Anda di halaman 1dari 6

ANATOMI DAN SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA

Sebelumnya, saya akan menjelaskan apa itu hewan ruminansia

Jadi, Hewan Ruminansia adalah Kelompok hewan mamalia yang biasa memamah atau memakan dua
kali atau dikenal dengan hewan memamah biak. Hewan Ruminansia merupakan sekumpulan hewan
pemakan tumbuhan yang mencerna makanannya dengan dua langkah, yang pertama dengan menelan
bahan mentah, kemudian yang kedua mengeluarkan makanan yang setengah dicerna dari perutnya dan
mengunyahnya lagi. Contoh dari hewan Ruminansia yaitu: Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, Rusa, dan
Kijang.

A. SISTEMATIKA SAPI

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Mammalia

Ordo : Artilodactyla

Familia : Bovidae

Genus : Bos

Spesies : Bos Sondaicus

B. ORGAN-ORGAN PADA TRACTUS DIGESTIVUS

1. Cavum Oris (Rongga mulut), Berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan dimulainya proses
pencernaan. Rahang hewan ruminansia dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanannya.
Didalam rongga mulut terdapat organ-organ pencernaan lainnya, seperti berikut:

 Gigi, tersusun dari


- Gigi seri (incicibus), yang berguna untuk mengunyah makanan. yang berjumlah 4 buah
- Gigi graham , mengalami perkambangan sehingga memiliki jumlah gigi yang banyak dan
berukuran besar, serta digunakan untuk memotong makanan. Untuk graham depan
berjumlah 3 buah dan graham belakang berjumlah 3 buah.
Total gigi atas adalah 10 buah dan total gigi bawah adalah 10 buah juga.
 Diasteriva, bagian tanpa gigi atau tempat menjulurkan lidah
 Lidah, berguna untuk merenggut rumput (makanan) dan mendorong makanan yang sudah
dikunyah menuju lambung
 Saliva, merupakan cairan atau enzim khusus yang dihasilkan oleh kelenjar khusus pada sapi
yang kemudian disalurkan kedalam rongga mulut. Saliva berperan dalam proses pencernaan
kimiawi.

2. Pharinx, pangkal dari kerongkongan

3. Esophagus, lanjutan dari pharynk masuk rongga thorax dan menembus diafragma melalui hiatus
esophagus dan bermuara pada ventrikulus di rongga abdomen. Berfungsi sebagai jalur penghubung
anatara rongga mulut dengan lambung. Makanan hanya melewati esophagus tanpa melalui proses
apapun, hal ini karena kerongkongan ruminansia umumnya sanagat pendek sekitar 5 cm, tetapi mampu
melebar untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanan.

4. Ventrikulus (Lambung), makanan yang telah melewati esophagus kemudian akan menuju
lambung.Proses pencernaan pada lambung yang pertama untuk menampung makanan sementara
sebelum dikeluarkan kembali. Selain itu, lambung berfungsi dalam proses pembusukan makanan dan
menghaslkan enzim selulase yang dapat mengurai selulosa. Lambung terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

 Rumen (Perut besar), terletak dirongga abdomal bagian kiri. Dimana disini tempat
penambpungan makanan serta tempat terjadinya pencernaan dengan bantuan mikroba (bakteri).
Disini makanan dicerna hingga menjadi bubur dengan gerakan mengaduk yang dilakukan oleh
dinding rumen. Pada saat sapi beristirahat, makanan kembali ke mulut dan dikunyah kembali.
Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan masuk Retikulum (perut jala).

 Retikulum (Perut jala), terletak deket dengan rumen dan berbatasan. Di Retikulum makanan
kembali mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri anaerob dan protozoa. Didalam
bagian perut ini, terjadi proses absorpsi dan penyaringan benda-benda asing yang masuk
bersama makanan sehingga tidak masuk ke omasum (perut kitab).

 Omasum (Perut kitab), terletak di sebelah kanan reticulum dan disebelah rusuk 7-11, dengan
bentuk ellipsis. Disini terjadi penyerapan paling banyak. Di dalam Omasum, makanan dicerna
dengan bantuan enzim pencernaan. Selanjutnya makanan masuk ke abomasum.

 Abomasum (Perut masam), terletak dibagian kanan bawah, jika kondisi asam akan berpindah
kesebelah kiri. Perut bagian inilah disebut dengan lambung. Abomasum memiliki banyak HCL,
yang berfungsi untuk membunuh bakteri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa berguna
untuk melindungi sel yang dicerna oleh enzim. Disini makanan dicerna dengan bantuan enzim
pencernaan pepsin yang dihasilkan oleh abomasum. Abomasum terdiri dari 3 bagian, yaitu:
Kardia (sekresi mucus), Fundika (pepsinogen, renin, hcl, dan mucus) dan pilokorika
(sekresi mucus). Di abomasum terjadilah pencernaan secara kimiawi dan enzimatis yang
memungkinkan sari makanan deicerna dan dapat diserap dengan baik.

 Intestinum tennue, dinding yang licin. Berfungsi menyerap sari-sari makanan yang telah di
proses didalam lambung. Sari-sari makanan yang diserap kemudian diedarkan ke seluruh tubuh
dan diubah menjadi energy. Panjang usus halus pada sapi mencapai 40 meter. Di dalam usus
halus terjadi proses pencernaan absorpsi dan fermentasi. Terdiri dari 3 bagian, yaitu:
- Duodenum, bentuknya melingkar seperti huruf U. berfungsi untuk mencerna makanan
secara kimiawi dengan bantuan enzim-enzim pencernaan yang berasal dari pancreas.
- Jejenum, lanjutan dari duodenum. Berfungsi untuk melakukan pencernaan dan penyebaran
berbagai komponen terutama air, karbohidrat, protein dan vitamin serta komponen bersifat
lipofilik.
- Ileum, yang bermuara di sekum. Berfungsi untuk menyerap komponen makanan yang tidak
diserap oleh jejenum.

5. Intestinum crassum (Usus Besar), usus besar memiliki panjang kurang lebih 1 meter, terdiri dari
kolon ascendens, kolon tranversum dan kolon ascendens. Diantara usus halus dan usus besar terdapat
juga usus buntu (sekum). Pada bagian sekum terdapat benjolan kecil yang disebut apendik yang brisi sel
darah putih yang berperan sebagai imunitas. Fungsi usus besar digunakan untuk proses penyerapan air,
melakukan penerapan berbagai jenis vitamin, mengurangi keasaman dan mencegah terjadinya infeksi.

6. Rektum, bagian akhir dari usus besar. Bagian ini feses tersimpan sebelum dikeluarkan melalui anus.
Bagian rectum dilapisi oleh mukosa dan juga pembuluh darah, disini juga terjadi pengontrolan otot
sehungga feses segera dikeluarkan melalui anus.

7. Anus, sisa ampas makanan akan dikeluarkan melalui anus.


Jalannya pakan dalam saluran pencernaan ruminansia

Mulut

Pakan dikunyah dan dicampur dengan air liur.dan ditelan Air liur disekresi dalam jumlah banyak oleh
ruminansia,Dan mengandung natrium bikarbonat untuk menjaga Keasaman (pH) rumen.

rumen

•85 % berupa cairan yang ada di bagian bawah

•bagian atas terdiri pakan kasar yang baru masuk.

•Pakan di lambung ini diaduk oleh otot lambung.

•Setelah itu pakan kembali kemulut (regurgitasi) untuk Dikunyah kembali, proses ini disebut
ruminasi.

•Ruminasi dilakukan sampai 40 – 50 kali sebelum ditelan

•Cairan retikulo rumen mengandung jasad renik yaitu Bakteri dan protozoa,dengan enzim yang
dikeluarkannya Membantu dalam pencernaan pakan. Konsentrasi dan Jenis jasad renik tergantung
pakan yang diberikan

LAMBUNG PADA RUMINANSIA

Mempunyai lambung ganda ( ada 4 lambung) yaitu :

1. Retikulum
2. Rumen (Pencernaan secara enzimatis)
3. Omasum
4. 4.Abomasum(lambung sejati) bersifat seperti ternak lambung tunggal. Secara enzimatis.

pakan dari kerongkongan akan masuk ke Dalam rumen yang berfungsi sebagai Gudang sementara
bagi pakan yang Tertelan.

Pada saat ternak ruminansia beristirahat, Pakan yang telah berada dalam rumen Dikembalikan ke
mulut. Di dalam rumen, Pakan akan dibentuk menjadi gumpalan gumpalan yang masih kasar
(disebut Bolus).

Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut (proses regurgitasi) untuk dimamah kedua Kali
(dikunyah kembali = proses Remastikasi), kemudian bolus ditelan Kembali (proses redeglutasi)

Di rumen terjadi pencernaan protein, Polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh Enzim selulase
yang dihasilkan oleh bakteri dan Jenis protozoa tertentu.

Selanjutnya bolus tersebut dicerna lagi oleh Enzim-enzim mikroba rumen dan namanya Berubah
menjadi digesta.
Kontraksi retikulorumen yang terkoordinasi Dalam rangkaian proses tersebut bermanfaat Pula
untuk pengadukan digesta inokulasi dan Penyerapan nutrien. Selain itu kontraksi Retikulorumen juga
bermanfaat untuk Pergerakan digesta meninggalkan Retikulorumen melalui retikulo-omasal orifice.

Akhirnya digesta akan diteruskan ke Abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di Tempat ini
masih terjadi proses pencernaan Digesta secara kimiawi oleh enzim.

Dalam studi fisiologi ternak ruminasia, rumen Dan retikulum sering dipandang sebagai organ
Tunggal dengan sebutan retikulorumen.

Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini Terlihat
dari bentuk gentingan pada saat otot Sfinkter berkontraksi.

Omasum disebut sebagai perut buku karena Tersusun dari lipatan sebanyak sekitar 100 Lembar.
Fungsi omasum belum terungkap Dengan jelas, tetapi pada organ tersebut terjadi Penyerapan
air, amonia, asam lemak terbang, Dan elektrolit.

Pada organ ini dilaporkan juga menghasilkan Amonia dan mungkin asam lemak terbang. Termasuk
organ pencernaan bagian belakang Lambung adalah sekum, kolon, dan rektum. Pada pencernaan
bagian belakang tersebut Juga terjadi aktivitas fermentasi.

Namun belum banyak informasi yang terungkap Tentang peranan fermentasi pada organ Tersebut,
yang terletak setelah organ Penyerapan utama. Proses pencernaan pada Ternak ruminansia dapat
terjadi secara mekanis Di mulut, fermentatif oleh mikroba rumen, dan Secara hidrolis oleh enzim-
enzim pencernaan.

Di dalam rumen terdapat populasi Mikroba yang cukup banyak jumlahnya.

Mikroba rumen dapat dibagi dalam tiga Grup utama yaitu bakteri, protozoa, dan Fungi.

Kehadiran fungi di dalam rumen diakui Sangat bermanfaat bagi pencernaan Pakan serat, karena
dia membentuk Koloni pada jaringan selulosa pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh menembus
Dinding sel tanaman sehingga pakan Lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim Bakteri rumen.

Bakteri Rumen

Bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan Substrat utama yang digunakan, karena sulit
Mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya.

Kebalikannya protozoa diklasifikasikan Berdasarkan morfologinya sebab mudah dilihat


Berdasarkan penyebaran silianya.

Beberapa jenis bakteri yang dilaporkan oleh Hungate (1966) adalah : (a) bakteri
pencerna Selulosa (Bakteroides succinogenes, Ruminococcus Flavafaciens,
Ruminococcus albus, Butyrifibriofibrisolvens), (b) bakteri pencerna Hemiselulosa
(Butyrivibrio fibrisolvens, Bakteroides Ruminocola, Ruminococcus sp), (c) bakteri
pencerna Pati (Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas
amylolytica, (d) bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus), (e)
bakteri Pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus Licheniformis) (f) Bakteri
Methanogenik Merupakan bakteri yang dapat mengkatabolisasi alkohol dan asam
organik menjadi methan dan karbondioksida (Tjandraatmaja, 1981). Contoh:
Methanobacterium formicium, Methanobrevibacter ruminantium (g) Bakteri
Amilolitik Merupakan bakteri yang dapat memfermentasikan amilum . Bakteri jenis ini
relatif lebih tahan terhadap perubahan pH dibandingkan dengan bakteri selulolitik,
dapat bekerja pada pH 5,7-7,0 (Orskov, 1982). Contoh: Clostridium lochheaddii,
Streptococcus bovis, Bacteroides amylophilus (h ) Bakteri yang memfermentasikan
gula Bakteri yang memfermentasikan amilum, sebagian besar mampu
memfermentasikan gula sederhana . Contohnya : Eurobacterium ruminantium,
Lactobacillus ruminus. (I) Bakteri Lipolitik Merupakan bakteri rumen yang dapat
menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Hal ini dapat berlangsung
karena adanya enzim lipase yang dapat memecah lemak (Tamminga dan Doreau,
1991). Contohnya : Anaerovibrio livolytica, Veillonella alcalescens. (J) Bakteri
pemanfaat Asam Contohnya : Selonomonas dan Veillonella alcalescens.

Protozoa Rumen

Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu:

Holotrichsyang mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yang
fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulut umumnya merombak
karbohidrat yang lebih sulit dicerna.

Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya Bisa mencapai 40 meter.

Hal itu dipengaruhi oleh pakannya yang Sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). Enzim selulase
yang dihasilkan oleh bakteri ini Tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa Menjadi asam lemak,
tetapi juga dapat Menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang Dapat digunakan sebagai sumber
energi Alternatif.
Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada Di sekum akan keluar dari tubuh organisme Bersama
feses, sehingga di dalam feses (tinja) Hewan yang mengandung bahan organik akan Diuraikan dan
dapat melepaskan gas CH4 (gas Bio).

Selamat Siang dok, saya Samuel Ginting seorang mahasiswa prodi peternaka. Disini saya ingin bertanya
dok… sekarang teknologi sudah semakin canggih, salah satu upaya ahli medis untuk menangani gagal
ginjal adalah dengan ginjal bionic atau ginjal buatan.. namun ginjal ini belum bisa mengganti sebagian
besar fungsi ginjal seperti memproduksi berbagai jenis hormon yang penting dalam keberlangsungan
hidup manusia, contohnya hormon eritropoetin yang berguna untuk pembuatan sel darah merah. Selain
fungsi ginjal, alat ini juga memiliki efek samping terhadap tubuh.

selain itu, dari informasi yang saya dengar ahli medis juga mulai meneliti cangkok ginjal hewan terhadap
manusia..
untuk pertanyaan saya, jika cangkok ginjal itu bisa di terapkan dan mungkin lebih relevan, karena
merupakan ginjal alami. Menurut dokter, dari kedua penelitian ini. Mana yang paling berbahaya dan
memiliki efek samping yang lebih tinggi?

Anda mungkin juga menyukai