Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PENCERNAAN NON RUMINANSIA

(UNGGAS)

MODUL :SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK NON

RUMINANSIA (UNGGAS)

DOSEN : JUMATRIATIKAH HADRAWI S.Pt., M.Si

PLP : RAHMA FITRIASTUTI S.Pt., M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALYSSA RAMADANI

NIM : 2322100008

ANGKATAN : 36

PRODI AGRIBISNIS PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Saluran Pencernaan
non Ruminansia (Unggas) dengan modul “Sistem Pencernaan pada Ternak non
Ruminansia (unggas)” ini. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas akademik di mata kuliah Dasar Produksi Ternak.

Dalam praktikum ini, saya mempelajari tentang nama organ penceraan


pada ternak Unggas, ukuran dan fungsi Organnya. Saya menyadari bahwa latihan
ini memberikan banyak manfaat bagi saya, baik dalam peningkatan pemahaman
tentang Sistem Pencernaan maupun dalam mengembangkan keterampilan praktis
di bidang Peternakan. Saya merasa beruntung bisa belajar dari dosen ahli yang
berpengalaman dan asisten laboratorium yang sangat membantu.

Dalam laporan ini, saya akan menjelaskan percobaan yang saya lakukan,
menganalisis data yang diperoleh, dan menyajikan pembahasan terkait hasil yang
diperoleh. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat serta membantu
meningkatkan pemahaman.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya selama praktikum ini, terutama kepada Dosen, dan rekan-rekan
sekelas yang telah bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata, mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam penyusunan


laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi kontribusi yang
positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Mandalle, 28 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
DAFTAR TABEL..................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................5
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
1.1. Latar Belakang............................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................7
1.3. Tujuan..........................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
METODOLOGI.....................................................................................................8
2.1. Waktu dan Tempat.....................................................................................8
2.2. Alat dan Bahan............................................................................................8
2.3. Materi Kegiatan..........................................................................................9
2.4. Metode Kerja.............................................................................................10
BAB III..................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................12
3.1 Hasil.............................................................................................................12
3.2. Pembahasan...............................................................................................15
BAB VI..................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................18
4.1 Kesimpulan.................................................................................................18
4.2 Saran...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
LAMPIRAN..........................................................................................................20
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Saluran pencernaan ternak ayam broiler (non ruminansia)..........12

Tabel 1.2 Profil organ saluran pencernaan ayam broiler................................14


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Mengeluarkan organ pencernaan unggas...................................10


Gambar 1.2. Mengiris bagian perut ayam.........................................................10
Gambar 1.3. Sistem pencernaan ayam...............................................................11

Gambar 2.1. Mulut...............................................................................................12

Gambar 2.2. Esophagus.......................................................................................12

Gambar 2.3. Crop................................................................................................12

Gambar 2.4. Proventrikulus................................................................................12

Gambar 2.5. Gizzard............................................................................................13

Gambar 2.6. Duodenum .....................................................................................13

Gambar 2.7. Pankreas di dalam duodenum......................................................13

Gambar 2.8. Usus halus.......................................................................................13

Gambar 2.9. Ceca.................................................................................................14

Gambar 2.10. Usus Besar....................................................................................14

Gambar 2.11. Kloaka...........................................................................................14


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pencernaan pada ternak non-ruminansia, khususnya unggas,
memiliki peran penting dalam mengoptimalkan proses pencernaan dan
penyerapan nutrisi. Berbeda dengan ruminansia, seperti sapi atau kambing,
unggas memiliki sistem pencernaan yang lebih sederhana yang terdiri dari
beberapa bagian utama.

Pertama, makanan masuk ke dalam paruh unggas, di mana proses


penghancuran mekanis dimulai. Kemudian, makanan berlanjut ke kerongkongan,
yang merupakan saluran penghubung antara paruh dan lambung. Pada unggas,
lambung memiliki dua bagian utama, yaitu kelenjar proventriculus dan kelenjar
ventriculus. Proses pencernaan kimiawi dimulai di proventriculus, di mana enzim
pencernaan dan asam lambung membantu dalam pemecahan nutrisi.

Selanjutnya, makanan bergerak ke ventriculus, yang berfungsi sebagai


tempat penyimpanan sementara dan pencernaan lebih lanjut. Setelah itu, makanan
berlanjut ke usus halus, di mana proses penyerapan nutrisi terjadi. Sistem
pencernaan unggas memiliki adaptasi yang memungkinkan mereka mencerna biji-
bijian dan bahan pakan lainnya dengan efisien, mendukung pertumbuhan dan
kesehatan yang optimal. Pemahaman mendalam tentang sistem pencernaan ini
penting dalam merancang formulasi pakan yang sesuai untuk mendukung
produksi unggas yang sehat dan produktif.

Selain itu, pada unggas, terdapat organ tambahan yang berperan dalam
pencernaan dan penyerapan nutrisi, yaitu kelenjar empedu dan pankreas. Kelenjar
empedu menghasilkan empedu yang dibutuhkan untuk emulsifikasi lemak,
mempermudah penyerapan asam lemak oleh usus halus. Sementara itu, pankreas
menghasilkan enzim pencernaan tambahan untuk membantu dalam pemecahan
protein, karbohidrat, dan lemak.
Keberhasilan pencernaan pada unggas juga sangat bergantung pada
mikroorganisme yang hidup di ususnya. Meskipun sistem pencernaan unggas
lebih sederhana dibandingkan ruminansia, mereka tetap mengandalkan kerja
mikroba dalam usus untuk membantu dalam pemecahan bahan pakan kompleks,
seperti serat. Kerjasama antara unggas dan mikroba ini memungkinkan mereka
memanfaatkan nutrisi yang terkandung dalam pakan dengan lebih efisien.

Dalam konteks produksi ternak, pemahaman yang mendalam tentang


sistem pencernaan unggas menjadi kunci dalam pengembangan formulasi pakan
yang tepat. Faktor-faktor seperti jenis pakan, komposisi nutrisi, dan metode
pemberian pakan perlu dipertimbangkan agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
unggas yang spesifik. Dengan demikian, pemeliharaan unggas dapat dilakukan
secara optimal, mendukung pertumbuhan yang sehat, efisiensi pakan, dan hasil
produksi yang maksimal.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan praktikum ini
antara lain:

1. Apa saja yang termasuk saluran pencernaan pada unggas?

2. Berapa ukuran dan berat dari saluran pencernaan tersebut?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini antara lain :

1. Mengetahui apa saja yang termasuk saluran pencernaan pada unggas.

2. Mengetahun ukuran dan berat dari saluran pencernaaan pada unggas.


BAB II

METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan Praktikum Sistem Pencernaan pada unggas ini
pada hari Kamis 09 November 2023 pada jam 13.00 WITA. Praktikum ini
dilakukan di Laboratorium Jurusan Peternakan (Kandang).

2.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum sebagai berikut :

Alat:

1. Pita ukur

2. Jangka sorong

3. Penggaris

4. Tali rafia

5. Timbangan

6. Papan organ

7. Lap halus

8. Lap kasar

9. Scalpel

10. Gunting bedah

11. Kantong plastik

12. Jarum pentul

13. Pinset

Bahan:

1. Saluran pencernaan non ruminansia (unggas)


2. Alkohol

2.3. Materi Kegiatan


Pemecahan nutrien dalam bentuk molekul besar menjadi molekul
sederhana sehingga dapat diserap dan digunakan organisme untuk
keberlangsungan hidupnya. Pencernaan mencakup serangkaian proses yang terjadi
pada saluran tract digestivus, makanan dipecah menjadi bagian yang kecil
sehingga mudah larut dan diabsorbsi, pemecahan dilakukan secara mekanik dan
kimia, secara mekanik termasuk penggilingan, pemasukan, pemotongan,
pengunyahan dan proses-proses lain. Secara kimia dilakukan dengan bantuan
enzim-enzim dari tract digestivus atau dari bantuan bakteri yang ada dalam tract
digestivus terdiri dari mulut, oeshophagus, lambung, usus halus, sekum, usus
besar, rectum dan anus, glandulanya terdiri dari glandula saliva, hepar, dan
pancreas.

Proses pencernaan pakan adalah sebagai berikut: Ayam mematuk pakan


dengan menggunakan paruhnya. Pakan masuk ke dalam rongga mulut, kemudian
didorong dengan lidah, masuk ke kerongkongan. Dari kerongkongan ini pakan
masuk ke dalam tembolok. Tembolok berbentuk kantong tipis yang berfungsi
sebagai tempat penampungan pakan sebelum terjadi proses pencernaan pakan
selanjutnya. Pada dinding tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah
yang berkhasiat melunakkan pakan selama berada dalam tembolok.
Proventrikulus, memiliki enzim pepsin yang memulai terjadinya pencernaan
protein, lipase ( pencernaan lemak ) dan amilase ( pencernaan karbohidrat ).
Proventrikulus bentuknya kecil, dan pakan tidak dapat tersimpan lama di dalam
tempat tersebut. Pakan masuk ke dalam gizzard ( ampela) untuk digiling dan
dihancurkan. Ampela berwarna merah, bentuknya bulat dengan dinding berotot
sangat tebal dan kuat, berfungsi sebagai alat penggiling pakan dengan bantuan
kontraksi otot ampela yang dibantu oleh grit ( butir-butir kerikil ) yang dimakan
ayam. Pakan mengalami proses pencernaan lebih lanjut di usus halus dengan
bantuan kelenjar pankreas yang dikeluarkan oleh pankreas dan terdapat sejajar
dengan bagian usus halus ( usus dua belas jari / duodenum ). Di usus besar yang
panjangnya kurang lebih 10 cm terjadi penyerapan air yang berasal dari proses
pencernaan di usus halus. Dari usus besar, sisa pakan dikeluarkan di kloaka.
2.4. Metode Kerja
1. Masing-masing peserta mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Papan organ dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol dan
diangin-anginkan
3. Satu ekor ayam diletakkan diatas papan, kemudian keluarkan seluruh
organ dalam dan pastikan seluruh saluran utuh

Gambar 1.1. Mengeluarkan organ pencernaan unggas


4. Pembedahan dilakukan dengan mengiris/menggunting bagian perut ke
samping kiri dan kanan sampai pada bagian dada depan. Bagian yang telah
diiris dibuka sehingga organ dalam terlihat. Organ terdapat pada bagian
dalam tubuh diisolasi.

Gambar 1.2. Mengiris bagian perut ayam


5. Amati keseluruhan saluran dan masing-masing organ beserta dengan
funngsinya
6. Gambar atau foto keseluruhan sistem ini
Gambar 1.3. Sistem pencernaan ayam
7. Pisahkan masing-masing organ menggunakan scalpel dan gunting bedah
8. Lakukan pengukuran panjang dan berat dari setiap bagian tubuh tersebut
9. Catat dan identifikasi berdasarkan tabel data pengamatan yang telah
disediakan
10. Dokumentasikan seluruh kegiatan
11. Setelah kegiatan selesai, bersihkan seluruh alat dan perlengkapan
12. Organ yang telah digunakan sebaiknya dikubur atau dibakar ditempat yang
aman.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Gambar Keterangan gambar
Gambar 2.1. Mulut
Gambar 2.2. Esophagus
Gambar 2.3. Crop
Gambar2.4. Proventrikulus
Gambar 2.5. Gizzard
Gambar 2.6. Duodenum
Gambar 2.7. Pankreas di
dalam duodenum
Gambar 2.8. Usus halus
Gambar 2.9. Ceca
Gambar 2.10. Usus Besar
Gambar 2.1 Gambar 2.11. Kloaka

Gambar 2.2

Gambar 2.3
Gambar 2.4

Gambar 2.5

Gambar 2.6

Gambar 2.7

Gambar 2.8
Gambar 2.9

Gambar 2.10

Gambar 2.11
Tabel 1.1 Saluran pencernaan ternak ayam broiler (non ruminansia)

Adapun ukuran dan berat dari organ pencernaan ayam broiler sebagai
berikut:

Organ ternak ayam Berat ( Gram) Ukuran ( Cm )


Mulut 56 gram Panjang 9 cm dan Lebar 4 cm
Esophagus 2 gram Panjang 15 cm dan Lebar 1 cm
Panjang 4,5 cm dan Lebar 2,5
Proventrikulus 15 gram cm
Gizzard 24 gram Panjang 8 cm dan Lebar 4,5 cm
Tembolok 5 gram Panjang 3 cm dan Lebar 4,5 cm
Duodenum 11 gram Panjang 14 cm dan Lebar 2,5 cm
Panjang 10,4 cm dan Lebar 0,9
Pankreas 7 gram cm
Panjang 8,5 cm dan Lebar 5,9
Ampela 43 gram cm
Panjang 120 cm dan Lebar 1,4
Usus Halus 32 gram cm
Ceca 10 gram Panjang 19,8 cm dan Lebar 2 cm
Usus Besar 2 gram Panjang 11,5 cm dan 1,8 cm

Tabel 1.2 Profil organ saluran pencernaan ayam broiler

3.2. Pembahasan
1. Saluran pencernaan pada Unggas ( ayam broiler )
Adapun yang termasuk kedalam organ pencernaan pada ayam
broiler atau hewan non ruminansia sebagai berikut:
- Mulut adalah rongga berbentuk oval yang menjadi jalan masuk
makanan, minuman, dan udara. Salah satu fungsi mulut adalah
mengunyah makanan agar lebih mudah untuk ditelan dan diproses
lebih lanjut oleh organ lain di sistem pencernaan.
- Esofagus atau kerongkongan adalah bagian dari sistem pencernaan
berbentuk tabung otot berongga yang terletak di belakang trakea dan
depan tulang belakang.
- Proventrikulus merupakan lambung kelenjar yang berfungsi mencerna
makanan secara enzimatis. Dinding proventrikulus mensekresikan
asam klorida, enzim, dan getah lambung yang berfungsi mencerna
protein dan lemak. Provnetrikulus ayam hutan merah (Gallus gallus)
terdiri atas kranial, medial dan kaudal.
- Ampela, atau disebut juga empedal, adalah organ yang khusus terdapat
pada sistem pencernaan beberapa hewan, antara lain burung, reptil,
cacing tanah, dan beberapa jenis ikan. Bagian perut ini terbentuk dari
dinding tebal dan berotot, digunakan untuk menggiling makanan yang
masuk.
- Tembolok pada sistem pencernaan unggas adalah suatu pelebaran
kerongkongan yang terdapat di antara proventrikulus (lambung
kelenjar) dan mulut. Makanan disimpan untuk sementara waktu di
dalam tembolok.
- Duodenum atau usus dua belas jari adalah bagian pertama dan
terpendek dari usus halus. Duodenum memiliki bentuk melengkung
seperti huruf C dengan panjang 20–25 cm dan memanjang
mengelilingi organ pankreas. Fungsi duodenum adalah sebagai tempat
awal penyerapan makanan.
- Pankreas unggas berfungsi untuk mensekresikan getah pankreas yang
berfungsi dalam pencernaan pati, lemak, dan protein oleh enzim yang
dimilikinya. Selain dengan mensekresikan getah pancreas, pankreas
juga berfungsi untuk mensekresikan hormon insulin.
- Saluran pencernaan selanjutnya adalah usus halus yang berfungsi
sebagai penggerak aliran ransum dalam usus. Ransum ini merupakan
campuran bahan makanan dalam komposisi tertentu yang bisa
digunakan untuk mencukupi kebutuhan unggas ini.
Ransum yang masuk ke usus halus akan diolah dengan diserapnya
nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan hewan ini.
- Ada juga bagian sekum yang merupakan sepasang organ yang
berbentuk kantung. Pada kantung itu juga menjadi percabangan antara
usus halus dan usus besar pada ayam. Bagian sekum ini berfungsi
membantu proses pencernaan bahan makanan yang banyak
mengandung serat dengan bantuan dari mikroorganisme.
- Usus besar berfungsi merombak sisa-sisa pakan yang tidak tercerna
menjadi feses. Terjadi absorbsi kembali air yang banyak pada usus
besar yang berguna untuk menambah dan mengatur kesimbangan
kandungan air pada tubuh unggas.

2. Ukuran dan Berat dari organ pencernaan ayam broiler


- Mulut pada ayam broiler memiliki berat 56 gram dengan panjang 9
cm dan lebar 4 cm
- Eshophagus ayam broiler memiliki berat 2 gram dengan panjang 15
cm dan lebar 1 cm
- Proventrikulus ayam broiler memiliki berat 15 gram dengan panjang
5,5 cm dan lebar 2,5 cm
- Gizzard atau ampela ayam broiler mimiliki berat 43 fram dengan
panjang 8,5 cm dan lebar 5,9 cm
- Tembolok atau crop ayam broiler memiliki berat 5 gram dengan
panjang 3 cm dan lebar 4,5 cm
- Duodenum ayam broiler memiliki berat 11 gram dengan panjang 14
cm dan lebar 2,5 cm
- Pankreas ayam broiler memiliki berat 7 gram dengan panjang 1o,4 cm
dan lebar 1,4 cm
- Usus halus ayam broiler memiliki berat 32 gram dengan panjang 120
cm dan lebar 1,4 cm
- Sekum atau ceca ayam broiler memiliki berat 10 gram dengan panjang
22 cm dan lebar 1,8 cm
- Usus besar ayam broiler memiliki berat 2 gram dengan panjang 11,5
cm dan lebar 1,8 cm.
BAB VI

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
sistem pencernaan pada unggas berbeda dengan sistem pencernaan pada hewan
ruminansia yang dimana pada hewan ruminansia memiliki gigi untuk mengunyah.
Sistem pencernaan pada unggas dimulai saat makanan masuk melalui paruh dan
berakhir pada kloaka. Prinsip pencernaan pada unggas terjadi secara mekanik dan
pencernaan secara kimiawi atau enzimatis.

Pencernaan mekanik pada unggas yaitu pencernaan dengan kontraksi otot


saluran pencernaan, sedangkan pencernaan secara kimiawi yaitu pencernaan yang
terjadi dengan adanya bantuan enzim yang dihasilkan dari saluran pencernaan.

4.2 Saran
Adapun saran dalam praktikum ini yaitu, sebelum melakukan praktikum
atau membelah dan memisahkan organ-organ terlebih dahulu harus dalam
keadaan steril atau bersih dan melihat contoh di youtube atau di buku referensi
agar bisa meningkatkan keterampilan dalam hal tersebut dan lebih berhati- hati
agar tidak menyebabkan robekan pada organ yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, I. Z. (2003). Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur.


Agromedia.
Akhadiarto, S. (2017). Estimasi emisi gas metana dari fermentasi enterik
ternak ruminansia menggunakan metode Tier-1 di Indonesia. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 18(1), 1-8.
Marzuki, A., & Rozi, B. (2018). Pemberian Pakan Bentuk Cramble dan Mash
TerhadapProduksi Ayam Petelor. Jurnal ilmiah INOVASI, 18(1).
PUTRI, M. A., MAHFUDZ, L. J., & Sarjana, T. A. (2021). PENGARUH
STEP DOWN PROTEIN PAKAN DAN PENAMBAHAN ACIDIFIER TERHADAP
PANJANG DAN BOBOT SALURAN PENCERNAAN AYAM BROILER (Doctoral
dissertation, FACULTY OF ANIMAL AND AGRICULTUREL SCIENCES).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai