Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

PENGAMATAN ORGAN AYAM

SALURAN PENCERNAAN

Disusun Oleh:
NAMA :ARIF ILMAWAN
NIM : C1071191016
TANGGAL : MINGGU, 14 JUNI 2020

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNG PURA

PONTIANAK 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : ARIF ILAWAN


Nim : C1071191016
Judul : LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI
TERNAK
Hari/Tanggal : MINGGU, 14 JUNI 2020
Menyatakan :
1. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Anatomi dan fisiologi ternak dengan
judul Pengamatan Sistem Saluran Pencernaan Pada Organ Dalam Unggas (Ayam).

Mengetahui :

Sintang, 14 Juni 2020

Orang Tua Praktikan

( AGUS HANAFI ) ( ARIF ILMAWAN )


NIM: C1071191016
BAB 1

PENDAHUUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat
makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh
jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses
mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak factor.
Saluran Pencernaan dapat di anggap sebagai tabung memanjang yang
dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh
mukosa. Sistem pencernaan terdiri dari seluran pencernaan dan organ
asosori. Saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia
luar dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu proses metamolik di dalam
tubuh.
Ternak unggas merupakan aset nasional yang turut menunjang
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya
permintaan konsumen terhadap kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan
produk peternakan membuktikan bahwa usaha peternakan dewasa ini mengalami
kemajuan. Diantara produk-produk tersebut unggas memegang peranan yang
sangat penting, karena digemari dan banyak dikenal oleh masyarakat. Unggas
adalah ternak bersayap yang dalam taxonomi zologi tergolong dalam kelas aves
yang telah didomestikasi dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan
untuk memberikan nilai ekonomis.
Unggas adalah ternak bersayap yang dalam taxonomi zologi
tergolong dalam kelas aves yg telah didomestikasi dan cara hidupnya diatur oleh
manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis.
Ayam adalah vertebrate berdarah panas dengan tingkat metabolisms
yang tinggi. Temperatur tubuh ayam relatif tinggi. Ayam broiler adalah ayam
yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu
merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah. Sifat-sifat ayam broiler
ini tentunya sangat berhubungan dengan tingkat konsumsi serta proses
pengolahan makanan didalam sistem pencernaannya.
Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh
besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur
rendah. Ayam Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain
:ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang,
pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi. Sifat-sifat
ayam broiler ini tentunya sangat berhubungan dengan tingkat konsumsi serta
proses pengolahan makanan di dalam sistem pencernaannya.

1.2. TUJUAN
1. Untuk mengetahui organ dalam yang terdapat pada ternak unggas (ayam
broiler ) beserta fungsinya
2. Untuk mengetahui batasan-batasan dari masing-masing organ dalam
ternak unggas (ayam broiler)

1.3. MANFAAT
1. Dapat mengetahui organ dalam yang terdapat pada ternak unggas (ayam
broiler ) beserta fungsinya
2. Dapat mengetahui batasan-batasan dari masing-masing organ dalam
ternak unggas (ayam broiler)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Alat pencernaan terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut melanjut
ke usus dan berakhir di lubang pelepasan atau anus (Yaman, 2010). Saluran pencernaan
merupakan organ yang menghubungkan dunia luar dengan dunia dalam tubuh hewan,
yaitu proses metabolik dalam tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, esophagus,
crop, proventikulus, gizzard, duodenum, usu halus, seka, rectum, kloaka dan vent
(Suprijatna et al., 2008).

Mulut ayam tidak memliki bibir dan gigi. Peranan gigi dan bibir pada ayam
digantikan oleh rahang yang menanduk dan membentuk paruh. Fungsi paruh pada
unggas darat dan air berbeda. Pada unggas darat paruh terdapat lidah yang runcing yang
digunakan untuk mendorong pakan menuju esophagus. Sedangkan pada unggas air
paruh berfungsi untuk menyaring makanan yang terapung pada air (Rasyaf, 2008).
Makanan yang telah masuk oleh pergerakan lidah itik didorong masuk ke dalam faring
yang kemudiian ditelan. Makanan yang terapung – apung di air ditelan dengan bantuan
alat penyaringan yang berupa lamella paralel (Suprijatna et al., 2005).

Esophagus atau kerongkongan berupa pipa tempat pakan melalui saluran ini dari
bagian belakang mulut ke proventrikulus (Suprijatana et al,. 2008). Esophagus
merupakan saluran lunak dan elastis yang mudah mengalami pemekaran apabila ada
bolus yang masuk. Esophagus memanjang dari faring hingga proventrikulus melewati
tembolok (Yuwanta, 2004).
Tembolok adalah organ yang bebentuk kantung dan merupakan daerah pelebaran
dari esophagus. Proses pencernaan di dalam tembolok sangat kecil terjadi. Fungsi utama
dari tembolok adalah sebagai organ penyimpan pakan. Sedangkan pada itik memliki
crop yang sedikit berbeda dibandingkan dengan ayam (Yaman, 2010). Pada itik dan
unggas air pada umumnya, crop tidak berkembang secara sempurna, tidak seperti pada
ayam atau burung – burung pemakan rumput. Crop semata – mata berfungsi sebagai
penampung sementara bagi makanan (Yuwanta, 2008).

Proventrikulus disebut juga perut kelenjar atau glandular stomach yang


mensekresikan pepsinogen dan HCl untuk mencerna protein dan lemak. Sekresi
pepsinogen dan HCl tergantung pada stimulasi saraf vagus, sekresi glandula perut ini 5
– 20 ml/jam dan mampu mencapai 40 ml ketika ada pakan (Yuwanta, 2004). suatu
enzim untuk membantu pencernaan protein, dan hidrokloric acid disekresi oleh
glandular cell (Suprijatna et al., 2008).

Fungsi utama empedal adalah menggiling dan meremas pakan yang keras. Proses
mencerna makanan secara normal dapat dibantu oleh adanya kerikil yang biasa diambil
dan ditelan melalui mulut (Hardjosworo, 2006). Gizzard memiliki dua pasang otot yang
sangat kuat sehingga ayam mampu menggunakan tenaga yang kuat (Suprijatna et al.,
2005).

Usus terdiri atas saluran makanan yang dimulai dari duodenum yaitu usus halus
bagian depan dan hingga berakhir di rectum atau usus besar di bagian belakang.
Pencernaan pakan utama terjadi di usus halus (Sudarmono, 2003). Panjang duodenum
unggas dewasa 22 – 38 cm, jejunum 105 cm, dan ileum 15 cm (Fadilah dan Polana,
2004).

Sekum terdiri atas dua seka atau saluran buntu yang berukuran panjang 20 cm.
Bagian seka juga terjadi digesti serat kasar yang dilakukan oleh bakteri serat kasar.
Kemampuan mencerna serat kasar pada bangsa itik lebih besar daripada ayam sehingga
sekum litik lebih berkembang daripada ayam (Yuwanta, 2004). diantara usus halus dan
usus besar, terdapat dua kantung yang disebut sebagai ceca (Suprijatna et al., 2008).

Usus besar (rectum) dinamakan juga intestinum crasum yang panjangnya 7 cm,
hal ini dikarenakan bahwa unggas yang kita gunakan dalam pratikum masih muda
(Yuwanta, 2004). Usus besar merupakan rectum. Pada ayam dewasa, panjangnya hanya
sekitar 10 cm dengan diameter sekitar dua kali usus halus. Bentuknya melebar dan
terdapat pada bagian akhir usus halus ke kloaka (Suprijatna et al., 2008).

Kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum dan koprodeum


terletak berhimpitan (Yuwanta, 2004). Kloaka merupakan suatu tabung yang
berhubungan dengan saluran pencernaan, saluran kencing dan reproduksi yang
membuka keluar menuju anus (Sudarmono, 2003). Organ-organ tertentu berkaitan erat
dengan pencernaan sebagai saluran sekresi kedalam saluran pencernaan itik. Fungsinya
membantu dalam pemprosesan pakan. Organ tersebut yaitu pankreas, hati, dan kantung
empedu. Organ tambahan, namun fungsi organ ini sangat penting karena
mengsekresikan enzim pencernaan (Suprijtna et al., 2008.
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak di laksanakaan pada hari
Minggu, tanggal 14 Juni 2020, pukul 09:00 – 10:00 WIB. Bertempat di Unit
Kandang Unggas Pribadi.

3.2. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Alat Tulis (Untuk mencatat data praktikum)
b. Pisau (Untuk membedah organ dalam Ayam)
c. Kamera (Sebagai alat dokumentasi)
d. Keranjang (Untuk menyimpan organ dalam Ayam)
2. Bahan
a. Ayam (Sebagai bahan pengamatan)

3.3. PROSEDUR KERJA


Prosedur atau cara kerja pada praktikum sistem pencernaan unggas (ayam)
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menyiapkan Ayam sebagai bahan praktikum dan Alat yang akan di gunakan
2. Memotong Ayam tersebut menggunakan pisau lalu masuk ke proses
pembersihan bulu
3. Membedah bagian perut ayam menggunakan pisau untuk mengambil organ
dalam ayam tersebut
4. Mengamati bagian-bagian dari saluran pencernaan ayam tersebut
5. Mencatat hasil pengamatan
6. Mengambil gambar organ dalam saluran pencernaan menggunakan Kamera
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL
Hasil pengamatan pada praktikum hari ini :
Parameter Panjang Berat Deskripsi
(cm) (gram)
Mulut - - Kasar, keras dan berlendir
Esophagus 21 6 Berlendir, sedikit kasar karena adanya
garis-garis
Crop 9 9 Licin, sedikit kasar dan berlendir karena
memiliki banyak enzim
Proventriculus 4 9 Berlendir, sedikit kasar krena ada bintik-
bintik
Gizzard 5 40 Keras dan berwarna kuning dan juga
terdapat sisa pakan yang masih kasar
Usus Halus
- Duodenum 26 6 Lembut, berlendir dan lumayan panjang
- Jejenum 106 15 Halus, berlendir, terdapat sisa sari makanan
dan ukurannya lebih panjang dari
duodenum
- Ileum 100 9 Sedikit kasar,terdapat sisa sari-sari yang
tidak tercerna secara sempurna
Caecum 25 7 -
Usus Besar 15 6 Berlendir, berurat dan bentuknya pendek
Klaoka 3 10 Kasar, keras karena memiliki banyak urat

