Anda di halaman 1dari 3

GLOSSOPLEGIA

Yustina Septi Dyanitha 1809511091


Windy Kartika Sari 1809511094
DEFINISI
Glossoplegia merupakan gangguan neuromuscular pada lidah yang menyebakan
terjadinya paralisis/kelumpuhan pada lidah.

ETIOLOGI
Glossoplegia atau paralisis lidah secara umum disebabkan kerusakan otot lidah
dan nervus hypoglossal. Kejadian tersebut dapat terjadi karena berbagai kondisi, baik akibat
infeksi bakteri, virus, maupun trauma. Pada kuda, kejadian glossoplegia seringkali
disebabkan oleh botulism, infeksi SINV, meningitis, strangles, leukoencephalomacia, abses
cerebral, serta trauma fisik yang mendukung kerusakan pada neuomuskular lidah seperti
dental treatment, penggunaan jerat kebidanan yang tidak tepat pada neonatal, dll.
Sedangkan pada sapi, beberapa kasus gloosoplegia dapat disebabkan oleh penyakit
wooden tounge atau actinobacillosis, botulism, intoksikasi ionofor seperti salomyxin,
intoksikasi doxycycline, serta Pituitary Carcinoma dengan Metastasis Ekstrakranial.
Glossoplagia juga dapat disebabkan oleh keracunan akibat ingesti tanaman Prosopsis nigra
yang terjadi pada sapi di Argentina.

PATOGENESIS
Patogenesis terjadinya glossoplegia berbeda-beda sesuai dengan etiologinya,
namun secara umum terjadi akibat kerusakan otot dan nervus hypoglossus yang menginervasi
lidah. Pada kejadian botulism, toksin yang dihasilkan oleh C. botulinum akan menyerang
sistem safar dimana toksin berikatan dengan reseptor pada ujung saraf dan mengangu
pelepasan asetilkolin yang akan berdampak pada kerja otot lidah. Glossoplegia pada penyakit
actinobacillosis disebabkan oleh infeksi A. lignieresii yang memicu terjadinya nekrosi pada
lidah. Tumor dapat menyebabkan glossoplegia jika tumor berkembang dan menekan nervus
hypoglosus sehingga kerja nervus tersebut terganggu. Salinomisin adalah ionofor monovalen
yang memiliki afinitas lebih tinggi untuk K+ daripada Na+. Mengikat ke K1 dapat
menyebabkan hilangnya kalium intraseluler, yang mengakibatkan penghambatan hidrolisis
ATP di mitokondria dengan penurunan produksi energi sel dan kematian sel, sehingga dapat
menyebabkan nekrosis pada lidah dan mendukung terjadinya glossoplegia.
GEJALA KLINIS
Paralisis pada lidah hewan yang mengalami glossoplegia menyebabkan hewan susah
menelan atau mengunyah, tidak bisa menahan saliva, serta umumnya lidah menonjol keluar
dari mulut/prostrusi lidah. Hewan masih dapat bernafas kecuali pada beberapa etiologi yang
disertai dengan adanya paralisis otot dada dan diafragma. Pada kasus dimana glossoplegia
belum terjadi dengan parah, kondisi lidah hewan umumya lemah dan mudah diperiksa tanpa
perlawanan dari hewan tersebut, serta hewan masih dapat menelan makanan.

Gambar : Prostrusi lidah


(sumber : Omidi, 2010)

DIAGNOSIS
Kejadian glossoplegia umumnya dapat terlihat dari gejala kelumpuhan pada lidah
hewan. Diagnosa untuk mengetahui etiologi dari kasus glossoplegia didasarkan pada riwayat
dan gejala klinis lain yang mendukung, serta ditegakkan dengan uji laboratorium. Seperti
misalnya pada botulism, diagnosis dilihat dari gejala klinis dan ditegakkan dengan uji PCR
dari kultur bakteri C. botulinum.

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN


Penanganan glossoplegia didasarkan pada etiologi penyakit yang umumnya
dilakukan dengan pemberian antibiotic. Misalnya pada glossoplegia akibat botulism,
penanganan dilakukan dengan pemberian antitoxin. Pada hewan yang tidak dapat mastikasi
atau menelan makanan perlu diberikan IV fluids untuk menjaga asupan nutrisi dan membantu
tubuh dalam proses penyembuhan.
Untuk penanganan simptomatis yang berfokus pada glossoplagia itu sendiri dapat
dilakukan dengan tindakan pembedahan. Selain itu, penanganan glossoplegia juga dapat
dilakukan dengan metode akupuntur secara bilateral selama 25 menit yang dilakukan 2 kali
setiap minggunya.
Pencegahan glossoplegia dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi dan kebersihan
kendang hewan agar tidak terinfeksi bakteri atau virus etiologi glossoplegia. Selain itu,
dibutuhkan keterampilan dalam tindakan kelahiran, tindakan dental, atau tindakan fisik
lainnya untuk mencegah trauma yang dapat menyebabkan glosoplegia.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, P. R., Kamal, K. K., Gaurav, K., & Saini, M. (2019). Actinobacillosis in a cross-bred
heifer: A case report.
Klide, A. M., & Kung, S. H. (2002). Veterinary acupuncture. University of pennsylvania
Press.
Malone, Frank. 2004. Clostridial Diseases of Cattle and Sheep. Department of Agriculture
and Rural Development, Northern Ireland.
Omidi, Arash & Aslani, Mohammad Reza & Movassaghi, Ahmad Reza & Mohri, Mehrdad
& Dadfar, Mohammad. (2010). Accidental salinomycin intoxication in calves. The
Canadian veterinary journal. La revue vétérinaire canadienne. 51. 1143-5.
Powers, R.D., dan Winkler,J.K. 1977. Pituitary Carcinoma with Extracranial Metastasis in a
Cow. Auburn University : School of Veterinary Medicine.
van Niekerk, S., Human, S., Williams, J., van Wilpe, E., Pretorius, M., Swanepoel, R., &
Venter, M. (2015). Sindbis and Middelburg Old World Alphaviruses Associated with
Neurologic Disease in Horses, South Africa. Emerging infectious diseases, 21(12),
2225–2229. https://doi.org/10.3201/eid2112.150132

Anda mungkin juga menyukai