3. Angular cheilitis
Defisensi Fe2+/3+ dapat memicu pertumbuhan Candida albicans
sehingga timbul infeksi opportunistik. Candida albicans akan mudah
tumbuh dan berkembang di area bebas Fe2+/3+, dan menimbulkan Infeksi
sekunder di area sudut bibir, atau disebut juga angular cheilitis (Kaur dkk.,
2015). Pada pasien, biasanya ditemukan warna putih keabuan disertai
erythema di sudut mulut. Kebanyakan pasien yang mengalami penyakit ini
mengalami burning sensation yang terjadi ketika lesi diberikan tekanan.
Etiologi dari angular cheilitis masih menjadi kontroversi, namun etiologi
yang paling banyak menyebabkan penyakit ini adalah infeksi yang
disebabkan oleh 3 organisme, yaitu Candida albicans, Staphylococcus
aureus, dan Bhemolytic streptococci. Staphylococcus aureus menempati
posisi kedua sebagai etiologi angular Cheilitis yang banyak ditemukan di
penelitian setelah Candida albicans (Park dkk., 2011).
4. Aphthae/Ulcer/Ulkus
Ulcer merupakan lesi berbentuk kawah dengan bentuk kawah pada
mukosa mulut. Kawah ini terbentuk akibat adanya luka pada jaringan
mukosa yang terbuka, yang ditandai dengan adanya disintegrasi jaringan
perlahan-lahan disertai adanya nekrosis. Tepi lesi berwarna kemerahan
dengan bagian tengah berwarna kuning keabuan yang isinya adalah
fibrinopurulen. Lesi ini bisa disebabkan karena trauma, adanya infeksi,
kurangnya asupan vitamin ataupun penyakit granulomatosis (Langlais dkk.,
2015). Sedangkan pasien anemia defisiensi zat besi mengalami penurunan
ketebalan epitel yang signifikan pada mukosa yang ditentukan secara
histologis (Greenberg dkk., 2008). Oleh karena itu, pasien anemia
defisiensi besi lebih rentan menderita ulcer dibandingkan individu sehat
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Coulthard P, K Horner, P Sloan, and E Theaker. 2003. Master Dentistry
Vol 1: Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral
Medicine. Edinburgh: Churchill Livingstone.
2. Greenberg, M. S., Glick, M., Ship, J. A., 2008, Burkets Oral Medicine,
DC DeckerInc: Hamilton.
3. Kaur, N., Goyal, G., Padda, S., Kaur, B., Sunidhi, 2015,Iron Deficiency
Anemia And Oral Health Prospective A Review, Indian Journal of
Comprehensive Dental Care, 5 (2): 655-659
4. Langlais, R.P., 2015, Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan,
Terjemahan Oleh Titi Suta, EGC: Jakarta
5. Little, J.W., Falace, D.A., Miller, C.S., Rhodus, N.L., 2008, Dental
Management Of The Medically Compromised Patient, Elsevier: China.
6. Little, J.W., Falace, D.A., Miller, C.S., Rhodus, N.L., 2008, Dental
Management Of The Medically Compromised Patient, Elsevier: China.
7. Macoon, L., Yu, W., 2012, Glossitis, Journal of Healthline, V.25(12):1-8
8. Park, K. K., Brodell, R. T., Helms, S. E., 2011, Angular cheilitis, part 1 :
local etiologies, Cutis J , pp. 289295
9. Scully, C., Cawson, R. A., 2013, Atlas Bantu Kedokteran Gigi: Penyakit
Mulut, Hipokrates: Jakarta
10. Scully, C., Gorsky, M., Lozada-Nur, F., 2010, The Diagnosis and
Management of Reccurent Aphtous Stomatitis, JADA American Dental
Association, V.243:100-107
11. Shafer,s W. G., Hine, M. K., Levy, B. M., 2012, Shafers Textbook of Oral
Pathology, Elsevier: India.
12. Singh, A., Yuwanati, M., Umarji, H., Gupta, S., 2013, Plummer-Vinson
Syndrome, Journal of Oral Health Research, V. 4(4):13-18.
13. Spiller, M. S., 2015, The Doctorspiller Website. [Online]. Available:
http://doctorspiller.com/angular_cheilitis.htm, diakses 14 Maret 2017.