4.2 . PEMBAHASAN

4.2.1 MULUT
Mulut unggas umumnya disebut dengan paruh. Mulut sangat
penting untuk proses pengambilan makanan. Selain untuk mengambil
mulut pada unggas berfungsi untuk menyobek, memecahkan
makanan atau mangsanya. Bentuk paruh unggas bermacam-macam
menyesuaikan dengan makanan utamanya. Unggas akan memilih-
milih makanan sesuai dengan ukuran mulut atau paruhnya. Mulut
pada unggas ditandai dengan tidak adanya bibir, pipi, dan gigi.
Pengganti fungsi gigi pada mulut unggas terdapat pada lidah dan juga
paruh (Yuwanta, 2004). Menurut Amrullah (2004) bentuk paruh pada
unggas disuaikan dengan bentuk makananya paruh runcing jika
makanan utamanya adalah bijian kecil, dan berbentuk runcing
bengkok dapat digunakan untuk menyobek mangsanya dan memecah
bijian yang besar yang keras serta berbentuk seperti sendok sehingga
mudah digunakan untuk menyaring dan menangkap makanan yang
bercampur air.
Saya mendiskripsikan mulut ayam yaitu Kasar, keras dan berlendir
karena di dalam mulut terdapat kelenjar saliva yang meghasilkan
enzim amilase dan maltase
4.2.2 ESOPHAGUS
Berdasarkan praktikum yang saya lakukan diketahui panjang
oesophagus ayam adalah 21 cm dengan berat 6 gram.Oesopagus
membentang disepanjang leher dan thorax, kemudian berakhir di
proventriculus, merupakan penghubung antara dasar mulut (pharynx)
dengan crop dan ventriculus.Oesophagus menghasilkan mukosa yang
berfungsi untuk membantu melicinkan pakan menuju tembolok
(Yuwanta, 2004). Panjang oesophagus antara 20 sampai 25 cm dan
berat antara 5 sampai 7,5 gram.
4.2.3 TEMBOLOK (Crop)
Berdasarkan praktikum yang saya lakukan diketahui panjang
tembolok ayam adalah 9 cm dengan berat 9 gram. Menurut Neil
(1991), berat crop ayam berkisar antara 8 sampai 12 gram. Tembolok
merupakan modifikasi dari oesophagusyang berperan sebagai tempat
penyimpanan pakan, pakan disimpan dalam tembolok hanya
sementara. Dalam tembolok sedikit bahkan tidak terjadi proses
pencernaan, kecuali pencampuran sekresi saliva dari mulut yang
dilanjutkan aktifitasnya di tembolok Berdasarkan
data yang diperoleh, berat tembolok ayam berada dikisaran
normal,. Berat tembolok yang ada di atas kisaran normal dapat terjadi
karena pencucian kurang bersih dan mungkin saat penimbangan air
yang menempel juga ikut tertimbang. Menurut Yuwanta (2004),
Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan pemberian pakan atau
jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit, umur, dan jenis unggas.
Tembolok unggas mampu menampung 250 gram pakan.
4.2.4 PROVENTRICULUS
Proventriculus adalah suatu pelebaran dari kerongkongan
sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal).Biasanya disebut
glandula stomach atau true stomach, tempat gastric juice diproduksi.
Pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan
hydrochloric acid disekresi oleh glandular cell, oleh karena pakan
berlalu cepat melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan
material pakan disini, akan tetapi sekresi enzim mengalir ke dalam
gizzard sehingga dapat bekerja disini.
4.2.5 GIZZARD
Berdasarkan praktikum yang saya lakukan diketahui Gizzard
ayam memiliki panjang 5 cm dan berat 42 gram. Data ini sesuai
dengan data yang menyatakan berat gizzard adalah 25 sampai 30
gram.Pada unggas yang hidup secara berkeliaran, empedal lebih kuat
daripada ayam yang dipelihara secara terkurung dengan pakan yang
lebih lunak.
Gizzard Sering kali juga disebut muscular stomach (perut
otot). Lokasinya berada di antara ventrikulus dan bagian atas usus
halus. Fungsi utama empedal adalah memecah atau melumatkan
pakan dan mencampurnya dengan air menjadi pasta yang dinamakn
chymne. Pakan yang bercampur dengan getah proventrikulus masuk
ke dalam empedal atau gizzard. Pakan dalam gizzard mengalami
proses pencernaan secara mekanik dengan bantuan grit yang berupa
batuan kecil, selain itu pakan juga akan dipecah dan dicampur
dengan air sehingga menjadi seperti pasta atau yang biasa disebut
dengan chymne
4.2.6 USUS HALUS
Organ tubuh ini menghubungkan gizzard dengan usus
besar.Di dalam rongga perut usus halus digantungkan oleh selaput
penggantung yang disebut mesentrium.Usus halus berfungsi dalam
digesti, absorpsi, penyerapan zat makanan yang larut dalam garam
organik. Usus halus secara anatomis dibagi menjadi tiga bagian yaitu
duodenum, jejunum, dan ileum.Segmen yang pertama, duodenum,
bermula dari ujung distal gizzard.Bagian ini berbentuk kelokan,
disebut sebagai duodenal loop.Pankreas mensekresikan pancreatic
juice yang mengandung enzim amylase, lipase, dan tripsin.Jejunum
dan ileum merupakan segmen yang sulit dibedakan pada saluran
pencernaan ayam.Beberapa ahli menyebut kedua segmen ini sebagai
usus halus bagian bawah.
4.2.7 DUODENUM
Duodenum terdapat pada bagian paling atas dari usus halus
dan panjangnya mencapai 24 cm. pada bagian ini terjadi pencernaan
yang paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrien kasar berupa
pati, lemak, dan protein. Penyerapan hasil akhir dari proses ini
sebagian besar terjadi di duodenum. Duodenum merupakan tempat
sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Getah
empedu mengandung garam empedu dan lemak dalam bentuk
kholesitokinin-pankreosimin berisi kolesterol dan fosfolipid
duodenum berbentuk loop melingkari pankreas berakhir di saluran
dari hati dan pankreas masuk ke usus halus (Usman Rasyid, 2010).
Berdasarkan praktikum yang saya lakukan bobot duodenum
pada ayam yaitu 6 gr menurut (Hamsah 2013) mengemukakan bahwa
bobot dan panjang duodenum pada unggas berbeda-beda disebabkan
karena perbedaan umur maupun jenis unggas. Dalam praktikum kali
ini kami mendiskripsikan bahwa duodenum lembut, berlendir dan
sedikit panjang.
4.2.8 JEJENUM
Jejenum merupakan kelanjutan dari duodenum yang
berfungsi untuk menyerap lemak dan protein. Pada bagian ini proses
pencernaan dan penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan
pada duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat
tercerna, Diantara jejenum dan ileum terdapat suatu pembatas yang
berbentuk seperti kutil yang disebut dengan micele divertikum.
pembatas antara Jejunum dan ileum disebut micele divertikum yang
ditandai dengan adanya bintil pada permukaan. persimpangan antara
jejenum dan ileum nampak kurang jelas, namun dapat dilihat dengan
adanya diventrikulum yang nampak di permukaan. Ileum memanjang
dari diventrikulum sampai persimpangan ileo-caecal-, dimana dua
seka bersatu dengan usus (Fadillah et al., 2007).
Berdasarkan praktikum yang saya lakukan bahwa bobot
jejenum yaitu 15 gr tetapi menurut (Hamsah, 2013) mengemukakan
bahwa bobot jejenum yang dia teliti yaitu 35 gram tetapi bobot atau
data yang kami dapat merupakan masih bobot normal jejenum. Kami
mendiskripsikan bahwa jejenum halus, berlendir, terdapat sisa sari-
sari makanan dan ukurannya lebih panjang dari duodenum.
4.2.9 ILEUM
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang dan
berat ileum pada ayam adalah 100 cm dan 9 gram. Ileum merupakan
bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorpsi. Ileum
mempunyai banyak vili-vili untuk memperluas bidang
penyerapan.Batas antara jejunum dengan ileum berupa tonjolan kecil
disebutmicelle diverticum.
4.2.10 COECUM
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat
coecum ayam adalah berat 7 gram. Menurut Neil (2006), berat
coecum berkisar antara 6 sampai 8 gram. Ayam memiliki berat
coecum diatas kisaran normal.Hal ini dapat disebabkan oleh
perbedaan individu serta pakan yang dikonsumsi.
Semakin tinggi pakan mengandung serat kasar tinggi, maka
coeca akan berkembang karena coeca berfungsi untuk mencerna serat
kasar. Dengan demikian, coecum pada itik lebih berkembang
daripada pada ayam. Coecum terdiri atas dua coeca atau saluran
buntu. Di dalam Coecum terjadi pencernaan mirobiologi, karena
pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar.
4.2.11 USUS BESAR
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui berat usus
besar ayam adalah berat 6 gram. Menurut Yaman (2010), berat
normal rektum adalah 4 sampai 6 gram. Panjang usus besar ayam
tidak berada dikisaran normal. Perbedaan ini disebabkan adanya
perbedaan pertumbuhan dan performa ayam. Usus besar juga
dinamakan intestinum crasum. Fungsi usus besra yaitu untuk
perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme
menjadi feses yang kemudian juga tercampur dengan urine
membentuk ekskreta. Feses dan urine sebelum dkeluarkan
mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%.
4.2.12 KLAOKA
Saluran pencernaan ayam berakhir pada kloaka yang
merupakan muara keluarnya ekskreta. Menurut Yuwanta (2004),
feses dan urin sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar
72% sampai 75%. Rerata waktu yang diperlukan untuk lintas pakan
di dalam saluran pencernaan unggas kurang lebih 4 jam. Muara
ureter dinamakan urodeum, muara sperma pada ayam jantan disebut
proktodeum, dan muara feses dinamakan koprodeum. Kloaka
merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum dan
koprodeum terletak berhimpitan.
BAB V
PENUTUP

5.1 . KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah Organ pencernaan
unggas (ayam) terdiri dari mulut, esofagus, tembolok (crop),
proventrikulus, gizzard, duodenum, jejenum, ileum, secum, usus
besar dan klaoka. Dimana setiap masing-masing organ memiliki
fungsi yang berbeda sesuai dengan cara kerjanya.

5.2. SARAN
Adapun saran pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikum
dilakukan secara bersama dan harus ada pembimbing, karena ilmu
yang di dapat sangat jauh berbeda pada saat melakukan praktikum
sendiri dengan praktikum yang di bimbing langsung oleh dosen.
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.Lembaga Satu Gunungbudi IPB. Bogor.

Fadillah, R., P. Agustin, A. Syamsirul, P. Eko. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler.
Agro Media Pustaka. Jakarta.

Frandson, R.D. 2009. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Hamsah. 2013. Respon Usus dan Karakteristik Karkas pada Ayam Ras Pedaging
dengan Berat Badan Awal Berbeda yang Dipuasakan Setelah Menetas. Skripsi.
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Kartadisastra, H.K. 2002. Pengolahan Pakan Ayam. Kanisius. Yogyakarta.

Muljowati, S, dkk. 1999. Dasar Ternak Unggas. Unsoed.Purwokerto.

Nur, A. 2014. Organ Saluran Pencernaan Tambahan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Prayoga, Goodma, H. D. 2006. Biology Laboratory Inversatium Java. Novich


Put Orlando.

Rasyid, 2010. Fisiologi Ternak. Bandung : Widya Padjadjaran. Hal : 163-190

Suprijatna, E., Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Usman, Ahmad Nur Ramdani. 2010. Pertumbuhan Ayam Broiler (Melalui Sistem
Pencernannya) Yang Diberi Pakan Nabati Dan Komersial Dengan Penambahan
Dysapro. Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Yaman, M. Aman. 2010. Ayam Kampung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Zuprizal dan M. Kamal. 2005. Nutrisi dan Pakan Unggas. Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai