Disusun Oleh:
Ertika Lisnanti, drh., M.Si
Mubarak Akbar S.Pt., MP
NAMA : _____________________
KELAS : _____________________
NPM : _____________________
1
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
BAB I
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN UNGGAS
Latar Belakang
Unggas merupakan hewan yang termasuk di dalam kelas Aves yang telah
didomestikasikan. Perkembangbiakan serta cara hidupnya diatur oleh manusia agar
memberikan nilai ekonomis dalam bentuk barang dan jasa. Sebagai sumber protein
hewani asal ternak, disamping penghasil daging juga berperan sebagai penghasil telur
yang merupakan sumber pangan bagi manusia. Termasuk kelompok unggas adalah
ayam (petelur dan pedaging), ayam kampung, itik, kalkun, burung puyuh, burung
merpati, dan angsa yang sekarang sudah diusahakan secara komersial (Yuwanta, 2004).
Sistem pencernaan unggas atau sistem gastro intestinal tract adalah suatu saluran
yang dimulai dari mulut sampai pelepasan. Pencernaan mencakup serangkaian proses
yang terjadi pada saluran tract digestivus, Makanan dipecah menjadi bagian yang kecil
sehingga mudah larut dan diabsorbsi, Pemecahan dilakukan secara mekanik dan kimia,
Secara mekanik termasuk penggilingan, pemasukkan, pemotongan, pengunyahan, dan
proses-proses lain. Secara kimia dilakukan dengan bantuan enzim-enzim dari tract
digestivus atau dari bantuan bakteri yang ada dalam tract digestivus, Secara garis besar
tract digestivus terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, sekum, usus besar,
rectum dan pelepasan, Glandulanya terdiri dari glandula saliva, hepar, dan pankreas.
Setelah melewati serangakain proses dalam saluran pencernaan, makanan tadi
serap/diabsorbsi. Absorbs adalah masuknya partikel-partikel tersebut melalui dinding
saluran pencernaan yang kemudian masuk ke aliran darah/limfe. Secara umum
pencernaan unggas merupakan organ yang menghubungkan dunia luar dengan dunia
dalam tubuh hewan, yaitu proses metabolik di dalam tubuh. Setiap bagian alat
pencernaan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Mulut unggas tidak memiliki lidah, pipi, dan gigi. Langit-langitnya lunak, tetapi
memiliki rahang atas dan bawah yang menulang untuk menutup mulut. Mulut memiliki
fungsi untuk minum dan memasukan makanan, menghasilkan air liur (enzim pengurai
makanan), dan mempermudah makanan masuk ke kerongkongan (Fadilah, 2005).
2
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
3
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Tujuan Praktikum
Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak bertujuan untuk mengetahui sistem
digesti dan unggas, meliputi anatomi, fungsi, ukuran, berat, faktor yang mempengaruhi
ukuran dan berat, serta organ-organ tambahan yang berperan dalam sistem digesti
unggas.
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat menambah pengetahuan serta
informasi mengenai sistem digesti meliputi anatomi, fungsi, ukuran, berat, faktor yang
mempengaruhi ukuran dan berat, serta organ-organ tambahan yang berperan dalam
sistem digesti unggas.
4
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
5
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Data Pengamatan
LEMBAR KEGIATAN
1. Sebutkan dan berikan penjelasan proses pencernaan yang terjadi pada unggas!
2. Jelaskan perbedaan proventrikulus dan ventrikulus!
3. Jelaskan fungsi dari masing-masing organ pencernaan pada unggas!
6
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
7
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
BAB II
Latar Belakang
Unggas (ayam) merupakan hewan tingkat tinggi yang berkembang seksual atau
dengan melakukan perkawinan. Secara alamiah ayam dibagi menjadi dua berdasarkan
jenis kelaminnya, yaitu ayam jantan dan ayam betina. Alat reproduksi ayam jantan
terdiri dari alat reproduksi primer dan alat reproduksi sekunder. Alat reproduksi primer
merupakan alat reproduksi utama karena tanpa adanya alat ini dengan cara apapun ayam
tidak akan mungkin menghasilkan keturunan. Alat tersebut dinamakan testis sedangkan
alat reproduksi sekunder terdiri dari epididimis, vas deferens, dan penis (Sutiyono
2011).
