Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

NEKROPSI PUYUH

Disusun Oleh :

1. Tori Ardiansyah (202410003)


2. Khaidar Mohamad Hilmi (202410012)
3. Frida Septi Natalia (202410014)
4. Ahmad Imdatul Ma’ruf (202410017)
5. Slamet Nugroho (202410020)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Nekropsi Puyuh. Laporan ini kami susun sebagai bagian dari
tugas Mata Kuliah Dasar Ternak Unggas Program Studi Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo. Pratikan dalam kesempatan ini
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Roisu Eny Mudawaroch, S.Pt. M.P selaku dosen pengampu mata
kuliah Dasar Ternak Unggas.
2. Asisten Dosen selaku pembimping yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan selama Praktikum Nekropsi dan penyusunan
Laporan Praktikum ini.
3. Teman – Teman Kelompok 2 yang telah bekerja sama selam kegiatan
Praktikum dan Penyusunan Laporan Praktikum ini.

Sehingga penulisan dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kerja Lapangan


ini. Praktikan menyadiari bahwa penulisan Laporan Praktikum ini masih jauh dari
kata sempurna, maka penulis mohon kritik dan saran yang membangun agar
menjadi bahan perbaikan laporan ini. Besar harapan penulis, bahwa laporan ini
apat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Purworejo, 28 Desember 2021

Praktikan
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Burung puyuh merupakan salah satu komoditi ungags yang semakin
popular di Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang
berminat memelihara burung puyuh dan meningkatnya jumlah masyarakat
yang mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan burung puyuh baik
berupa telur maupun daging. Puyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas
yang telah mengalami domestikasi. Puyuh terdiri dari beberapa jenis
diantaranya adalah puyuh Japonica (Coturnix coturnic japonica). Jenis puyuh
ini yang paling popular diternakkan oleh masyarakat sebagai penghasil telur
dan daging.
Kemampuan tumbuh dan berkembang biak puyuh sangat cepat, dalam
waktu sekitar 42 hari puyuh telah mampu berproduksi dan dalam waktu satu
tahun dapat menghasilkan tiga sampai empat keturunan. Dalam setahun puyuh
mampu menghasilkan 250 ± 300 butir telur. Konsumsi pakan puyuh relatif
sedikit (sekitar 20 gram per ekor per hari). Hal ini sangat menguntungkan
peternak karena dapat menghemat biaya pakan (Listiyowati, E., dan Kinanti,
R., 2009).
Ukuran tubuh puyuh relatif kecil, puyuh betina dewasa mempunyai bobot
sekitar 130 gram. Hal ini juga menguntungkan karena kita dapat memelihara
puyuh dalam jumlah besar di lahan yang tidak terlalu luas termasuk juga dapat
dipelihara di pekarangan. Ukuran telur puyuh yang kecil-kecil yaitu sekitar 10
gram per butir, serta nilai gizinya yang tidak kalah dengan telur unggas yang
lain menjadikan telur puyuh lebih fleksibel untuk diolah menjadi berbagai
macam masakan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari melakukan praktikum ini untuk mengamati dan mengenal
secara langsung anatomi dan fisiologi pada ternak ungas seperti system organ
pencernaan, system reproduksi, system pernapasan, system otot, system
perdaran darah, dan system pengindraan pada ternak. Selain itu untuk
mengenal dan mengamati secara langsung ukuran tiap organ, bentuk, berat,
menghitung volume, bentuk, dan letak organ.
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami apa itu nekropsi dan cara melakukan
nekropsi dengan baik dan benar hingga dapat mengetahui oragan-organ pada
ungas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tubuh ungas terdiri atas berbagai macam organ dengan berbagai macam
peranan dalam mencukupi kehidupan kehidupannya secara normal. Kumpulan
dari organ ini akan melaksanakan fungsinya masing-masing dan memungkinkan
individu tubuh dan berkembangbiak secara alamiah. Pengelompokan organ pada
ungags terdiri dari :

2.1 Sistem Respirasi


Sistem pernapasan pada unggas terdiri atas noris, rongga hidung, sinus,
laring, trachea, syring, brongkus primer dan sekunder, parabronkus, paru -
paru, kantong hawa dan tulang pneumatik. Saat unggas bernapas udara yang
dihirup (inspirasi) melalui naris, rongga hidung (nasal cavitis) pada bagian
kepala lalu mengarah langsung menuju laring sampai ujung yang bercabang
dua pada bronkus primer ekstra pulmoner, bronkus primer intrapulmoner
dapat langsung atau lewat para bronkus neopulmonik yang masing – masing
berakhir di kantong hawa posterior/belakang (kantong hawa thoracic caudal
dan abdominal). Ada sebagian dari bronkus primer interpulmoner aliran
udara mengarah langsung menuju parabronkus paleopulmonik.
Pada saat ekspirasi, udara di kantong hawa posterior dan anterior/depan
(kantong hawa cervical, clavicular dan thoracic cranial) masing - masing
melewati paru - paru melalui bronkus sekunder dan primer. Kemudian udara
menuju trakea dan keluar tubuh, sehingga pada unggas atau ayam sulit
diekstrapolasikan dari data manusia karena ada karaketristik yang berbeda.
Hal ini karena pada sistem pernapasan unggas terdapat kantong hawa dan
pola aliran udara yang bidirectionally dan directionally pada parabronkus
(Powell, 2015; Corbine et al., 2005; Dogan dan Takici 2018)
2.2 Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan ternak ungas terdiri dari saluran utama atau organ
alimentara dan saluran pendukung atau organ assesoria. Saluran pencernaan
utama secara berurutan adalah mulai dari paruh (beak), esophagus, tembolok
(crop), proventrikulus, ventrikulus (gizzard), usus halus, sekum, usus besar,
dan koaka. Sedangkan organ pendukung pencernaan terdiri atas pancreas,
hati, dan empedu. Organ pendukung tersebut merupakan kesatuan suatu
system pencernaan sehingga terjadilah gerak peristaltic, sekresi asam
lambung, sekresi enzim, sekresi elektrolit, dan hormone.
a. Paruh
Ungas hanya memiliki paruk/beak, bukan mulut yang dilengkapi
dengan gigi, sehingga tidak melakukan fungsi gigi yaitu memecah pakan
yang dikonsumsi, tetapi hanya untuk mengambil makan/pakan. Paruh
tersusun atas jaringan tanduk yang disebut keratin. Didalam paruh
dilengkapi dengan lidah yang berfungsi mendorong pakan masuk ke
esophagus.
b. Esophagus dan Tembolok
Esophagus adalah saluran pencernaan yang terletak setelah rongga
mulut. Esophagus menghubungkan mulut dengan
proventrikulus/lambung. Pada ungas sekitar pertengahan esophagus
terdapat bagian yang menonjol yang disebut crop atau tembolok. Fungsi
tembolok adalah tempat penampung pakan sementara, artinya setelah
tembolok penuh ayam akan berhenti makan. Bentuk tembolok pada
berbagai ternak ungags ada sedikit perbedaan. Kapasitas tembolok sendiri
dapat di bilang sebagi pengaruh pemuasan terhadap pakan ternak. Bentuk
tembolok pada setiap ungas juga tidak sama, biasanya dipengaruhi oleh
kebiasaan makan. Puyuh memiliki paruh yang berbeda dari unggas lain
karena puyuh mengonsumsi biji-bijian sehingga memiliki tembolok yang
cenderung lebih besar.

c. Proventrikulus
Bagian ini disebut dengan lambung sejati (true stomach) karena
pada bagian ini mulai disekresikan cairan lambung (gastric juice) yang
terdiri atas pepsinogen dan asam klorida (HCl) oleh kelenjar lambung.
Sekresi HCl dan pepsinogen diatur oleh syaraf vagus dan hormone gastrin
yang dihasilkan oleh mucus sel lambung, namun setelah sampai usus
halus sekresi dihambat. Lama wakttu digesta dalam proventrikulus
relative sangat singkat, maka pencernaan yang terjadi di bagian ini hanya
signufikan untuk protein.
d. Gizzard
Gizzard adalah organ yang hanya dimiliki oleh unggas. Gizzard
disebut juga muscular stomach karena terdapat otot-otot yang kuat untuk
menghancurkan struktur digesta yang masuk. Otot-otot gizzard juga
disebut gizzard teeth. Pencernaan mekanik dalam organ ini juga dibantu
oleh grit/free range chicken atau sengaja ditambahkan dalam pakan,
khususnya pada ayam petelur dengan tujuan untuk membantu proses
pencernaan mekanik
e. Usus Halus
Seperti halnya pada ternak ruminansia, usus halus pada unggas secra
anatomis juga terbagi menjadi tiga bagian yaitu duodumen, jejunum dan
ileum. Ditengah bagian duodenum, yang biasanya berbentuk “U”,
terdapat pancreas. Usus halus merupakan ini merupakan tempat utama
terjadinya pencernaan pakan secaa enzimatis dan absorpsi zat-zat
makanan yang telah tercerna. Pancreas pada ayam memiliki tiga
kelenjar/ductus yang bermuara bersama-sama di duodenum.
Tiga ductus tersebut yaitu ductus hepaticus dari hati. Ductus
pankreaticus berfungsi menetralisisr digesta yang bersifat asam setelah
melalui proventrikulus dan masuk pada bagian usus halus. Dengan
perubahan pH digesta tersebut maka enzim yang disekresi pancreas
berfungsi optimal. Empedu mengandung garam natrium dan kalium dan
zat warna bilirubin. Skresi garam-garam empedu ini sangat penting
karena berfungsi untuk mengemulsikan lemak dan mengaktifkan lipase
pancreas, yang membantu mencerna/menghidrolisis lemak.
f. Usus Besar
Usus besar terdiri dari bagian, yaitu sektum, colon, dan rectum
dengan cloaca sebagai tempat keluar fases dan urin. Sepsang sektum pada
ayam memiliki fungsi utama absorpsi air dan elektrolit. Sekitar 36% air
dan 75% dari natrium yang erdapat dalam pakan diabsorpsi (Shivus,
2014). Pada sektum terdapat mikroflora yang mencerna secara
fermentative dari serat kasar digesta yang tidak tercerna di dalam usus
halus. Sedangkan kolon sangat pendek pada unggas dan diduga tidak
banyak berperan dalam absorpsi zat makan.
g. Organ pendukung
Organ pendukung atau disebut juga dengan organ asessoria terbagi
atas hati, cairan empedu, dan pancreas :
1. Hati
Hati puyuh memiliki berat sekitar 22% dari bobot badan. Hati
mensekresi getah/cairan empedu untuk disalurkan masuk ke dalam
duodenum melalui 2 kelenjar. Fungsi getah empedu adalah
menetralkan asam klorida (HCl) yang dihasilkan oleh lambung dan
membentuk sabun yang larut dalam air agar dapat diabsorpsi.
2. Cairan empedu
Cairan pemedu tersimpan dalam kelenjar empedu yang membentuk
kantong, sehingga disebut kantong empedu. Ada 2 asam empedu yang
titemukan dalam cairan empedu, yaitu asam taurokholat dan asam
glikholat. Fungsi terpentuing dari asam empedu adalah ;
- Memfasilitasi pencernaan lemak
- Mengaktivasi lipase prancreas
- Membantu absorpsi asam lemak, cholesterol dan vitamin yang
larut dalam lemak

3. Pancreas
Pancreas berfungsi untuk mensekresikan cairan pancreas, khususnya
enzim yang akan mencerna dengan baik karbohidrat/pati, lemak dan
protein.
2.3 Sistem Reproduksi
Organ reproduksi pada unggas adalah ovarium dan oviduct untuk unggas
betina dan untuk unggas jantan. Pada unggas betina organ reproduksi bagian
kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik, tetapi untuk bagian
kanan mengalami rudimenter. Organ reproduksi ayam betina terdiri dari
ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum.
Oviduct terdiri dari infundibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur
dan vagina.
a. Ovarium
Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada
dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium
sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri atas
dua lobus besar yang banyak mengandung folikel-folikel. Ovarium
biasanya terdiri dari 5 sampai 6 ovum yang telah berkembang dan sekitar
3.000 ovum yang belum masak yang berwarna putih.
Gambar 1. Ovarium Puyuh
Ovarium menghasilkan beberapa hormon pada saat
perkembangannya, folikel-folikel pada ovarium ini berkembang karena
adanya FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang diproduksi oleh
kelenjar pituitari bagian anterior. Anak ayam belum dewasa mempunyai
oviduk yang masih kecil dan belum berkembang sempurna. Perlahan
lahan oviduk akan mengalami perkembangan dan sempurna pada saat
ayam mulai bertelur, dengan dihasilkannya FSH tersebut.
b. Oviduct
Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung
antara ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang
berkembang baik dan satunya mengalami rudimeter. Bentuknya panjang
dan berkelok-kelok yang merupakan bagian dari ductus Muller. Ujungnya
melebar membentuk corong dengan tepi yang berjumbai. Oviduk terdiri
dari lima bagian yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus
atau shell gland, dan vagina.
Oviduk mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan
bahan sekitar 40 g (10 g padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam.
Secara garis besar terdiri lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan
otot 40 longitudinal luar dan sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat
pembawa pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan mukosa yang melapisi
seluruh duktus.
2.4 Sistem Peredaran Darah
2.5 Sistem Otot
2.6 Sistem Kerangka
BAB III

MATERI & METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

a. 1 buah pisau e. Mistar


b. 1 buah gelas ukur f. Koran atau kandi
c. 1 buah timbangan g. 1 ekor puyuh
d. Air panas h. 1 buah baki

3.2 Langkah – Langkah Kerja


a. Lakukan pemerikasaan pada luar tubuh ungas seperti pemerikasaan pada
bagian kulit, bulu, telinga, kloaka, jengger, kaki, dan lain-lainnya.
b. Timbang puyuh terlebih dahulu, kemudian potong puyuh dengan cara
dekaptas atau dengan memotong pada bagian leher puyuh hingga tiga
saluran terputus.
c. Memotong pada bagian leher puyuh di atas gelas ukur dengan tujuan
menampung darah yang keluar saat proses pemotongan. Timbang darah
yang telah di tampung pada gelas ukur.
d. Basahi bulu dengan air panas untuk mempermudah proses pembedahan
pada tubuh puyuh.
e. Letakkan puyuh dengan keadaan rebah dorsal atau terlentang.
f. Fiksaasi ungags dengan memotong otot paha bagian kanan dan paha
bagian kiri.
g. Buat sayatan melintang pada abdomen.
h. Buka rongga perut dengan memotong tulang rusuk bagian kanan dan
bagian kiri ke arah karnial.
i. Buka rongga dada dengan memotong tulang dada strnum dan clavikula.
j. Amati puyuh pada rongga dada dan rongga perut.
k. Pisahkan organ dalam puyuh dari rongganya.

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

Keterangan
Kondisi luar tubuh puyuh :
a. Kaki bersisik berwarna merah
muda
b. Cloaca bersih
c. Paruh bersih
d. Mata jernih
e. Paruh pendek dan kuat

Gambar 1. Puyuh Masih Hidup f. Bulu sedikit kasar


g. Kulit berwarna merah muda
4.1 Anatomi Puyuh

Gambar 2. Berat Puyuh Keterangan


Puyuh di samping memiliki berat
badan 204gr
4.2 Berat Badan Puyuh

4.3 Timbang Darah dan Volume Darah

Keterangan
Timbang darah puyuh setelah proses
pemotongan puyuh, hasil dari timbang
darah tersebut adalah 177gr

Gambar 3. Timbang Darah Puyuh


Volume darah dari pemotongan puyuh
tersebut lebih sedikit dari ungas
lainnya. Puyuh memiliki volume darah
15 ml.

Gambar 4. Volume Darah Puyuh

Keterangan
Gambar di samping merupakan bulu
puyuh yang di cabut dan di pisahkan
dari tubuh puyuh setelah proses
pemotongan puyuh. Bulu puyuh
memiliki warna coklat tua bercampur
dengan coklat muda dan bulu sedikit
kasar. Fungsi dari bulu puyuh ini
adalah

Gambar 4. Bulu Puyuh


Bulu puyuh memiliki berat 110gr

Gambar 5. Berat Bulu Puyuh


4.4 Bulu Puyuh

Gambar 5. Rongga Dada Keterangan


Sama seperti unggas yang lain, burung
puyuh juga memiliki rongga dada
yang berfungsi sebagai tempat serta
melindungi organ-organ vital yang ada
didalamnya. Ukuran rongga dada pada
burung puyuh relatif lebih kecil dari
unggas yang lain sesuai dengan
tubuhnya yang juga kecil dan gemuk.

4.5 Rongga Dada Puyuh


Keterangan
Saluran respirasi burung puyuh
dimulai dari lubang hidung luar dan
dalam, glottis, larynx, trachea, syrinx
(rongga suara), bronchi, paru-paru,
dan kantong udara. Sistem
respirasi burung puyuh ini tidak
memiliki diafragma, melainkan udara
Gambar 6. Sistem Respiasi
berpindah dan keluar
dari sistem pernapasan melalui
perubahan tekanan pada kantung
udara.

4.6 Sistem Respiraasi

Keterangan
Sistem pencernaan burung puyuh
teridiri dari rongga mulut,
kerongkongan, tembolok,
proventikulus, ventrikulus, usus halus
(duodenum, jejunum, ileum), sekum
(usus buntu), usus besar, dan kloaka.
Makanan masuk rongga mulut
melewati kerongkongan. Kemudian
makanan disimpan sementara di dalam
tembolok. Selanjutnya pada
Gambar 7. Sistem Pencernaan
proventikulus makanan dicerna secara
enzimatis, Kemudian makanan menuju
ventrikulus dan mengalami
pencernaan secara mekanik, setelah itu
makanan diserap didalam usus buntu,
dan diserap airnya pada usus buntu,
kemudian sisa makanan yang tidak
diperlukan melewati usus besar dan
dibuang melalui kloaka.
4.7 Sistem pencernaan

Keterangan

Gambar 8. Sistem Pengindraan


4.8 Sistem pengindraan
4.9 Sistem Peredaran Darah

Keterangan
Burung puyuh memiliki jantung yang
bentuk dan cara kerjanya sama dengan
jantung manusia, yaitu terdapat empat
ruangan. Empat ruangan dalam
jantung burung berfungsi untuk
memisahkan darah yang mengandung
oksigen dengan darah yang membawa
karbon dioksida. Proses peredaran
darah pada burung puyuh yaitu :
1. Peredaran darah pada burung
dimulai dari darah yang membawa
oksigen dipompa dari bilik kiri
Gambar 9. Sistem Peredaran Darah
jantung menuju seluruh tubuh lewat
aorta atau pembuluh darah utama
dalam tubuh.
2. Setelah darah masuk ke berbagai sel-
sel tubuh, oksigen akan dilepaskan
dan sebagai gantinya, darah
membawa karbon dioksida dari
dalam tubuh.
3. Darah yang membawa karbon
dioksida ini kemudian dialirkan ke
serambi kanan dan masuk ke bilik
kiri melalui pembuluh darah vena.
4. Proses peredaran darah dari jantung
menuju seluruh tubuh sambil
membawa oksigen lalu kembali lagi
ke jantung membawa karbon
dioksida ini disebut sebagai
peredaran darah besar.
5. Setelah dari bilik kanan, darah yang
membawa banyak karbon dioksida
kemudian dipompa ke paru-paru.
6. Saat burung menghirup napas dan
mengambil oksigen yang masuk ke
paru-paru, maka di sinilah terjadi
proses pertukaran karbon dioksida
dengan oksigen terjadi.
7. Darah yang membawa karbon
dioksida akan mengalami pertukaran
oksigen saat berada di paru-paru
setelah dipompa dari bilik kanan.
8. Oksigen yang sudah diikat oleh
darah di paru-paru kemudian
dipompa lagi ke ke jantung melalui
serambi kiri dan masuk ke bilik kiri.
9. Setelah berada di bilik kiri, proses
peredaran darah pada burung pun
kembali berlangsung ke seluruh
tubuh untuk membawa oksigen.

4.10 Sistem otot


Keterangan
otot merupakan sekumpulan berkas otot
yang masing-masing berkasnya terdapat
serat-serat otot, sedangkan setiap serat otot
tersusun atas sejumlah miofibril tersusun
dari miofilamen yang merupakan unsur
terendah pembentuk daging. Otot pada
burung puyuh sendiri berfungsi sebagai
alat gerak.

Gambar 10. Sistem otot

4.11 Sistem kerangka

Keterangan
a. Tengkorak, dibagi menjadi 2
bagian :
- Cranium bulat, bagian tengkorak
yang berbentuk bulat untuk
melindungi otak dan alat-alat
pendengaran.
- Daerah wajah berbentuk kerucut
b. Tulang Belakang
- Leher, bagaian dari tulang leher yaitu
atlas dan epistrophcus
- Bagian badan (vertebra thoracalis)
- Synsacrum (menyatu pada tulang
punggung, juga menyatu pada
pinggul)
- ekor
- ujung ekor
c. Badan
Pada bagian badan,tepatnya bagian
dada terdapat gelang bahu yang
dibentuk oleh tulang-tulang yaitu
tulang garpu, tulang leher, dan tulang
belikat.
d. Tulang Rusuk
Gambar 11. Sistem Kerangka
Burung puyuh memiliki bengkokan
tulang rusuk yang merupakan
perpanjangan tulang yang
membengkok yang berfungsi untuk
menguatkan tulang rusuk dengan
saling bertumpang tindih.

4.12 Sistem urogenatalia

Keterangan
4.13 Sistem reproduksi

Keterangan
a.   a.  Burung Puyuh Betina
Organ reproduksi ayam betina terdiri
dari ovarium dan oviduct. Pada
ovarium terdapat banyak folikel dan
ovum. Oviduct terdiri dari
infudibulum, magnum, ithmus,
kelenjar kerabang telur  dan vagina.
.   b.  Burung Puyuh Jantan
Organ reproduksi ayam jantan terdiri
dari sepasang testis (T), epididimis
(Ep), duktus deferens (D.d.) dan organ
kopulasi pada kloaka (Cl)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Corbanie EA, Matthijs MGR, Van Eck JHH, Remon JP, Landman WJM, Vervaet
C. 2006. Deposition of differently sized airborne microspheres in the
respiratory tract of chickens, Avian Pathology December 2006 35-6,
Houghton Trust Ltd; p. 475–485. DOI: 10.1080/03079450601028845

Dogan GK, Takici I, 2018. Anatomy of Respiratory System in Poultry, MAE Vet
Fak Derg, 3 (2); p. 141-147, DOI: 10.24880/maeuvfd.433946.

Listiyowati, E. Dan Kinanti R., 2009. Beternak Puyuh Secara Komersial. Panebar
Swadaya, Jakarta

Powell FL. 2015. Respiration.Chapter-13,Sturkie’s Avian Physiology, Editor


ColinG.Scanes,Six Edition.USA:academic press, Elsevier; p. 301-307,
doi:10.1016/b978-0-12-407160-5.00013-0

Shivus, B. 2014. Function of the digestive system. J. Appl. Poult. Res. 23 : 306 –
314.

Anda mungkin juga menyukai