Anda di halaman 1dari 25

PAPER ANATOMI TOPOGRAFI VETERINER

REGIO ABDOMEN ANJING

Oleh :

Windy Kartika Sari 1809511094/C

I Gede Bim Shiddi Pratama P. 1809511095/C

I Nyoman Widya P. A. 1809511096/C

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa-
Nya, sehingga dapat diselesaikannya paper Anatomi Topografi Veteriner
“Regio Abdomen Anjing” ini dengan baik. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi
tugas paper anatomi topografi veteriner, di Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Udayana. Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kebaikan dari tulisan ini, dan tak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih.

Denpasar, 17 November 2019

Hormat kami,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................. 3
MATERI DAN METODE .................................................................................................. 3
2.1 Materi ................................................................................................................. 3
2.2 Metode................................................................................................................ 3
BAB III ............................................................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................... 4
3.1 Regio Abdominalis Cranialis ........................................................................... 5
3.2 Regio Abdominalis Medius .............................................................................. 9
3.3 Regio Abdominalis Caudalis .......................................................................... 17
BAB IV ............................................................................................................................. 21
PENUTUP ........................................................................................................................ 21
4.1 Simpulan ................................................................................................................. 21
4.2 Saran ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam anatomi topografi ini dibahas beberapa bagian seperti regio,
musculus (otot), tulang, persendian, pengaliran darah, dan limfe khususnya di
bagian abdomen sinistra anjing. Secara topografi daerah abdomen dibagi menjadi
daerah-daerah yang lebih kecil dengan titik orientasi yang khas yang mudah
ditemukan.
Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan
meluas dari atas dari drafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen
dilukiskan menjadi dua bagian, abdomen yang sebenarnya yaitu rongga sebelah
atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan lebih kecil.
Batas-batas rongga abdomen adalah di bagian atas diafragma, di bagian bawah
pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot-otot
abdominal, tulang-tulang illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang
tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga
abdomen dan pelvis beserta daerah-daerah (Pearce, 1999).
Pengetahuan tentang anatomi topografi abdomen sangat penting untuk
diketahui yang diperlukan untuk kepentingan dalam penanganan dan pencegahan
penyakit. Pada anatomi topografi diutamakan memperhatikan dan mempelajari
kedudukan berbagai alat tubuh satu dengan yang lain dengan tepat dan pasti.
Tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari anatomi topografi unggas salah
satunya ayam yaitu untuk menguasai pengetahuan praktis tentang penggunaan
ilmu Anatomi (berdasarkan kenyataan dan kedudukan organ dalam tubuh dalam
hal ini yaitu region abdomen anjing) dalam hubungannya dengan praktek-praktek
kedokteran veteriner seperti ilmu bedah, diagnose klinik, dan lain sebagainya.
Secara umum, organ tubuh ayam yang telah terserang suatu penyakit, akan
mengalami perubahan baik bentuk, warna, ukuran, maupun tekstur jika
dibandingkan dengan organ yang normal.
Pada anatomi topografi regio di daerah abdomen dari cranial arkus costalis
sampai ke caudal daerah pelvic adalah sebagai berikut: regio abdominalis
cranialis, regio abdominalis medius, dan regio abdominalis caudalis.
Regio-regio tersebut kemudian dibagi-bagi lagi menjadi beberapa regio lagi.
Regio abdominalis cranialis dibagi menjadi: Regio xipoid dan region
hipokondriaka; Regio abdominalis medius: Regio lateralis dan region umbilicus;
Regio abdominalis caudalis: Regio pubikus dan regio ingualis.
Jadi untuk mengetahui hal tersebut lebih lanjut maka diperlukan
pembahasan yang lebih dalam. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi pembuatan
paper ini.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengembangkan materi yang sudah kita bahas ke dalam praktikum agar
dapat mengetahui secara nyata khususnya region yang berada di abdomen
2. Untuk mengetahui nama-nama bagian yang ada pada objek yang kita amati.
3. Untuk mendukung dokter hewan dalam menganalisis dan mendiagnosis suatu
penyakit dengan sebelumnya mengetahui letak region yang kita amati.

