TUGAS
MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN
DOSEN
Drs. I KETUT SURATA, M. For
OLEH :
I GEDE SUTHA WIJAYA
NIM. : 16320011
TUGAS
MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN
DOSEN
Drs. I KETUT SURATA, M. For
OLEH :
I GEDE SUTHA WIJAYA
NIM. : 16320011
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini tersusun hingga selesai dan tepat waktu, yang berjudul “ Sistem
Pencernaan Hewan”. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Makalah ini diperluhkan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Fisiologi
Hewan”. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatas pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pencernaan pada Hewan 3
2.2 Protozoa 3
2.3 Cacing 3
2.4 Serangga 4
2.5 Ikan 5
2.6 Amfibi 6
2.7 Reptilia 7
2.8 Burung 8
2.9 Hewan Memamah Biak 9
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
1) Untuk mengetahui system pencernaan pada beberapa hewan
2) Untuk mengetahui mekanisme kerja system pencernaan pada beberapa hewan
1.4. Tujuan
Agar pembaca atau mahasiswa mengetahui pengertian tentang system pencernaan dan
mekanisme kerja system pencernaan pada beberapa hewan
2.2. Protozoa
Gambar 1. Sistem
pencernaan Amoeba
2.3. Cacing
Pencernaan makanan pada cacing berbeda-beda. Pada cacing tanah, system
pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yaitu mulut, kerongkongan, tembolok,
lambung pengunyah (empedal), usus, anus, dan tiga pasang kelenjar kapur di sekeliling
kerongkongan. Kelenjar kapur menghasilkan zat kapur yang berfunsi menetralkan sifat
2.4. Serangga
2.5. Ikan
Ikan memiliki saluran pencernaan yang terdiri atas rongga mulut, kerongkongan,
lambung, pyloric carca/ cecum (organ pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari
lambung ke segmen usus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaannya adalah
hati, Kantung empedu, dan pancreas yang tidak begitu jrlas dan bersatu dengan hati
sehingga disebut hepatopankreas.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang pendek dan tidak dapat digerakkan.
Lidah itu tidak memiliki fungsi penting. Di dalam rongga mulut tidak terdapat kelenjar
ludah. Gigi tumbuh pada rahang bawah dan rahang atas. Penyerapan makanan terjadi
didalam usus.
2.6. Amfibi
BAB III
KESIMPULAN
Katak, contoh hewan amfibi, mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas
mulut, kerongkongan, lambung, usus halis, usus besar, dan kloaka. Di rongga mulutnya
terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Gigi berbentuk krucut dan hanya terdapat pada
rahang atas (langit-langit), yang berfungsi untuk mencengkram mangsa. Gigi yang
tumbuh pada langit-langit disebut gigi vomer. Ujung lidahnya bercabang dua dan
berfungsi untuk menangkap mangsa. Kelenjar ludahnya berfungsi untuk membantu
menelan makanan. Katak mempunyai kelenjar pencernaan, yaitu hati dan pancreas.
2.7. Reptilia
Saluran pencernaan pada reftil terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus
dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati dan pancreas. Didalam
ringga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Gigi tumbuh pada rahang atas
juga rahang bawah. Ujung lidahnya bercabang dua, berfungsi untuk menangkap
mangsa. Kelenjar ludah menghasilkan lendir yang berfungsi untuk menelan makanan
atau mangsanya.
Ular berbisa mempunyai kelenjar bisa. Bisa yang dihasilkan berguna untuk
melumpuhkan mangsanya. Gigi pada ular, bengkarung, dan cicak hanya berfungsi
untuk menangkap mangsanya.
Mulutnya berupa yang kuat, terbuat dari zat tanduk, berfungsi untuk mengambil
makanan. Bentuk paruh bermacam-macam tergantung dari jenis makanannya. Dalam
mulutnya tidak terdapat gigi. Burung mempunyai lidah yang kecil dengan bentuk
runcing, dilapisi zat tanduk.
Kerongkongan berupa saluran panjang, bagian bawah membesar berupa kantung
yang disebut tembolok. Tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara.
Lambung tersusun dari dua bagian, yaitu bagian depan disebut lambung kelenjar dan
bagian belakang disebut lambung pengunyah (empedal). Dinding lambung kelenjar
banyak mengandung getah lambung atau enzim yang berfungsi mencerna makanan
secara kimiawi. Dinding lambung pengunyah mengandung otot-otot yang kuat,
sehingga bagian lambung ini dapat melunakkan makanannya. Pelumatan makanan pada
lambung pengunyah dibantu oleh krikil-krikil atau batu-batu kecil yang dimakannya.
Proses pencernaan selanjutnya terjadi di dalam usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh
pancreas dan empedu dialirkan ke usus halus. Hasil pencernaan yang berupa sari-sari
makanan diserap oleh dinding usus, yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Burung memiliki dua usus buntu yang terletak diantara lambung dan usus. Usus
buntu berguna untuk memperluas bidang penyerapan sari makanan. Sisa makanan yang
tidak dicerna masuk kedalam usus besar, selanjutnya kedalam rectum, dan akhirnya
dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran pelepasan, yaitu
dari usus, ginjal, dan saluran kelamin.
Hewan mamalia seperti kerbau, sapi, dan kambing mempunyai lambung yang
tersusun atas empat bagian, yaitu perut besar (rumen), perut jala (reticulum), perut kitab
3.1. Simpulan
Hewan dan manusia memperoleh makanan yang dibutuhkan dari tumbuhan dan
hewan lain. Makanan dari tumbuhan dan hewan tersebut merupakan bahan-bahan yang
diperlukan oleh tubuh demi kelangsungan hidupnya. Zat gizi yang terkandung dalam
bahan makanan terdiri dari : karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Makanan yang dimakan oleh hewan mengalami proses pencernaan. Proses
pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis, secara kimiawi dan secara biologis.
Pencernaan secara mekanis ialah proses mengubah makanan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil secara mekanis. Pencernaan secara kimia ialah proses pengubahan
makanan dengan bantuan enzim pencernaan. Pencernaan secara biologis adalah
penguraian makanan dengan bantuan microorganisme secara biologis.
Makanan yang memadai kandungan nutrisinya harus memenuhi tiga kebutuhan,
yaitu bahan bakar dan energy untuk semua kerja seluler tubuh, bahan mentah organic
yang dipakai sebagai pembangun dan pertumbuhan, serta nutrient penting (esensial)
yang tidak dapat dibuat oleh hewan itu sendiri dari bahan mentah dalam bentuk siap
pakai, jadi, secara ringkas fungsi makanan bagi tubuh adalah :
1. sebagai sumber energy : karbohidrat, lemak, dan protein
2. sebagai bahan pembangun dan pertumbuhan : protein
3. sebagai pengatur metabolisme : vitamin, mineral, dan air
4. sebagai pertahanan terhadap bibit penyakit : protein
3.2. Saran
Disarankan untuk menulis tentang hewan-hewan lainnya yang tidak ada dalam
laporan ini untuk tambahan informasi.
Frandon, RD. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta
Purnomo …[et al]. 2009. Biologi : kelas XI untuk SMA dan MA, - Jakarta; Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,