(Biokimia Nutrisi)
Oleh
NUR AINI
1814241013
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN
karbohidrat sebagai zat nutrisi pada ternak monogastrik tergantung kepada jenis
atau mencerna karbohidrat sangat terbatas karena aktivitas enzim selulolitik dalam
proses pencernaannya sangat rendah. Dengan demikian, tidak semua sumber energi
rangka dari tanam-tanaman) yang hanya merupakan serat kasar dalam bahan
makanan, tidak dapat dicerna oleh pencernaan ayam, karena tidak mempunyai
Pada umumnya, bagian -bagian penting dari alat pencernaan adalah mulut, parinks,
esophagus, lambung, usus halus dan usus besar. Makanan akan dicerna bergerak
Usus halus merupakan alat absorbsi yang utama pada ayam broiler, pertam a-tama
karena mempunyai villi, suatu bangunan seperti jari yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop, karena bentuknya mempunyai daerah absorbsi yang luas. Tiap
bentuk villi mengandung sebuah anteriole, sebuah venule dan sebuah lakteal, yaitu
bagian dari sistem limfatika venula, yang merupakan bagian dari sistem peredaran
darah, yang langsung berhubungan menuju vena porta; sedangkan lakteal -lakteal
organik.
Pencernaan pada broiler umumnya mengikuti pola pencernaan pada ternak non
yang tak terdapat pada non ruminasia lain. Tembolok berfungsi sebagai
penyimpanan makanan dan mungkin terdapat adanya aktivitas jasad renik yang ada
ternak non ruminasia lain, berakhir pada lambung yang mempunyai banyak
berasal dari lambung masuk ke dalam empela, yang tidak terdapat pada hewan non
ruminansia lain. Empela mempunyai otototot kuat yang dapat berkontraksi secara
teratur untuk menghancurkan makanan sampai menjadi bentuk pasta yang dapat
Jenis karbohidrat yang menjadi sumber energi terbesar pada ayam adalah
karbohidrat dari jenis pati. Jagung merupakan sumber pati (energi) yang paling
murah untuk penyusunan ransum ayam. Butir-butiran dan biji-bijian juga juga
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui proses pencernaan
diproses dan diserap dalam organ ini.apabila organ pencernaan bekerja dengan
baikdalam mencerna dan menyerap zat – zat makanan dan selanjutnya diedarkan
1985).
Organ – organ pencernaan tersebut dapat berkembang tiga kali lebih cepat selama
sedangkan bobot badannya hanya dua kali lebih cepat (Obst and Diamond., 1992).
Pencernaan merupakan proses untuk memperkecil ukuran partikel makanan dan zat
– zat makanan organik secara mekanik, enzimatik dan microbial (Rasyaf., 1992).
Fungsi dari alat pencernaan adalah untuk mencerna bahan makanan agar zat – zat
yang terkandung didalamnya dapat diserap oleh dinding usus halus melalui villi –
villi dan masuk ke dalam sirkulasi darah (North and Bell., 1990). Selanjutnya
dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan tubuh
(Anggorodi., 1985). Selanjutnya juga dinyatakan oleh Anggorodi (1985) bahwa zat
makanan yang terkandung dalam bahan makanan tidak semuanya dicerna oleh
tubuh ternak, sebagian diekskresikan melalui feses karena tidak tercerna dalam
pemasukan bagian bahan makanan yang dapat dicerna melalui selaput lendir usus
Sistem pencernaan pada ungggas adalah organ saluran pencernaan dan organ
dan buntu ) dan berakhir dikloaka. Sedangkan organ aksesoris terdiri dari hati,
Sistem pencernaan bekerja dalam menyerap nutrisi dalam pakan sehingga mampu
memenuhi kebutuhan ayam (Jacob dan Pescatore, 2013), terdiri atas saluran cerna
dilengkapi dengan kelenjar tambahan, yaitu hati, pankreas dan kantung empedu (
makanan dalam crop tergantung pada ukuran bahan pakan , jumlah konsumsi dan
Saluran pencernaan ayam memiliki panjang berkisar 245-255 cm, tergantung pada
umur dan jenis unggas, terdiri atas tiga macam jenis pencernaan, yaitu (1)
serabut otot, terutama terjadi di gizzard yang dibantu oleh bebatuan, (2) pencernaan
(pepsin dan lipase), duodenum (amylase, tripsin, kolagenase, garam empedu dan
ikatan protein, lemak, dan kerbohidrat, serta (3) pencernaan secara mikrobiologik,
Pencernaan utama yang dilakukan oleh unggas mulai dari mulut sampai dengan
proventrikulus, ampela, usus halus, usus buntu (cecum), usus besar dan
1. Paruh
Paruh merupakan mulut bagi unggas merupakan rahang bawah dan rahang atas
yang menanduk. Paruh berfungsi untuk makan dan minum pada unggas, paruh
menghasilkan air liur (saliva). Paruh yang langsung mengambil makanan untuk
dicerna lebih lanjut. Setelah makanan masuk ke dalam paruh kemudian lidah akan
makanan, kemudian dengan adanya saliva (air liur) mempermudah makanan masuk
ke dalam esophagus.
2. Esophagus
tembolok.
3. Tembolok
menghasilkan asam.
4. Proventriculus
5. Ampela (gizzard)
disebut juga perut otot. Ampela berada diantara proventriculus dan bagian atas usus
kecil. Ampela memiliki otot yang kuat dan permukaan yang tebal, disini terjadi
pencernaan secara mekanik, makanan akan di giling dengan bantuan batu-batu kecil
yang sebelumnya dimakan oleh unggas sehingga makanan berukuran lebih halus
lagi.
6. Usus Kecil
Setelah dicerna di ampela makanan masuk ke dalam usus kecil (duodenum, jejunum
dan ileum), mukosa usus halus berfungsi utuk menggerakkan makanan dan
dinding usus. Pada usus kecil terjadi pencernaan secara enzimatis karena usus
dihuni oleh beberapa jenis bakteri penghasil enzim. Enzim dalam usus kecil akan
merubah protein menjadi asam amino, sedangkan lemak dirubah menjadi asam
lemak dan gliserol. keseimbangan jumlah bakteri dalam usus akan berpengaruh
Unggas memiliki dua saluran usus buntu atau yang disebut cecum, Pencernaan juga
terjadi sedikit pada usus buntu (cecum). Saluran pencernaan ini (cecum) terjadi
8. Usus Besar
Pencernaan selanjutnya terjadi pada usus besar, ukuran usus besar memiliki
diameter dua kali usus halus. Usus besar berfungsi merombak sisa-sisa pakan yang
tidak tercerna menjadi feses. Terjadi absorbsi kembali air yang banyak pada usus
besar yang berguna untuk menambah dan mengatur kesimbangan kandungan air
9. Kloaka
pengeluaran sisa-sisa atau ampas dari pencernaan (feses) dan urin. Setelah makanan
selesai dicerna, sisa sisa makanan (feses) akan dikeluarkan melalui kloaka. Urin
Proses Pencernaan
Di dalam mulut belum banyak terjadi proses pencernaan walaupun unggas sudah
berusaha dengan paurh memecah makanannya dan saliva disekresikan oleh kelenjar
konsentrasi yang rendah dan mempunyai aktivitas sampai di tembolok dan gizzard.
Pencernaan di Tembolok
makanan dilunkkan dengan bantuan saliva dari kelenjar mulut, esophagus dan
tembolok. Di dalam tembolok terjadi aktivitas enzim amilase dan proses fermentasi
oleh bakteri yang didukung kondisi Ph tembolok sekitar 6,3 dengan hasil akhir
berupa asetat. Selain itu menurut Zhou et al. (1990) bahwa pada pemberian pakan
Pencernaan di Lambung
Lambung unggas terdiri dari dua yaitu lambung kelenjar (proventrikulus) dan
lambung atas (gizzard) berhubungan dengan usus halus. Proses pencernaan yang
terjadi di dalam
selanjutnya makanan digiling dalam gizzard secara mekanis dibantu oleh adanya
grit yang mampu meningkatkan kecernaan biji-bijian sampai 10% . Asam lambung
menyebabkan cairan dalam lambung bersifat asam dengan pH antara 1,0 – 2,0,
sehingga proses pencernaan protein oleh enzim pepsin dengan cara hidrolisis
Sebagian besar pencernaan dan absorbsi nutrisi terjadi di dalam usus halus. Proses
gizzard secara mekanis dan hidrólisis, dilanjutkan di dalam usus halus oleh enzim
pancreas, empedu serta getah usus. Proses pencernaan ini hanya mampu
didegradasi. Oleh karena itu sebagian serat kasar lewat dari organ pencernaan
utama masuk ke organ bagian akhir saluran pencernaan (sekum, rectum, kolon)
waktu retensi zat makanan dalam ientestine pada anak ayam umur 2 bulan tidak
dipengaruhi oleh tingkat selulosa sebanyak 3,5%, tetapi secara nyata turun sampai
disebabkan oleh penggunaan selulosa pada tingkat 10% yang berakibat pada
dibagian usus halus, oleh adanya aktivasi garam empedu sebagai emulsifier yaitu
proventrikulus sampai dengan usus halus (scott et el., 1982). Dengan demikian
pencernaan nutrisi yang meliputi karbohidrat, lemak protein dan vitamin dapat
diselesaikan oleh ternak unggas dan langsung diabsorbsi ke dalam tubuh,
sedangkan nutrisi yang tidak dicerna yaitu serat kasar yang lewat organ penyerapan
Pencernaan Fermentatif
tembolok, sekum, lectum dan kolon. Fermentasi terjadi oleh adanya serat kasar
berasal dari luar tubuh yang masuk bersama makanan, yang mampu tumbuh baik
saluran pencernaan.
Degradasi serat kasar oleh enzim selulase merupakan protein fermentasi dan
pentosa yang terkandung dalam pakan menjadi asam organik terutama asetat
propionat dan butirat atau dikenal sebagai VFA. Bejana fermentor yang efektif pada
ternak unggas adalah sekum. Kondisi substrat yang mengisi sekum berasal dari usus
halus yang masuk ke dalam sekum karena tidak dapat didegradasi oleh sistem
pencernaan di usus halus, juga mengisi rectum. Hal ini didukung oleh kondisi
saluran pencernaan yang lebih lentur dan lebih banyak menampung makanan.
Menurut Savory dan Knox (1991) bahwa rata-rata kandungan VFA isi sekum ayam
27 – 34 umol/g berat basah terdiri dari asetat 16,5 – 22,98 umol/g, propionat 5,5 –
6,0 umol/g dan iso – valerat 0,39 – 0,52 umol/g. Tingkat serat kasar dalam ransum
berpengaruh terhadap komposisi VFA isi sekum. Profil VFA tersebut didapatkan
dengan makanan sumber serat dari rumput kering, tepung selulosa serta perlakuan
suplementasi enzim.
melalui sirkulasi yang berperan di bagian sekum meliputi ramus cecalis pada arteria
mesentrica cranialis. Selain itu dalam sekum juga ditemukan VFA, asam amino
ransum, maka kecernaan akan semakin menurun (minish dan Fox 1979). Efisiensi
meningkatnya kandungan serta kasar di dalam ransum (Theriez dkk, 1980). Metode
pengukuran daya cerna untuk unggas telah dikembangkan oleh Sklan dan Harwitz
dalam usus halus oleh enzim pancreas, empedu serta getah usus. Proses pencernaan
ini hanya mampu menghidrolisis karbohidrat sederhana sedangkan serat kasar tidak
mampu didegradasi. Oleh karena itu sebagian serat kasar lewat dari organ
rectum, kolon) pada bagian miles terjadi pencernaan fermentasi yang dibantu oleh