Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN PUSTAKA

Sapi perah, merupakan ternak ruminansia memiliki lambung yang terdiri dari 4 bagian.
Perkembangan lambung dan atau intestin pada ternak ruminansia mengalami modifikasi, karena
mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan selulosa dan polisakarida tanaman. Selulosa
adalah struktur karbohidrat yang berperan sebagai kerangka pada semua tanaman dan merupakan
salah satu bahan organik yang ketersediaannya sangat berlimpah bagi kehidupan temak
herbivora. Hanya ternak ruminansia yang mampu mendegradasi sclulosa tanaman menjadi suatu
komponen yang bermanfaat untuk membentuk produk-produk, baik untuk kepentingan pokok
hidup maupun produksi. Kemampuan memanfaatkan selulosa polisakarida tanaman tersebut
dimungkinkan mengingat adanya beberapa bakteri dan fungi dalam lambung yang mampu
memproduksi enzim selulolitik yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi selubiosa dan
glukosa. Ruminansia juga mampu memanfaatkan senyawa nitrogen non-protein (Suriasih, 2015)

Sistem pencernaan pada ternak ruminansia merupakan suatu sistem yang terdiri dari
saluran yang dilengkapi dengan organ yang bertanggung jawab terhadap pengambilan,
penerimaan, pencernaan dan absorpsi zat makanan mulai dari mulut sampai ke anus. Sistem
pencernaan juga bertanggung jawab terhadap pengeluaran zat makanan yang tidak dapat dicerna.
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang
diperlukan didalam proses perncernaan bahan pakan. Saliran pencernaan meliputi rongga mulut,
faring, esofagus, lambung, usus halus, sekum dan usus besar (Chuzaemi, 2020)

Pada proses pencernaan ternak ruminansia berbeda dengan ternak nonruminansia yang
dimana perbedaannya terletak pada lambung yang dimiliki. Pada ternak ruminansia memiliki 4
bagian pada lambung yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum sedangkan pada ternak
nonruminansia hanya memiliki satu lambung sehingga organ pencernaan ternak ruminansia
memiliki kapasitas yang besar dan dapat mendegrasi serat kasar dengan dinding sel tanaman
yang mengandung serat tinggi (Aprilia,2018)
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sistema Digesti

1. Hasil Pengamatan

No Nama Organ Keterangan


1 Mulut Mulut pada hewan ruminansia terdiri atas gigi, lidah,
kelenjar ludah (saliva). Bagian kelenjar ludah (saliva)
ini merupakan cairan kompleks yang memiliki
komponen organik dan komponen anorganik. Saliva
ini memiliki banyak fungsi, sebut saja untuk
membantu penelanan dan suplai nutrien
mikroba.Makanan yang masuk ke dalam mulut, secara
mekanik akan dihancurkan dengan gigi dan campuran
saliva
2 Esofagus Esofagus ini adalah kerongkongan, yang mana
merupakan saluran untuk menghubungkan antara
rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran
esofagus ini, terdapat daerah yang disebut faring. Di
dalam faring tersebut terdapat klep, yakni epiglotis
yang mengatus supaya makanan tidak masuk ke bagian
trakea (tenggorokan)
3 Rumen Rumen ini dapat disebut sebagai kantong besar yang
memiliki kapasitas sekitar 80%. Beberapa bagian
rumen mempunyai pupil layaknya handuk dan tidak
berkelenjar. Di dalam rumen banyak terdapat bakteri
yang turut berguna untuk proses pencernaan makanan
4 Retikulum Reticulum juga sering disebut sebagai perut jala dan
berfungsi sebagai penahan partikel pakan, terutama
ketika tengah terjadi regurgitasi rumen.Bentuk
reticulum seperti rumah lebah. Hal tersebut supaya
mencegah benda-benda asing yang ada di makanan
tidak bergerak ke saluran pencernaan lebih lanjut,
misalnya kawat. Reticulum sering tertusuk oleh
hewan-hewan tajam yang sebenarnya adalah hal fatal
bagi hewan ruminansia, sebab posisinya dekat dengan
jantung
5 Omasum Bagian lambung ketiga pada hewan ruminansia adalah
omasum yang permukaan dindingnya memiliki wujud
lipatan dan kasar, dengan 5 lamina (daun) yang
menyerupai duri. Lamina adalah penyaring partikel
digesti yang nantinya akan masuk ke abomasum. Di
dalam omasum ini, akan terjadi pencampuran pakan
dan air, yang mana sebagian besar air tersebut akan
diserap oleh lapisan-lapisan omasum
6 Abomasum Abomasum sering disebut sebagai perut sejati, sebab
sebagian besar proses pencernaan hewan ruminansi
terjadi pada bagian ini. Pada dinding abomasum,
terdapat kelenjar pencernaan yang menghasilkan
cairan lambung dengan kandungan pepsinogen, garam,
onorganik, mukosa, asam hidroklorat, untuk
penyerapan vitamin B12 secara efisien
7 Duodenum Duodenum merupakan salah satu dari bagian utama
pada usus halus yang berbentuk seperti huruf C yang
menghubungkan lampung dengan bagian lain dari usus
halus. Duodenum merupakan muara saluran empedu
dan pancreas
8 Yeyenum Yeyenum berfungsi untuk menyalirkan makanan yang
sudah dicerna dari lambung menuju usus 12 jari yang
merupakan bagian dari usus halus yang mengarah ke
kaudal setelah duodenum
9 Ileum Ileum memiliki banyak vili yang berfungsi
memperluas bagian penyerapan sehingga penyerapan
akan lebih optimal
10 Sekum Sekum berbentuk seperti kantong yang mencabangkan
diri dari usus besar dan terletak mengarah ke arah
belakang. Menyerap cairan dan garam yang telah
diolah sebelumnya
11 Kolon Sementara bagian Colon, memiliki bentuk gulungan
layaknya obat nyamuk dan terletak ke arah naik, datar,
dan turun yang berfungsi sebagai dalam absorpsi air
dan elektrolit
12 Rektum Rektum adalah bagian lubang tempat pembuangan
feses dari tubuh hewan sapi. Sebelum dibuang melalui
anus, feses akan ditampung terlebih dahulu pada
bagian rektrum. Nah, apabila feses sudah siap dibuang,
maka otot spinkter rektum akan mengatur pembukaan
dan penutupan pada anus. Otot spinkter pada bagian
rektrum ini adalah 2 yakni otot polos dan otot lurik
13 Anus Sementara pada bagian anus yang sebagai lubang
pembuangan kotoran, dikendalikan oleh otot sphincter
yang juga membantu melindungi pembukaan anus

2. Hasil Pembahasan

Hasil praktikum Ilmu Ternak Perah pada acara pengenalan organ di Laboratorium
produksi ternak kami telah melakukan pengamatan dan memperoleh hasil pembahasan yang
menunjukan bahwa sistema digestorium adalah sistem pencernaan pada ternak ruminansia.
Sistem digestorium dimulai dari mulut yang terjadi pencernaan secara mekanik setelah itu ke
esofagus darin esofagus menuju lambung yang terdiri dari rumen, retikulum,omasum dan
abomasum setelah itu masuk kebagian small intestinum yang terdiri dari duodenum, yeyenum,
ileum lanjut pada bagis usus besar khususnya pada sekum dan kolon lalu pada rektum
penampungan feses sebelum dikeluarkan oleh anus.
Sistem pencernaan pada ternak ruminansia merupakan suatu sistem yang terdiri dari
saluran yang dilengkapi dengan organ yang bertanggung jawab terhadap pengambilan,
penerimaan, pencernaan dan absorpsi zat makanan mulai dari mulut sampai ke anus. Sistem
pencernaan juga bertanggung jawab terhadap pengeluaran zat makanan yang tidak dapat dicerna.
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang
diperlukan didalam proses perncernaan bahan pakan. Saliran pencernaan meliputi rongga mulut,
faring, esofagus, lambung, usus halus, sekum dan usus besar (Chuzaemi, 2020).

Hasil praktikum Ilmu Ternak Perah sesuai dengan pendapat Chuzaemi, (2020)
menyatakan bahwa pada ternak ruminansia memiliki kelebihan dibandingkan dengan ternak non
ruminansia. Karena pada ternak ruminansia mempunyai lambung majemuk (poligastrika) terdiri
dari rumen, retikulum, omasum dan abomasum dan adanya campur tangan mikroba di dalam
proses pencernaan pakan sehingga mampu memanfaatkan secara efektif limbah pertanian
sebagai sumber energi dan NPN sebagai sumber protein.
TINJAUAN PUSTAKA

Chuzaemi, I. S., IPU, A. E., Mashudi, I. S. D. I., IPM, A. E., Ndaru, P. H., & MP, S. P. (2020).
Ilmu Gizi Ruminansia. Media Nusa Creative (MNC Publishing) ISO 690

Suriasih, K., Subagiana, W., & Saribu, L. D. (2015). Ilmu produksi ternak perah. Laboratorium
Ilmu Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Bali.

Aprilia, R. M. (2018). Evaluasi Kandungan Nutrien Dan Kecernaan (In Vitro) Pakan Yang
Diberikan Pada Sapi Perah Rakyat Di Kabupaten Malang (Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).
LAMPIRAN
TINJAUAN PUSTAKA

Sapi memiliki ambing yang terletak di daerah inguinal. Ambing sapi terdiri dari empat
bagian. Bagian kiri dan kanan terpisah jelas, bagian ini dipisahkan oleh ligamen yang berjalan
longitudinal yang disebut sulcus intermammaria. Bagian depan dan belakang jarang
memperlihatkan batas yang jelas. Tiap bagian dilihat dari segi jaringan kelenjarnya, merupakan
suatu kesatuan yang terpisah atau disebut juga kuartir. Antara kuartir yang satu tidak tergantung
pada kuartir yang lain, khususnya dalam hal suplai darah, saraf dan apparatus suspensorius
(Rahayu, 2015).

Ambing merupakan kelenjar yang berfungsi mengeluarkan susu untuk makanan anaknya
setelah lahir. Ambing tumbuh selama kebuntingan dan mulai mengeluarkan susu setelah
beranak. Ambing pada sapi perah terdiri dari empat 4 bagian terpisah yaitu bagian depan dan
belakang serta bagian kiri dan kanan. Ukuran volume ambing pada setiap ternak berbeda – beda,
ukuran ambing dipengaruhi oleh umur ternak, masa laktasi, faktor genetik dan jumlah susu
didalamnya (Febriana et al., 2018).

Ambing sapi perah terbagi menjadi dua bagian yaitu ambing kiri dan ambing kanan,
kemudian masing-masing ambing terbagi menjadi dua kuartir yaitu kuartir depan dan kuartir
belakang, setiap kuartir memiliki satu puting susu, ambing kuartir depan biasanya memiliki
ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kuartir ambing bagian belakang struktur
penyokong pada ambing terdiri dari intermammary groove, lateral suspensory ligament dan
median suspensory ligament, fungsi jaringan penyokong pada ambing yaitu untuk melindungi
bagian interior ambing. Rambut pada ambing sebagai pelindung ambing dari kotoran luar. Kulit
pada ambing sapi perah berperan sebagai jaringan penunjang dan stabilisator ambing, sedangkan
puting berfungsi untuk mengeluarkan susu pada saat proses pemerahan (Irawati, 2017).
HASIL PEMBAHASAN

B. Ambing

1. Hasil Pengamatan

No Organ Keterangan
1 Rambut Rambut pada ambing adalah lapisan paling luar dan
menutupi seluruh permukaan ambing. Rambut pada ambing
berfungsi untuk menutupi ambing dari gesekan luar agar
tidak langsung mengenai kulit
2 Kulit kulit melindungi bagian dalam ambing dari keadaan luar
(goresan, tekanan) dan dari mikroba pencemar. Jaringan ikat
yang sangat halus melekaktkan kulit dengan ambing dan
ambing depan melekat pada dinding perut dengan bantuan
jaringan ikat yang kasar/tebal
3 Puting Puting merupakan bagian dari ambing yang berfungsi untuk
menyalurkan air susu
4 Ligamentum Merupakan dua buah jaringan yang berdekatan terdiri dari
suspensorium jaringan elastis yang berwarna kuning, ligamentum ini
medialis berasal dari dinding perut dan tertambat pada permukaan
medialis dari ambing dan membentuk septum yang
memisahkan ambing menjadi dua bagian
5 Ligamentum Memisahkan ambing dari bagian depan ke ambing pada
suspensorium bagian belakang
transversalis
6 Ligamentum Jaringan penunjang utama pada ambing
suspensorium
lateralis
7 Alveoli Alveoli berfungsi untuk mengambil nutrien dari darah
kemudian mengubahnya menjadi susu
8 Lobulus Kumpulan alvceolus sebagai unit terkecil produksi susu
9 Lobus Gabungan dari beberapa lobulus yang terhubung dengan
saluran air susu bersama lobulus yang berfuingsi ujntuk
mengalirtkan air susu
10 Milk ductus Membawa air susu yang diproduksi oleh lobus dan lobulus
sehingga air susu dapat dikeluarkan melalui puting
11 Gland cistern Gland cistern di namakan pula sinus lakttiferous, adalah
rongga yang terdapat di dalam kuartir ambing. Ukuran dan
bentuknya untuk setiap kuartir sangat bervariasi
12 Teat cistern Saluran keluarnya air susu
13 Streak canal Puting bagian bawah yang berfungsi untuk mencegah
masuknya mikrobia
14 Teat meatus Lubang puting pada ambing yang berfungsi sebagai saluran
akhir keluarnya susu

