ACARA 4 Digesti
NAMA : FARADILA AZZAHRA NIM :
DESTRIYANTI 22/493420/KH/11217
ASISTEN : SITI NOOR SYAH RHEINA KEL : B
1. Tujuan Praktikum
2. Landasan Teori
1. Alat
2. Bahan
B. Cara Kerja
Rasa, tekstur,dan
Bubuk susu langsung Rongga mulut
jumlah saliva
ditelan tanpa dikeringkan dengan
diperhatikan lalu
dihisap dihisap manual
dicatat
supernatan
salah satu tabung supernatan dari kedua
ingesta rumen
reaksi disimpan tabung diteteskan ke object
dipindahkan ke
dalam kulkas glass dengan pipet tetes
dua tabung reaksi
4. Hasil Praktikum
5. Pembahasan
Pada praktikum, percobaan dilakukan dengan mengunyah nasi selama 10 detik yang
tidak menghasilkan rasa apapun atau masih hambar dan selama 2 menit yang
menghasilkan rasa manis pada bolus. Proses terbentuknya gula sederhana pada mulut
dimulai ketika makanan yang mengandung karbohidrat, seperti roti atau nasi, dimakan
dan dikunyah oleh gigi. Saat makanan dikunyah, kelenjar saliva di dalam mulut akan
terangsang untuk mengeluarkan cairan saliva yang mengandung enzim amilase. Enzim
amilase ini akan menguraikan molekul karbohidrat yang kompleks menjadi gula
sederhana yang lebih kecil dan mudah dicerna oleh tubuh, seperti glukosa, maltose, dan
fruktosa. Enzim amilase bekerja dengan cara memecah ikatan-ikatan kimiawi yang
terdapat pada amilum yang merupakan karbohidrat kompleks yang terdapat pada
makanan seperti roti, pasta, kentang, dan beras (Sutanti dkk, 2021). Oleh karena itu, saat
percobaan mengunyah makanan selama 2 menit, nasi terasa lebih manis karena saliva
yang dihasilkan lebih banyak sehingga karbohidrat pada nasi telah dipecah menjadi gula
sederhana.
Mikroba yang terdapat pada ingesta rumen sapi yang diamati pada praktikum merupakan
salah satu protozoa pada rumen sapi. Protozoa menyumbang sekitar 50% biomassa
rumen dan berperan pada proses fermentasi anaerob di dalam rumen serta membantu
memecah serat pada pakan yang berasal dari hijauan pada pencernaan
ruminansia. Walaupun memiliki jumlah yang lebih banyak dan ukuran yang lebih besar,
protozoa di rumen juga memiliki dampak negatif karena menggunakan bakteri sebagai
asupan makanannya, sehingga daur ulang mikroba N pada rumen meningkat dan asupan
asam amino pada usus menurun sebesar 20 – 28%. Akan tetapi, kemampuannya
memakan bakteri pada rumen juga menyebabkan protein protozoa lebih mudah dicerna
dan memiliki nilai biologis yang lebih tinggi. Salah satu protozoa bersilia yang memiliki
peran penting dalam rumen adalah Diploplastron affine yang dapat mencerna selulosa
dan karbohidrat dari biji-bijian. Selain itu, protozoa Holotrich juga memiliki enzim yang
bertanggung jawab untuk degradasi selulosa dan hemiselulosa walaupun jumlahnya
sedikit. Protozoa dalam rumen juga ikut berperan dalam proses metanogenesis sebagai
penyedia hidrogen bagi bakteri metanogen dalam rumen. Selain itu, terdapat juga
protozoa Epidinium ecaudatum, Eremoplastron bovis, Endiplodinium maggii,
Opryoscolex caudatus, Ostracodinium obtusum bilolum yang mempunyai enzym yang
7. Daftar Pustaka
Chuzaemi, S., Soebarinoto, Mashudi, Ndaru, P., H. (2020). Ilmu Gizi Ruminansia.
Malang: Media Nusa Creative (MNC Publishing).
Coleman, G., S., Davies, J., I., Cash, M. (1972). The cultivation of the rumen ciliates
Epidinium ecaudatum caudatum and Polyplastron multivesiculatum in
vitro. Journal of general microbiology, 73 3, 509-21.
König, H. E., Liebich, H., G. (2020). Veterinary Anatomy of Domestic Animals Textbook
and Colour Atlas: Seventh Edition. Germany: Schattuer
Mastika, I., M. (2015). Teknik Mengurangi dan Menekan Populasi Protozoa Rumen
pada Ternak Ruminansia. Denpasar: Udayana University Press.
Orpin, C., G. (1976). Studies on the rumen flagellate Sphaeromonas communis. Journal
of general microbiology, 94 2, 270-80 .
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Gadjah Mada
2023
Orpin, C., G. (1977). The rumen flagellate Piromonas communis: its life-history and
invasion of plant material in the rumen. Journal of general microbiology, 99 1,
107-17 .
Purnamasari, R., Santi, D., R. (2017). Fisiologi Hewan. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Putri, A., A., Erina, E., Fakhrurrazi, F. (2018). Isolasi Bakteri Asam Laktat Genus
Lactobacillus dari Feses Rusa Sambar (Cervus unicolor). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Veteriner, 2(2), 170-176.
Reece, W., O. (2009). Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals Fourth
Edition. Iowa: Wiley-Blackwell
Sari, L. N., Bintang, P. (2023). Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia berdasarkan
Al-quran dan Hadits. Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran:
JPPP, 3(3), 248-255.
Suharti, S., Alwi, W., Wiryawan, K. G. (2020). Isolasi Bakteri Pendegradasi Mimosin
Asal Rumen Sapi dan Domba yang Diberi Daun Lamtoro dan Pengaruhnya pada
Karakteristik Fermentasi In Vitro. Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu
Peternakan, 18(1), 23-30.
Sutanti, V., Prasetyaningrum, N., Fuadiyah, D. (2021). Saliva dan Kesehatan Rongga
Mulut. Universitas Brawijaya Press.
Yasin, M. Y., Khomarudin, M., Hadiarto, A. F., & Lestariningsih, L. (2021). Peran
Penting Mikroba Rumen pada Ternak Ruminansia. International Journal of
Animal Science, 4(01), 33-42.
Yogyaswari, S. A., Rukmi, M. I., & Raharjo, B. (2016). Ekplorasi bakteri selulolitik dari
cairan rumen sapi Peranakan Fries Holland (PFH) dan Limousine Peranakan
Ongole (Limpo). Jurnal Akademika Biologi, 5(4), 70-80.
Yustina, Darmadi. (2017). Buku Ajar Fisiologi Hewan. Pekanbaru: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.