Anda di halaman 1dari 20

ANATOMI VETERINER II

LAMBUNG KOMPLEKS

Kelompok : 7D

Erick Sucahya 1809511121

Dwi Aprilia Putri 1809511122

Desak Gede Bintang Pradnya Dewanti 1809511123

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatNya, kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“LAMBUNG KOMPLEKS” dengan baik.
Kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya :
1. Dosen pengajar mata kuliah Anatomi Veteriner II Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
2. Asisten praktikum Anatomi Veteriner II Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Udayana.
Sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini tepat waktu, walaupun
dalam proses penyusunannya mengalami berbagai kesulitan. Tulisan ini dibuat
untuk memenuhi tugas Laporan Akhir Praktikum Anatomi Veteriner II Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Udayana semester II tahun 2019.Meskipun
dalam penyusunan paper masih terdapat kekurangan, baik dalam penyajian
materi maupun dalam penulisan.Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca agar paper selanjutnya dapat tersusun lebih baik lagi.
Denpasar,11 Maret 2019

Hormat kami,

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB I PENDHULUAN ........................................................................................ 1


1.1.Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3.Tujuan .............................................................................................................. 1
1.4.Manfaat ............................................................................................................ 1
BAB II MATERI DAN METODE ..................................................................... 2

2.1. Materi .............................................................................................................. 2


2.2. Metode ............................................................................................................ 2

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 3


2.1. Lambung Kompleks pada Ruminansia....................................................... 3

1. Rumen ............................................................................................................... 5
2. Retikulum ......................................................................................................... 8
3. Omasum ............................................................................................................ 9

4. Abomasum ........................................................................................................ 10
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 13

Kesimpulan ............................................................................................................ 13
Daftar pustaka ...................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lambung adalah organ berongga besar menyerupai kantung dalam rongga peritoneum
yang terletak di antara esofagus dan usus halus. Setiap hewan memiliki lambung yang berbeda-
beda. Seperti halnya hewan karnivora yaitu anjing dan kucing dengan ruminansia yaitu sapi,
kambing dan domba. Pada anjing dan kucing, tipe lambungnya adalah monogastric atau biasa
disebut dengan lambung kelenjar/ sejati. Sedangkan pada ruminansia, sistem pencernaannya
lebih panjang dan kompleks dibandingkan dengan karnivora.. Pada ruminansia dikenal dengan
tipe lambung kompleks yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Rumen
atau lambung handuk ,adalah kompartement terbesar dari lambung ruminansia. Retikulum
membentuk bagian pertama lambung (retikulum, rumen, dan omasum). Omasum adalah organ
berbentuk elips yang penuh dengan lamina yang seperti halaman buku. Abomasum (perut
sejati) adalah bagian kelenjar pertama dari sistem pencernaan ruminansia. Maka dari itu, kami
akan banyak mengulas mengenai lambung kompleks pada paper ini dengancara melakukan
tinjauan pustaka dari beberapa literatur.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur anatomi dan letak lambung kompleks pada ruminansia?
2. Apa saja fungsi dari lambung kompleks pada pencernaan ruminansia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang dicapai dalam penulisan makalah ini
adalah dapat :
1. Menjelaskan struktur anatomi dan letak lambung kompleks pada ruminansia.
2. Menjelaskan fungsi dari lambung kompleks pada pencernaan ruminansia

1.4 Manfaat

Bagi mahasiswa, paper ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mahasiswa, tentang struktur anatomi dari lambung kompleks yang merupakan
sistem pencernaan pada ruminansia beserta fungsinya. Manfaat lain yang diperoleh dari
praktikum yang telah dilakukan pada saat kuliah yaitu ketika sudah menjadi dokter
hewan dan bekerja di lapangan dapat mengetahui bagaimana cara kerja lambung
kompleks

1
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1 Materi

Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan pada :

Tanggal : 23 April 2019


Pukul : 13.00 – 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Anatomi, Fakultas Kedokteran
Hewan, Universitas Udayana

Alat :
- Jas laboratorium
- Hecting set
- Masker
- Gloves
- Kamera Hp

Bahan :
- Organ Lambung Kompleks pada Ruminansia

2.2 Metode
Mahasiswa melakukan praktikum anatomi dengan didampingi oleh asisten praktikum.
Setiap kelompok mengambil dan melihat organ lambung kompleks pada ruminansia.
Kemudian terlebih dahulu akan dijelaskan oleh asisten praktikum mengenai nama dan
letak dari bagian-bagian sistem pencernaan hewan tersebut.
Mahasiswa melakukan diskusi dalam kelompok mengenai materi yang dipelajari dan
diskusi dengan kelompok lain juga dilakukan. Praktikum dibantu oleh dosen dan asisten
dosen.

2
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Lambung Kompleks pada Ruminansia

Ternak ruminansia memiliki rangakaian proses pencernaan yang kompleks


dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Perut ruminansia
sebenarnya adalah satu lambung yang dimodifikasi oleh ekspansi yang jelas, dari
daerah esofagus menjadi tiga divertikula yang berbeda dan banyak. Perut
ruminansia terdiri dari empat ruang kompleks atau kompartemen: (i) rumen, (ii)
retikulum , (iii) omasum, dan (iv) abomasum, Abomasum adalah perut (kelenjar)
yang sebenarnya dan seperti yang ditemukan pada hewan monogastrik (kuda dan
karnivora). Kapasitas lambung kompleks sangat bervariasi dengan umur dan
ukuran hewan. Pada sapi ukuran menengah, kapasitasnya 115-150 L, tetapi kisaran
ekstrimnya adalah 95-230 L.

Ukuran relatif pada kompartemen lambung kompleks berubah sesuai umur.


Pada sapi yang baru lahir, ukuran rumen dan reticulum secara bersama-sama kurang
lebih separuh kapasitas abomasum (Aminuddin, 2006). Pada pedet, rumen dan
retikulum masih belum berfungsi karena pakan masih terbatas susu. Umur 8 minggu,
kapasitas gabungan rumen dan retikulum sama dengan kapasitas abomasum, 12
minggu kapasitas gabungan rumen dan retikulum sebesar dua kali abomasum. Omasum
berkembang sangat lambat. Sekitar 1,5 tahun, omasum mencapai kapasitas yang
samdengan abomasum. Kapasitas definitif relatif masing-masing kompartemen:
rumen ±80%, retikulum ±5%, omasum ±7%, dan abomasum ±8%.

3
Gambar 1. Lambung kompleks pada sapi (ruminansia)
(sumber: Mansour,M.,dkk.”Guide to Ruminant Anatomy)
Gambar 2. Lambung kompleks

4
1. Rumen
Rumen atau lambung handuk ,adalah kompartement terbesar dari
lambung ruminansia yang terletak di sebelah kiri cavum abdomen,
membentang ventrocaudal ke kanan garis median. Sumbu panjang
membentang dari spatium intercostalis VII/VIII hingga cavum pelvis
Rumen memiliki 2 curvutura dan 2 extremitas yaitu :
Dua Curvatura Rumen :

1. C. Dorsalis : cirinya mengikuti lengkung crura diafragma dan oto


sublumbal.
2. C. Ventralis : cirinya cembung dan menempati lantai abdomen.

Dua Extremitas Rumen :

1. E. Cranialis : cirinya dibagi secara tranversal oleh sulcus rumins


cranialis menjadi 2 sacci yaitu atrium ruminis dan saccus ruminis
ventral. Tanda pembatas antara atrium rumins dinding retikulum adalah
sulcus ruminoriticularis.
2. E. Caudalis : cirinya membentang mendekati pubis dan berhubungan
dengan intetinal dan vesica urinaria. Ujung caudal dibagi tranversal oleh
sulcus ruminis caudalis menjadi 2 sacci yaitu saccus cecus caudo
dorsalis dan saccus cecus caudoventralis
Rumen dibagi menjadi beberapa bagian oleh Pillars of the rumen (pillar
ruminis) Pillar adalah jaringan otot yang dapat berkontraksi,yang dapat
menyebabkan perpindahan isi reticulo-rumen dari atas ke bawah atau
sebaliknya.Selain jaringan otot, juga dalam pillar terdapat pembuluh darah
Bagian rumen di caudal plica rumen adalah atrium ruminis, yang
dibatasi caudoventral oleh pillar cranialis rumen.
Ujung kanan dan kiri pillar cranialis rumen berlanjut ke belakang
menjadi :
a. Pillar longitudinal sinistra : memberikan cabang ke dorsal yakni
pila accesoria sinistra.

5
b. Pillar longitudinal dextra : di dorsalnya adalah pila accesoria
dextra yang melengkungi insula ruminis
Ujung caudal rumen ditemukan saccus caudodorsalis dan
caudoventralis dipisahkan oleh pillar caudalis rumen.
Ujung kanan pillars caudalis rumen membelah menjadi 3 cabang yaitu :
a) Pillar coronarius dorsalis ( tidak ada pada domba) :
membatasi saccus cecus caudodorsalis dari bagian saccus
rumen dorsalis lainnya.
b) Pillar yang berlanjutan dengan pila longitudinalis dextra.
c) Pillar coronaria ventralis, membatasi saccus cecus
caudoventralis dari bagian saccus rumen ventralis lainnya

Retikulum dan rumen dibagi secara ventral oleh lipatan (fold)


ruminoretikular yang tebal dan berotot. Ruminoretikular fold terletak antara
reticulum dan atrium ruminis, Kompartemen ruminoretikular merupakan tempat
fermentasi besar untuk pencernaan mikroba dan pembentukan asam lemak volatil.
Gas ruminansia, terutama metana, dihasilkan oleh proses fermentasi dalam rumen.
Proses ini disebut eructation.
Permukaan dalam rumen tidak halus, tetapi strukturnya ada tonjolan halus,
yang disebut papillae yang menyebabkan rumen seperti handuk. Papillae
terpanjang dan terbanyak ditemukan pada atrium ruminis Papillae terpanjang
mencapai 1 cm, pipih seperti lidah atau daun. Papillae berfungsi untuk
memperbesar luas permukaan dinding rumen sehingga absorpsi produk fermentasi
(VFA, NH3, CH4, CO2) akan menjadi lebih besar.
Fungsi Rumen :
-Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
-Tempat Absorbsi VFA dan Amonia dan Tempat pencampuran

6
Gambar 3. Rumen (Lambung Handuk)
(sumber: dok.pribadi)

Gambar 4. Anatomi Rumen (lambung handuk) sapi.


(Sumber: Internet (global.anato.cl, Oregon State University))
Ket:

1. Ruminal atrium 6. Ventral sac


2. Cranial Pillar 7. Caudal pillar
3. Ruminal Island 8. Right Dorsal coronary pillar
4. Right longitudinal 9. Caudodorsal blind sacpillar
5. Accessory pillar 10. Left dorsal coronary pillar

7
Gambar 5. Anatomi rumen
(sumber: Mansour,M.,dkk.”Guide to Ruminant Anatomy)

Keterangan :
Rumen Sapi dibuka untuk menunjukkan ruang rumen dan pillar internal
1, caudodorsal blindsac; 2, caudoventral blindsac. Perhatikan bahwa pillar
aksesori kanan menjuntai dorsal dan sejajar dengan pilar longitudinal kanan.

Gambar 6. Anatomi Rumen


Keterangan
Tampilan close-up bagian dalam caudodorsal blind sac dan caudoventral blind sac
dan pillar coronary ventral dan dorsal (kanan dan kiri). Pilar coronary memisahkan
caudodorsal blidsac dan caudoventral blindsac

8
2. Retikulum

CRISTARETICULI

Gambar 7.Retikulum
(Sumber: dokumentasi pribadi)

Retikulum membentuk bagian pertama lambung (retikulum, rumen, dan


omasum). Reticulum lebih kecil dari rumen. Posisinya paling cranial Terletak
antara costae VI-VIII. Retikulum memiliki 2 facies yaitu :

1. F. Diafragmatic atau Parietal : cirinya cembung, posisi berhadapan


dengan diafragma dan hati. Kontaknya reticulum dengan diafragma,
pericardium dan paru-paru dapat menimbulkan tertembusnya organ-
organ tersebut, jika ada benda asing seperti kawat yang tertelan.
2. F. Visceral : cirinya datar karena tekanan dari atrium ruminis, bagian
dorsal berhubungan dengan rumen.
Bagian interior retikulum memiliki penampilan seperti sarang lebah (honey
comb) yang khas yang memungkinkan identifikasi kompartement ini dengan
mudah di saluran pencernaan ruminansia
Lumen retikulum dan rumen kurang lebih kontinyu satu sama lain,
karenanya disebut kompartement ruminoretikular. Benda asing seperti kawat
atau paku yang tertelan biasanya akan jatuh dan tetap berada di reticulum, itu
disebabkan karena mukosa reticulum seperti honey comb yang membuat benda
asing dapat berdiam diretikulum.

9
Alur reticular (reticular groove) terdapat pada interior retikulum, bentuknya
mirip dengan mulut pada manusia. Alur reticular adalah bagian pertama dari saluran
panjang yang disebut alur lambung.Alur lambung terdiri dari tiga alur yang
berurutan: reticulo, omasal, dan alur abomasal. Retikulum menyalurkan pakan ke
omasum melalui reticulo-omasal. Membrana mukosa retikulum membentuk
lipatan-lipatan (cristae reticuli) yang tingginya lebih kurang 1 cm dan menyerupai
sel-sel bersisi empat, lima, atau enam (cellulae reticuli).
Fungsi:
- Tempat fermentasi.
-Absorbsi hasil-hasil fermentasi( VFA, Amonia, Air dan lainnya)
- Tempat berkumpilnya benda-benda asing
- Membantu proses ruminasi (regurgitasi)

Gambar 8. Bagian Reticulum


(sumber: Mansour,M.,dkk.”Guide to Ruminant Anatomy)

3. Omasum
Omasum adalah organ berbentuk elips yang penuh dengan lamina omasi
(sekitar 90-130 di omasum sapi) yang seperti halaman buku (sehingga omasum
memiliki nama lain, lambung buku). Ruang antara lamina disebut reccesus
interlaminares Lamina merupakan organ penyerap. Permukaan lamina ditermpati
oleh papilae pendek dan tumpul. Pada ostium reticulo-omasi, lamina menjadi
lipatan yang rendah dan tebal, dan papillae semakin memanjang menjadi papillae
unguiculiformis.

10
Omasum pada sapi dewasa kondisi normal, berkontrakan dengan
dinding abdomen bagian kanan di sekitar bagian ventral spatium intercostalis VII-
IX dan juga bersentuhan dengan lantai abdomen di daerah sempit antara kartilago
xiphoideus dan kartilago costae kanan
Omasum dari domba dan kambing jauh lebih kecil dari omasum sapi dan
biasanya tidak bersentuhan dengan dinding perut. Makanan memasuki omasum di
lubang reticulo-omasal, di antara lamina, dan berlanjut ke lubang
omaso-abomasal.
Omasum memiliki dua Facies yaitu:
1. F. Visceralis (kiri) : cirinya menghadap kekiri dan bersentuhan dengan
rumen, reticulum dan abomasum
2. F. Parietalis (kanan) : cirinya miring, menghadap ke kanan dan cranial,
berhubunagn dengna diafragma dan hati.Pada sapi, omasum memiliki
konsistensi yang tegas dan bentuknya yang bulat mirip dengan bola basket.
Ini berbentuk kacang di ruminansia kecil.

Fungsi Omasum :
- Mengatur arus ingesta ke abomasums lewat omasal-abomasal orifice
- Sebagai filering

11
Gambar 9. Omasum
(sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 10. Omasum (lambung buku)


(sumber: Mansour,M.,dkk.”Guide to Ruminant Anatomy)
Keterangan :
Omasum dan abomasum terbuka di sepanjang curvatura yang lebih rendah
(potongannya di sepanjang alur omasal dan abomasal). Perhatikan papillaa kecil
yang bertitik di lamina omasal datar yang besar. Lamina ditumpuk bersama-sama
memberikan tampilan halaman buku. Dua lipatan dl lubang omasoabomasal
membentuk katup yang dikenal sebagai vela abomascia

12
4. Abomasum
Abomasum (perut sejati) adalah bagian kelenjar pertama dari sistem
pencernaan ruminansia. Bagian proksimalnya adalah ventral ke omasum, dan
tubuhnya memanjang caudal di sisi kanan rumen. Pylorus membatasi perbatasan
otot dari lambung dan usus halus, dan seperti pylorus babi, ia memiliki torus
pyloricus yang diperbesar.
Abomasum memiliki dinding tipis dan berbentuk J. Itu terletak di lantai
perut sebagian besar di sebelah kanan bidang median. Namun, bagian dasar
abomasum dapat dilihat pada sisi kiri bidang median antara retikulum secara
cranial, dan ventral blindsac rumen secara caudal.

Abomasum memiliki 2 facies dan 2 curvatura yaitu:


Dua facies
1. Facies parietalis : bersentuhan dengan dinding abdomen
2. Facies visceralis : bersentuhan dengan rumen dan omasum
Dua Curvatura Abomasum :
1. C. Major : cirinya memberikan tempat perlekatan pada omentum major

2. C. Minor : cirinya memberikan tempat perlekatan pada omentum minor

Abomasum dibagi menjadi daerah fundus, body, dan pilorus. Wilayah


pilorus bergabung dengan duodenum, segmen pertama dari usus halus. Pylorus
mengandung sphincter pyloric yang mengatur perjalanan makanan ke
duodenum.Pada akhir pylorus yakni pada ujung akhir curvatura minor abomasum
ditemukan penonjolan setengah bulat disebut torus pyloricus.
Torus pyloricus menambah kekuatan pada sfingter pylorus. Bagian interior
abomasum memiliki lipatan spiral permanen. Abomasum memiliki mukosa
kelenjar yang setara dengan perut hewan monogastrik yang sebenarnya (anjing,
kucing, kuda, dan babi). Pada lubang omasoabomasal terdapat lipatan mukosa yang
membentuk katup dekat lubang ini. Katup ini disebut vela abomascia. Vela
abomascia lebih berkembang pada ruminansia kecil (domba dan kambing)
daripada pada sapi.

13
Fungsi Abomasum:
- Tempat permulaan pencernaan enzimatis
- Mengatur arus ingesta dari abomasum ke duodenum

Gambar 11. Abomasum pada sapi


(sumber: Mansour,M.,dkk.”Guide to Ruminant Anatomy)

Keterangan :
Bovine omasum, abomasum, dan bagian proksimal duodenum (dibuka sepanjang
kelengkungan yang lebih rendah). Proyeksi otot pada pilorus adalah torus pyloricus.
Mukosa abomasum mengandung kelenjar cardiac (di lubang omasoabomasal),
kelenjar lambung yang tepat (di fundus dan corpus), dan kelenjar pilorus (di daerah
pilorik).

14
Gambar 12. Abomasum
(sumber: Mansour,M.,dkk.”Guide to Ruminant Anatomy)
Keterangan:
Bagian distal dari abomasum, dan bagian proksimal duodenum.Abomasum dan
duodenum dibuka dan tercermin sepanjang kelengkungan yang lebih rendah.

15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Perut ruminansia terdiri dari empat ruang kompleks atau kompartemen: (i)
rumen, (ii) retikulum , (iii) omasum, dan (iv) abomasum, masing-masing dari
proksimal ke. Abomasum adalah perut (kelenjar) yang sebenarnya dan seperti yang
ditemukan pada hewan monogastrik (kuda dan karnivora). Rumen atau lambung
handuk ,adalah kompartement terbesar dari lambung ruminansia yang terletak di
sebelah kiri cavum abdomen, membentang ventrocaudal ke kanan garis
median.Retikulum membentuk bagian pertama lambung (retikulum, rumen, dan
omasum). Reticulum lebih kecil dari rumen. Posisinya paling cranial Terletak
antara costae VI-VIII. Omasum adalah organ berbentuk elips yang penuh dengan
lamina omasi (sekitar 90-130 di omasum sapi) yang seperti halaman buku (sehingga
omasum memiliki nama lain, lambung buku). Abomasum (perut sejati) adalah
bagian kelenjar pertama dari sistem pencernaan ruminansia. Bagian proksimalnya
adalah ventral ke omasum, dan tubuhnya memanjangcaudal di sisi kanan rumen.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anna Dee F and Christianne M. 2018. ANATOMY AND PHYSIOLOGY OF Farm


Animals EIGHTH EDITION. John Wiley & Sons, Inc
M Mansours, Ray W and Joe R. 2018.Guide to Ruminant Anatomy ; Dissection and
Clinical Aspects. John Wiley & Sons, Inc
Konig, HE. Liebich, HG. 2004. Veterinary Anatomy of Domestic Mammals:
Textbook and Colour Atlasv
Susari, NNW. 2019. Sistema Digestorium. Laboratorium Anatomi Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

17

Anda mungkin juga menyukai