Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK RUMINANSIA

(SAPI)

Muh.Hairul Basri 220140020

Muh. Amiruddin 220140013

NUR AZIZAH.J 220140011

Raoda hs 220140009

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari
sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak
kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya
menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu. Harapan
yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami
susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini (Laporan
Hasil Praktikum Ternak Ruminansia) sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.

Parepare, 13 Juli 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ternak ruminansia adalah ternak atau hewan yang memiliki empat buah lambung dan

mengalami proses memamahbiak atau proses pengembalian makanan dari lambung kemulut

untuk dimamah. Contoh hewan ruminansia ini adalah ternak sapi, kerbau, kambing, serta domba.

Hewan ini disebut juga hewan berlambung jamak atau polygastric animal, karena lambungnya

terdiri atas rumen, retikulum, omasum dan abomasum.

Rumen atau perut besar merupakan bagian terbesar dari susunan lambung ruminansia.

Namun rumen tidak dapat dipisahkan dari ketiga bagian lainnya, oleh karena itu akan dibahas

juga mengenai retikulum, omasum dan abomasum. Di samping metabolisme dalam tubuh, pada

ruminansia terjadi proses metabolisme dalam rumen oleh mikroorganisme melalui proses

fermentasi pakan.

Pelaku utama pada proses fermentasi dalam rumen ialah mikroorganisme. Produk akhir

dari fermentasi adalah asam lemak terbang antara lain asam asetat, asam propionat, asam butirat,

asam formiat, asam valerat, asam suksinat, asam laktat, ammonia, karbondioksida dan air, yang

bagi mikroorganismenya itu sendiri merupakan limbah, namun bagi induk semang merupakan

sumber energi.

Adapun yang mendasari dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui sistem

pencernaan sapi yang telah diawetkan dengan fungsinya masing-masing. Ternak ruminansia

adalah ternak atau hewan yang memiliki empat buah lambung dan mengalami proses

memamahbiak atau proses pengembalian makanan dari lambung ke mulut untuk dimamah.
Contoh hewan ruminansia ini adalah ternak sapi, kerbau, kambing, serta domba (Ardianto,

2014).

Ruminansia adalah kelompok hewan mamalia yang bisa memahbiak (memakan) dua kali

sehingga kelompok hewan tersebut dikenal juga sebagai hewan memamah biak. Dalam sistem

klasifikasi, manusia dan hewan ruminansia pada umumnya mempunyai kesamaan ciri dari sistem

pencernaan hewan ruminansia dan manusia (Aak, 2001).

Ruminansia adalah hewan-hewan yang mengandung sistem multi-bilik pencernaan

(polygastric) yang memungkinkan hewan untuk mendapatkan sebagian besar kebutuhan gizi

mereka dari tumbuhan hijau dan roughages lainnya. Tumbuhan hijau mengacu pada rumput,

roughages mengacu pada sumber makanan yang tinggi serat (Ardianto, 2014).

Hewan yang memamah biak secara teknis dalam ilmu peternakan serta zoologi dikenal

sebagai ruminansia. Hewan-hewan ini mendapat keuntungan karena pencernaannya menjadi

sangat efisien dalam menyerap nutrisi yang terkandung dalam makanan, dengan dibantu

mikroorganisme di dalam perut-perut pencernanya. Semua hewan yang termasuk subordo

Ruminantia memamah biak, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, jerapah, bison, rusa, kancil,

gnu, dan antilop. Ruminansia yang bukan tergolong subordo Ruminantia misalnya unta dan

lama. Kuda, walaupun bukan poligastrik, memiliki modifikasi pencernaan yang efisien pula

(Nursyamfarm, 2014)

Hewan memamah biak  (Ruminansia) adalah hewan herbivora murni, contohnya sapi,

kerbau dan kambing. Disebut hewan memamah biak karena memamah atau mengunyah

makanannya sebanyak dua fase. Pertama saat makanan tersebut masuk ke mulut,  makanan

tersebut tidak dikunyah hingga halus dan terus ditelan, selang beberapa waktu makanan tersebut

dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus (Dudee, 2014).


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana cara

mengidentifikasikan bentuk organ, nama organ, dan letak organ pada sistem pencernaan

ruminansia (sapi) dan bagaimana cara menjelaskan fungsinya?

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara


mengidentifikasikan bentuk organ, nama organ, dan letak organ pada sistem pencernaan
ruminansia (sapi) dan bagaimana cara menjelaskan fungsinya
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dilaksanakan pada hari senin, 11 Juli 2022 pukul 13.00-15.00 WITA di Desa
Bungi Kab.Pinrang.

B. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

1. Pisau 1. Preparat alat pencernaan sapi


2. Meteran
3. Timbangan

C. Prosedur kerja

1. Siapkan preparat alat pencernaan sapi atau sapi dengan memakai sarung tangan
atau penjepit dengan hati-hati agar alat pencernaan ternak tidak terputus.
2. Tempatkan preparat dan hamparan plastik yang besar untuk alat pencernaan
ternak besar seperti sapi, kambing, atau kuda sementara alat pencernaan untuk
ternak kecil seperti ungags dan kelinci menggunakan baki plastic dan diatur
sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk aslinya (esophagus pada bagian
atas dan anus bgian bawah).
3. Amati masing-masing bagian alat pencernaan.
4. Pegang atau pijat dengan pelan organ pencernaan untuk merasakan bentuk dan
struktur isi saluranpencernaan masing-masing organ pencernaan, kemudian
ukurlah masing-masing bagian dari alat pencernaan tersebut (berat , volume dan
panjang saluran pencernaan).
5. Bandingkan keempat alat pencernaan sapi, ayam dan kelinci.
6. Gambarlah ketiga preparat lengkap dengan keterangan-keterangannya. Ceritakn
sedikit proses-proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makananpada setiap
bagian dari alat pencernaan.
7. Buatlah laporan sementara.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Table 1. Data Hasil Pengukuran Bagian Saluran Pencernaan Ternak Ruminansia

( Sapi )

Bagian Alat Bentuk / Panjang Berat


NO
Pencernaan Warna Organ (cm) (gr /kg)

Seperti pipa
1. Esophagus dan warna 5
merah

2. Lambung

Warna
5kg
Rumen kecoklatan

Perut handuk

Berbentuk
Reticulum 34,33 1kg
sarang lebah

Berbentuk
Omasum seperti buku 1,5kg
atau kitab

Warna merah
Abomasum 2kg
kecoklatan

3. Usus Halus

Duodenum
Warna merah 19 m 11kg
Jejenum
pucat
Ileum

Berbentuk
4. Sekum
tabung

Berbentuk
5. Usus Besar 6m
tabung
Warna merah
6. Anus
muda

Nama Tanggung Jawab Setiap Anggota

Muh. Hairul Basri Membentuk saluran pencernaan


kemudian diamati dan mengukur
Muh. Amiruddin panjang dan berat setiap organ
saluran pencernaan

NUR AZIZAH.J Menulis hasil pengamatan

Raoda hs Dokumentasi
Gambar Literatur

Saluran Alat Pencernaan Pada Ternak Ruminansia (Sapi )

Keteraangan :

1. Rongga mulut : Gigi, lidah dan saliva


2. Esophagus / Keronkongan
3. Lambung : Rumen, reticulum, omasum dan abomasum
4. Usus halus : Duodenum, jejenum dan ileum
5. Sekum
6. Colon
7. Rectum
8. Anus
B. Pembahasan

1. Rongga Mulut

Mulut hewan ini terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah (saliva) berupa dengan berbagai
komponen organik dan anorganik. Saliva memiliki fungsi yang banyak, salah satunya dalam
membantu menelan makanan, kemudian proses menyuplai nutrien mikroba. Makanan yang
masuk ke dalam mulut, dihancurkan gigi dengan saliva dan tiga pasangan glandula.

- Glandula Parotis, berada di depan telinga.


- Glandula Submandibularis, di rahang bawah.
- Glandula Sublingualis, di bawah lidah.
 Gigi : gigi Sapi tersusun dari gigi seri yang berguna untuk memotong makanan dan gigi
geraham untuk mengunyah makanan.
 Lidah : lidah Sapi berguna untuk merenggut rumput (makanan) dan mendorong makanan
yang sudah dikunyah menuju lambung.
 Saliva: merupakan cairan atau enzim khusus yang dihasilkan oleh kelenjar khusus pada sapi
yang kemudian disalurkan ke dalam rongga mulut. Saliva berperan dalam proses pencernaan
kimiawi.

2. Esophagus
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung.
Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta
lebih mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya
bervariasi, diperkirakan sekitar lima cm. Esophagus berfungsi sebagai jalan makanan
menuju perut besar atau lambung.

3. Lambung
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut,lambung
sapi terdiri atas empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasumdan abomasumdengan
ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen
80%, retikulum 5%, omasum 7-8% dan abomasum 7-8%.
4. Rumen

Rumen berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorpsi VFA
(Volatyl Fatty Acid), amonia dan menyimpan bahan makanan untuk difermentasi. Tempat
terjadinya pencernaan dengan bantuan mikroba (bakteri). Di sini makanan dicerna hingga
menjadi bubur dengan gerakan mengaduk yang dilakukan oleh dinding rumen. Pada saat Sapi
beristirahat, makanan kembali ke mulut dan dikunyah kembali. Setelah dikunyah untuk yang
kedua kalinya, makanan masuk ke retikulum (perut jala).

5. Reticulum

Retikulum berfungsi sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen, tempat
fermentasi, membantu proses ruminasi, mengatur arus ingesta ke omasum dan absorbsi hasil
fermentasi
6. Omasum

Berfungsi menggiling partikel makanan, fermentasi dan mengabsorbsi air.

7. Abomasum

Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan secara kimiawi.

8. Usus Halus
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 4 m. Hal ini
dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa) enzim
selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa
menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan biogas yang berupa CH4 yang dapat
digunakan sebagai sumber energi alternatif. Bagian usus halus yaitu duodenum, jejenum
dan ilium, duodenum sebagai bagian pertama dari usus kecil berfungsi sebagai tempat
pemecahan nutrisi pakan menjadi lebih sederhana yang dilakukan oleh enzim. Bagian
selanjutnya secara berturut-turut adalah jejunum dan ilium, hasil kemudian diserap
melalui pembuluh darah. Usus besar terdapat sekum dan colon berbentuk tabung
berstruktur sederhana dengan fungsi sekum fermentasi oleh mikroba dan pada colon
absorpsi VFA (Volatyl Fatty Acid) dan air. . Fungsi usus halus adalah sebagai tempat
pemecahan nutrisi pakan menjadi lebih sederhana yang dilakukan oleh enzim.

9. Sekum
Sekum pada ruminansia lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal
ini disebabkan karena makanan hewan pemakan tumbuhan bervolume besar dan proses
pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanannya kecil dan
percernaan berlangsung dengan cepat. Materi pakan yang masuk ke dalam sekum
selanjutnya dicerna lagi oleh sekelompok mikroorganisme yang ada didalamnya.Fungsi
sekum adalah Sebagai menyerap cairan dan garam yang masih tersisa setelah selesai
pencernaan dibantu oleh mikroorganisme yang terdapat di dalam sekum.

10. Usus Besar


Pada usus besar terjadi penyerapan kembali oleh sekelompok mikroorganisme
dari hasil penyerapan di dalam usus halus dan di dalam usus besar terjadi proses
penyerapan air. Usus besar terbagi menjadi cecum, kolon, dan rektum. Gambaran
histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih
panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. Epitel usus
besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet dibandingkan
usus halus. Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus
limfatikus. Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus besar terdiri atas
lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar. Tunika mukosa
terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di sebelah luar tunika
mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan tunika serosa. Tunika serosa ini terdiri
atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa. Fungsi usus besar adalah sebagai tempat
absorbsi air, tempat terjadinya pembusukan pakan, mengeleminasi sisa makanan berupa
ampas dikeluarkan melalui anus

11. Anus
Anus pada ternak ruminansia sama kegunaannya dengan anus pada manusia yaitu
tempat pembuangan sisa makanan berupa ampas. Ketika rektum penuh akan terjadi
peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa dinding dari saluran anus. Paksaan ini
menyebabkan feses masuk ke saluran anus. Pengeluaran feses diatur oleh otot sphinkter.
Ternak ruminansia merupakan ternak yang efisien dalam pemanfaatan pakan.
Ruminansia mampu memanfaatkan pakan dengan kualitas rendah dan kandungan serat
kasar tinggi. Disamping itu juga, mampu membuat protein sendiri didalam tubuh yang
dihasilkan dari sumber N pakan. Akan tetapi, ruminansia cenderung boros energy, karena
sekitar 7-8% hasil metabolism berbentuk methan harus dibuang dari dalam tubuh.
Kelebihan methan dapat mengakibatkan kembung. Pencernaan merupakan degradasi
makromolekul menjadi mikromolekul atau hidrolisis polimer menjadi monomer atau
penguraian zat yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana (Prakkasi, 2004).

Menurut Prakkassi (2004), pencernaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. PencernaanMekanik
Pencernaan mekanik merupakan pencernaan mengubah pakan menjadi bagian - bagian yang
lebih kecil atau sederhana. Pencernaan mekanik dilakukan dimulut dengan bantuan gigi.
Pencernaan mekanik ada beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah: (1) Prehension yaitu
proses pengambilan pakan, misalnya ternak sapi menggunakan bantuan lidah; (2) Mastikasi yaitu
proses pengunyahan pakan, dengan tujuan untuk memperkecil volume pakan; (3) Salivasi yaitu
proses membasahi pakan dengan saliva; dan (4) Deglutisi yaitu proses penelanan pakan. Ternak
sapi merupakan ternak memamahbiak, pakan yang telah dimakan akibat dari gerakan bolus
pakan maka pakan dimuntahkan kembali kemulut untuk dilakukan remastikasi, reen salivasi dan
redeglutisi.

2. Pencernaan Fermentatif
Pencernaan fermentatif merupakan pencernaan yang menghasilkan produk yang jauh berbeda
dengan senyawa asal. Pencernaan ini membutuhkan bantuan atau peran dari mikroba. Contohnya
adalah protein setelah mengalami fermentasi berubah menjadi ammonia.

3. Pencernaan Hidrolitik
Pencernaan hidrolitik merupakan pencernaan untuk menguraikan senyawa yang lebih
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Pencernaan ini umumnya dibantu oleh peran
enzim. Contohnya adalah protein dirubah menjadi asam amino dan lemak dirubah menjadi
gliserol dan asam lemak.

Pencernaan hewan ruminansia sangat berbeda dengan hewan monogastrik. Pada hewan
ruminansia terjadi dua proses penting dalam melakukan pencernaan yaitu pada tahap pertama
pencernaan secara mekanik yang terjadi dalam mulut dengan bantuan gigi dan saliva, di dalam
mulut makanan yang berupa serat dihaluskan dan dicampur dengan saliva kemudian dilanjutkan
ketahapan pencernaan kedua berupa pencernaan fermentatif yang melibatkan mikroorganisme
yang terdapat di dalam organ pencernaan yang disebut sebagai rumen. Rumen merupakan organ
pencernaan berupa lambung yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum dan abomasums. Proses
pencernaan fermentatif di dalam retikulum, rumen terjadi sangat intensif dan dalam kapasitas
yang sangat besar. Proses pencernaan tersebut terletak sebelum usus halus atau organ penyerapan
utama, hal tersebut sangat menguntungkan karena makanan yang didapatkan diubah dan
disajikan dalam bentuk produk fermentasi yang mudah diserap oleh hewan ruminansia, serta
menjadikan kemampuan pemanfaatan pakan serat dalam jumlah lebih banyak akan lebih efisien
(Soetanto, 2007).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sistem
pencernaan pada ternak sapi memiliki saluran pencernaan yaitu mulai dari mulut
berfungsi untuk mengunyah pakan, pharyx berperan dalam proses ruminansi dan eruktasi,
esophagus sebagai sebagai jalan makanan menuju perut besar atau lambung, rumen
berperan tempat utama proses pencernaan yang berlangsung secara fermentatif, retikulum
berfungsi membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan pada saat
regurgitasi rumen, omasum sebagai pembantu proses menggiling makanan, abomasum
berperan sebagai tempat pencernaan enzimatiz, usus kecil proses pnyerapan sari-sari
makanan, sekum sebagai fermentasi mikroba, usus besar sebagai tempat absorpsi air dan
anus sebagai tempat pembuangan akhir.

B. Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu diharapkan kepada praktikan sebelum
dilaksanakannya praktikum agar memperhaikan alat dan bahan yang akan digunakan
guna memperlancar kelangsungan praktikum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aak, 2001. Sapi Potong dan Kerja. Yogyakarta : Kanisius.


Ardianto, Aris. 2014. “Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia”. http:// ayisakin. blog
spot.com/ 2012/03/ ternak-ruminansia-dan-non- ruminansia.html. (28 November 2015).

Biologigonz. 2014. Pencernaan Ruminansia. http:// biologigonz.blogspot. com/


/01/pencernaan-ruminansia. html. (Diakses tanggal 28 November 2015).

Blakely. 2006. Ilmu Peternakan edisi IV. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Dudee, 2014. Pencernaan Ruminansia. http://dodee88. wordpress.com/2009/01/03/67/. (Diakses
pada tanggal 28 November 2015).

Harfiah. 2009. Peningkatan Kualitas Pakan Berserat Dengan Perlakuan Alkali, Amoniasi, Dan
Fermentasi Dengan Mikroba Selulitik Dan Lignolitik. Makassar. Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin.
Hasahah. 2011. Peranan Syaraf dan Hormon (Neuroendrokin) Dalam Pergerakan Lambung Pada
Sistem Pencernaan Ruminansia. Bandung. FP MIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Hernawati. 2011. Peranan Syaraf dan Hormon (Neuroendrokin) Dalam Pergerakan Lambung
Pada Sistem Pencernaan Ruminansia. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Nursyamfarm, 2014 Sistem Pencernaan Ruminansia. file:///C:/Users/sarjana/Documents/TR
%20N%20R.htm. (Diakses 28 November 2015).

Prakkasi, A. 2004. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta: UI Press.

Rahman, Abd. 2010. Hewan Ternak yang Halal di Komsumsi. Budi Luhur: Malang.

Soetanto, Hendrawan. 2007. Bahan Kuliah Nutrisi Ruminansia. Malang: Universitas Brawijaya
Press.

Syahrir, dkk. 2008. Efektivitas Daun Murbei Sebagai Pengganti Konsentrat dalam Sistem Rumen
in Vitro. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian.
Tim Dosen. 2015. Penuntun Praktikum Ilmu Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia. Makassar:
Universitas Islam Negeri Alauddin.

Anda mungkin juga menyukai