A.KONDISI TERNAK
Kondisi kesehatan ternak yang kami amati cukup sehat dari segi fisiknya.
kondisi mata ada yang bersinar dan berair, bulunya ada yang halus dan kasar dengan
warna bulu sesuai jenisnya (normal), konsistensi fecesnya normal, tidak cair dan
tidak padat, dan berwarna kecoklatan. Konsistensi feces ini bisa jadi di pengaruhi
oleh pakan yang dimakan oleh ternak. Disebabkan karena diberi hijauan atau
bungkil pisang sehingga fecesnya warna kecoklatan. Kondisi tubuh ternak yang
dipelihara ada yang gemuk dan tubuhnya tidak kurus dan tidak gemuk, yaitu sedang
tergantung pada umur dan cara pemeliharaan. Sedangkan rata-arata sapi yang kami
amati pada satu kelompok ternak dgn kepemilikan yang berbeda yaitu sudah
dewasa.Suhu dan detak jantung pada ternak juga terlihat normal, Suhu pada sapi
rata-rata 37,8 derajat celcius dan memiliki rata-rata 59,5 detak jantung (kali/menit).
B.PRODUKTIVITAS TERNAK
No Nama peternak Sex Umur Panjang badan(cm) Ligkar dada(cm) Tinggi badan(cm)
(Bulan)
Dalam praktikum ini utk menimbang berat bdn sapi kami menggunakan rumus berikut :
Keterangan Tabel:
Nasruddin 36 18 6 3 1 Suntik 9 3
A.islahul 36 18 6 3 1 Suntik 9 2
wathan
H.ismail 24 24 6 3 1 Suntik 9 3
Ma’ad 36 18 6 3 1 Suntik 9 3
Dari tabel diatas dapat kita proleh hasil praktikum yaitu persentase 20 % dengan rata-rata
umur pubertas jantan 33,6 bulan,rata-rata pubertas betina 19,2 bulan ,rata-rata umur sapih 6
bulan ,rata-rata birahi pertama setelah beranak 2,8 bulan ,rata-rata kawin(bunting) 1 kali,rata-
rata sisten perkawinan buatan yaitudgn cara suntik 100% dan 0% utk perkawinan alami,rata-
rata lama kebuntingan adalah 9 bln dan rat-rata jangka kebuntingan adalah 2,6 bulan.
Reproduksi pada ternak mencakup banyak sekali aspek yang berkaitan dengan proses
perkembangbiakan ternak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan populasi dari ternak.
Secara garis besar perkawinan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Kawin Alam
Kawin alam dilakukan dengan menggunakan pejantan pemacek. Penggunaan
pejantan di kelompok ternak ini masih cukup rendah sekitar 20 %, Masalah utama
penggunaan pejantan pemacek adalah sulitnya peternak mendapatkan pejantan untuk
mengawinkan ternak betinanya. Keuntungan dari kawin alam ini adalah sekali kawin
ternak betina langsung bunting sehingga peternak tidak mengeluarkan biaya yang
besar untuk perkawinan ternaknya.
b. Kawin Buatan
Kawin buatan merupakan peroses perkawinan dengan campur tangan manusia.
Kawin buatan lebih dikenal dengan sebutan IB (Inseminasi Buatan). Persentase
penggunaan Kawin IB di kelompok ternak ini adalah 80 %. Keuntungan dalam
menggunakan teknik kawin suntik atau kawin IB adalah tidak perlu mendatangkan
pejantan untuk mengawini ternanya, mendapatkan hasil anakan yang memilki
kualitas tinggi, karena sperma yang digunakan dari sapi unggul. Sedangkan kendala
yang akan dihadapi jika menggunakan kawin IB adalah ternak kadang-kadang di
kawin IB sampai 3 kali baru bisa bunting, sedangkan biaya satu kali IB mencapai Rp.
350.000,- sehingga biaya yang dikeluarkan peternak lebih tinggi dibandingkan
dengan menggunakan kawin alami.
2.Gigi seri susu tanggal 1 pasang: umur bakalan sudah 1,5—2 tahun.
3.Gigi seri susu tanggal 2 pasang: umur bakalan sudah 2,5—3 tahun.
4.Gigi seri susu tanggal 3 pasang: umur bakalan sudah 3—3,5 tahun.
5.Gigi seri susu tanggal 4 pasang: umur bakalan sudah 3,5—4 tahun.