Anda di halaman 1dari 9

Organ Pencernaan Ruminansia

Hewan ruminansia merupakan hewan pemamah biak yang memiliki empat bagian
lambung, yaitu retikulum, rumen, omasum dan abomasum. Proses pencernaan
ruminansia dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pencernaan secara mekanis di dalam mulut,
fermentatif oleh mikroba di dalam rumen dan kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan
di abomasum dan usus

1. Mulut
Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama kali dilewati oleh pakan. Di
dalam mulut terjadi dua macam pencernaan, yaitu secara mekanik dan secara
enzimatis. Pencernaan secera mekanik dibantu oleh lidah dan gigi, sedangkan
pencernaan enzimtis dibantu oleh kelenjar saliva. Pencernaan mekanik di dalam
mulut meliputi prehensi (pengambilan pakan dengan lidah), mastikasi
(pengunyahan) dan deglutisi. Sedangkan pencernaan secara enzimatis yaitu
pelumuran pakan dengan kelenjar saliva. Saliva berperan sangat penting dalam
proses pencernaan di dalam rumen, saliva pada sapi mengandung urea, fosfor
(P) dan natrium (Na) yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. kandungan
senyawa alkali yang berikatan dengan senyawa karbon yaitu buffer bicarbonate.
yang sangat berguna dalam menjaga pH rumen agar tidak turun terlalu tajam
(Hungate, 1966; Rianto dan Purbowati, 2009; Faza, 2017).
Dalam rongga mulut hewan ruminansia, terdapat 2 organ sistem pencernaan yang
memiliki fungsi penting, yaitu gigi dan lidah.
a Gigi
Berdasarkan fungsinya, gigi dibagi menjadi dua jenis, yaitu gigi potong atau
pengoyak dan gigi penggiling.

Gambar 1. Tengkorak kepala sapi


b Lidah
Lidah merupakan organ utama yang digunakan dalam proses prehensi
serta untuk membantu proses pengunyahan guna membentuk bolus makanan.
Lidah sapi memiliki struktur yang panjang, kuat, lentur, kasar dan
digunakan untuk melilit hijauan maupun makanan lainnya (Malik, 2017).

2. Esofagus
Esofagus merupakan jalur saluran yang digunakan untuk menghubungkan
mulut dengan lambung untuk penyaluran pakan. Di salam esofagus terjadi gerakan
mendorong dan meremas yang akan membuat bolus turun ke lambung secara
perlahan. Aktivitas menelan ini termasuk pada aktivitas yang dipengaruhi
kesadaran,karena bagian atas esofagus ini tersusun atas otot lurik (rangka) yang
responnya dipengaruhi kesadaran. Adanya mukosa yang dihasilkan di esofagus juga
mempermudah proses mendorong bolus ke arah lambung, sehingga bolus akan lebih
licin (Malakiano, 2019).

Gambar 2. Esofagus

3. Lambung
Setelah melewati esofagus, makanan kemudian menuju lambung. Pada
pencernaan yang paling awal, lambung digunakan sebagai tempat menampung
makanan sementara waktu sebelum dikembalikan ke mulut. Selain itu lambung pada
hewan ruminansia juga berfungsi untuk proses pembusukan makanan yang
merupakan simbiosis antara hewan pemamah biak dengan flagellata(dari jenis
Copromonas subtitis) dan bakteri dari genus Cytopaga dan Bacterium penghasil
enzim selulase yang dapat mengurai selulosa (Malik, 2017).
Berikut ini adalah bagian utama lambung hewan ruminansia :
a Rumen
Rumen atau perut handuk merupakan kantong besar ysng diggunsksn
sebagai tempat penampungan dan pencampuran bahan pakan untuk proses
fermentasi oleh mikroorganisme. Di rumen terjadi pencernaan protein,
polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan
oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu (Malakiano 2019).

Gambar 3. Rumen

Rumen atau perut handung dibagi menjadi empat zona, yaitu zona gas, zona
apung, zona cir an zona endapan.
 Zona gas : berisi CO2, CH4, H2, H2S, N2, O2.
 Zona apung: ingesta baru dan mudah dicerna
 Zona Cair: berisi cairan dan absorbsi metabolit yang terlarut
 Zona endapan: berisi ingesta tidak dapat dicerna dan benda-benda
asing.
Besar kecilnya zona ini sangat bergantung pada macam pakan
yang dikonsumsi. Pakan di dalam rumen akan bercampur dengan ingesta
(cairan rumen) dan menjadi obyek pencernaan oleh mikroba rumen
yang terdiri dari bakteri (Bacteriodes, Ruminococcus, Butyrivibrio),
protozoa dan fungi dalam jumlah relatif sedikit. Kemampuan bakteri
rumen antara lain mendegradasi serat kasar untuk membentuk volatile
fatty acid (VFA), mensintesis protein, mensintesis vitamin B dan
mendegradasi komponen beracun dari berbagai pakan (Faza, 2017).
Mikroba rumen memiliki peran yang sangat penting bagi ternak karena
mereka dapat memanfaatkan nutrisi tanaman secara efisien sebagai sumber
energi (Das dan Qin, 2012). Salah satu mikroba yang ada di rumen yaitu
bakteri selulolitik yang akan menghasilkan enzim selulase.
b Retikulum
Retikulum atau peut jalang merupakan bagian lambung yang digunakan
untuk meremas pakan menjadi lebih halus, dikarenakan struktur otot yang
kuat (Sardiman, 2013). Fungsi retikulum adalah sebagai penahan partikel
pakan saat regurgitasi rumen. Selain itu, fungsi rumen yang lain yaitu:
 Tempat fermentasi
 Membantu proses ruminasi
 Mengatur arus ingesta ke omasum
 Absorbsi hasil fermentasi
 Tempat berkumpulnya benda-benda asing

Gambar 4. Retikulum

c Omasum
Omasum atau sering disebut perut buku karena memiliki permukaan yang
seperti berbuku-buku atau berlapis. Omasum merupakan suatu organ
seferis yang terisi oleh lamina emuscular yang turun dari bagian dorsum
atau bagian atap. Membran mukosa yang menutupi laminae, ditebar dengan
papillae yang pendek dan tumpul yang akan menggiling hijauan atau serat-
serat sebelum masuk ke abomasum. Fungsi omasum adalah untuk digesti,
menyaring partkel pakan yang besar, absorpsi dan mengatur arus ingesta
ke abomasum (Faza, 2017).

Gambar 5. Omasum

d Abomasum
Abomasum atau perut sejati merupakan lambung sebenarnya dari
ternak. Lambung ini memiliki fungsi yang sama sengan lambung manusia.
Di dalam abomasum terjadi pencernaan secara enzimais dan kimiawi.
Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa yang berfungsi untuk
melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum
(Sardiman, 2017). Abomasum atau perut sejati pada ruminansia dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1.) Kardiak , berfungsi untuk mensekresi mukus
2.) Fundus, sekresi enzim pepsin, renin, dan HCL
 Pepsin : Fungsi pepsin adalah memecah protein dalam
makanan menjadi partikel yang lebih kecil, seperti
fragmen peptida dan asam amino.
 Renin : Mengentalkan atau menggumpalkan susu
 HCL : Fungsi HCl yang utama yaitu denaturasi
protein, membunuh bakteri atau virus yang tertinggal
dalam makanan mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin.
3.) Pilorus, berfungsi untuk mensekresi mukus

Gambar 6. Abomasum

4. Usus Halus
Usus halus merupakan organ pencernaan yang memiliki fungsi penyerapan zat-
zat makanan. Usus halus terdiri atas 3 bagian, yaitu duodenum, jejenum dan
ileum.

Gambar 6. Usus Halus


a Duodenum
Duedenum (usus dua belas jari), berfungsi untuk mencerna makanan secara
kimiawi dengan bantuan enzim-enzim pencernaan yang berasal dari organ
pankreas.

b Jejenum
Jejenum (usus kosong), berfungsi untuk melakukan pencernaan dan
penyebaran berbagai komponen terutama air, karbohidrat, proetin dan
vitamin serta komponen bersifat lipofilik.
c Ileum
Ileum (usus penyerapan), berfungsi untuk menyerap komponen makanan
yang tidak diserap oleh organ jejenum.

5. Usus Besar
Usus besar terdiri dari sekum, yang merupakan suatu kantong buntu dan kolon
yang terdiri atas bagian-bagian yan naik, mendatar dan turunn. Bagian yang turun
akan berakhir di rektum dan anus. Fungsi usus besar yaitu penyerapan kembali air
dan garam mineral. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai dengan 4
hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu
bakteri E. coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan
gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir
dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati
anus/rektum (Malakiano, 2019).

Gambar 7. Usus Besar


6. Sekum
Sekum merupakan organ pembatas usus halus dan usus besar. Di dalam
sekum terdapat bakteri proteolitik yang berfungsi seagai pembusuk. Unsur pakan
yang tidak dapat dicerna, biasanya akan mengalami fermentasi dalam sekum.
sehingga dapat dimanfaatkan oleh hewan tersebut (Ardian, 2017).
7. Rektum
Merupakan lubang tempat keluarnya feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat
anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Ketika feses siap untuk
dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot
spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Fungsi rektum
adalah sebagai tempat pembuangan feses yang akan melewati anus.
8. Anus
Anus merupakan tempat keluarnya sisa sisa pencernaan berupa kotoran atau
feses.
DAFTAR PUSTAKA
Faza, A. F. 2017. Pengaruh Suplementasi Bakingsoda Dalampakan Terhadap Profil
Lemak Darah Sapi Perah Laktasi. Skripsi. Bogor : Universitas
Diponegorosemarang.

Malakiano, Z. 2019. Fungsi Esophagus dan Lambung pada Ruminansia di


https://hisham.id/2015/11/fungsi-esophagus-dan-lambung-pada-
ruminansia.html (diakses 15 Maret 2019).
_________________ . Fungsi Usus Halus, Hati, Usus Besar pada Ruminansia di
https://hisham.id/2015/11/fungsi-usus-halus-hati-usus-besar-pada-
ruminansia.html (diakses 16 Maret 2019).

Malik. 2017. Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia (Pemamah Biak) Lengkap di


https://mengakujenius.com/sistem-pencernaan-hewan-ruminansia-
pemamah-biak-lengkap/ (diakses pada 15 Maret 2019)

Das, Khrusna Chandra dan Wensheng Qin. 2012. Isolation and characterization of
superior rumen bacteria of cattle (Bos taurus) and potential application in
animal feedstuff . Open Journal of Animal Sciences. 2(.4) : 224-228.

Sardiman, R. 2013. Biologi-Sistem Pencernaan Ruminansia di


https://www.slideshare.net/viperenz02/biologi-sistem-pencernaan-
ruminansia (diakses 16 Maet 2019)

Anda mungkin juga menyukai