Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN


( Digestive System )

TUGAS
MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN

DOSEN
Drs. I KETUT SURATA, M. For

OLEH :
I GEDE SUTHA WIJAYA
NIM. : 16320011

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SARASWATI
2018
MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN


( Digestive System )

TUGAS
MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN

DOSEN
Drs. I KETUT SURATA, M. For

OLEH :
I GEDE SUTHA WIJAYA
NIM. : 16320011

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SARASWATI
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini tersusun hingga selesai dan tepat waktu, yang berjudul “ Sistem
Pencernaan Hewan”. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Makalah ini diperluhkan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Fisiologi
Hewan”. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatas pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tabanan, Oktober 2018


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pencernaan pada Hewan 3
2.2 Protozoa 3
2.3 Cacing 3
2.4 Serangga 4
2.5 Ikan 5
2.6 Amfibi 6
2.7 Reptilia 7
2.8 Burung 8
2.9 Hewan Memamah Biak 9

BAB III SIMPULAN


3.1 Simpulan 12
3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem pencernaan Amoeba 3


Gambar 2. Sistem pencernaan Cacing 4
Gambar 3. Sistem pencernaan Belalang 4
Gambar 4. Sistem pencernaan Ikan 6
Gambar 5. Sistem pencernaan Amfibi 6
Gambar 6. Sistem pencernaan Reptilia 7
Gambar 7. Sistem pencernaan Burung 8
Gambar 8. Sistem pencernaan Mamalia 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hewan dan manusia memperoleh makanan yang dibutuhkan dari tumbuhan dan
hewan lain. Makanan dari tumbuhan dan hewan tersebut merupakan bahan-bahan yang
diperlukan oleh tubuh demi kelangsungan hidupnya. Zat gizi yang terkandung dalam
bahan makanan terdiri dari : karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Makanan yang dimakan oleh hewan mengalami proses pencernaan. Proses
pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis, secara kimiawi dan secara biologis.
Pencernaan secara mekanis ialah proses mengubah makanan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil secara mekanis. Pencernaan secara kimia ialah proses pengubahan
makanan dengan bantuan enzim pencernaan. Pencernaan secara biologis adalah
penguraian makanan dengan bantuan microorganisme secara biologis.
Mengapa makanan perlu dicerna ? Makanan perlu dicerna agar mudah diserap
dan diedarkan ke seluruh tubuh. Sistem pencernaan organisme berbeda-beda. Semakin
tinggi tingkatannya, semakin kompleks system perncernaan makanannya.
Pencernaan dapat terjadi di dalam atau di luar sel. Pencernaan di dalam sel
disebut pencernaan intra sel (intraseluler), sedangkan pencernaan di luar sel disebut
pencernaan ekstra sel (ekstraseluler). Pencernaan intra sel terjadi di dalam sel itu
sendiri, misalnya pada hewan bersel satu. Pencernaan ekstra sel terjadi di luar sel, yaitu
di dalam saluran pencernaan, maka akhirnya hasil pencernaan akan diserap dan
diedarkan ke seluruh tubuh. Pencernaan seperti ini terjadi pada hewan bersel banyak
dan manusia.
Makanan yang memadai kandungan nutrisinya harus memenuhi tiga kebutuhan,
yaitu bahan bakar dan energy untuk semua kerja seluler tubuh, bahan mentah organic
yang dipakai sebagai pembangun dan pertumbuhan, serta nutrient penting (esensial)
yang tidak dapat dibuat oleh hewan itu sendiri dari bahan mentah dalam bentuk siap
pakai, jadi, secara ringkas fungsi makanan bagi tubuh adalah :
1. sebagai sumber energy : karbohidrat, lemak, dan protein
2. sebagai bahan pembangun dan pertumbuhan : protein
3. sebagai pengatur metabolisme : vitamin, mineral, dan air
4. sebagai pertahanan terhadap bibit penyakit : protein

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 1


1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah system pencernaan pada beberapa hewan ?
2) Bagaimanakah mekanisme kerja system pencernaan pada beberapa hewan ?

1.3. Manfaat
1) Untuk mengetahui system pencernaan pada beberapa hewan
2) Untuk mengetahui mekanisme kerja system pencernaan pada beberapa hewan

1.4. Tujuan
Agar pembaca atau mahasiswa mengetahui pengertian tentang system pencernaan dan
mekanisme kerja system pencernaan pada beberapa hewan

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pencernaan pada Hewan


Hewan bersel banyak (multiseluler) mempunyai system pencernaan yang mirip
dengan system pencernaan manusia, yaitu terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan.
Sedangkan pada hewan bersel satu (uniseluler), pencernaan terjadi di dala sel itu sendiri.

2.2. Protozoa

Gambar 1. Sistem
pencernaan Amoeba

Protozoa misalnya Amoeba, merupakan hewan bersel satu. Segala aktivitas


hidupnya terjadi didalam sel itu sendiri, termasuk juga proses pencernaan makanan.
Sistem pencernaan yang demikian disebut pencernaan intra sel.
Mekanisme pencernaan makanan pada Amoeba adalah dengan membentuk kaki-
kaki semu (pseudopodia) yang diarahkan pada makanan. Kemudian makanan
dikelilingi dan diselimuti oleh kaki-kaki semu itu, lalu dibawa masuk ke dalam
protoplasma dan diselimuti oleh membrane sel yang membentuk kantong. Kantong ini
disebut vakuola makanan. Vakuola ini menghasilkan enzim pencernaan sehingga
terjadilah pencernaan makanan. Sari-sari makanan diserap, sedangkan sisa-sisa
pencernaan makanan dikeluarkan dari dalam tubuh secara difusi.

2.3. Cacing
Pencernaan makanan pada cacing berbeda-beda. Pada cacing tanah, system
pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yaitu mulut, kerongkongan, tembolok,
lambung pengunyah (empedal), usus, anus, dan tiga pasang kelenjar kapur di sekeliling
kerongkongan. Kelenjar kapur menghasilkan zat kapur yang berfunsi menetralkan sifat

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 3


asam makanannya, karena makanan cacing tanah yang berupa humus bersifat asam.
Pada bagian depan, kerongkongan agak membesar, disebut faring. Dinding faring
memiliki otot dan menghasilkan lendir. Faring berfungsi untuk menhisap makanan dari
mulut dan membasahinya dengan lendir. Makanan masuk melalui rongga mulut,
kemudian kerongkongan, terus ke dalam tembolok untuk disimpan sementara.
Selanjutnya didalam empedal makanan dicerna secara mekanis dengan bantuan tanah
dan pasir, yang juga dimasukkan bersama makanan. Setelah itu makanan masuk
kedalam usus untuk dicerna secara kimiawi. Sari makanan diserap, sedangkan sisa
makanan dikeluarkan melalui anus.

Gambar 2. Sistem pencernaan Cacing

Pada cacing pipih, misalnya Planaria, system pencernaannya lebih sederhana,


yaitu terdiri atas mulut dan usus yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh untuk
mengedarkan sari makanan. Sistem inilah yang disebut system gastro vaskuler.

2.4. Serangga

Gambar 3. Sistem pencernaan Belalang

Alat pencernaan pada serangga berbeda-beda, tergantung dari jenis makanannya.


Ada serangga pemakan tumbuhan (herbivore), pemakan daging (karnivor), ada juga

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 4


makanannya yang berupa cairan, misalnya nyamuk dan kupu-kupu. Contoh serangga
pemakan daging adalah kumbang air, belalang sumbah, dan laba-laba, sedangkan
contoh serangga pemakan tumbuhan adalah ulat, kumbang daun, dan belalang.
Serangga yang memiliki alat penghisap atau belalai, makanan tidak dikunyah
karena tidak memiliki alat pencernaan yang lengkap.
Contoh serangga pemakan tumbuhan yang banyak dijumpai dan sering menjadi
hama tanaman adalah belalang, saluran pencernaan pada belalang terdiri atas mulut,
kerongkongan, tembolok, lambung pengunyah (empedal), lambung kelenjar, usus, dan
anus. Belalang merupakan serangga yang mempunyai tipe mulut menggigit dan
mengunyah. Mulutnya terdiri atas bibir atas (labrum) yang berfungsi sebagai alat
pengecap, bibir bawah (labium) yang berfungsi sebagai alat peraba karena mempunyai
alat peraba, rahang atas (maksila) tempat terdapat gigi dan alat peraba, rahang bawah
(mandibular) tempat terdapat gigi tajam yang berfungsi untuk mengunyah makanan.
Kerongkongan yang menghubungkan rongga mulut dan lambung mempunyai bagian
yang membesar seperti gelembung tipis da berduri. Gelembung tersebut disebut
tembolok dan berfungsi sebagai alat untuk menyimpan makanan sementara. Kelenjar
pencernaan dihasilkan oleh enam pasang usus buntu yang terdapat dibagian depan
lambung, sehingga sering disebut lambung kelenjar.
Makanan masuk melalui mulut. Didalam mulut makanan dicerna secara
mekanis (dikunyah) dan kimiawi (dengan air liur). Makanan masuk ke kerongkongan
menuju tembolok untuk disimpan sementara, dan kemudian ke empedal makanan
dihaluskan, kemudian diteruskan menuju lambung, proses penyerapan sari makanan
terjadi di dalam usus.

2.5. Ikan
Ikan memiliki saluran pencernaan yang terdiri atas rongga mulut, kerongkongan,
lambung, pyloric carca/ cecum (organ pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari
lambung ke segmen usus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaannya adalah
hati, Kantung empedu, dan pancreas yang tidak begitu jrlas dan bersatu dengan hati
sehingga disebut hepatopankreas.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang pendek dan tidak dapat digerakkan.
Lidah itu tidak memiliki fungsi penting. Di dalam rongga mulut tidak terdapat kelenjar
ludah. Gigi tumbuh pada rahang bawah dan rahang atas. Penyerapan makanan terjadi
didalam usus.

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 5


Gambar 4. Sistem pencernaan Ikan

2.6. Amfibi

BAB III
KESIMPULAN

Gambar 5. Sistem pencernaan Amfibi

Katak, contoh hewan amfibi, mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas
mulut, kerongkongan, lambung, usus halis, usus besar, dan kloaka. Di rongga mulutnya
terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Gigi berbentuk krucut dan hanya terdapat pada
rahang atas (langit-langit), yang berfungsi untuk mencengkram mangsa. Gigi yang
tumbuh pada langit-langit disebut gigi vomer. Ujung lidahnya bercabang dua dan
berfungsi untuk menangkap mangsa. Kelenjar ludahnya berfungsi untuk membantu
menelan makanan. Katak mempunyai kelenjar pencernaan, yaitu hati dan pancreas.

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 6


Pencernaan makanan berlangsung didalam lambung, sedangkan penyerapan sari
makanan dilakukan di usus halus. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka.

2.7. Reptilia
Saluran pencernaan pada reftil terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus
dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati dan pancreas. Didalam
ringga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Gigi tumbuh pada rahang atas
juga rahang bawah. Ujung lidahnya bercabang dua, berfungsi untuk menangkap
mangsa. Kelenjar ludah menghasilkan lendir yang berfungsi untuk menelan makanan
atau mangsanya.

Gambar 6. Sistem pencernaan Reptilia

Ular berbisa mempunyai kelenjar bisa. Bisa yang dihasilkan berguna untuk
melumpuhkan mangsanya. Gigi pada ular, bengkarung, dan cicak hanya berfungsi
untuk menangkap mangsanya.

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 7


2.8. Burung
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok,
lambung kelenjar, lambung pengunyah, usus halus, usus besar, dan kloaka. Contoh
hewan lainnya adalah ayam, itik, dan angsa.

Gambar 7. Sistem pencernaan Burung

Mulutnya berupa yang kuat, terbuat dari zat tanduk, berfungsi untuk mengambil
makanan. Bentuk paruh bermacam-macam tergantung dari jenis makanannya. Dalam
mulutnya tidak terdapat gigi. Burung mempunyai lidah yang kecil dengan bentuk
runcing, dilapisi zat tanduk.
Kerongkongan berupa saluran panjang, bagian bawah membesar berupa kantung
yang disebut tembolok. Tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara.
Lambung tersusun dari dua bagian, yaitu bagian depan disebut lambung kelenjar dan
bagian belakang disebut lambung pengunyah (empedal). Dinding lambung kelenjar
banyak mengandung getah lambung atau enzim yang berfungsi mencerna makanan
secara kimiawi. Dinding lambung pengunyah mengandung otot-otot yang kuat,
sehingga bagian lambung ini dapat melunakkan makanannya. Pelumatan makanan pada
lambung pengunyah dibantu oleh krikil-krikil atau batu-batu kecil yang dimakannya.
Proses pencernaan selanjutnya terjadi di dalam usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh
pancreas dan empedu dialirkan ke usus halus. Hasil pencernaan yang berupa sari-sari
makanan diserap oleh dinding usus, yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Burung memiliki dua usus buntu yang terletak diantara lambung dan usus. Usus
buntu berguna untuk memperluas bidang penyerapan sari makanan. Sisa makanan yang
tidak dicerna masuk kedalam usus besar, selanjutnya kedalam rectum, dan akhirnya
dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran pelepasan, yaitu
dari usus, ginjal, dan saluran kelamin.

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 8


2.9. Hewan Memamah Biak
Sistem pencernaan makanan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan
system pencernaan pada manusia, kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur
lambung hewan memamah biak. Bentuk gigi hewan herbivor seperti kambing dan sapi,
berbeda dengan bentuk gigi hewan karnivor misalnya kucing dan anjing. Gigi seri
kambing hanya terdapat dirahang baawah, bentuknya seperti pahat dan panjang. Gigi
seri kucing kecil, bentuknya seperti pasak. Kambing tidak memiliki gigi taring.
Sebaliknya, kucing dan anjing memiliki gigi taring dan runcing. Gigi graham kambing
permukaannya luas dan bergelombang, sedangkan gigi graham kucing dan anjing
bentuknya tajam serta runcing. Fungsi geraham pada hewan karnivor adalah untuk
memotong daging, sedangkan fungsi dari gigi geraham herbivore adalah menggilas
makanan, yang berupa tumbuhan. Pada rahang atas tidak terdapat gigi seri, sehingga
ada ruang kosong yang disebut diastema.

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 9


Gambar 8. Sistem pencernaan Mamalia

Hewan mamalia seperti kerbau, sapi, dan kambing mempunyai lambung yang
tersusun atas empat bagian, yaitu perut besar (rumen), perut jala (reticulum), perut kitab

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 10


(amasum), dan perut masam (abomasum). Makanan, berupa rerumputan atau dedaunan,
dikunyah sekedarnya sambil dicampur air liur, kemudian ditelan hingga masuk ke
dalam kerongkongan menuju kedalam perut besar (rumen). Didalam rumen ini terjadi
simbiosis antara hewan mamalia dengan bakteri dan flagelata yang menghasilkan
selulase, yaitu enzim yang dapat mencerna selulosa (selulosa adalah bagian terbesar
rerumputan dan dedaunan). Bakteri tersebut tergolong genus Cytophaga dan bakteria.
Di perut besar, makanan disimpan sementara, kemudian masuk kedalam perut jala
(reticulum). Di dalam perut jala makanan dicerna secara kimiawi hingga menjadi
gumpalan-gumpalan kecil. Gumpalan tersebut dikeluarkan kembali kemulut untuk
dikunyah sampai lumat oleh graham. Proses memamah ketika sapi atau kambing
sedang beristirahat. Setelah dimamah, makanan itu ditelan kembali dan masuk kedalam
perut kitab (omasum) untuk digiling. Selanjutnya makanan masuk kedalam perut
masam (abomasum). Perut masam inilah yang merupakan lambung sesungguhnya. Di
dalam perut ini makanan dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim. Akhirnya, sari
makanan masuk ke usus halus dan diserap serta diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa
makanan dikeluarkan melalui anus.

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 11


BAB III
SIMPULAN

3.1. Simpulan
Hewan dan manusia memperoleh makanan yang dibutuhkan dari tumbuhan dan
hewan lain. Makanan dari tumbuhan dan hewan tersebut merupakan bahan-bahan yang
diperlukan oleh tubuh demi kelangsungan hidupnya. Zat gizi yang terkandung dalam
bahan makanan terdiri dari : karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Makanan yang dimakan oleh hewan mengalami proses pencernaan. Proses
pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis, secara kimiawi dan secara biologis.
Pencernaan secara mekanis ialah proses mengubah makanan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil secara mekanis. Pencernaan secara kimia ialah proses pengubahan
makanan dengan bantuan enzim pencernaan. Pencernaan secara biologis adalah
penguraian makanan dengan bantuan microorganisme secara biologis.
Makanan yang memadai kandungan nutrisinya harus memenuhi tiga kebutuhan,
yaitu bahan bakar dan energy untuk semua kerja seluler tubuh, bahan mentah organic
yang dipakai sebagai pembangun dan pertumbuhan, serta nutrient penting (esensial)
yang tidak dapat dibuat oleh hewan itu sendiri dari bahan mentah dalam bentuk siap
pakai, jadi, secara ringkas fungsi makanan bagi tubuh adalah :
1. sebagai sumber energy : karbohidrat, lemak, dan protein
2. sebagai bahan pembangun dan pertumbuhan : protein
3. sebagai pengatur metabolisme : vitamin, mineral, dan air
4. sebagai pertahanan terhadap bibit penyakit : protein

3.2. Saran
Disarankan untuk menulis tentang hewan-hewan lainnya yang tidak ada dalam
laporan ini untuk tambahan informasi.

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 12


DAFTAR PUSTAKA

Frandon, RD. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta

Purnomo …[et al]. 2009. Biologi : kelas XI untuk SMA dan MA, - Jakarta; Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,

SISTEM PENCERNAAN HEWAN 13

Anda mungkin juga menyukai