Alat reproduksi ayam betina yang berkembang dan berfungsi secara normal
cuma organ sebelah kiri. Sedangkan organ sebelah kanan mengalami rudimenter karena
tidak berkembang. Alat reproduksi betina terdiri dari, ovarium, oviduct (Infundibulum,
magnum, isthmus, uterus, vagina)
Sistem reproduksi unggas jantan. Sistem reproduksi ayam jantan terdiri dari
dua testis yang memiliki epididimis dan vas deferens yang menuju ke alat copulatory
(copulatory organ) (Fadilah, 2005). Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat
tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh
ligamentum mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cavar, atau di belakang
paru-paru bagian depan dari ginjal (Yuwanta, 2004).
Testis memiliki bentuk elipsoid dan berwarna kuning terang, sering pula
berwarna kemerahan karena banyaknya cabang-cabang pembuluh darah pada
permukaan. Testis terdiri dari sejumlah besar saluran kecil yang bergulung-gulung dan
lapisan-lapisannya menghasilkan sperma (Suprijatna et al., 2008). Alat copulatory pada
ayam memiliki dua papillae dan satu alat copulatory mengecil yang berada di daerah
sekitar kloaka (vent) (Fadilah, 2005).
Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter,
kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm. Pada papila ini juga
8
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi
(Yuwanta, 2004). Alat kopulasi pada itik berupa penjuluran yang berkembang dari
dinding kloaka, bersifat fibrosa yang memanjang yang dibelit oleh saluran spiral untuk
mengalirkan sperma (Fadilah, 2005).
Sistem reproduksi ayam betina. Sistem reproduksi ayam betina terdiri dari
satu ovarium dan satu oviduk. Walaupun organ reproduksi merupakan tempat produksi
sel-sel benih (grem cells), organ tersebut juga merupakan kelenjar endokrin (Suprijatna
et al., 2008). Pada ayam betina terdapat sebuah ovarium yang terletak pada rongga
badan sebelah kiri. Pada saat perkembangan embrionik, terdapat dua ovari yaitu vari
kanan dan ovari kiri (Fadilah, 2005). Tetapi pada perkembangan selanjutnya mengalami
regresi sehingga pada saat menetas hanya dijumpai sebuah ovarium kiri, sedangkan
yang kanan rudimeter.
Menurut fungsinya saluran telur dibagi menjadi 5 bagian yaitu infundibulum
adalah corong pada ujung oviduct yang berfungsi menangkap sel telur saat diovulasikan
oleh ovarium, magnum yang menghasilkan albumin kental, isthmus yang mengeluarkan
selaput kerabang, uterus atau kelenjar kerabang berfungsi untuk tempat pembentukan
cangkang dan tempat pigmentasi cangkang, dan vagina yang merupakan organ kopulasi
betina kloaka (Fadilah, 2005).
Tujuan Praktikum
Praktikum Ilmu Ternak Unggas bertujuan untuk mengetahui sistem reproduksi
unggas, meliputi anatomi, fungsi, ukuran, berat, faktor yang mempengaruhi ukuran dan
berat, serta organ-organ tambahan yang berperan dalam sistem reproduksi ayam.
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat menambah pengetahuan serta
informasi mengenai sistem reproduksi unggas, meliputi anatomi, fungsi, ukuran, berat,
faktor yang mempengaruhi ukuran dan berat, serta organ-organ tambahan yang berperan
dalam sistem digesti ayam.
9
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
10
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Data Pengamatan
11
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Data Pengamatan
LEMBAR KEGIATAN
12
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
13
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
BAB III
ANATOMI DAN FISIOLOGI KELINCI
Langkah Kerja
1. Letakkan kelinci pada papan section dengan posisi terlentang
2. Kuliti seluruh tubuh kelinci
3. Bedah kelinci dengan cara memotong kulit abdomen
4. Potong tulang dada kelinci sehingga paru-parunya kelihatan
5. Ambil sistem organ pada kelinci kemudian amati
6. Gambar dan tunjukan bagian-bagiannya
LATAR BELAKANG
Morfologi Luar Kelinci
Tubuh kelinci (Oryctolagus cuniculus) dibagi menjadi empat bagian
ya i t u : Caput (kepala), Cervix (leher), Truncus, (Badan) dan Cauda (Ekor).
Pada caputterdapat rima oris (rongga mulut), vibrisae, nares, organo visus
dan telinga yang panjang.
Tubuh bagian luar k e l i n c i (Oryctolagus cuniculus) d i l a p i s i oleh kulit
d a n ditumbuhi oleh banyak rambut. Bangun hidung silindris. Memp unyai
gigi seriyang di gunakan untuk memotong- motong makanan sebelum
makanan ditelan.Mempunyai daun telinga yang panjang dan menghadap ke depan.
Kaki berjumlahdua pasang, kaiki bagian depan lebih pendek daripada bagian belakang
(Rictche,1983)
Pada bagian kepala (Caput) telah diketahui mata dan telinga yang
lebar.Mata yang besar terletak di bagian samping dari kepala. Kelopak mata
ada duam a c a m ya i t u : P a l p e b r a s u p e r i o r d a n p a l p e b r a i n f e r i o r ( T i m
D o s e n A n a t o m i Hewan, 1991).Selain itu juga pada kepala (caput) terdapat rongga
mulut (rima oris) yangterdapat pada 2 bibir yaitu (bibir atas dan bibir bawah). Lubang
hidung terletak dim o n c o n g . V i b r i s s a e b e r u p a r a m b u t - r a m b u t k a k u
yang berfungsi u n t u k mendeteksi makanan waktu didalam tanah.
Lingua dilapisi oleh mucosa, penuhdengan tonjolan - tonjolan kecil yang
14
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
mengandung gerombolan sel syaraf atau indera perasa yang berhubungan dengan
ujung- ujung syaraf (Tim Dosen AnatomiHewan, 1991).P a d a b a gi a n Le h e r
(cervix) k e l i n c i (Oryctolagus cuniculus)ini merupakan b a g i a n penghubung
a n t a r a k e p a l a d a n b a d a n . S e d a n g k a n p a d a b a g i a n B a d a n (Truncus)
terdapat thorax, abdomen, dorsum, glatea, pineum, dan glandula mamae(Kastawi,
1992).Pada bagian Ekornya (Cauda) tampak lebih pendek karena sebagian
besar tersembunyi dibalik perutnya yang berrambut tebal (Oliver, 1984).
Klasifikasi
M e n u r u t ( A n o n i m o u s ,http://animaldiversity.ummz.umich.edu) klasifikasidari
kelinci(Oryctolagus cuniculus) adalah:
Kingdom : animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Lagomorpha
Familia : Leporidae
Genus : Lepus
Spesies : Oryctolagus cuniculus
Habitat
Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
b i a s a n ya h i d u p d i d a e r a h r i m b a r a ya d a n s e m a k - s e m a k l e b a t d e k a t
tanah pertanian. Mereka j u ga ditemukan pada a r e a perbukitan,
terutama di dasar bukit. Sekarang ini kelinci merupakan
binatangm a m m a l i a populer sebagai hewan peliharaan, dan
a n g k a - a n g k a n y a t e r u s meningkat .
15
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
merupakan sistem pencernaan yang sederhana dengan coecum dan usus yang besar. Hal
ini memungkinkan kelinci dapat memanfaatkan bahan-bahan hijauan, rumput dan
sejenisnya. Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri di saluran cerna bagian bawah seperti
yang terjadi pada saluran cerna kuda. Kelinci mempunyai sifat coprophagy yaitu
memakan feses yang sudah dikeluarkan. Feses ini berwarna hijau muda dan lembek. Hal
ini terjadi karena konstruksi saluran pencernaannnya sehingga memungkinkan kelinci
untuk memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah atau
yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi,
mensintesis vitamin B dan memecah selulose/serat menjadi energi yang berguna.
Kelinci memiliki sistem pencernaan yang amat rumit, dan mereka tidak dapat mencerna
semua makanan dengan cara yang sama baiknya. Sebagai contoh, mereka dapat
mencerna fruktosa (zat gula pada buah-buahan) dengan sangat baik, namun kemampuan
untuk mencerna gula jenis lain sangat rendah. Karenanya permen dan kue-kue manis
dapat membuat kelinci menjadi sangat sakit. Hal ini disebabkan karena gula dan zat-zat
makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus halus kelinci akan menumpuk di cecum,
dan memancing bertambahnya bakteri produsen racun yang menyebabkan banyak
penyakit pada kelinci.
16
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
mucus, HCl, pepsinogen dan faktor intrinsik yang penting untuk efisiensi absorbsi
vitamin B12. Keasaman getah lambung bervariasi sesuai dengan macam makanannya.
Pada umumnya sekitar 0,1N atau ber-pH lebih kurang dari 2
Usus halus.
Terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum. Kelenjar branner menghasilkan
getah duodenum dan disekresikan ke dalam duodenum melalui vili-vili dan getah ini
bersifat basa. Getah pankreas yang dihasilkan disekresikan ke dalam duodenum melalui
ductus pancreaticus. Jejenum merupakan kelanjutan dari duodenum dan illeum di
sebelah caudal ventriculus dan berfungsi sebagai tempat absorbs makanan
Coecum.
Berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabu-abuan. Dalam coecum
makanan disimpan dalam waktu sementara. Pencernaan selulosa dilakuakan oleh bakteri
yang menghasilkan asam asetat, propionat dan butirat).
Intestinum crassum.
Colon berjalan ke arah caudal diagonal menyilang coecum. Di sini terdapat
ascenden dan colon transverasum, colon descenden dan colon
sigmoideum yang belum jelas
Rectum.
Rectum merupakan kelanjutan dari colon dan membentuk feses. Rektum
berakhir sebagai anus
Anus.
Feses yang keluar lewat anus mengandung air. Feses merupakan sisa makanan
yang tidak tercerna. Cairan dari tractus digestivus, sel-sel epitel usus, mikroorganisme,
garam organik, stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar melalui anus
17
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Sedangkan pada jantan memiliki organ reproduksi interna dan eksterna. Pada organ
interna terdiri dari testis dan epididimis. Testis terdapat sepasang yang terletak dalam
scrotum. Testis merupakan pengahasil sperma terus dikeluarkan melalui epididimis
yang merupakan tempat pematangan kemudian ke vasdeferens. Sedangkan pada organ
eksterna berupa penis. Penis ini merupakan alat kopulasi dan tersusun dari corpus
cavernosusm penis dan corpusgavernosum urethrae. Disamping itu juga terdapat
kelenjar-kelenjar yang membantu sistem reproduksi (Kastawi, 1992).
18
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Data Pengamatan
19
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Data Pengamatan
LEMBAR KEGIATAN
20
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
21
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
BAB IV
1. Mulut
Pencernaan di mulut pertama kali dilakukan oleh gigi molar dilanjutkan oleh
mastikasi dan di teruskan ke pencernaan mekanis. Di dalam mulut terdapat saliva.
Saliva sendiri merupakan cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan
disebarkan ke dalam cavitas oral.
Komposisi dari saliva meliputi komponen organik dan anorganik. Namun demikian,
kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva
penyusun utamanya adalah air. Komponen anorganik terbanyak adalah sodium,
potassium (sebagai kation), khlorida, dan bikarbonat (sebagai anion-nya).
22
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim
amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, mucin, vitamin C, beberapa asam
amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.
Selain itu, saliva juga mengandung gas CO2, O2, dan N2. Saliva juga mengandung
immunoglobin, seperti IgA dan IgG dengan konsentrasi rata-rata 9,4 dan 0,32 mg%.
Fungsi saliva:
a. membantu penelanan
b. buffer (ph 8,4 – 8,5)
c. suplai nutrien mikroba (70% urea)
Mekanisme sekresi saliva
Di kelenjar saliva, granula sekretorik (zymogen) yang mengandung enzim-
enzim saliva dikeluarkan dari sel-sel asinar ke dalam duktus. Saliva pada sapi ± 150
liter/hari, sedangkan pada domba ± 10 liter/hari. Dalam saliva mengandung enzim
pregastric esterase
2. Lambung Ruminansia
a. Rumen
Rumen merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia. Pada rumen
terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan
fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan
dengan kandungan selulase dan hemiselulase yang tinggi. Sedangkan pencernaan
hidrokitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan. Rumen terletak di
rongga abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru. Hal
tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan
substrat pakan yang dimakan akan mengendap dibagian ventral. Pada retikulum dan
rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat
bermilyaran mikroba.
Letak Rumen : sebelah kiri rongga perut
Anatomi :
· Permukaan dilapisi papila
· Permukaan untuk absorbs
· Terdiri 4 kantong (saccus)
· Terbagi menjadi 4 zona
23
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Kondisi :
· BK isi rumen : 10 -15%
· Temperatur : 39-40ºC
· pH = 6,7 – 7,0
· Gas: CO2, CH4, N2, O2, H2, H2S
· Mikroba: bakteri, protozoa, jamur
· Anaerob
Fungsi :
· Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
· Menyimpan bahan makanan→ fermentasi
b. Retikulum
Retikulum sering disebut sebagai perut jalang atau hardware stomach. Fungsi retikulum
adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum
berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding
penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga
partikel pakan menjadi tercampur. Secara fisik retikulum tidak terpisahkan dari rumen.
Pada retikulum terdapat lipatan-lipatan esofagus yang merupakan lipatan jaringan yg
langsung dari esofagus ke omasum. Permukaan dalam retikulum terdapat banyak papila
→ sarang laba-laba (honey comb) perut jala
Fungsi:
· tempat fermentasi
· membantu proses ruminasi
· mengatur arus ingesta ke omasum
· absorpsi hasil fermentasi
· tempat berkumpulnya benda-benda asing
c. Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku.
pH omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan abomasum terdapat
lubang yang disebut omaso abomasal orifice.
· Letak : sebelah kanan (retikulum) garis media (disebelah rusuk 7-11)
· Bentuk : ellips
· Permukaan dalam berbentuk laminae → perut buku (pada lamina terdapat papila
untuk
24
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
absorpsi)
· Fungsi: grinder, filtering, fermentasi, absorpsi
d. Abomasum
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. pH pada abomasum adalah asam
yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika
kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri.
Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi
dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa
menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi
dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara
otokatalitik.
Letak :
· Dasar perut (kanan bawah)
· Bentuk : memanjang
· Bagian dalam terdapat tonjolan
· Terdiri 3 bagian, yaitu : kardia yang berfungsi sekresi mucus, fundika yang
terdapat pepsinogen, renin, HCl, mukus dan pilorika sebagai tempat sekresi mukus
Fungsi :
· tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) → Pencernaan protein
· mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum
3. Usus Halus (Intestinum Tenue)
Fungsi : pencernaan enzimatis dan absorpsi
Kedalam usus halus masuk 4 sekresi:
· Cairan duodenum: alkalis, fosfor, buffer
· Cairan empedu: dihasilkan hati, K dan Na (mengemulsikan lemak), mengaktifkan
lipase pankreas, zat warna
· Cairan pankreas: ion bikarbonat untuk menetralisir asam lambung
· Cairan usus
4. Pankreas
Letak : lengkungan duodenum
Mensekresikan enzim:
· Amilase : alfa amilase, maltase, sukrase
25
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Tujuan Praktikum :
Mengetahui anatomi dan fungsi dari organ pencernaan ruminansia.
26
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
27
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Data Pengamatan
LEMBAR KEGIATAN
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam organ pencernaan pada ruminansia
beserta dengan fugsinya!
2. Jelaskan perbedaan lambung unggas dengan lambung ruminansia!
3. Jelaskan enzim apa saja yang bekerja dalam sistem pencernaan ruminansia!
28
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
29
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
BAB V
REPRODUKSI RUMINANSIA BETINA
1.Ovarium
Ovarium mempunyai dwi fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel
telur (ova) dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina
(estrogen dan progesteron). Pada sapi dan domba, ovarium berbentuk oval, namun pada
kuda berbentuk seperti ginjal karena ada fossa ovulatorus yakni suatu legokan pada
pinggirovarium.
2. Oviduk
Oviduk atau tuba fallopii merupakan saluran kelamin paling anterior,
kecil berliku-liku, dan terasa keras seperti kawat terutama pada pangkalnya. Pada sapi
dan kuda, panjang oviduk mencapai 20-30 cm dengan diameter 1,5-3 mm. oviduk
tergantung pada mesosalpink. Oviduk terdiri atas infundibulum dengan fimbriae,
ampula, dan isthmus.
30
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Fungsi oviduct :
1) menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium.
2) transport spermatozoa dari uterus menuju tempat pembuahan.3) tempat pertemuan
antara ovum dan spermatozoa (fertilisasi).
4) tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa.
5) memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan kapasitasi spermatozoa.
6) transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus.
Uterus terdiri dari kornu, korpus, dan serviks. Proporsi relatif masingmasing
bagian berbeda-beda antar spesies. Uterus babi tergolong bicornis dengan kornu yang
sangat panjang tetapi korpusnya sangat pendek. Uterus sapi, domba, dan kuda kedua
kornu dan korpus uteri yang cukup panjang (paling besar pada kuda).
Fungsi lain uterus adalah adanya hubungan kerja secara timbal balik dengan
ovarium. Adanya korpus luteum akan merangsang uterus menghasilkan PGF2α yang
berfungsi untuk regresi korpus luteum secara normal. Stimulasi uterus selama fase
permulaan siklus birahi mempercepat regresi korpus luteum dan menyebabkan estrus
dipercepat.
31
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Serviks
Serviks adalah suatu struktur berupa sphincter yang menonjol ke kaudal ke
dalam vagina. Serviks dikenal dari dindingnya yang tebal dan lumen yang merapat.
Dindingnya ditandai dengan berbagai penonjolan. Pada ruminansia penonjolan-
penojolan ini terdapat dalam bentuk lereng-lereng transversal dan saling menyilang
disebut cincin-cincin annuler. Cincin-cincin ini sangat nyata pada sapi (biasanya 4 buah)
yang dapat menutup rapat serviks.
Serviks berfungsi untuk mencegah masuknya mikroorganisme atau benda-benda
asing ke lumen uterus. Pada saat estrus, serviks akan terbuka sehingga memungkinkan
sperma memasuki uterus sehingga terjadi pembuahan serta menghasilkan cairan mucus
yang keluar melalui vagina. Pada saat hewan bunting, serviks menghasilkan sejumlah
besar mucus tebal yang dapat menutup atau menyumbat mati canalis servicalis sehingga
mencegah masuknya materi infeksius ke dalam uterus serta mencegah fetus keluar.
Sesaat sebelum partus, penyumbat serviks mencair dan serviks mengalami dilatasi
sehingga terbuka dan memungkinkan fetus beserta selaputnya dapat keluar.
3. Vagina
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang
terletak di dalam rongga pelvis, dorsal dari vesica urinaria, dan berfungsi sebagai alat
kopulatoris (tempat deposisi semen dan menerima penis), serta sebagai tempat berlalu
bagi fetus sewaktu partus. Legokan yang dibentuk oleh penonjolan serviks ke dalam
vagina disebut fornix.
32
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
33
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Data Pengamatan
LEMBAR KEGIATAN
34
Penuntun dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
35