digesta sebesar 5,86 , warna digesta hijau,
`tekstur digesta halus namun berserat, volume digesta 455 ml, dan volume air 392,6 ml.
Rata-rata bobot abomasum domba berkisaran 0,7 kg. berbeda dengan bobot rata-rata
kambing yang berkisaran 0,1-0,4, ini dapat disebabkan karena deposisi lemak pada saluran
pencernaan yang terdapat pada domba. Deposisi lemak pada domba yang berumur muda terjadi
di sekitar jeroan dan ginjal.
Ph abomasum yang diamati dari praktikum kami adalah 5,86. biasanya pH abomasum
domba berkisaran 1,5-3,0. pH yang tinggi dapat menimbulkan fermentasi bakteri dengan
produksi gas. Ph yang sangat rendah juga menyebabkan Mikroba penghasil selulase tidak tahan
hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah (asam), akibatnya bakteri ini akan mati, namun
para mikroba ini malah dapat dicerna sebagai sumber protein bagi hewan ruminansia.
9
BAB IV
KESIMPULAN
Proses pencernaan merupakan upaya penguraian bahan pakan menjadi zat-zat pakan di
dalam saluran pencernaan, sehingga dapat diserap dan dimanfaatkan oleh jaringan tubuh. Pada
hewan ruminansia, lambung terbagi menjadi empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum. Rumen, yang sering disebut sebagai perut anduk, berperan dalam mencerna serat
kasar dan zat-zat pakan lainnya dengan bantuan mikroba.
Rumen memiliki volume yang sangat besar dibandingkan dengan bagian lainnya.
Retikulum, sebagai bagian kedua setelah rumen atau yang juga disebut sebagai perut jala,
berfungsi untuk fermentasi oleh mikroorganisme, menghasilkan VFA, amonia, dan air.
terendah dibandingkan dengan bagian lainnya. Perbedaan ukuran atau bobot saluran pencernaan
antara domba, kambing, dan hewan ruminansia lainnya terdapat dalam pembahasan. Meskipun
domba dan kambing memiliki ukuran yang hampir mirip dan termasuk ruminansia kecil, namun
bobot saluran pencernaan keduanya berbeda.
10
DAFTAR PUSTAKA
Fathul, F. (2010). Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian
Volume 15 No. 1.
Marlissa, F. C., Suarjana, I. G., & Besung, I. N. (2020). Jumlah Fungi Pada Cairan Rumen
Sapi Bali. Indonesia Medicus Veterinus Vol.9(3), 383-391.
Widyaningtiyas, I. S., Besung, I. N., & Suarjana, I. G. (2022). Jumlah Khamir pada Rumen
Sapi Bali Ditinjau dari pH dan Bobot Badan. Buletin Veteriner Udayana Volume 14 No.
5, 458-462.
Owen, F. N., A. L Goetsch. 1988. Ruminal fermentation in : D. C. Church (ed), the ruminant
animal digestive phisiology and nutrition. Prentice Hall. Engwood Cliffs, New Jersey.
P. (pp. 145 – 171)
Church, D.C. (1988). The Ruminant Animal Digestive Physiology and Nutrition. Waveland
Arora, S. P. 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
11
LAMPIRAN
A. Data Perhitungan Air Dalam Digesta
a. Rumen
Kadar air (%) = ( (berat cawan+sampel) - Hasil oven kadar air ) x 100
Berat sampel
b. Retikulum
- Kadar air (%) = ( (berat cawan+sampel) - Hasil oven kadar air ) x 100
Berat sampel
c. Omasum
Kadar air (%) = ( (berat cawan+sampel) - Hasil oven kadar air ) x 100
Berat sampel
= 84,4 %
12
d. Abomasum
Kadar air (%) = ( (berat cawan+sampel) - Hasil oven kadar air ) x 100
Berat sampel
13
C. Distribusi Tugas
14