Anda di halaman 1dari 6

V MANAJEMEN TERNAK

A.KONDISI TERNAK

Peternak Konsistensi Feses Kondisi Suhu Detak Jantug


Warna Tekstur Mata Bulu (kali/menit)
(derajat)

Nasruddin Cokelat Normal Berair Halus 38 60

A.islahul Cokelat Normal Berair Kasar 38 60


wathan
H.ismail Cokelat Normal Sinar Halus 39 60

Ma’ad Cokelat Normal Sinar Halus 37 60

Fahrul irfan Cokelat Normal Sinar Halus 37 56

Jumlah 189 296

Rata-rata 37,8 59.5

Standar 0,84 1.78


Deviasi

Kondisi kesehatan ternak yang kami amati cukup sehat dari segi fisiknya.
kondisi mata ada yang bersinar dan berair, bulunya ada yang halus dan kasar dengan
warna bulu sesuai jenisnya (normal), konsistensi fecesnya normal, tidak cair dan
tidak padat, dan berwarna kecoklatan. Konsistensi feces ini bisa jadi di pengaruhi
oleh pakan yang dimakan oleh ternak. Disebabkan karena diberi hijauan atau
bungkil pisang sehingga fecesnya warna kecoklatan. Kondisi tubuh ternak yang
dipelihara ada yang gemuk dan tubuhnya tidak kurus dan tidak gemuk, yaitu sedang
tergantung pada umur dan cara pemeliharaan. Sedangkan rata-arata sapi yang kami
amati pada satu kelompok ternak dgn kepemilikan yang berbeda yaitu sudah
dewasa.Suhu dan detak jantung pada ternak juga terlihat normal, Suhu pada sapi
rata-rata 37,8 derajat celcius dan memiliki rata-rata 59,5 detak jantung (kali/menit).

B.PRODUKTIVITAS TERNAK
No Nama peternak Sex Umur Panjang badan(cm) Ligkar dada(cm) Tinggi badan(cm)

(Bulan)

1 Nasruddin Betina 48 113 124 134

2 A.islahul Wathan Betina 48 132 128 146

3 H.ismail Betina 36 109 162 118

4 Ma’ad Betina 36 90 153 110

5 Fahrul irfan Betina 48 116 178 132

Jumlah 216 560 745 640

Rata-rata 43,2 112 149 128

Dalam praktikum ini utk menimbang berat bdn sapi kami menggunakan rumus berikut :

Keterangan Tabel:

Rumus : Y= 4,143(X) – 346,538


Y= Bobot badan ternak (Kg)
X= Lingkar dada (Cm)
Dari hasil praktikum kami memproleh hasil dgn jumlah rata-rata berat sapi 270,886 kg
untuk umur sapi 3- 4 thn.Dengan rata-rata panjang badan 112cm, rata-rata lingkar dada 149
cm dan rata-rata tinggi badan 128 cm

Produktivitas utama dari ternak potong adalah banyaknya daging yang


dihasilkan. Produksi daging dapat kita estimasi dengan menggunakan rumus
berdasarkan hasil pengukuran pada lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan.
Ukuran-ukuran tubuh ternak merupakan ukuran statistikal sebagai suatu pendekatan
ilmiah yang menggambarkan keadaan postur tubuh ternak untuk berbagai kepentingan.
Dalam kaitannya dengan ternak potong, pengukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi
penting sekali dan sangat bermanfaat sekali. Karena, postur tubuh ternak berkaitan
dengan kapasitas produksi daging dari ternak yang bersangkutan.
Lingkar dada diukur menggunakan pita ukur dengan melingkari dada ternak,
panjang badan diukur ujung sendi bahu (tulang scapula) dengan ujung bangkul (tulang
duduk) yang diukur mnggunakan tongkat ukur, tinggi ternak yang diukur menggunakan
tongkat ukur dari bagian tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak lurus. Satuan
yang digunakan untuk ukuran ternak sapi adalah senti meter (Cm).
C.REPRODUKSI TERNAK
Tabel
Peternak UmurPubertas Umursapih BirahiPertama Kawin- Cara Kebuntingan
(Bulan) (bulan (bulan) bunting Kawin (Bulan)
(kali)
Jantan betina Lama Jangka

Nasruddin 36 18 6 3 1 Suntik 9 3

A.islahul 36 18 6 3 1 Suntik 9 2
wathan

H.ismail 24 24 6 3 1 Suntik 9 3

Ma’ad 36 18 6 3 1 Suntik 9 3

Fahrul irfan 36 18 6 2 1 Suntik 9 2

Jumlah 168 96 30 14 5 Suntik 45 13

Rata-rata 33,6 19,2 6 2,8 1 :100% 9 2,6


StandarDeviasi 5,37 2,68 0 0,45 0.44 Alam 0 0,6

Persentase 20% 20% 20% 20% : 0% 20%

Dari tabel diatas dapat kita proleh hasil praktikum yaitu persentase 20 % dengan rata-rata
umur pubertas jantan 33,6 bulan,rata-rata pubertas betina 19,2 bulan ,rata-rata umur sapih 6
bulan ,rata-rata birahi pertama setelah beranak 2,8 bulan ,rata-rata kawin(bunting) 1 kali,rata-
rata sisten perkawinan buatan yaitudgn cara suntik 100% dan 0% utk perkawinan alami,rata-
rata lama kebuntingan adalah 9 bln dan rat-rata jangka kebuntingan adalah 2,6 bulan.
Reproduksi pada ternak mencakup banyak sekali aspek yang berkaitan dengan proses
perkembangbiakan ternak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan populasi dari ternak.
Secara garis besar perkawinan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Kawin Alam
Kawin alam dilakukan dengan menggunakan pejantan pemacek. Penggunaan
pejantan di kelompok ternak ini masih cukup rendah sekitar 20 %, Masalah utama
penggunaan pejantan pemacek adalah sulitnya peternak mendapatkan pejantan untuk
mengawinkan ternak betinanya. Keuntungan dari kawin alam ini adalah sekali kawin
ternak betina langsung bunting sehingga peternak tidak mengeluarkan biaya yang
besar untuk perkawinan ternaknya.

b. Kawin Buatan
Kawin buatan merupakan peroses perkawinan dengan campur tangan manusia.
Kawin buatan lebih dikenal dengan sebutan IB (Inseminasi Buatan). Persentase
penggunaan Kawin IB di kelompok ternak ini adalah 80 %. Keuntungan dalam
menggunakan teknik kawin suntik atau kawin IB adalah tidak perlu mendatangkan
pejantan untuk mengawini ternanya, mendapatkan hasil anakan yang memilki
kualitas tinggi, karena sperma yang digunakan dari sapi unggul. Sedangkan kendala
yang akan dihadapi jika menggunakan kawin IB adalah ternak kadang-kadang di
kawin IB sampai 3 kali baru bisa bunting, sedangkan biaya satu kali IB mencapai Rp.
350.000,- sehingga biaya yang dikeluarkan peternak lebih tinggi dibandingkan
dengan menggunakan kawin alami.

D. JENIS DAN UMUR DARI GIGI GELIGI

No. Jenis Sapi Umur Ternak Jumlah Gigigeligi


Jantan Betina

1. Sapi Bali - 4Thn Tanggal 4 pasang

2. Sapi limosin - 4Thn Tanggal 4 pasang

3. Sapi Bali - 3Thn Tanggal 3 pasang

4. Sapi Bali 3Thn Tanggal 3 pasang

5. Sapi simental - 4Thn Tanggal 4 pasang

Informasi mengenai umur bakalan sapi sangat berguna untuk menentukan proses


penggemukan karena akan berdampak pada lamanya waktu penggemukan serta biaya
pemeliharaan. Semakin kecil umur bakalan sapi, akan semakin lama waktu penggemukan serta
biasanya pemeliharaan akan semakin besar.
Namun, sapi yang biasa dijual secara tradisional tidak mencantumkan waktu kelahiran
sehingga pembeli ataupun penjual tidak mengetahui dengan pasti umur bakalan sapi. Para peternak
biasanya akan memeriksa beberapa bagian sapi untuk menduga umur dari bakalan sapi
tersebut.Secara alamiah makhluk hidup pasti diberikan tanda-tanda umur pada perkembangan organ
tubuh, begitu pun dengan sapi. Untuk menduga umur sapi dapat dilihat dari beberapa organ sapi, di
antaranya penilikan cincin tanduk dan penilikan gigi.Dari seluruh metode pendugaan umur yang ada,
metode pendugaan umur berdasarkan gigi merupakan metode yang paling sering digunakan oleh
para peternak. Ini karena mudah dan dapat digunakan pada berbagai tingkatan umur sapi.Sebelum
menduga umur sapi, Anda harus mengetahui susunan gigi sapi dengan baik. Gigi sapi berjumlah 32
buah yang terdiri atas 12 buah gigi merupakan rahang atas dan 20 buah gigi lainnya merupakan
rahang bawah.Pada rahang bawah terdiri atas 8 buah gigi susu, gigi geraham berganti menjadi enam
buah, dan gigi grama tetap enam buah. Sementara itu, pada rahang atas sapi tidak terdapat gigi
susu, hanya ada enam buah gigi berganti dan enam buah gigi geraham tetap.Berdasarkan
pertumbuhan umur sapi, gigi sapi dapat dikelompokkan menjadi tiga fase. Pertama, fase gigi susu
yang terjadi dari lahir hingga gigi berganti menjadi baru. Kedua, fase pergantian gigi yang terjadi dari
awal pergantian gigi. Ketiga, fase keausan yang terjadi dari gigi tidak berganti, tetapi aus.Sapi yang
akan digemukkan sebaiknya telah memiliki satu pasang gigi seri susu yang sudah copot dan berganti
menjadi gigi seri tetap. Untuk mengetahui lebih jauh lagi, perhatikan beberapa standar patokan umur
sapi berdasarkan gigi.

1.Gigi seri susu belum tanggal: umur bakalan 0—1,5 tahun.

 2.Gigi seri susu tanggal 1 pasang: umur bakalan sudah 1,5—2 tahun.

 3.Gigi seri susu tanggal 2 pasang: umur bakalan sudah 2,5—3 tahun.

 4.Gigi seri susu tanggal 3 pasang: umur bakalan sudah 3—3,5 tahun.

 5.Gigi seri susu tanggal 4 pasang: umur bakalan sudah 3,5—4 tahun.
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai