Anda di halaman 1dari 4

Makalah Teknologi Penanganan Limbah

Limbah Usaha Ternak Unggas

NAMA : NICO ALEXANDER SITINJAK


NIM :C1071191020

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI PETERNAKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
BAB 1 PENDAHULUAN

Usaha ternak unggas merupakan bisnis di bidang peternakan yang semakin menjanjikan
dam mempunyai masa umur ekonomi panjang. Pemerintah melalui menteri pertanian mengklaim
bahwa akan menggerakkan indonesia menuju swasembada protein, melalui satu cara yaitu
dengan meningkatkan tingkat konsumsi sumber daya protein hewani yaitu daging, susu dan telur.
Hal ini ditandai dengan mulai adanya ekspor daging ayam olahan dan pakan ternak ke luar
negeri. Meski demikian terdapat kebutuhan protein hewani yang belum sepenuhnya merata pada
masyarakat, hal ini perlu diimbangi dengan peningkatan suplai dari para peternak yang
menandakan bahwa usaha dalam bidang peternakan unggas akan terus berkembang. Sehingga
ada peluang besar bagi pelaku usaha untuk mengembangkan usaha peternakan unggas.
Usaha ternak unggas dinilai masyarakat sebagai usaha yang mencemari lingkungan
dikarenakan limbah ternak yang menumpuk memberi dampak pencemaran berupa bau tak sedap
dan banyaknya lalat di sekitar peternakan. Bau limbah berasal dari proses dekomposisi kotoran
unggas. Bau limbah kotoran unggas selain berdampak negatif terhadap kesehatan manusia juga
berdampak negatif terhadap hewan ternak dan dapat menyebabkan produktivitas menurun.
Selain itu, pengelolaan peternakan yang tidak baik dapat menyebabkan kerugian bagi peternakan
meningkatkan biaya kesehatan ternak yang mengakibatkan menipisnya keuntungan peternak.
Cemaran yang dinilai merugikan masyarakat dapat dikategorikan sebagai perbuatan
melawan hukum (PMH) seperti yang tertuang pada Pasal 1368 KUH Perdata yang berbunyi
“Pemilik seekor binatang, atau siapa yang yang memakainya, adalah, selama binatang itu
dipakainya, bertanggung jawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh binatang tersebut, baik
binatang itu ada di bawah pengawasannya, maupun tersesat atau terlepas dari pengawasannya”
sehingga dapat digugat untuk dimintai pertanggungjawaban yang beresiko terhadap
pemberhentian usaha sesuai Pasal 1365 KUH Perdata yang berbunyi “Tiap perbuatan yang
melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut”. Oleh
karena itu dibutuhkan sebuah solusi efektif dalam penanganan limbah ternak ayam petelur.
Sistem pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian
semakin lama semakin berkembang dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan
lahan pertanian, maka sistem budidaya tanaman pertanian dengan limbah ternak terutama limbah
unggas kini juga mulai digalakkan oleh beberapa peneliti, tetapi para petani masih sedikit yang
menerapkannya.
BAB 2 PEMBAHASAN
Limbah peternakan umumnya meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu
kegiatan usaha ternak, baik beruba limbah padat dan cairan, gas ataupun sisa pakan. Limbah
pada merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak,
ternak yang mati atau isis perut daru pemotongan ternak), limbah cait adalah semua limbah
berbentuk cairan atau berada dalam fse cair (air seni atau urin, ait pencucian alat-alat), sedangkan
limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas. Limbah-
limbah yang dihasilkan ternak memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan:
Dampak Negatif
Kotoran ayam yang dapat menimbulkan gas yang berbau. Bau tersebut berasal dari
kandungan gas amonia yang tinggi dan gas hidrogen sulfida, (H2S), dimetil sulfida, karbon
disulfida, dan merkaptan yang terbentuk dalam kondisi anaerob yang masih basah dengan
kosentrasi yang sangat kecil. Udara yang tercemar kotoran ayam dapat menyebabkan gangguan
kesehatan ternak (menghambat pertumbuhan ternak) dan masyarakat di sekitar peternakan yaitu
pencemaran udara yang membahayakan saluran pernapasan dan organ penglihatan seperti
bronchitis dan emphysema.
Selain dari pada itu, bau kotoran mengandung amonia dapat menyebabkan semakin
menipisnya lapisan ozon. Gas amonia juga dioksidasi menjadi nitrit secara terus menerus hingga
bisa mengakibatkan hujan asam dan salju asam, merusak hutan, danau, mata air, ekosistem
pesisir pantai dan tanah, serta membantu terjadinya pelepasan logam berat ke dalam air tanah.
Dampak Positif
Teknologi alternatif yang dapat diterapkan dan berprospek positif adalah mengkonversi
limbah kotoran ayam menjadi kompos kotoran ayam. Kompos tersebut Teknologi alternatif yang
dapat diterapkan dan berprospek positif adalah mengkonversi limbah kotoran ayam menjadi
kompos kotoran ayam. Kompos tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penyubur lahan pertanian,
lahan kehutanan dan juga dapat menanggulangi masalah limbah peternakan ayam serta penjualan
kompos kotoran ayam diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu hasil pengolahan dari limbah ternak adalah biogas. Biogas merupakan gas
yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di
antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable
atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama
dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai