Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SISTEM PENCERNAAN KELINCI

OLEH:

NAMA: JANNATUN NAIM

NIM: B1D020116

KELAS: 5B1

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM
SISTEM PENCERNAAN KELINCI

Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan


mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam
saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek
menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus.
Semua hewan mempunyai system pencernaan tanpa terkecuali kelinci, tujuan pencernaan ini
adalah memudahkan pernyerapan pakan yang telah dikonsumsi dan akan dirubah mencadi energi
untuk kebutuhan hidup ternak, reproduksi dan lain sebagainya.
Kelinci termasuk pseudoruminant yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat kasar
dengan baik. Kelinci memfermentasikan pakan di coecum yang kurang lebih 50% dari seluruh
kapasitas saluran pencernaannya. Menurut Arrington dan Kelly (1986), kelinci termasuk
pseudoruminant tetapi sistem digestinya tidak berfungsi seperti ruminant dan alat pencerna
makanannya mempunyai karakteristik hewan monogastrik. Perut kelinci terdiri dari 3 bagian
yaitu bagian cardiac di dekat oesophagus, fundus di sebelah kiri bagian cardiac dan pylorus di
dekat usus halus. Volume perut adalah 36% dari total volume saluran pencernaan, pH di dalam
perut adalah 1,9. Coecum adalah segmen paling besar dari saluran pencernaan besarnya 42% dari
total volume.

sistem pencernaan kelinci merupakan sistem pencernaan yang sederhana dengan coecum dan
usus yang besar. Hal ini memungkinkan kelinci dapat memanfaatkan bahan-bahan hijauan,
rumput dan sejenisnya. Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri di saluran cerna bagian bawah
seperti yang terjadi pada saluran cerna kuda. Kelinci mempunyai sifat coprophagy yaitu
memakan feses yang sudah dikeluarkan. Feses ini berwarna hijau muda dan lembek. Hal ini
terjadi karena konstruksi saluran pencernaannnya sehingga memungkinkan kelinci untuk
memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah atau yaitu
mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis
vitamin B dan memecah selulose / serat menjadi energi yang berguna.

System pencernaan kelinci terdiri dari mulut, oesophagus, ventrikulus, usus halus, usus besar,
coecum, rectum dan anus.
1. Mulut

Gambar 1. Sistem pencernaan kelinci


Di dalam mulut kelinci terdapat tiga alat pencernaan yaitu gigi, lidah dan saliva.
Mulut juga digunakan untuk menggiling makanan dengan bantuan lidah serta
mencampurnya dengan saliva, juga berperan dalam mekanisme preherensi. Di dalam
mulut terjadi pencernaan secara mekanik yaitu dengan jalan mastikasi bertujuan untuk
memecah pakan agar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mencampurnya dengan
saliva yang mengandung enzim amilase yang mengubah pati menjadi maltosa agar
mudah ditelan. Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan
oleh gigi. Ketika seekor kelinci makan, ia akan mengunyah kira-kira 300 kali dan
mencampurkannya dengan liurnya.

2. Esofagus
Esophagus memiliki panjang 10,5 cm. Esofagus terletak di antara mulut dan
lambung yang berfungsi sebagai saluran makanan dari mulut menuju ke esofagus. Bagian
esophagus yang berwarna putih, tidak mempunyai kelenjar dan dilapisi oleh epithelium
berbentuk squomous-stantified yang tebal. Daerah ini meliputi 1/3 – 2/5 bagian dari
seluruh jaringan muko (Parakkasi, 1986). Esophagus merupakan saluran yang sempit dan
panjang dan merupakan suatu tabung otot yang dapat mengembang. Dinding esophagus
tidak berkontraksi pada saat tidak terisi makanan sehingga udara yang berasal dari lubang
hidung bagian dalam tidak masuk ke dalam glottis (Thakir dan Puranik, 1984).
3. Lambung
Lambung kelinci memiliki panjang 17 cm. lambung adalah ruangan yang
berfungsi sebagai tempat pencernaan dan penyimpanan makanan, cairan lambung terdiri
dari air, garam-garam anorganik dan pepsinogen dapat merangsang produksi pepsin. pH
lambung kelinci sangat asam yaitu sekitar pH 1-2, sehingga sangat efektif dalam
membunuh mikroorganisme pathogen. Hal ini sesuai dengan pendapat Tillman et al.,
(1991) yang menyatakan bahwa lambung merupakan ruangan yang berfungsi sebagai
tempat pencernaan dan penyimpanan makanan. Tetapi pada saat kelinci menyusui pH
akan berubah mendekati basa. Hal ini sesuai dengan pendapat Fransond (1992) yang
menhyatakan bahwa kelinci yang sedang meyusui pH lambungnya sekitar 5-6,5.
Lambung kelinci disebut juga ventriculus yang terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian awal (kardia), bagian tengah (fundus) dan bagian akhir (pilorus). Ventriculus
berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakan dan tempat terjadinya proses pencernaan
dimana dinding lambung mensekresikan getah lambung yang terdiri dari air, garam
anorganik, mucus, HCl, pepsinogen dan faktor intrinsik yang penting untuk efisiensi
absorbsi vitamin B12. Keasaman getah lambung bervariasi sesuai dengan macam
makanannya. Pada umumnya sekitar 0,1N atau ber-pH lebih kurang dari 2. Namun fungsi
utama lambung sendiri sebagai organ penyimpanan dan sterilisasi sebelum makanan
dipindah ke usus halus.
4. Usus Halus
Usus halus merupakan saluran pencernaan yang di dalamnya terjadi proses
penyerapan nutrient, selain itu usus halus juga terbagi menjadi tiga bagian yaitu
duonenum, jejunum, ileum. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Parakkasi (1986) yang
menyatakan bahwa tempat utama pencernaan karbohidrat dan protein adalah di usus
kecil. Usus halus dibagi menjadi tiga yaitu duodenum, jejunum, ileum. Didukung juga
oleh Sherwood L (2001) yang menyatakan bahwa Small intestinum adalah tempat
berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Setelah isi lumen
meninggalkan usus halus tidak lagi terjadi proses pencernaan. Usus ini berada dalam
keadaan abdomen dan terlentang dari lambung sampai usus besar. Secara garis besar usus
dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
Duodenum menghubungkan usus halus dengan lambung, merupakan bagian usus
halus yang utama. Di dalam duodenum, makanan yang sudah bercampur dengan getah
lambung kemudian dicampur dengan getah pankreas yang menghasilkan enzim-enzim
yang menetralkan keasaman dari getah lambung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Frandson (1993) yang menyatakan bahwa di dalam duodenum merupakan bagian dari
usus halus yang utama. Kemudian bergabung dengan jejunum. Bagian akhir dari usus
halus adalah ileum. Duodenum menghubungkan usus halus dengan lambung sedangkan
ileum menghubungkan usus halus dengan usus besar (intestinum crassum). Usus halus
terdapat empat sekresi cairan yaitu duodenum, empedu, cairan pancreas dan cairan usus.
Didukung juga oleh Gunawan (2006) yang menyatakan bahwa proses pencernaan di usus
dua belas jari (duodenum) sangat bergantung pada fungsi pankreas dalam mengubah zat
makanan menjadi basa, karena pencernaan baru akan terjadi setelah suasana kimiawi
makanan menjadi basa. Duodenum berbentuk kelokan yang disebut duodenal loop.
Bermuara 2 saluran yaitu dari pancreas dan kantong empedu. Kantong empedu berisi
empedu yang dihasilkan oleh hati dan berguna untuk mengemulsikan lemak. Pankreas
menempel pada kelokan ini mengsekresikan pankreatik yang mengandung enzim yaitu
amilase yang berfungsi mengubah tepung jadi gula, tripsin berfungsi mengubah protein
jadi peptide, dan lipase yang berfungsi mengubah trigleserid/lemak: asam lemak dan
gliserol.
Di dalam jejunum terjadi penyerapan zat gizi, karena di dalam jejunum terjadi
pencernaan secara kimiawi. Hal ini sesuai dengan pendapat Tray dan Raharja (2007)
yang menyatakan bahwa ileum terjadi penyerapan dari bahan gizi (asam amino, asam
lemak dan glukosa) vitamin yang melarut dalam air dan mineral (kalsium dan besi) dan
sebagian besar air. Makanan di dalam jejunum mengalami pencernaan secara kimiawi
oleh enzim yang dihasilkan didindig usus. Enzim-enzim yang dihasilkan dinding usus
sebagai adalah enterokinase yang berfungsi, mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan
pankreas, erepsin yang berfungsi mengubah dipeptida/peptone menjadi asam amino,
maltase yang berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa, disakarase yang berfungsi
mengubah disakarosa menjadi monosakarida, peptidase yang berfungsi mengubah
polipeptida menjadi asam amino, sukrase yang berfungsi mencerna sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa, dan lipase yang berfungsi mengubah trigliserida menjadi gliserol
dan asam lemak. Didukung juga oleh Andang (1999) yang menyatakan bahwa jejunum
dan ileum merupakan lokasi akhir proses penguraian dan sekaligus awal dari proses
penyerapan zat makanan.
Ileum merupakan penghubung usus halus dan usus besar (intestinum crassum).
Ileum memiliki fungsi bagian akhir yang aktif dalam absorbsi dan bagian dari usus halus.
Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1993) yang menyatakan bahwa ) yang
menyatakan bahwa di dalam duodenum merupakan bagian dari usus halus yang utama.
Kemudian bergabung dengan jejunum. Bagian akhir dari usus halus adalah ileum.
Duodenum menghubungkan usus halus dengan lambung sedangkan ileum
menghubungkan usus halus dengan usus besar (intestinum crassum). Usus halus terdapat
empat sekresi cairan yaitu duodenum, empedu, cairan pancreas dan cairan usus.
Didukung juga oleh Sarwono (1993) pakan yang telah tercerna di abomasum mengalir ke
ileum dan terjadi proses digesti dan absorbsi pakan. Sepanjang permukaan lumen usus
halus terdapat banyak lipatan/lekukan yang disebut vili atau jonjot usus. Vili berfungsi
memperluas permukaan usus sebagai proses penyerapan zat makanan akan lebih
sempurna. Setiap vilus mengandung pembuluh limfa yang di sebut lacteal dan pembuluh
kapiler.
Bagian penting dari pencernaan baru akan dimulai di usus halus, dimana asam
lambung dineutralisir dan enzim-enzim dari hati dan pankreas dicampur dengan
makanan. Enzim ini penting untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein, lemak
dan vitamin. Kemudian 90% fruktosa, protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap,
namun selulosa dan serat lain yang tidak dapat dicerna dengan baik (termasuk kulit
pohon yang sering digerogoti kelinci maupun serat yang ada di pellet mereka) akan
disingkirkan.
5. Caecum
Sekum kelinci mengalami proses fermentasi di dalam sekum. Kelinci memiliki
sekum yang besar namun tidak dapat mencerna bahan-bahan organic. Hal ini sesuai
dengan pendapat Parakkasi (1986) yang menyatakan bahwa sekum mempunyai fungsi
seperti rumen yaitu fermentasi, serat kasar dan karbohidrat oleh organism. Didukung juga
oleh Fransond (1993) bahwa pembentukan sekum akan menyebabkan pembesaran pada
kolon, tanpa sekum tidak ada coprophagy. Coprophagy umumnya dikeluarkan pada pagi
dan malam hari, mengandung vitamin B, protein 28,8% dan 30% serat kasar. Sedangkan
kotoran kerasnya dikeluarkan pada siang hari mengandung 9,2% protein dan 50,3% serat
kasar.
Berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabu-abuan. Dalam cecum
makanan disimpan dalam waktu sementara. Pencernaan selulosa dilakuakan oleh bakteri
yang menghasilkan asam asetat, propionat dan butirat). Partikel-partikel tidak tercerna
yang kecil-kecil serta jenis makanan lain yang terdeteksi sebagai tidak dapat dicerna,
akan dikirim ke cecum untuk difermentasi, namun partikel besar akan dengan cepat
dibuang ke usus besar dan dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk kotoran yang
bundarbundar.
Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir semua jenis gula, sari-sari
makanan dan protein berlebih yang tidak tercerna di usus halus. Setiap 3 sampai 8 jam
cecum akan berkontraksi dan memaksa material yang ada di dalamnya untuk kembali ke
usus besar, dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh lendir, dan berpindah ke anus.
6. Usus Besar
Bahwa usus besar yang menuju kearah cranial sekum berlanjut ke kolon. Kolon
turun bergerak ke depan kea rah dua lapis yang menyangga usus halus. Hal ini sesuai
pendapat (Suprijanta et al., 2005) yang menyatakan bahwa pada usus besar ini terjadi
penyerapan air karena sebagia besar sari-sari makanan sudah terserap dalam usus halus.
Didukung juga oleh Kamal (1994) bahwa pencernaan pada large intestinum dilakukan
oleh enzim yang terbawa bersama pakan dari bagian saluran pencernaan sebelumnya oleh
enzim yang berasal dari aktivitas mikroorganisme.
7. Anus

Anus memiliki panjang 2 cm. Anus berfungsi sebagai lubang pembuangan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Blakely dan Bade (1998) menyatakan bahwa makanan yang
sudah dicerna di dalam usus besar akan disekresikan dan dikeluarkan berupa feses
melalui anus. Didukung juga oleh Umar (1992) bahwa feses merupakan sisa makanan
yang tidak tercerna, cairan fi baktereses trancus digestivus, sel-sel epitel usus,
mikroorganisme, garam organik, stearol, dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar
melalui anus.

Feses yang keluar lewat anus mengandung air. Feses merupakan sisa makanan
yang tidak tercerna. Cairan dari tractus digestivus, sel-sel epitel usus, mikroorganisme,
garam organik, stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar melalui anus. Sisa-sisa
ini akan menjadi kotoran yang berbentuk seperti anggur hitam kecil-kecil yang disebut
“cecothropes” atau “cecal pills”. Untungnya, proses ini lebih sering terjadi dimalam hari.

Kelinci biasanya akan memakan cecothropesnya kembali langsung dari anus


untuk mencerna kembali sari-sari makanan yang tidak tercerna tadi dan menerima nutrisi
yang lebih banyak. Meski terlihat sangat menjijikan, proses ini sangat penting bagi
pencernaan kelinci dan menjaga agar kelinci tetap sehat.

MEKANISME PENCERNAAN PADA KELINCI

Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh gigi.
Ketika seekor kelinci makan, ia akan mengunyah kira-kira 300 kali dan
mencampurkannya dengan liurnya. Ketika makanan sudah terasa halus, kelinci akan
menelan makanan melewati kerongkongan dan makanan akan berpindah ke lambung,
disana kontraksi otot akan meremas dan memutar makanan, memisahkan partikel-partikel
dan mencampurkan mereka dengan cairan lambung. Namun fungsi utama lambung
sendiri sebagai organ penyimpanan dan sterilisasi sebelum makanan dipindah ke usus
halus.

Di usus halus, dimana asam lambung dineutralisir dan enzim-enzim dari hati dan
pankreas dicampur dengan makanan. Enzim ini penting untuk mencerna dan menyerap
karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Kemudian 90% fruktosa, protein, dan sari-sari
makanan lain akan diserap, namun selulosa dan serat lain yang tidak dapat dicerna
dengan baik (termasuk kulit pohon yang sering digerogoti kelinci maupun serat yang ada
di pellet mereka) akan disingkirkan. ◦Partikel-partikel tidak tercerna yang kecil-kecil
serta jenis makanan lain yang terdeteksi sebagai tidak dapat dicerna, akan dikirim ke
cecum untuk difermentasi, namun partikel besar akan dengan cepat dibuang ke usus besar
dan dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk kotoran yang bundar-bundar.

Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir semua jenis gula, sarisari
makanan dan protein berlebih yang tidak tercerna di usus halus. Setiap 3 sampai 8 jam
cecum akan berkontraksi dan memaksa material yang ada di dalamnya untuk kembali ke
usus besar, dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh lendir, dan berpindah ke anus.
Sisa-sisa ini akan menjadi kotoran yang berbentuk seperti anggur hitam kecil-kecil yang
disebut “cecothropes” atau “cecal pills”. Untungnya, proses ini lebih sering terjadi
dimalam hari. Kelinci biasanya akan memakan cecothropesnya kembali langsung dari
anus untuk mencerna kembali sari-sari makanan yang tidak tercerna tadi namun
mempunyai nutrisi yang besar.

Sedangkan partikel-partikel besar dari serat yang tidak tercerna yang dibuang ke
usus besar akan membentuk kotoran keras berbentuk bundar (fecal pills). Cecal pills
berbentuk anggur dan sedikit basah karena terbentuk dari sisa-sisa makanan dan partikel
serat kecil. Fecal pills berbentuk bulat dan keras karena terbentuk dari serat kasar dan
dibuang secara melingkar Maka, ketika fecal pills ini terlihat lembek (apalagi berair) hal
itu dapat berarti terdapat kondisi tidak normal dalam pencernaan kelinci.
Gambar 2. Bentuk kotoran kelinci

Anda mungkin juga menyukai