2. Hasil dan pembahasan

Hasil praktium Ilmu Ternak Perah acara opengenalan organ yang dilakukan di
Laboratorium Produksi Ternak, ambing pada sapi perah memilki dua bagian yaitu bagian
eksterior dan interior. Bagian eklsteriorv pada ambing meliputi rambut, kulit, puting,
Ligamentum suspensorium medialis, Ligamentum suspensorium transversalis dan Ligamentum
suspensorium lateralis. Sedabngkan pada bagian interior terdiri dari Alveolli, lobulus, lobus,
milk ductus, gland cistern, teat cistern, streak canal, teat meatus.Amnbing juga tersusun dari
beberapa sistem yaitu struktur penyokong, sistem pembuluh darah, sistem pembuluh limfa,
sistem susunan saraf dan sistem saluran susu.

Sapi memiliki ambing yang terletak di daerah inguinal. Ambing sapi terdiri dari empat
bagian. Bagian kiri dan kanan terpisah jelas, bagian ini dipisahkan oleh ligamen yang berjalan
longitudinal yang disebut sulcus intermammaria. Bagian depan dan belakang jarang
memperlihatkan batas yang jelas. Tiap bagian dilihat dari segi jaringan kelenjarnya, merupakan
suatu kesatuan yang terpisah atau disebut juga kuartir. Antara kuartir yang satu tidak tergantung
pada kuartir yang lain, khususnya dalam hal suplai darah, saraf dan apparatus suspensorius
(Rahayu, 2015).

Hasil praktikum Ilmu Ternak Perah sesuai dengan pendapat Rahayu, (2015) menyatakan
bahwa ambing pada sapi terletak di daerah inguinal. Ambing sapi terdiri dari empat bagian.
Bagian kiri dan kanan terpisah jelas, bagian ini dipisahkan oleh ligament yang berjalan
longitudinal yang disebut sulcus intermammaria. Sedangkan bagian depan dan belakang jarang
memperlihatkan batas yang jelas. Tiap bagian dilihat dari segi jaringan kelenjarnya, merupakan
suatu kesatuan yang terpisah atau disebut juga kuartir. Antara kuartir yang satu tidak tergantung
pada kuartir yang lain, khususnya dalam hal suplai darah, saraf dan apparatus suspensorius.
Ambing memiliki beberapa sistem yang mendukung dalam strukturnya, antara lain terdapat
sistem peredaran darah, limfe, saraf, dan sistem saluran yang berperan dalam penyimpanan dan
sekresi susu ke dalam sel epitel yang disebut juga dengan alveoli.
TINJAUAN PIUSTAKA

Rahayu, S. (2015). Deteksi Streptococcus agalactiae Penyebab Mastitis Subklinis pada Sapi
Perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang [Skripsi]. Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Hasanuddin. Hal, 11-14.

Febriana, D. N., D. W. Harjanti dan P. Sambodho. 2018. Korelasi ukuran badan, volume ambing
dan produksi susu kambing Peranakan Etawah (PE) di Kecamatan Turi Kabupaten
Sleman Yogyakarta. J. Ilmu – Ilmu Peternakan. 28 (2) :134 -140.

Irawati, L. 2017. Pengaruh Periode Laktasi Terhadap Produksi Dan Kualitas Susu Sapi Perah
Pada Peternak Rakyat Di Kabupaten Sleman. Skripsi. Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai