Anda di halaman 1dari 15

Makalah

SISTEM PENCERNAAN HEWAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum

Diampuh Oleh: Kartika Manalu, M.Pd

Disusun Oleh :

Sylvia Yarashima : 0704172036

Vila Tria Putri : 0704172037

Muhammad Tirta Rizky : 0704172038

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb.


Segala puji bagi Allah SWT. atas segala nikmat dan rahmat-Nya yang senantiasa
memberi kehidupan kepada makhluk-Nya, dan dengan kasih sayang-Nya lah hingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa
kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari
zaman jahiliyah hingga zaman yang beradab seperti saat ini.

Dalam rangka memenuhi tugas dari Ibu Kartika Manalu, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Biologi Umum, dengan ini penulis membuat makalah yang berjudul
“Sistem Pencernaan Hewan”. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
umumnya, dan khususnya bagi penulis. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk mempermudah
penulisan-penulisan berikutnya.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Medan, Oktober 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
BAB I: Pendahuluan
1. Latar Belakang.......................................................................................................4
2. Rumusan Masalah..................................................................................................4
3. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II: Pembahasan
1. Sistem Pencernaan pada Invertebrata....................................................................5
a. Sistem Pencernaan pada Protozoa..................................................................5
b. Sistem Pencernaan pada Cacing Tanah..........................................................6
c. Sistem Pencernaan pada Serangga..................................................................7
2. Sistem Pencernaan pada Vertebrata.......................................................................8
a. Sistem Pencernaan pada Ruminansia (Hewan Pemamah Biak).....................8
b. Sistem Pencernaan pada Amfibi.....................................................................9
c. Sistem Pencernaan pada Aves......................................................................10
d. Sistem Pencernaan pada Pisces....................................................................12
e. Sistem Pencernaan pada Reptil.....................................................................13
BAB III: Penutup
1. Simpulan .............................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Makanan
berfungsi sebagai sumber nutrisi, memberi energi dan tenaga yang dibutuhkan makhluk
hidup sehingga makhluk hidup dapat beraktivitas. Yang dibutuhkan tubuh dari makanan
adalah zat-zat dan sari makanan yang terkandung di dalam bahan makanan yang kita
konsumsi, sehingga harus ada yang mencerna dan mengolah zat-zat dan sari makanan
tersebut. Untuk itu diperlukan sistem pencernaan dan alat-alat pencernaan. Pencernaan
adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk hidup memproses sebuat zat
dalam rangka untuk mengubah zat tersebut secara kimia ataupun mekanik menjadi
nutrisi.

Kita tahu dalam dunia biologi, makhluk hidup terutama kingdom Animalia
terdapat keanekaragaman yang membedakan spesies satu dengan spesies lain. Mulai
dari lapisan embrional, simetri tubuh, jumlah sel, sampai jenis-jenis makanan yang
dikonsumsi. Dalam kelas mamalia, hewan-hewan dibedakan menjadi tiga berdasarkan
jenis makanan yang dikonsumsi: herbivora (menyantap tumbuhan dan alga), karnivora
(menyantap hewan lain), dan omnivora (menyantap segalanya). Inilah yang
menyebabkan terdapat perbedaan-perbedaan dalam mencerna dan mengolah zat-zat
makanan.

2. Rumusan Masalah
A. Bagaimana proses pencernaan pada invertebrata?

B. Bagaimana proses pencernaan pada vertebarata?

3. Tujuan
A. Mengetahui proses pencernaan pada invertebrata.
B. Mengetahui proses pencernaan pada vertebrata.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk hidup


memproses sebuat zat dalam rangka untuk mengubah zat tersebut secara kimia ataupun
mekanik menjadi nutrisi.

1. Sistem Pencernaan pada Invertebrata

Sistem pencernaan pada hewan berbeda – beda, tergantung pada tinggi rendahnya
tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makananya. Pada invertebrata cara
memperoleh makanan dengan cara yang bervariasi tergantung bagaimana susunan dan
kemampuan alat-alat pencernaan makanan yang mereka miliki. Pada hewan
invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti protozoa, porifera, dan
coelenterata. Pencernaan pada invertebrata dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola
makanan, sel koanosit, dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit
seperti cacing pita alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan
anus, maka dengan itu pencernaannya dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui
kulit.

a. Sistem Pencernaan pada Protozoa

Protozoa memperoleh
makanan melalui proses penyerapan
atau pinositosis.Jadi, apabila ada
makanan maka protozoa ( amoeba)
akan bergerak mendekati makanan
tersebut kemudian mengelilingi
makanan tersebut menggunakan kaki
semunya dan akan terbentuk vakuola
makanan. Di dalam vakuola makanan
akan terjadi proses pencernaan
makanan. Sari-sari makanan akan

5
diedarkan ke seluruh tubuh oleh sitoplasma sedangkan sisa makanan yang tidak diserap
oleh sel akan dikeluarkan melalui membran plasma.

Protozoa mempunyai mulut yang berguna untuk memasukkan makanan kemudian


makanan bergerak menuju kerongkongan melalui sitofaring yang berakhir pada vakuola
non kontraktil (vakuola makanan), Sedangkan protozoa yang tidak mempunyai mulut
akan langsung menelan makanan atau mangsanya secara utuh melalui permukaan
selnya. Sisa sisa makanan yang tidak diserap oleh tubuh akan dikeluarkan melalui
lubang ektoplasma. Pencernaan intraseluler ciri khas dari protozoa seperti Paramecium
dan Amoeba.

b. Sistem Pencernaan pada Cacing Tanah

Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah
memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan
anus. Proses pencernaannya dibantu oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh getah
pencernaan secara eksternal. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah
organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut
menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya.

Gbr. Sistem Pencernaan


pada cacing tanah

Pencernaan pada cacing tanah mencakup faring berotot yang menghisap makanan
melalui mulut. Kemudian makanan melewati esofagus dan disimpan serta dibasahi di
dalam tembolok. Digesti mekanisme terjadi didalam empedal yang berotot, yang
menggiling makanan dengan bantuan pasir dan krikil yang berukuran kecil. Disgesti dan
absorpsi lebih lanjut terjadi didalam usus yang memiliki lipatan dorsal yang disebut

6
tiflosol yang meningkatkan area permukaan untuk absorpsi nutrien. Kemudian sisa
pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

c. Sistem Pencernaan pada Serangga


Terdapat dua jenis pencernaan pada serangga yaitu:
1) Pencernaan di luar saluran usus (Ekstrainstestinal Digestion)
Jenis pencernaan dimana makanan sebelum masuk ke dalam perut terlebih
dahulu telah mendapat perlakuan pencernaan sebelumnya. Karena air liur
mengandung enzim, seringkali pencernaan dimulai sebelum makanan ditelan. Hal
ini terjadi pada serangga seranggga pengisap cairan. Enzim disemprotkan pada
makanan sehingga larut sebelum ditelan.
2)
Pencernaan di bagian
dalam usus

(Intrainstestinal Digestion)
Jenis pencernaan ini kebanyakan dilakukan oleh mahluk hidup dimana
pencernaan terjadi didalam perut setelah makanan dimakan. Saluran pencernaan
berperan terutama untuk pencernaan dan penyerapan makanan. Pada umumnya
pencernaan terjadi sebagian besar di dalam usus bagian tengah, dimana enzim-
enzim pencernan bayak diproduksi. Enzim-enzim ini berfungsi memecahkan
subtansi yang komplek di dalam makanan menjadi subtansi yang lebih sederhana
sehingga dapat diserap dan kemudian diasimilasi oleh serangga.

Kebanyakan pencernaan terjadi di dalam usus tengah tempat dimana enzim


disekresikan, tetapi karena cairan-cairan usus bagian tengah dimuntahkan kembali,
sejumlah pencernaan dapat terjadi juga di tembolok. Enzim yang berkaitan dengan

7
pencernaan terdapat dalam air liur dan sekresi usus bagian tengah. Enzim yang terdapat
di bagian usus tengah disesuaikan dengan makanan.

Saluran pencernaan pada serangga dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
 Saluran pencernaan depan (Stomodeum)
 Saluran pencernaan tengah (Mesenteron)
 Saluran pencernaan belakang (Proktodeum)

Saluran-saluran pencernaan tersebut berasal dari turunan yang berbeda, saluran


pencernaan depan dan belakang berasal dari jaringan ektodermal dan saluran
pencernaan tengah berasal dari jaringan endodermal.

4. Sistem Pencernaan pada Vertebrata


Sistem pencernaan pada vertebrata merupakan sistem pencernaan yang sudah
sempurna, dimana sistem pencernaannya terjadi secara ekstrasel. Organ pencernaan
pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar
pencernaan (glandula digestoria).
a. Pencernaan pada Ruminansia (Hewan Pemamah Biak)

Hewan pemamah biak atau Ruminansia adalah sekumpulan hewan pemakan


tumbuhan (herbivora) yang mencerna makanannya dalam dua langkah: pertama dengan
menelan bahan mentah, kemudian mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna
dari perutnya dan mengunyahnya lagi. Lambung hewan-hewan ini tidak hanya memiliki
satu ruang (monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang (poligastrik, harafiah: berperut
banyak).

Proses pencernaan pakan pada ternak ruminansia terdiri dari:


 Pencernaan Mekanis, dilakukan di dalam mulut.
 Pencernaan Fermentatif, dilakukan oleh mikroba dalam rumen.
 Pencernaan Hidrolisis, dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan

Proses pengolahan pakan dilakukan dengan cara memamah biak (ruminasi).


Pakan berserat (hijauan) akan disimpan sementara di dalam rumen. Pada saat hewan
beristirahat pakan akan ditarik kembali ke mulut (proses regurgitasi), untuk dikunyah
(proses remastikasi). Selanjutnya pakan akan ditelan (proses redeglutasi), untuk dicerna

8
oleh enzim-enzim mikroba. Di dalam perut, pakan akan diolah di 4 kompartemen perut,
yaitu:

1) Retikulum
Retikulum sering disebut sebagai perut jala atau hardware stomach.
Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya
tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya
berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur.
Gbr. Pencernaan pada Sapi

2) Rumen
Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi yang
tinggi dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di rongga
abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru. Hal
tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla. Pada retikulum dan
rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat
mikroba dengan jumlah bermilyar-milyar.
3) Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya
berbuku-buku. Derajat Keasaman (pH) omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5.
Antara omasum dan abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal
orifice. Fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada
di abomasum kembali ke omasum.
4) Abomasum

Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Derajat keasaman (pH)
pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Permukaan abomasums

9
dilapisi oleh mukosa yang berfungsi untuk melindungi dinding sel agar tidak
tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum.

b. Pencernaan pada Amfibi


Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi
saluran pencernaan. Contoh salah satu amphibi adalah katak. Makanan katak berupa
hewanhewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak
meliputi:
1) Rongga mulut, terdapat gigi berbentuk
kerucut untuk memegang mangsa dan
lidah untuk menangkap mangsa.
2) Esofagus, berupa saluran pendek.
3) Ventrikulus, berbentuk kantung yang
bila terisi makanan menjadi lebar
Gbr. Pencernaan Katak

4) Lambung, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esophagus dan


saluran keluar menuju anus.
5) Intestinum (usus), dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal.
 Usus halus, duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
 Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka,
6) Kloaka, merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi dan urin. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan
pankreas.

7) Hati, berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam
kantung empedu yang berwarna kehijauan dan pancreas bewarna kekuningan,
melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi
menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

c. Pencernaan pada Aves


Hewan unggas memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang
berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard
terjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan keluar

10
bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair
(Girisenta, 1980). Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus
ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur
dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak
ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat
tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.

Dari empedal makanan yang bergerak melalui lekukan usus yang disebut
duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut
mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti hanya pada spesies-spesies
lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang
mengandung enzimenzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut
berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang
mengandung amilase, memasuki pula duodenum. Bahan makanan bergerak melalui
usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung
erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula.

Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam


amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana
(monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan
dilaksanakanmelalui villi usus halus.Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada
unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Organ
pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) Paruh, merupakan modifikasi dari gigi.
2) Rongga mulut, terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk.
3) Faring dan Esofagus. Faring :
berupa saluran pendek, dan
esofagus: pada burung terdapat
pelebaran pada bagian ini disebut

11
tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat
diisidengan cepat,
Gbr. Pencernaan Burung

4) Lambung terdiri atas:


- Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan,
dinding ototnya tipis.
- Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada
burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s
teeth”.
5) Intestinum, terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Sedangkan kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan
pankreas. Tetapi pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.

d. Pencernaan pada Pisces


Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan
lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir,
tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke
esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.

Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak
dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk
kelambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus.
Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan
makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang
berkelokkelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.

12
Gbr. Pencernaan Ikan

Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan
kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan
rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan
dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan
lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan
hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk
menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ
yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain
menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.

e. Pencernaan pada Reptil


Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora
(pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1) Rongga mulut, bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah,
masingmasing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel
pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga
terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
2) Esofagus (kerongkongan)
3) Ventrikulus (lambung)
4) Intestinum, terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Gbr. Pencernaan Buaya

13
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas.
Hati padareptilian memiliki dua lobus (glambir dan yang berwarna kemerahan).
Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara
lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.

BAB III
PENUTUP

1. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya setiap hewan
berbeda sistem pencernaannya yang digolongkan berdasarkan hewan tingkat rendah
(invertebrata) dan hewan tingkat tinggi (vertebrata). Pada invertebrata yang terdiri atas
sistem pencernaan protozoa, cacing tanah, dan insekta umumnya pencernaannya masih
belum sempurna dan terjadi secara intrasel, lain halnya dengan vertebrata yang terdiri
atas sistem pencernaan ruminansia (hewan memamah biak), amphibi, aves, pisces, dan
reptil yang sudah sempurna dan terjadi secara ekstrasel.

14
DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, Wiwi.Fisiologi Hewan.2016.Yogyakarta:PT Kasinus Yogyakarta

Campbell.,Reece.,Urry.,Cain.,Wasserman.,Minorsky.,Jackson.Biologi.2015.
Jakarta:Penerbit Erlangga

Priyono, 2009. Rumen Pada Ternak Ruminansia URL :


http://priyonoscience.blogspot.com/2009/05/rumen-pada-ternak-ruminansia.html
(25/04/2010)

15

Anda mungkin juga menyukai