Disusun Oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
2021
I
g. Parting
- Sayap : 60 gram
2. Keempukan Daging
3. Susut Masak
a. Bobot Hidup :1 kg
g. Parting
2. Keempukan Daging
3. Susut Masak
1.2 Pembahasan
Karkas adalah bagian dari ternak setelah dipotong, dan bagian yang tidak
termasuk karkas dibuang, seperti jeroan (Hafid dan Priyanto, 2006). Persentase
karkas broiler bervariasi antara 65-75% dari bobot badan.Semakin berat ayam
dipotong, semakin tinggi karkasnya (Noth dan Bell, 1992). Pada praktek yang
telah dilakukan, proporsi karkas ayam yang tidak mengalami kelelahan sebesar
81,8%, dan proporsi karkas ayam yang mengalami kelelahan sebesar 81,8% dan
utnuk ayam yang dilelahkan sebesar 84%. Faktor-faktor yang mempengaruhi
bobot karkas antara lain strain, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik ternak
(Dewanti et al., 2013).
Susut masak ayam yang tidak mengalami dilelahkan sebesar 16,6%, dan
susut masak ayam yang mengalami dilelahkan sebesar 23,3%. Artinya kualitas
ayam tanpa dilelahkan baik karena susut masaknya lebih rendah. Menurut
Soeparno (2009) kualitas daging dengan susut masak yang lebih rendah relatif
lebih baik dibandingkan dengan daging dengan susut masak yang lebih besar
Daya ikat air ayam yang tidak dilelahkan yaitu sebesar 25%, sedangkan
pada daging ayam yang dilelahkan yaitu sebesar 1,4%. Daya ikat air pada daging
berkisar antara 20-60% (Soeparno, 2009).
1.3 Kesimpulan
North, M.O and D.D. Bell. 1992. Commercial Chicken Production Manual.2nd
Ed. The Avi Publishing Co. Inc. Wesport, Conecticut, New York.
Soeparno. (2009). Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
II
TEKNOLOGI TELUR
Bentuk
Shap
Leba
Perlakua Warn Panjan e Tekstu
r Keutuhan Kebersihan
n a g Inde r
(mm) (mm x
)
Tidak
Telur Cokla 84,0 Norma Sedikit
53,3 44,8 pecah tidak
Segar t 5 l kotor
retak
Tidak
Suhu Cokla 73,3 Norma Sedikit
58,1 42,6 pecah tidak
Ruang t 2 l kotor
retak
Dipping Tidak
78,1 Sedikit
minyak coklat 57,7 45,1 pecah tidak bersih
6 normal
kelapa retak
Kuning
Putih Telur
Telur
Bayang Tebal
Perlaku Ber Leb Leb
an Keraba Ting YI Ting AI HU
an at ar ar
Yolk ng gi gi
(cm (cm
(cm) (cm)
) )
Telur Tidak 3,4 0, 5,3 0, 77,1
65 0,38 1,48 0,63
Segar jelas 5 42 5 11 1
Dippin
g 0, 8,9 0, 66,5
60 Telihat 0,39 3,1 1,22 0,46
minyak 39 6 05 7
kelapa
Perhitungan :
Telur segar
= 44.8/53.3 x 100
= 84.052
Suhu Ruang
= 42.6/58.1 x 100
= 73.321
Minyak Kelapa
= 45.1/57.7 x 100
= 78.162
Telur segar
Suhu ruang
= 1.12 / 2.76 = 0.4 cm
Minyak Kelapa
Telur segar
Suhu ruang
Minyak Kelapa
2.2 Pembahasan
Uji kualitas eksterior telur dilakukan untuk menguji keutuhan, tekstur, dan
kebersihan pada telur. Berdasarkan hasil pengamatan dari ketiga telur dengan
perlakuan yang berbeda menunjukan kualitas yang baik, pada telur segar dan telur
pada suhu ruang didapati bahwa teksturnya normal, tidak terdapat
keretakan/pecah, dan telur dalam keadaan sedikit kotor. Sedangkan pada telur
yang di dipping minyak kelapa di dapatkan teksturnya sedikit normal, tidak
terdapat keretakan/pecah, dan telur dalam keadaan bersih.
Uji kualitas interior yang pertama dilakukan yaitu pengukuran berat telur.
Berat telur yang di dapatkan berdasarkan hasil pengamatan pada telur segar, telur
pada suhu ruang, dan telur yang di dipping minyak kelapa berturut-turut yaitu 65,
56, dan 60 gram. Hal tersebut berarti telur termasuk dalam kualitas yang baik,
sesuai dengan pendapat Sefton dan Siegel (1974), bahwa bobot telur ayam ras
yang baik sekitar 55-65 gram.
Uji kualitas interior selanjutnya yaitu perhitungan indeks putih telur dari
telur segar, telur pada suhu ruang, dan telur dengan perlakuan dipping minyak
kelapa berturut-turut 0,12, 0,6 dan 0,5. Menurut SNI (2008) menyatakan bahwa
telur ayng masih baru nilai indeks putih telurnya sekitar 0,050 – 0,175 dengan
angka normal berkisar antara 0,090 – 0,120.
Uji kualitas interior yang terakhir yaitu haugh unit (HU). Pada telur segar,
telur pada suhu ruang, dan telur dengan perlakuan dipping minyak kelapa
memiliki nilai HU secara berurutan sekitar 77,3, 75,3, dan 65. Buckle dkk (1987)
menyatakan bahwa telur dengan mutu baik memiliki nilai HU 75 sedangkan telur
yang rusak memiliki nilai HU di bawah 50. Semakin tinggi nilai HU maka
kualitas telur semakin baik.
2.3 KESIMPULAN
Jazil, N., Hintono, A., dan Mulyani, S. 2013. Penurunan Kualitas Telur Ayam Ras
dengan Intensitas Warna Coklat Kerabang Berbeda Selama Penyimpanan.
Journal Apl. Teknologi Pangan, 2(1), 43-47.
Purwantini, & Roesdiyanto. 2002. Produksi dan Kualitas Itik Lokal di Daerah
Sentra Peternakan Itik. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.
Saefton, A., & Siegel. 1974. Inheritance of Body Weight in Japanse Quail.
Poultry Sci , 53: 1597.
Teknologi Susu
= 1,035 – 0,0023
= 1,0327
= 12,7 – 3,35
= 9,35 %
Bau Normal 1
Konsistensi Normal 1
Derajat Asam 6 2
Nilai Susu = (Jumlah nilai susunan susu – jumlah nilai keadaan susu ) / 2
= 27,5 / 2 = 13,75
3.2 Pembahasan
Pengolahan Kulit
a. Berat Kulit
c. Tebal Kulit
- Croupon : 3 mm
- Kepala : 1 mm
- Perut : 1,5 mm
- Ekor : 2,5 mm
d. Luas Kulit
Jawab :
Prosedur :
3. Kulit dilipat dengan bagian dalam saling bertemu lalu disimpna dalam
wadah
5. Kulit yang telah digarami dapat disimpan dalam suhu ruang selama 1
bulan sebelum digunakan
Prinsip :
4.2 Pembahasan
3. Lipat kulit bagian dalam yang sudah diberikan garam krosok, kemudian
simpan pada wadah. Air yang muncul karena proses osmosis dibuang
secara berkala untuk mencegah kebusukan.
4. Kulit yang sudah di garamkan harus disimpan pada suhu ruang selama
kurang lebih 1 bulan sebelum dapat digunakan
4.3 Kesimpulan