1.3 Manfaat
1. Melalui paper ini diharapkan kalangan mahasiswa Universitas Udayana,
khususnya Kedokteran Hewan memiliki wawasan lebih mengenai anatomi
abdomen dimana pada abdomen berisi organ-organ beserta pembuluh darah
dan nervus.
2. Hasil tugas ini dapat menjadi arsip yang dapat membantu untuk mengerjakan
tugas yang berhubungan dengan anatomi abdomen.

2
BAB II

MATERI DAN METODE


2.1 Materi
Alat Dan Bahan
Alat: Bahan:
- Scaple - Anjing
- Pinset - Formalin
- Box
- Masker
- Gloves
- Spuit

2.2 Metode
Membuka daerah bagian abdomen sinistra. Kemudian membersihkan lemak-
lemak di bagian lateral dan medial kaki belakang yang menutupi bagian-bagian
yang akan dicari. Sebelum menemukan muskulus-muskulus, membuka kulit
terlebih dahulu. Kulit terbagi menjadi dua fascia yaitu fascia superficialis dan
fascia profundus. Jika ada muskulus-muskulus yang menutupi di potong agar
menemukan vena, arteri dan organ lain yang akan kita cari.

3
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada anatomi topografi regio di daerah abdomen dari cranial arkus costalis
sampai ke caudal daerah pelvic adalah sebagai berikut: regio abdominalis
cranialis, regio abdominalis medius, dan regio abdominalis caudalis.
Regio-regio tersebut kemudian dibagi-bagi lagi menjadi beberapa regio lagi.
Regio abdominalis cranialis dibagi menjadi: Regio xiphoid dan regio
hipokondriaka sinistra; Regio abdominalis medius: Regio lateralis dan regio
umbilicus; Regio abdominalis caudalis: Regio pubikus dan regio ingualis.
Adapun beberapa kepentingan kita nanti sebagi calon dokter hewan untuk
mempelajari regio ini, yaitu: Laparotomi pada hewan kecil, Melakukan
pemeriksaan: hati; lambung; ginjal; limpa; usus halus; kantong kemih; uterus,
Melakukan pemeriksaan kebuntingan pada hewan kecil dgn palpasi /
ultrasonografi, dll.

Gambar 1. Pembagian regio pada abdomen


Keterangan : (a) Regio hipokondriaka, (b) Regio Xiphoid, (c) Regio
abdominis lateral, (d) Regio umbilicalis (e) regio inguinalis (f) Regio pubika

4
3.1 Regio Abdominalis Cranialis
a. Regio Hipokondriaka Sinistra
Regio Hipokondriaka Sinistra mempunyai batas-batas regio antara lain;
Cranial yaitu region costalis, pada caudal terdapat regio abdominis lateralis,
dorsal regio lumbaris dan ventral regio xiphoid. Adapun titik orientasinya yaitu
caudal os costae.
Otot-otot yang ada di regio ini adalah m. cutaneus trunchi, m. Diafragma,
m. Obliqus abdominis externus. Musculus cutaneus trunci adalah lembaran otot
rangka melekat pada kulit thoraks dan abdomen. Ini sering dihilangkan selama
menguliti. Origo di facies superficial, berinsersio di perbatasan caudal dari
dalam otot thoraks dan fascia propundus.

Gambar 2. M.cutaneus trunchi


Musculus diafragma merupakan pembatas antara regio thorax dan regio
abdomen. Selain itu, diafragma juga berperan penting dalam pernapasan.

Gambar 3. M. Diafragma

5
Musculus Obliqus abdominis externus merupakan otot abdomen yang
paling superficial dari otot abdomen yang lainnya. Muscullus obliqus externus
abdominis merupakan perluasan otot dari (origo) pertengahan tulang rusuk ke
III-XII dan lumbal. Arah serabut dari Muscullus obliqus externus abdominis
adalah caudoventral. Insersio dari otot ini adalah aponerosis yang dimulai dari
costae sampai bagian lateral dari muscullus rectus abdominis. Bagian caudal
dari aponeurosis disebut ligamentum inguinalis. Di medial, aponeurosis sinistra
dan dextra bergabung membentuk linea alba.

Gambar 4. M. obliquus abdominis externus

Musculus transversus abdominis merupakan otot abdomen dengan posisi


letak paling profundal dibandingkan dengan otot abdomen yang lain. Titik
orientasi otot ini yaitu berorigo di bidang medial dari arcus costae dan
berinsersio dari aponeurosis sampai ke muscullus rectus abdominis. Arah
serabut dari otot ini yaitu transversal.

6
Gambar 5. M. transverses abdominis

Organ yang ditemukan pada regio ini adalah hati. Hati merupakan
kelenjar terbesar dalam tubuh. Hati terletak di rongga perut di sebelah kanan,
tepat di bawah difragma, berwarna merah kecoklatan. Hati terdiri dari beberapa
lobus, tergantung pada spesiesnya (Harada et al. 1999).

Gambar 6. Hepar (a) lobus lateralis sinistra, (b) lobus medialis sinistra, (c)
lobus medialis dextra, (d) lobus lateralis dextra, (e) vesica velea.

Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi
menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang
tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral
oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum

7
falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen.
Permukaan hati diliputi oleh peritoneum visceralis, kecuali daerah kecil pada
permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa
ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati.
Di bawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang dinamakan
kapsula Glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ; kapsula ini pada
hilus atau porta hepatik di permukaan inferior melanjutkan diri ke dalam massa
hati, membentuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran
empedu (Wilson & Lester 1992).
Hati bersama dengan jaringan ekstra hepatik dan beberapa hormon
berperan dalam menjaga homeostatik pengaturan kadar glukosa yang stabil
dalam darah (Suharmiati 2003).
Kepentingan dari regio ini adalah palpasi, yaitu, pemeriksaan
kebuntingan dan radiologi.

b. Regio Xiphoid Sinistra


Regio xipoid sinistra mempunyai batas-batas regio antara lain; Cranial
yaitu region sternalis, pada caudal terdapat regio umbulicalis, dorsal regio
hypocondriaca dan ventral regio garis median abdomen. Adapun titik
orientasinya yaitu musculus diafragma, hati dan vesica fellea.
Otot-otot yang ditemukan pada region ini antara lain; M. Cutaneus
Trunchi, M. Diafragma, M. Rectus abdominis
Musculus Rectus Abdominis terletak pada kedua sisi dari garis tengah
ventral. Otot ini berorigo di tendon cartilago costae sterna dan sternum.
Berinsersio pada tendon prepubicus dan pubis. Mempunyai arah serabut
longitudinal yang bagian kiri dan kanan dipisahkan oleh linea alba. Pada otot
ini terlihat 3-6 goresan tendo transversus. Serta berfungsi berkontraksi untuk
meningkatkan tekanan intraabdominal saat defekasi, urinasi, ekspirasi dan
kelahiran dan untuk fleksor columna vertebralis.

8
Gambar 7. M. rectus abdominis
Organ-organ yang ditemukan pada regio ini antara lain; Hepar (Hati)
lobus quadratus dan Vesica fellea (Kantung Empedu).
Kantung empedu merupakan sebuah struktur berbentuk kantung yang
berfungsi menampung cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Epitelium
dalam kantung empedu mampu menyerap senyawa yang larut dalam lemak
termasuk kolesterol. Kantung empedu terdiri atas tiga bagian, yaitu fundus
yang merupakan ujung kranial berbentuk melengkung, corpus (badan kantung
empedu), dan collum yang merupakan bentukan ramping menyempit ke arah
caudodorsal yang menghubungkan kantung empedu dengan saluran empedu
yang disebut ductus cysticus (Evans 1993).
Kepentingan regio ini adalah gastrotomi, gastrektomi, pilorotpmi dan
dilatasi-volvulus gastrik akut.

3.2 Regio Abdominalis Medius


a. Regio Abdominis Lateralis Sinister
Regio abdominis lateralis sinistra mempunyai batas-batas regio antara
lain; Cranial yaitu region hipokondria, pada caudal terdapat regio inguinalis,
dorsal regio lumbalis dan ventral regio umbilicalis. Adapun titik orientasinya
yaitu usus, omentum mayor, lambung, limpa, ginjal, M. obliquus abdominis
externus dan M. obliquus abdominis internus.
Otot-otot yang ditemukan pada regio ini adalah M. Cutaneus Trunchi, M.
obliquus abdominis externus dan M. obliquus abdominis internus.

9
Musculus Obliquus Externus Abdominis Merupakan musculus yang
terletak di bagian paling superficialis. Berorigo pada perluasan otot dari
pertengahan rusuk ke III-XII, os vertebrae lumbalis dan thoracolumnar
fasia dan berinsersio di aponerosis yang dimulai dari os coste sampai bagian
lateral dari m. rectus abdominis.
M. obliquus abdominis internus otot ini terletak di sebelah dalam m.
obliquus externus abdominis. Berorigo di fascia thoracolumbal dan daerah
crista iliaca cranialis. Berinsersio pada bagian cranial melekat di sepanjang
arcus costae dan sisanya melekat pada aponeurosis. Mempunyai arah serabut
yang cranioventral.

Gambar 8. M. obliquus abdominis internus

Organ-organ yang ditemukan pada regio ini adalah hepar (Hati),


omentum mayor dan usus
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum
(Sturkie 1976). Usus halus merupakan tempat terjadinya pencernaan dan
penyerapan makanan. Selaput lendir usus halus memiliki jonjot yang lembut
dan menonjol seperi jari. Fungsi usus halus selain penggerak aliran pakan
dalam usus juga untuk meningkatkan penyerapan sari makanan (Akoso 1993).

10
Gambar 9. Duodenum
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan yang terletak antara
lambung dan usus besar yang merupakan tempat utama terjadinya pencernaan
secara kimiawi dan penyerapan nutrisi. Usus halus dalam kerjanya dibantu oleh
pankreas yang menghasilkan enzim yang digunakan dalam proses pencernaan.
Secara normal usus halus terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Duodenum merupakan bagian proximal dari usus halus yang melewati bagian
kaudal dari permukaan kanan ventrikulus dan membentuk suatu lengkungan
seperti huruf “U”. Diantara lengkungan “U” tersebut terdapat pankreas (Sisson
& Grossman 1953) yang menghasilkan enzim amylase, lipase dan tripsin
(North 1984). Jejunum dan ileum tidak memiliki batas yang jelas, untuk
menentukan batas antara usus halus tersebut berdasarkan letak dari Meckel’s
divertikulum (Sisson & Grossman 1953).

Gambar 10. Jejunum

11
Menurut Swenson (1953), panjang usus setiap spesies hewan bervariasi
tergantung dari kebiasaan makan. Herbivora mempunyai usus yang lebih
panjang 21 dibandingkan usus halus karnivora, hal ini disebabkan karena
daging lebih mudah dicerna.

Gambar 11. Ileum


Ginjal stuktur ginjal anjing mempunyai permukaan yang halus tanpa
lobulasi dan akan membuat lekukan yang disebut dengan hilus. bila ginjal
diseksi atau di potong secara longitudinal akan terlihat bagian atas yang di
kenal dengan kortex dan bagian bawah yang dikenal dengan medula, pada jalur
bagian dalam medula ginjal akan membentuk papilla ginjal. Papilla ginjal
menonjol ke dalam pelvis dan meluas di daerah tersebut membentuk rongga.
Warna ginjal anjing adalah merah kecoklatan dengan konsistensi normal
yang kenyal. Perubahan pada warna dari ginjal menjunjukan adanya keadaan
patologi atau kelainan yang dialami oleh ginjal tersebut.
Bentuk ginjal anjing seperti buah buncis, lebih panjang dan lebih tipis
dibandingkan dengan ginjal kucing.
Ukuran ginjal di tentukan dengan rasio (perbandingan) dari panjang,
lebar, dan ketebalan. Hal ini disebabkan ukuran ginjal bervariasi terutama pada
ginjal anjing. Perbandingan tersebut pada anjing adalah panjang : lebar : tebal=
1: 0,5: 0,45.
Berat ginjal pada anjing tidak terdapat variasi yang jelas dari ginjal kiri
dan kanan. Pada anjing dewasa sekitar 1/50 - 1/200 berat badannya. anjing

12
kecil memiliki ginjal yang lebih besar dari pada anjing dewasa sedangkan fetus
pada anjing yang baru lahir persentasi berat ginjal terhadap berat badan tidak
beraturan, yaitu (0,3 - 1,1) hingga 200 gram berat badan dan lebih teratur dari
pada 1,13% jika lebih dari 200 gram berat badan yang dicapai.
Ginjal terletak di tepi aorta dan vena cava porterior dan berlawanan
dengan dinding bagian dorsal abdominis. Pada anjing ginjal kanan terletak di
antara vertebarae lumbalis I - III dengan letak ujung cranial pada fossa renal
dan processus caudal hati yang diikat dengan ligamentum hepatorenal. Ginjal
kiri lebih ke caudal dan terletak diantara os vertebrae lumbal II - IV, dimana
giljal kiri mempunyai perlekatan yang longgar dan lokasinya agak tergantung
pada lambung. Posisi ginjal ini sangat bervariasi, hal ini terlihat pada 49 fetus
dan anjing yang baru lahir terlihat ginjal kanan lebih cranial sekitar 65% ,
ginjal kiri lebih cranial sekitar 8% dan kedua ginjal yang sejajar mencapai
27%.
Pada anjing keadaan ginjal yang perlekatannya longgar hanya jelas
terlihat pada saat otopsi. Pada anak anjing dan anjing kecil terutama pada
anjing kurus ginjal kiri mudah di plaspasi sedangakan yang kanan sukar.

Gambar 12. Ren/Ginjal

Lambung merupakan organ yang berbentuk kantong seperti huruf ‘J’,


dengan volume 1200-1500ml pada saat berdilatasi. Pada bagian superior,
lambung berbatasan dengan bagian distal esofagus, sedangkan pada bagian
inferior berbatasan dengan duodenum. Lambung terletak pada daerah

13
epigastrium dan meluas ke hipokhondrium kiri. Kecembungan lambung yang
meluas ke gastroesofageal junction disebut kurvatura mayor. Kelengkungan
lambung bagian kanan disebut kurvatura minor, dengan ukuran ¼ dari panjang
kurvatura mayor. Seluruh organ lambung terdapat di dalam rongga peritoneum
dan ditutupi oleh omentum.
Secara anatomik, lambung terbagi atas 5 daerah (gambar 2.) yaitu: (1).
Kardia, daerah yang kecil terdapat pada bagian superior di dekat
gastroesofageal junction; (2). Fundus, bagian berbentuk kubah yang berlokasi
pada bagian kiri dari kardia dan meluas ke superior melebihi tinggi
gastroesofageal junction; (3). Korpus, merupakan 2/3 bagian dari lambung dan
berada di bawah fundus sampai ke bagian paling bawah yang melengkung ke
kanan membentuk huruf ‘J’; (4). Antrum pilori, adalah bagian 1/3 bagian distal
dari lambung. Keberadaannya secara horizontal meluas dari korpus hingga ke
sphincter pilori; dan (5). Sphincter pilori, merupakan bagian tubulus yang
paling distal dari lambung. Bagian ini secara kelesulurhan dikelilingi oleh
lapisan otot yang tebal dan berfungsi untuk mengontrol lewatnya makanan ke
duodenum. Permukaan fundus dan korpus banyak dijumpai lipatan rugae
lambung. Pembuluh darah yang mensuplai lambung merupakan percabangan
dari arteri celiac, hepatik dan splenik. Aliran pembuluh vena lambung dapat
secara langsung masuk ke sistem portal atau secara tidak langsung melalui
vena splenik dan vena mesenterika superior. Nervus vagus mensuplai
persyarafan parasimpatik ke lambung dan pleksus celiac merupakan inervasi
simpatik. Banyak ditemukan pleksus saluran limfatik dan kelenjar getah bening
lainnya. Drainase pembuluh limfe di lambung terbagi atas empat daerah yaitu:
(1). Kardia dan sebagian kurvatura minor ke kelenjar getah bening gastrik kiri;
(2). Pilorik dan kurvatura minor distal ke kelenjar getah bening gastrik dan
hepatik kanan; (3). Bagian proksimal kurvatura mayor ke kelenjar limfe
pankreatikosplenik di hilum splenik; serta (4). Bagian distal kurvatura mayor
ke kelenjar getah bening gastroepiploik di omentum mayor dan kelenjar getah
bening pilorik di kaput pankreas.

14
Gambar 13. Lambung

Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat


dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua.
Limpa termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan
kelenjar limfe.
Limpa berwarna abu-abu berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya
menyentuh diafragma. Limpa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas,
dan ekor pangkreas.
Limpa terdiri atas struktur jaringan ikat. Diantara jalinan – jalinan itu
terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumblah
besar sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan
kolagen dan elastis dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini
berperan seandainya ada sangat kecil bagi fungsi limpa hewan. Dari kapsul itu
keluar tajuk – tajuk yang disebut trabekulae yang masuk ke dalam jaringan
limfa dan membaginya dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di
permukaan dalam. Pembuluh – pembuluh darah itu menuangkan isinya
langsung ke dalam pulpa sehingga darahnya dapt bercampur dengan unsur
limpa dan tidak seperti pada organ – organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh
darah. Disini tidak terdapat system kapiler biasa, tetapi darah langsung
berhubungan dengan sel – sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa
dikumpulkan lagi dalam sebuah system sinus yang bekerja seperti vena dan
yang mengantarkan darahnya kedalam cabang – cabang vena. Cabang – cabang

15
ini bersatu dan membentuk vena limfa (vena lienalis). Vena ini membawa
darahnya dari limfa masuk peredaran gerbang (peredaran portal) dan
diantarkan ke hati.

Gambar 14. Limpa

Pankreas merupakan kelenjar pencernaan yang terletak menempel pada


usus 12 jari (duodenum). Pankreas sendiri mempunyai fungsi yang sangat
penting bagi pencernaan yaitu penghasil enzim tripsin, amilase dan lipase.

Gambar 15. Pankreas

Kepentingan dari regio ini adalah enterotomi, kolotomi, tiplektomi,


biopsi hati, histerektomi, ovariektomi (pembedahan ovarium), mamektomi
(pembedahan mamae) dan hernia umbilicalis. Pada regio ini juga ditemukan
vesica fellea dan sistem urogenital.

16
b. Regio Umbilicalis
Regio umbilicalis mempunyai batas-batas regio antara lain; Cranial yaitu
region xhipoid, pada caudal terdapat regio pubicus, dorsal regio abdominalis
lateralis dan ventral regio garis median abdomen. Adapun titik orientasinya
yaitu hati dan usus, omentum mayor, dan rectus abdominis.
Otot-otot yang ditemukan pada regio ini, yaitu, M. Cutaneus Trunchi dan
M. Rectus abdominis. Arah serabut dari Muscullus rectus abdominis ini adaah
longitudinal. Bagian kiri dan kanan dari otot ini dipisahkan oleh linea alba.
Pada Linea Alba ini ditemukan sisa umbilicus yang merupakannbidang
transversal os costae terakhir. Titik orientasi dari otot ini yaitu berorigo pada
tendon cartilago costae sternal dan berinsertio pada tendon praepubicus.
Organ-organ yang ditemukan antara lain; omentum mayor, usus (ileum),
colon. Kepentingan dari regio inni adalah enterotomi, kolotomi, tiplektomi,
biopsi hati, histerektomi, ovariektomi, mamektomi dan hernia umbilicalis.

3.3 Regio Abdominalis Caudalis


a. Regio Inguinalis
Regio inguinalis mempunyai batas-batas regio antara lain; Cranial yaitu
region abdominalis lateral, pada caudal terdapat regio gluteofemoralis, dorsal
regio abdominalis lateralis dan ventral regio garis median abdomen. Adapun
titik orientasinya yaitu caecum, kolon, rektum, anus dan rectus abdominis.
Organ yang ditemukan di regio ini adalah caecum, kolon rectum dan
anus. Caecum merupakan kantong buntu dengan sebuah lubang pada awal
colon.

Gambar 16. caecum

17
Usus besar dimulai pada lubang cecocolic dan berakhir di dubur di inlet
panggul. Hal ini dibagi menjadi menaik kolon, kolon transversus dan menurun
colon. Di semua spesies domestik kolon transversus selalu ditemukan lewat
dari kanan ke kiri tengkorak ke arteri mesenterika tengkorak. Usus besar naik
lebih panjang dan jauh diubah daripada karnivora. Dalam babi itu bentuk
kumparan berbentuk kerucut, pada ternak ruminansia bentuk kumparan datar,
berbentuk cakram, dan dalam kuda itu adalah dua kali lipat pada dirinya sendiri
dua kali dan bentuk tapal kuda berbentuk lingkaran besar.

Rektum merupakan bagian terakhir dari usus besar. Rectum membentang


dari cavum pelvis sampai anus. Rectum dipegang oleh oleh mesrektum yang
merupakan lanjutan dari mesencolon. Kepentingan dari regio ini adalah hernia
inguinalis dan monorkidmus.

Gambar 17. Rectum

b. Regio pubika
Regio pubika mempunyai batas-batas regio antara lain; Cranial yaitu
region umbilicalis, pada caudal terdapat regio gluteofemoralis, dorsal regio
inguinalis dan ventral regio garis median abdomen. Adapun titik orientasinya
yaitu organ geitalia jantan dan betina.

Organ yang ditemukan adalah urethrae, penis, testis dan vagina. Urethra
merupakan saluran untuk sistem uropoetika dan urogenital pada hewan jantan.

18
Namun pada hewan betina hanya sebagai saluran sistem uropoetika. Pada
hewan betina saluran urethra akan bermuara pada vagina (Getty, 1975).

Penis merupakan organ kopulatoris hewan jantan yang dibentuk oleh


jaringan erektil yang disebut corpus cavernosum penis. Fungsinya sebagai
uinsur pengeluaran urin, juga untuk meletakkan semen kedalam saluran
reproduksi hewan betina.

Penis terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada glans
penis yang banyak mengandung serabut-serabut syaraf dan ujung-ujung syaraf.
Penis pada anjing memiliki bentuk yang runcing, sedangkan pada sapi dalam
keadaan relaks ada bagian yang membengkok membentuk huruf S, bagian ini
disebut flexera sigmodea. Untuk memanjang dan memendek penis dilengkapi
dengan musculus retraktor penis yaitu otot yang dapat merelaks dan mengkerut
(kontraksi), dan corpus cavernosum penis yaitu otot yang dapat menegakan
penis.

Gambar 18. Penis

Testes adalah organ kelamin primer yang berjumlah dua buah, berbentuk
ovoid dan terbungkus dalam kantong skrortum. Ukuran berat testes tergantung
pada besar hewan dan umurnya. Testes sebagai organ kelamin primer
mempunyai dua fungsi yaitu penghasil spermatozoa atau sel – sel kelamin
jantan dan penghasil hormone kelamin jantan (testosteron . spermatozoa
dihasilkan di tubuli seminiferi atas pengaruh follicle stimulating hormone

19
(FSH), sedangkan testosterone dihasilkan oleh sel – sel leydin cpada jaringan
interstitial atas pengaruh interstitial stimulating hormone ( ICSH ).

Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler


yang terdiri dari bagian vestibulum dan portio vaginalis. Bagian vestibulum
yaitu bagian yang berhubungan dengan vulva (vagina anterior) yang
panjangnya 5-10 cm. Sedangkan bagian portio vaginalis cervicis yaitu bagian
yang berhubungan dengan cervix. Diantara kedua bagian ini terdapat selaput
tipis yang disebut hymen, yang karena tipisnya akan robek dan hilang sewaktu
hewan mencapai umur dewasa (Hafez, 1980).

Pada hewan betina normal dan tidak bunting, epitel mukosa vagina
secara periodik berubah atas pengaruh hormone yang disekresikan ovarium.
Sehingga pada anjing, perubahan histologis epitel vagina sangat baik untuk
menentukan periode siklus reproduksi (Mc Donald, 1980). Vagina anjing
sangat panjang, diukur berdasarkan panjang total dari vulva ke servik,
termasuk vestibula. Pada anjing dengan berat 12 kg panjangnya mencapai 10 –
14 cm. Vestibula dan vagina meningkat lebarnya selama siklus estrus,dan
saluran genital menjadi tegang dan bengkak (Andersen, 1959). Pada fase
proestrus dan anestrus servik dan vagina membesar, menebal dan oedematus,
dan ketebalan myometrium meningkat. Pada fase anestrus servik dan vagina
dalam keadaan pasif (Junaidi, 2006).

Gambar 19. Uterus

Kepentingan regio ini untuk palpasi, sistosintesis dan sistektomi.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi paper ini adalah kaki depan
dibagi ke dalam beberapa regio berdasarkan atas dasar kerjanya, , diantaranya
pada regio abdominalis cranialis, regio abdominalis medius, dan regio
abdominalis caudalis.
Regio-regio tersebut kemudian dibagi-bagi lagi menjadi beberapa regio lagi.
Regio abdominalis cranialis dibagi menjadi: Regio xiphoid dan regio
hipokondriaka sinistra; Regio abdominalis medius: Regio lateralis dan regio
umbilicus; Regio abdominalis caudalis: Regio pubikus dan regio ingualis.
Adapun beberapa kepentingan kita nanti sebagi calon dokter hewan untuk
mempelajari regio ini, yaitu: Laparotomi pada hewan kecil, Melakukan
pemeriksaan: hati; lambung; ginjal; limpa; usus halus; kantong kemih; uterus,
Melakukan pemeriksaan kebuntingan pada hewan kecil dengan palpasi atau
ultrasonografi, dll.

4.2 Saran
Saran dari pembaca sangat diperlukan untuk perbaikan dalam pembuatan
paper selanjutnya. Penambahan literatur yang lebih banyak agar referensi yang
didapat juga semakin kaya dan informasi yang diberikan semakin lengkap.

21
DAFTAR PUSTAKA

Banks, J. W. 1986. Applied Veterinary Histology 2nd ed. Williams and Wilkins,
Amerika Serikat.

Coleman, R. C. 2006. Digestive System. Faculty of Medicine Technicion Israel.


University. Http://www.technicion.ac.il. Diakses pada tanggal 07 Desember
2015.

Colville T and JM Bassert. 2002. Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary
Technicians. Missouri: Mosby an Affiliate of Elsevier.

Dyce, K. M., W. O. Sack, dan C. J. G. Wensing. 1996. Textbook of Veterinary


Anatomy, 2nd ed. W. B. Saunders Company, Philadelphia.

Getty R. 1975. The Anatomy of the Domestic Animals vol. 2. London: WB


Saunders Company. .

Kimball, J. W. 1992. Biologi Edisi ke-5 Terjemahan S. S. Tjitrosomo dan N.


Sugiri.Erlangga, Jakarta.

Leach WJ. 1961. Functional Anatomy of Mammalian and Comparative. 3rd Ed.
Boston: McGraw Hill.

Popesko, P. 1975. Atlas of Topographical Anatomy of The Domestic Animals.


1975. Vol 1. Ed ke 2. W.B. Sauders Company. Philadelphia

Wandia, I Nengah. 2012. Otot Thoraks dan Abdomen. Denpasar: Laboratorium


Anatomi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
WAVA. World Association of Veterinary Anatomists. 2005. Nomina Anatomica
Veterinaria. 5th Ed. Hannover: Editorial Committee.

22

Anda mungkin juga menyukai