Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU NUTRISI SATWA HARAPAN

Nama : Enda Baristi

NIM : 2010622006

Dosen pengampu : Robi Amizar, S.Pt., M.Si

PROGRAM STUDI PETERNAKAN KAMPUS II PAYAKUMBUH

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat
Laporan Praktikum ILMU NUTRISI SATWA HARAPAN.

Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi


kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan menguji bahan di
laboratorium. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu diharapkan oleh
penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktikum Ilmu
nutrisi satwa harapan ini.

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
serta dapat membantu. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu, semoga Allah Swt. Membalas semua kebaikan kalian. Amin.

Payakumbuh, 11 Juni 2023

Enda Baristi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................2
BAB I .......................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................4
3.1 Latar Belakang ..........................................................................................4
3.2 Tujuan ........................................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................5
BAB III ....................................................................................................................7
METODE .................................................................................................................7
3.1 Waktu dan tempat ......................................................................................7
3.2 Alat dan bahan ...........................................................................................7
3.3 Prosedur kerja ............................................................................................7
BAB IV ....................................................................................................................8
PEMBAHASAN ......................................................................................................8
4.1 Klasifikasi merpati (Columba domestica) .................................................8
4.2 Morfologi merpati .....................................................................................8
4.3 Sistem pencernaan Merpati .......................................................................9
4.4 Pembahasan Organ pencernaan merpati, itik dan puyuh ........................13
BAB V....................................................................................................................16
PENUTUP ..............................................................................................................16
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................16
5.2 Saran ........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang
Aves merupakan vertebrata yang hidup di darat, memiliki bulu
hampir di seluruh tubuhnya dan sayap yang berasal dari elemen-elemen
tubuh tengah dan distal sehingga dapat digunakan untuk terbang. Aves tidak
begitu banyak berbeda dengan reptilian yang menjadi nenek moyangnya.
Bulu merupakan struktur khusus yang penting untuk burung sebagai
penerbang dan kelas inilah dalam subphylum vertebrata yang mencapai
keberhasilan menggabungkan sifat bipedal dengan terbang (Hildebrand,
1984).
Tubuh burung merpati (Columba domestica) terbagi atas caput,
cervix, truncus dan cauda. Caputnya relative kecil, terdapat paruh yang
dibentuk oleh maksilla dan mandibula, nares terletak pada bagian lateral
paruh bagian atas. Selain itu, aves mempunyai kaki yang dapat digunakan
untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput interdigital),
tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis
makanannya (Storer dan Usinger, 1978).
Sistem pencernaan merupakan salah satu komponen vital
dalammenunjang kehidupan sebab sistem pencernaan terdiri dari semua
organyang berfungsi untuk mengunyah, menelan, mencerna dan
mengabsorpsimakanan serta mengeliminasi makanan yang tidak dapat
dicerna tubuh(Watson, 2002).

3.2 Tujuan
Untuk mempelajari dan mengetahui system pencernaan dari
merpati, serta mengetahui cara menyembelih, bobot dan ukuran dari
masing-masing organ pencernaan burung merpati.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Burung merpati (Columba livia) merupakan salah satu jenis burung yang
sudah lama dipelihara dan dibudidaya oleh para penggemar burung. Burung merpati
adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki
bulu dan sayap yang mayoritas aktivitasnya adalah terbang di udara. Burung
merpati mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis burung lainnya
yaitu burung merpati mampu mengingat lokasi dengan baik serta burung merpati
mampu terbang hingga sekitar 65 – 80 km/jam dan dalam satu hari mampu terbang
sejauh sekitar 965 km (Pigeon, 2002).

sistem Pencernaan Burung Merpati (Columba livia)Sistem pencernaan


makanan pada burung merpati terdiri atas rongga mulut,esophagus,tembolok,
lambung, usus, cecaedan berakhir di kloaka. Rongga mulut tempat kuncup perasa ,
reseptor tekanan, dan lidahyang juga khusus. Kuncup perasa terletak pada palate
yang lunak berfungsi untuk membantu memilih makanan. Pada rongga mulut
terdapat 3 set kelenjar ludah dan yang berukuran lebih kecil berfungsi untuk
melumasi makanan sehingga makanan mudah bergerak menuju esophagus. Lidah
berfungsi untuk mengumpulkan dan menelan makanan. Bagian sensitiv dari lidah
burung khususnya di ujung lidah karena terdapat kospuskula sensori taktil. Struktur
lidah burung biasanya bukan tersusun oleh otot sehingga yang menggerakkan
adalah apparatus hoid. Burung tidak memiliki gigi sehingga makanan akan ditelan
dalam kondisi utuh tanpa dipotong dalam mulut terlebih dahulu (Rahayu, 2005).

Dinding esophagus berstruktur otot dan pada permukaan sebelah dalam


dilapisi oleh sel-sel kelenjarmukosa. Pada merpati, esophagusnya menghasilkan
cairan nutrisi untuk anaknya yang disebut “pigeon milk”. Esophagus burung
merpati betina dapat dibusungkan untuk dipertotonkan dan untuk menghasilkan
suara bergema. Makanan dari esophagus akan menuju ke lambung kelenjar
kemudian ke lambung pengunyah, selanjutnya menuju ke usus, dan akhirnya keluar
melalui kloaka dalam bentuk feses(Rahayu, 2005).

Tembolok merupakan perluasan dari esofagus dan dijumpai pada beberapa


burung. Fungsi tembolok adalah untuk menyimpan makanan dan mengatur aliran
makanan menuju ke saluran pencernaan makanan. Tembolok burung merpati
berbentuk sebuah kantong. Burung merpati memiliki dua lambung meliputi
lambung anterior yang bersifat glandular dan disebut dengan proventrikulus,
sedangkan lambung posterior bersifat muskular dan disebut dengan ventrikulus
(atau gizzard: empedal). Dinding proventrikulus mensekresikan asam lambung (pH
0,2 sampai dengan 1,2) sehingga membuat kondisi lingkungan yang sesuai untuk
proses pencernaan. Fungsi empedal burung analog dengan fungsi geraham pada
hewan mamalia. Bentuk empedal tersebut besar, kuat, berstruktur muskular, dan
tampak seperti lensa bikonveks, serta biasanya digunakan untuk menggiling dan
mencerna makanan yang bersifat keras. Empedal dari burung-burung pemakan biji
seperti burung merpati berukuran besar dan memiliki lapisan otot yang sangat
kuat(Rahayu, 2005).

Permukaan dalam dari empedal dilapisi dengan lapisan keratin yang cukup
kuat berupa permukaan berlipat-lipat kasar yang beralur. Pada beberapa burung
kelompok merpati, permukaan dalam proventrikulus membentuk tonjolan seperti
gigi. Di dalam empedal juga mengandung sejumlah kerikil atau batu yang berguna
untuk menggiling makanan. Ukuran partikel-partikel kerikil berhubungan dengan
kekasaran makanannya. Pada burung pemakan biji seperti burung merpati ususnya
lebih panjang dibandingkan burung pemakan daging. Histologi dan pola relief pada
permukaan usus juga bervariasi sesuai dengan jenis makanan burung. Pada usus
burung dikenal bagian yang disebut cecae, berupa kantung dan berfungsi membantu
mencerna makanan yang berupa tanaman(Rahayu, 2005)
BAB III

METODE

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum Ilmu Nutrisi Satwa Harapan dilaksanakan pada hari
Kamis, 8 juni 2023. Pukul 12.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di
laboratorium Terpadu kampus II payakumbumbuh, Universitas Andalas.

3.2 Alat dan bahan


Alat:
• Alas terpal
• Pisau
• Alat ukur
• Timbangan
• Ponsel (dokumentasi)

Bahan:

• Burung merpati betina

3.3 Prosedur kerja


• Burung merpati ditimbang terlebih dahulu bobot hidupnya
• Kemudian merpati disembelih menggunakan pisau menurut syariat
islam
• Setelah dikeluarkan darahnya kemudian merpati ditimbang Kembali
• Merpati kemudian dicabuti bulunya, lalu ditimbang Kembali
• Bedah merpati, kemudian pisahkan kerkas dan organ pencernaanya
• Organ pencernaan merpati diukur menggunakan alat ukur yang telah
disediakan
• Lalu timbang masing-masing organ reproduksi untuk mendapatkan
persentasenya.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami ditugaskan untuk mengamati system pencernaan dari
beberapa satwa harapan seperti itik manila, puyuh dan merpati. Pada saat praktikum
kami mendapatkan merpati yang berjenis kelamin betina.

4.1 Klasifikasi merpati (Columba domestica)


menurut jasin (1989), adalah sebagai berikut:

Phylum : cordhata

Subphylum : vertebrata

Class : Aves

Ordo : Columbiformes

Family : Columbidae

Genus : columba

Spesies : columba domestica

4.2 Morfologi merpati


Berdasarkan hasil pengamatan, burung merpati terdiri dari kepala(caput),
leher(cervix), badan(truncus), ekstrimitas dan ekor(cauda). Hal ini sesuaidengan
pernyataan Kluge(1977), bahwa tubuh burung dibedakan atas kepala (caput),leher
(cervix), badan (truncus), dan ekor (cauda), sepasang ekstrimitas anterior yang
merupakan sayap yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu terbang.

Daerah kepala terdiri dari paruh, nares externa, mata,membran nictitans dan
lubang telinga luar.Daerah anggota badan bagian depan berupasayap yang
seluruhmya ditutup oleh bulu, sedangkan kakinya hanya pada betis danpaha saja,
bagian crus yaitu daerah tarso metatarsus ditutup oleh sisik tanduk. Daerahekor
terdapat kloaka yang berfungsi sebagai tempat keluarnya feses, urin, dan sel-
selkelamin jantan maupun telur pada hewan betina (Radiopoetro, 1977).

Berdasarkan hasil pengamatan merpati yang diamati berjenis kelamin


betina, ini dapat dilihat dari bentuk paruhnya yang panjang dan tipis, punggungnya
terlihat saat berdiri, berwarna putih bersih dan Anggun, bentuk kepelanya lebih
kecil dan halus, lehernya terbilang kecil dan sayapnya lebih tipis dan pendek
dibandingkan Jantan.

4.3 Sistem pencernaan Merpati


1. Berat organ pencernaan merpati
NO ORGAN BERAT (g) Pers
1. Kerongkongan 0,2 0,085
2. Tembolok 0,4 0,17
3. Lambung kelenjar 1,2 0,5
4. Gizzard 7,6 3,25
5. Usus halus
• Duodenum 2,2 0,94
• Ileum 0,6 0,25
• jejenum 2,6 1,11
6. Usus besar 0,4 0,17
2. Ukuran organ pencernaan burung merpati
NO Organ Ukuran (cm)
1. Kerongkongan 4 cm
2. Tembolok 2 cm
3. Lambung kelenjar 2 cm
4. Gizzard 4 cm
5. Usus halus
• Duodenum 11
• Jejenum 30
• ileum 22
6. Usus besar 2,5

• Kerongkongan

Kerongkongan pada merpati adalah saluran yang menghubungkan mulut


dengan lambung dalam sistem pencernaan mereka. Fungsinya adalah untuk
mengarahkan makanan yang sudah dikunyah dari mulut ke lambung untuk
pencernaan lebih lanjut. Pada tabel diatas dijelaskan bahwa tenggorokan
pada burung merpati yang diamati memiliki berat sekitar 0,2 gram dengan
persentase 0,085% dan ukuran 4 cm . bobot dari kerongkongan dapat dikur
tergantung dengan bobot hidup dari merpati.
• Tembolok

Fungsi utama tembolok adalah untuk menyimpan sementara makanan yang telah
dikonsumsi oleh merpati sebelum memasukkannya ke dalam lambung. Pada table
1 dan 2 dijelaskan bahwa berat tembolok 0,4 gram, ukurannya 2 cm. namun ada
sebuah sumber menyatakan secara umum bahwa Bobot tembolok pada merpati
dewasa umumnya berkisar antara 5-10% dari berat tubuh total (Baskaran, 2013).
Sumber ini hanya memberikan informasi yang luas mengenai fisiologi burung
secara keseluruhan, termasuk sistem pencernaan dan tembolok pada burung.

• Proventrikulus

Proventrikulus pada merpati, juga dikenal sebagai kelenjar lambung atau "lambung
kelenjar", adalah bagian dari sistem pencernaan burung yang terletak antara
kerongkongan dan lambung sejati. Ini adalah organ yang bertanggung jawab atas
proses pengelolaan makanan sebelum masuk ke lambung dan usus. Pada table 1
dan 2 menunjukkkan bahwa bobot dari ventriculus yaitu 1,2 gram, sedangkan
ukurannya yaitu 2 cm. Bobot proventrikulus pada merpati dewasa umumnya
berkisar antara 0,5-1% dari berat tubuh total (Baskaran, 2013). Literatur lain
menyebutkan bahwa Panjang proventrikulus pada merpati dewasa dapat mencapai
sekitar 2-4 cm (Olah et al., 2020).
• Gizzard/ ventriculus

Gizzard memiliki peran penting dalam pemecahan dan pengolahan makanan yang
dikonsumsi oleh merpati. Gizzard terletak di antara proventrikulus (kelenjar
lambung) dan usus halus dalam sistem pencernaan burung. Sebuah literatur
menjelaskan bahwa Bobot gizzard pada merpati dewasa umumnya berkisar antara
1-5% dari berat tubuh total (Baskaran, 2013). Ukuran gizzard pada merpati dapat
bervariasi tergantung pada ukuran dan kondisi individu burung tersebut.

• Usus halus
1. Duodenum : Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus yang
langsung terhubung dengan gizzard dan menerima makanan yang telah
diolah dalam gizzard. Di dalam duodenum, terjadi proses pencernaan lebih
lanjut dengan bantuan enzim-enzim dari pankreas dan empedu. Pada table
1 dan 2 menunjukkan bahwa bobot dari duodenum adalah 2,2, ukuran
duodenum yaitu 11 cm
2. Jejenum: Jejenum adalah bagian tengah dari usus halus pada burung
merpati. Di jejenum, terjadi proses penyerapan nutrisi yang penting, seperti
penyerapan karbohidrat, protein, lemak, dan beberapa vitamin dan mineral.
Pada table 1 dan 2 menunjukkan bahwa bobot dari jejenum yaitu 0,6 dan
ukuran dari jejenum yaitu 30 cm.
3. Ileum: Ileum merupakan bagian terakhir dari usus halus pada burung
merpati sebelum mencapai usus besar. Ileum berperan dalam penyerapan
nutrisi yang tersisa, terutama air dan elektrolit. Pada table 1 dan 2
menunjukkan bahwa bobot dan ukuran ileum masing-masing yaitu 2,6
gram dan 22 cm.

• Usus besar
Setelah usus halus, organ pencernaan yang bekerja yaitu usus besar.
Usus besar menyerap air dan elektrolit, seperti pada usus besar manusia.
Bedanya, burung tidak memiliki salutan urin dan feses yang terpisah seperti
manusia. Semua limbah dan sisa metabolism dibuang melalui suatu lubang
yang disebut dengan kloaka.

4.4 Pembahasan Organ pencernaan merpati, itik dan puyuh


1. Data Kelompok 1 dan 2 (puyuh)
NO ORGAN Kelompok1 (betina) Kelompok 2(Jantan)
berat Ukuran Berat Ukuran
1. Kerongkongan 0,7 g 2,2 cm 0,2 4 cm
2. Tembolok 1,7 cm 0,2 g 2 cm
3. Proventriculus 1g
4. Ventriculus/gizzard 2 g 5g 4,5cm
5. Usus halus 3g 53 cm 4,2 g 52 cm
Duodenum 14 cm
Ileum 19 cm
jejenum 19 cm
6. Usus besar 1g 65 cm 1,6 g 11 cm

Kelompok 1 mendapatkan puyuh dengan jenis kelamin betina dengan bobot


120,,6 gram. sedangkan pada kelompok 2 mendapatkan puyuh dengan jenis
kelamin Jantan, dengan bobot 159,8 gram. jadi, dari kedua puyuh tersebut, puyuh
Jantan dari kelompok 2 memiliki bobot badan yang lebih besar dibandingkan
jangan betina kelompok 1.
Jika dilihat pada tabel bobot dan ukuran dari kerongkongan, tembolok, dan usus
halus tidak jauh berbeda. Namun, ukuran dari usus besar dari puyuh Jantan dan
betina tersebut sangat jauh berbeda.

2. Data kelompok 3 dan 4 (itik)


NO ORGAN Kelompok 3 (jantan) Kelompok 4 (Jantan)
Berat Ukuran Berat Ukuran
1. Kerongkongan 7,6 g 17 cm 1,8 g 19 cm
2. Tembolok
3. Proventriculus
4. Ventriculus/gizzard 75,2 g 10 cm 39,8 g
5. Usus halus
Duodenum 19,8 g 41 cm 10,2 g 25 cm
Ileum 37,2 g 85 cm 16,6g 58 cm
jejenum 23,6 g 63 cm 10,8g 61 cm
6. Usus besar 13 cm
Sekum 4,6
Sekum kanan 3,0 g 16 cm
Sekum kiri 3,0 g 17 cm

Kelomppok 3 dan 4 mendapatkan jenis kelamin itik yang sama yaitu itik
Jantan. Itik kelompok 3 dengan bobot 1416,0 gram. sedangkan itik kelompok 4
dengan bobot 1346,2 gram. hal ini menunjukkan bahwa itik kelompok 3 lebih berat
dibandingkan itik kelompok 4. Tidak hanya dari segi bobot badan, bobot dari organ
pencernaannya pun sangat jauh berbeda. Itik kelompok 3 memiliki ukuran dan
bobot yang lebih besar dibandingkan itik kelompok 4.
3. Kelompok 5 dan 6 (merpati)
NO ORGAN Kelompok1 (betina) Kelompok 2(Jantan)
berat Ukuran Berat Ukuran
1. Kerongkongan 0,2 4 cm 0,2 6 cm
2. Tembolok 0,4 2 cm 0,4 13 cm
3. Proventriculus 1,2 2 cm 0,4 2 cm
4. Ventriculus/gizzard 7,6 4 cm 11 4 cm
5. Usus halus
Duodenum 2,2 11 cm 3 11 cm
Ileum 0,6 30 cm 0,8 14 cm
jejenum 2,6 22 cm 9 61 cm
6. Usus besar 0,4 2,5 cm 0,2 3 cm

Data kelompok kami( kelompok 6) mendapatkan merpati berjenis kelamin


betina dengan bobot badan 233,6 gram. sedangkan kelompok 5 mendapatkan
merpati dengan jenis kelamin yang sama yaitu Jantan dengan bobot 288 gram. dari
perbandingan tersebut, merpati kelommpok 5 lebih berat dibandingkan merpati
kelompok 6. Jika dilihat dari organ pencernaannya tidak banyak jauh berbeda hanya
saja, jejenum pada merpati kelompok 5 ukurannya sangat jauh berebda dengan
kelompok 6.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Data yang telah diperoleh dari pengamatan kelompok kami merpati dengan
jenis kelamin betina dengan bobot 233,6 gram dan ukuran organ pencernaan 70 cm.
merpati yang kami dapatkan berkelamin betina, hal ini dapat dilihat dari bentuk
paruhnya yang panjang dan tipis, punggungnya terlihat saat berdiri, berwarna putih
bersih dan Anggun, bentuk kepelanya lebih kecil dan halus, lehernya terbilang kecil
dan sayapnya lebih tipis dan pendek dibandingkan Jantan.

Data-data pengamatan kelompok itik dan puyuh memiliki bobot dan ukuran
yang bervariasi. Kelompok Puyuh Jantan memiliki bobot yang lebih berat
dibandingkan puyuh betina. Perbedaan bobot dan ukuran dari organ pencernaan
yang didapatkan dari semua kelompok kemungkinan terjadi karena perbedaan
bobot badan utuh dari masing-masing merpati. Oleh karena itu tidak ada patokan
pasti berapa bobot serta ukuran dari organ pencernaan burung merpati sebelum
ditimbang karena setiap merpati memiliki bobot yang berbeda-beda. Bobot hidup
merpati bermacam-macam mulai dari 200-400 gram/ekor.

5.2 Saran
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran dan keritik yang membangun sangat diharapkan agar dapat disusun
menjadi lebih baik lagi. Kami harap pembaca juga dapat mengetahui lebih
mendalam dengan mencari reverensi ini agar pembaca dapat lebih banyak
memeperoleh pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Hildebrand, M. 1984. Analysis of Vertebrate Structure Second Edition. Jhon Wiley


& Sons, New York.

Rahayu Sofia Ery. 2005. Pengantar Ornithologi. Malang: FMIPA UM

Pigeon.2002.PigeonFacts.http//www.pleasebekind.com/pigeon.htm l. Diakses
tanggal [16 Juni 2023].

Jasin, M., 1989. Sistematika Hewan Invertebrata& Vertebrata. Sinar Wijaya.


Syrabaya.

Radiopoetro., 1977. Zoologi Dasar .Erlangga, Jakarta


LAMPIRAN
PRAKTIKUM II
MENYUSUN RANSUM
“JENIS-JENIS BAHAN PAKAN SATWA HARAPAN”

1. DAUN MURBEI
Daun murbei memiliki kandungan protein yang tinggi, manjadi sumber bagi
ulat sutera. Protein adalah nutrisi yang paling penting bagi ulat sutera untuk
pertumbhan dan perkembangannya.

Kandungan nutrisi daun murbei meliputi:


PK: 22-23%
Total gula: 8-10%
Mineral: 12-18%
ADF: 35%
NDF: 45,6%
Hemiselulosa: 10-40%
Selulosa: 21,8%

2. GAMAL
Merupakan salah satu tumbuhan yang dikonsumsi oleh rusa. Adapun
kandungan nutrisinya yaitu:
BK:20,80%
Air: 79,20%
Protein: 19,45%
Energi: 4446 kkal/kg
Ca: 0,84%
P:2,78%

3. KROKOT
Tanaman krokot merupakan salah satu pakan dari jangkrik, krokot memiliki
kandungan kimia yaitu: asam lemak omega 3, asam eicosapentaenoic (Epa),
vit A,B,C dan E Serta betakaroten, mineral yang penting pada krokot yaitu
kalsium, magnesium, potassium/kalium dan zat besi.

4. DAUN PEPAYA
Papaya (carica papaya l) meripakan tumbuhan yang hampir semua
komponennya bisa dimanfaatkan seperti daun papaya yang bisa
dimanfaatkan sebagai proyyein jangkrik. Adapun kandungan nutrisinya
yaitu:
Bk: 87,37%
Protein: 16,77%
Lemak: 8,55%
Sk: 16,28%
Abu: 12,40%
Ca: 4,57%
P: 0,38%
BETN: 33,37%
Energi: 4102 kkal/kg

5. BERAS MERAH
Beras merah merupakan sumber mineral mangan. Beras merah merupakan
salah satu pakan yang dikonsumsi oleh merpati. Adapun kandungan
nutrisinya yaitu:
Air: 14,38%
Abu: 1,18%
Protein: 9,16%
Lemak: 2,59%
Sk: 3,97%
Amilosa: 29,44%
Amilopepsin: 40,58%
Pati: 70,03%
Betakaroten: 488,65 mg/100 gr
6. KAYAMBANG
Merupakan bahan pakan alternatif yang dapat dikonsumsi oleh itik dan
burung puyuh Adapun kandungan nutrisinya yaitu:
Pk: 15,9%
Lk: 2,1%
Sk: 16,8%
Kalsium: 1,27%
Posfor: 0,001%
Lisin: 0,611%
Methionine: 0,724%
Sistein: 0,724%
Energi: 2200 kkal/kg

7. KACANG TANAH:
Merupakan salah satu pakan dari burung merpati:
Bk: 93,67%
Abu: 5,01%
Pk: 24,93%
Sk: 9,91%
Lk: 33,79%
Beta-N: 20,03%
GE: 6628 kkal/kg

8. RUMPUT GAJAH
Merupakan salah satu pakan dari rusa. Adapun kandungan nutrisnya yaitu:
Bk: 3,09%
Air: 96,91%
Protein: 9,81%
Energi: 3407 kkal/kg
Ca: 0,8%
P: 0,49%

Anda mungkin juga menyukai