Anda di halaman 1dari 18

CLADOCERA, COPEPODA & OSTRACODA

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Planktonologi

Disusun oleh :
Kelompok 9
Heli Sangri 230110150082
Nurmuklis Rubiansyah 230110150090
Nadya Putri Utami 230110150109
Zahara Pujie Insanie 230110150111
Muhammad Donny Ericson 230110150130
Rida Himyati Hasna 230110150144
Adan Prabhasworo Lana 230110150145

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2016
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Cladocera, Copepoda & Ostracoda
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Cladocera, Copepoda &
Ostracoda dapat memberikan manfaat maupun ilmu bagi pembaca.

Jatinangor, 28 April 2016

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR . ........................................................................iii
DAFTAR ISI . .......................................................................................iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . ................................................................................ 4
1.2 Tujuan ............................................................................................... 4
1.3 Manfaat . ..............................................................................................
II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi Ikan kerapu ..............................
2.2 Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan kerapu. .......................................
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .........................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zooplankton merupakan nama untuk plankton hewani, yakni hewan yang
hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat
terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya.
Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi
sendiri bahan organik dari bahan anorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan
hidupnya, zooplankton sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton
yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen
bahan organik. Ukurannya paling umum berkisar 0,2 2 mm, tetapi ada juga yang
berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter.
Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid
(euphausid), misid (mysid), amfipid (amphipod), kaetognat (chaetognath),
Cladocera & Ostracoda
Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria
didepan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga
ke perairan kutub (Nontji, 2008).
Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di
perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari
lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas
(nekton) atau yang hidup di dasar laut (benthos) menjalani awal kehidupannya
sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa telur dan larva. Baru dikemudian
hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang bermula sebagai plankton berubah
menjadi nekton atau benthos (Nontji, 2008)
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam
tentang Cladocera, Copepoda & Ostracoda. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk :
1.3 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistematika Copepoda
A. Pengertian Copepoda
Copepoda merupakan kelompok entomostracan dengan jumlah spesies
terbesar, yaitu sekitar 8.400 spesies, sebagian besar hidup bebas dan sekitar 25%
nya sebagai ektoparasit. Kebanyakan Copepoda terdapat di laut dan sebagian lagi
di air tawar, baik sebagai plankton maupun fauna interstisial.
Copepoda adalah kelompok zooplankton yang memegang peranan penting
dalam rantai makanan pada suatu ekosistem perairan. Dalam industri pembenihan
ikan laut dewasa ini, Copepoda mulai banyak dimanfaatkan sebagai pakan alami
untuk larva ikan. Copepoda cocok sebagai pakan larva ikan karena selain
mempunyai nilai nutrisi yang tinggi juga karena ukuran tubuh yang bervariasi
sehingga sesuai tingkat perkembangan larva ikan. Hasil-hasil penelitian
menunjukkan bahwa Copepoda dapat meningkatkan pertumbuhan larva ikan laut
yang lebih cepat dibandingkan rotifer dan Artemia (Lavens dan Sorgelos, 1996)
Copepoda kaya akan protein, lemak, asam amino esensial yang dapat
mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkan
warna pada udang dan ikan. Keunggulan Copepoda juga telah diakui oleh
beberapa peneliti lain, karena kandungan DHA-nya yang tinggi, dapat menyokong
perkembangan mata dan meningkatkan derajat kelulushidupan larva. Copepoda
juga mempunyai kandungan lemak polar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Artemia sehingga dapat menghasilkan pigmentasi yang lebih baik bagi larva ikan
(Mcevoy dkk., 1998 dalam Umar, 2002).
B. Ciri-Ciri Umum
Copepoda dewasa berukuran antara 1 dan 5 mm. Tubuh copepoda
berbentuk silindrikonikal, dimana anterior lebih lebar. Bagian depan meliputi 2
bagian yakni cephalotoraks (kepala dengan toraks dan segmen toraks ke enam)
dan abdomen yang lebih kecil dibandingkan cephalotoraks. Pada bagian kepala
memiliki mata di bagian tengah dan antenna yang pada umumnya sangat panjang.
Copepoda yang bersifat planktonik pada umumnya suspension feeders (Lavens
dan Sorgeloos, 1996).
Siklus Hidup Copepoda jantan pada umumnya lebih kecil dibandingkan
copepoda betina. Selama melakukan reproduksi atau kopulasi, organ jantan
berhubungan dengan betina dengan adanya peranan antenna, dan meletakkan
spermatopora pada bukaan seminal, yang dilekatkan oleh lem semen khusus.
Telur-telur umumnya lebih dekat ke bagian kantung telur. Telur-telur ditetaskan
sebagai nauplii dan setelah melewati 5-6 fase nauplii (molting), larva akan
menjadi copepodit. Setelah copepodit kelima, akan molting lagi menjadi lebih
dewasa. Perkembangan ini membutuhkan waktu tidak kurang dari satu minggu
hingga satu tahun, dan kehidupan copepoda berlangsung selama enam bulan
sampai satu tahun (Lavens dan Sorgeloos, 1996). Dalam satu siklus hidup
copepoda memerlukan waktu selama kurang lebih 6-7 hari (Anindiastuti dkk.,
2002).
C. Morfologi
Copepoda dewasa berukuran antara 1 dan 5 mm. Copepoda yang bersifat
planktonik pada umumnya suspension feeders. Tubuh Copepoda dibagi menjadi
dua bagian, yaitu prosomal dan urosomal. Pada bagian prosomal dibagi menjadi
dua bagian yaitu cephalotoraks dan abdomen yang lebih kecil dibandingkan
cephalothorax. Sedangkan urosomal merupakan bagian segmen thorax ke-7
sampai ekor. Hampir semua bagian tubuh ditemukan pada segmen prosomal
kecuali untuk bagian spiney pada segmen tubuh terakhir disebut caudal ramus.
Cephalothorax
Cephalothorax mempunyai 5 pasang anggota tubuh yaitu antena pertama,
antena kedua, mandible, maxila pertama, maxilla kedua. Antena pertama
berjumlah 25 segmen yang berfungsi sebagai alat sensor, gerak dan proses
pembuahan/copulasi (jantan) untuk menempel pada betina. Antena kedua lebih
pendek & berfungsi alat sensor jika ada mangsa atau saat terancam maka antenna
ini yang akan mengirim sensor ke otak. Mempunyai sebuah mata nauplius median
(di tengah) yang terdiri atas 3 buah ocelli yaitu 2 lateral dan sebuah median.
Abdomen
Terdapat sepasang maksilliped dan masing pasangan mempunyai kaki
renang yang biramus (3 segmen eksopod & 3 segmen endopod). Pada betina
memiliki egg sac atau kantung telur untuk menyimpan telur. Bagian abdomen
juga terdapat kaki renang yang biramus yang berjumlah lima pasang.

D. Klasifikasi
Kelas Copepoda umumnya berukuran antara 0,5 sampai 2 mm; 3 ocelli
membentuk sebuah mata nauplius di tengah; apendik umumnya biramus; betina
mempunyai satu atau sepasang kantung telur; hidup bebas atau parasit; laut dan
air tawar; 8400 spesies.
1. Ordo Platycopioda
Semua parasit
2. Ordo Calanoida
Hidup bebas ; 1200 spesies; pelagis; herbivore; artikulasi antara ruas thorax
dengan kaki kelima dan keenam; antenna pertama panjang, uniramus; antenna
kedua biramus; Calanus finmarchius, britt panjang 4 mm merupakan
makanan penting bagi ikan lemuru, tuna dan paus; Diaptomus di danau,
kolam dan setu.
3. Ordo Misophrioida
Semua parasit
4. Ordo Cyclopoida
Hidup bebas sabagai plankton, benthos, di laut dan air tawar; beberapa
parasit; artikulasi antara ruas dengan kaki empat dan kelima tampak jelas;
antenna pertama dan kedua uniramus; Cyclops, hidup bebas; Lernaea, parasit.
5. Ordo Gelyelloida
Semua parasit
6. Ordo Marmonilloida
Semua parasit
7. Ordo Harpacticoida
Umumnya sebagai benthos di laut dan air tawar; pemakan bakteri dan
detritus; artikulasi antara ruas dengan kaki keempat dan dan kelima tidak
jelas; antenna pertama pendek; antara kedua biramus; Harpacticus; hidup
bebas dan parasit.
8. Ordo Monstrilloida
Semua parasit; betina dewasa tidak mempunyai antenna maupun mulut;
Monstrilla parasit pada polychaeta.
9. Ordo Siphonostomatoida
Semua parasit
10. Ordo Poecilostomatoida
Semua parasit

Klasifikasi : Cyclops sp.


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Maxillopoda
Sub class : Copepoda
Ordo : Cylopoida
Family : Cylopydae
Genus : Cylops
Spesies : Cylops sp
Cyclops adalah salah satu yang paling umum dari air tawar copepoda,
terdiri lebih dari 400 spesies. Nama Cyclops berasal dari Cyclops dari mitologi
Yunani yang saham kualitas memiliki mata yang besar, yang mungkin baik merah
atau hitam di Cyclops. Nauplius larva dari Cyclops. Individu Cyclops bisa
berkisar dari -5 mm dan jelas dibagi menjadi dua bagian. Bagian depan bagian
oval luas terdiri dari kepala dan dada lima pertama segmen. Bagian belakang jauh
lebih ramping dan terdiri dari segmen toraks keenam dan empat segmen pleonic
tak berkaki. Dua ekor pelengkap proyek dari belakang. Meskipun mereka
mungkin sulit untuk mengamati, Cyclops memiliki lima pasang kaki. Panjang
antena pertama digunakan oleh jantan untuk mencengkeram betina saat kawin.
Setelah itu, betina membawa telur dalam dua kantung kecil di tubuhnya.Larva,
atau nauplii , bebas berenang dan tersegmen.

E. Reproduksi
Betina mempunyai sebuah atau sepasang ovary dan sepasang seminal
receptacle. Copepod jantan yang hidup bebas biasanya mempunyai sebuah testes
dan membentuk spermatofora. Pada waktu kopulasi, copepod jantan memegang
yang betina dengan antenna pertama atau kaki renang keempat atau kelima yang
berbentuk capit, dan melekatkan spermatofora pada betina pada pembuahan
seminal receptacle. Sekali kopulasi dapat digunakan untuk membuahi 7 sampai 13
kelompok telur. Telur yang telah dibuahi dierami dalam sebuah atau sepasang
kantung telur. Tiap kantung telur berisi antara 5 sampai 50 butir telur. Copepod
mengerami telur sampai selama 12 jam sampai 5 hari, maka kantung telur hancur
dan keluarlah larva yang disebut nauplius. Kemudian copepod betina tersebut
akan menghasilkan kantung baru dan kelompok telur baru. Stadia nauplius
sebanyak 5 atau 6 instar, kemudian menjadi copepodidi sebanyak 5 instar, dan
akhirnya menjadi dewasa. Copepod dewasa tidak mengalami pergantian kulit.
Perkembangan dari telur sampai dewasa memakan waktu antara satu minggu
sampai satu tahun. Copepod hidup bebas berumur antara 6 bulan sampai satu
tahun lebih.

F. Habitat
Habitat Laut
Meskipun copepoda dapat ditemukan hampir di mana-mana mana air
tersedia sebagian besar lebih dari 12.000 spesies yang dikenal hidup di laut.
Karena mereka adalah biomassa terbesar di lautan beberapa menyebut mereka
serangga laut. Mereka berkeliaran bebas air, liang melalui sedimen di dasar laut,
ditemukan pada flat pasang surut dan dalam parit laut dalam. Setidaknya sepertiga
dari semua spesies hidup sebagai asosiasi, commensals atau parasit pada
invertebrata dan ikan. Salah satu hotspot keanekaragaman spesies terumbu karang
tropis di IndoPacific. Beberapa spesies karang adalah host untuk sampai dengan 8
spesies copepoda.Seperti flat pasang mangrove berkerumun dengan kehidupan
copepoda .
Habitat Air Tawar
Spesies dari Calanoida, Cyclopoida dan Harpacticoida telah berhasil dijajah
semua jenis habitat air tawar dari sungai kecil untuk danau gletser tinggi di
Himalaya. Meskipun keanekaragaman jenis di air tawar tidak setinggi dalam
kelimpahan laut copepoda terkadang cukup besar untuk noda air. Bahkan di air
tanah fauna copepoda khusus telah berevolusi.Beberapa spesies copepoda dapat
ditemukan pada musim gugur daun hutan basah atau di tumpukan kompos basah,
kadang-kadang dalam kepadatan cukup tinggi. Lainnya tinggal di lumut gambut
atau bahkan dalam phytothelmata (kolam kecil terbentuk di axils meninggalkan
tanaman) dari bromeliad dan tanaman lainnya.
G. Peranan
Perairan Indonesia kaya akan kehadiran berbagai jenis copepoda,memiliki
peluang besar untuk memilih jenis pakan hidup yang unggul sebagai pakan
alternatif atau pengganti Artemia yang saat ini harganya
kian melambung.Copepoda (copepodit dan copepoda dewasa) juga dipercaya
memiliki level
enzim pencernaan yang lebih tinggi dan berperan penting untuk menunjang kebut
uhannutrisi larva. Padahal pada fase awal dari larva ikan-ikan laut belum
memiliki perkembangan pada sistem pencernaan dan yang lebih dipercaya berpera
nhanyalah cadangan makanan exogenous (pakan dari luar) sebagai
cadanganmakanan alami untuk organisme. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pederson(1984 dalam Lavens dan Sorgeloos, 1996), yang menguji pencernaan
pada
awal pemeliharaan larva, dan ditemukan bahwa copepoda lebih cepat tercerna dan
cepat melewati usus serta lebih bagus tercerna dibandingkan Artemia.Copepoda
kaya akan protein, lemak, asam amino esensial yang dapatmempercepat
pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkanwarna pada
udang dan ikan. Keunggulan copepoda juga telah diakui oleh
para peneliti, karena kandungan DHA-nya yang tinggi, dapat menyokong
perkembangan mata dan meningkatkan derajat kelulushidupan larva. Copepoda ju
ga mempunyai kandungan lemak polar yang
lebih tinggi dibandingkan denganArtemia sehingga dapat menghasilkan
pigmentasi yang lebih baik bagi larva ikan.Perairan Indonesia kaya akan
kehadiran berbagai jenis copepoda,
memiliki peluang besar untuk memilih jenis pakan hidup yang unggul sebagai pak
analternatif atau pengganti Artemia yang saat ini harganya kian
melambung.Selain itu, beberapa copepoda memiliki beberapa manfaat
tambahan.Mereka adalah "detritivores", yang berarti mereka akan mengais sisa-
sisamakanan ikan, kotoran ikan, dan bakteri di dalam ekosistem. Mereka
dapatmembantu mengontrol kualitas air dengan memakan makanan yang tidak
terpakaiyang akhirnya dapat menyebabkan overload bakteri dalam kolam
ikan.Copepod hidup bebas berperan penting dalam rantai makanan
sebagai penghubung antara bakteri, ganggang dan protozoa disatu pihak
dengan predator(termasuk ikan) di pihak lain. Copepod lebih dominan sebagai
makanan ikanlaut, sedang cladocera di air tawar. Copepoda tidak digunakan
sebagai makanananak ikan karena berenangnya terlalu cepat sehingga sukar
ditangkap.Copepoda juga merupakan inang perantara penyakit cacing pita ikan Di
bothriocephaluslatus dan cacing guinea Dracunculus medinensis

2.2 SISTEMATIKA CLADOCERA


A. Pengertian Cladocera
Cladocera merupakan zooplankton yang berasal dari nenek moyang
Euphyllopoda yang berubah menjadi neotenic. Dua sahabat tersebut telah
menemukan beragam tingkah laku pada hewan yang diamatinya, namun
temuannya belum bisa diterima secara ilmiah. Cladocera atau cladocerans kecil
biasa disebut air fleas, bagian Kelas Branchiopoda. Mereka membentuk grup
monophyletic, yang saat ini dibagi dalam empat suborders, 11 keluarga, 80
genera, dan sekitar 400 spesies. Yang paling umum dikenal adalah genus Daphnia
(air tawar air fleas), yang merupakan sebagian besar penelitian di grup ini;
Daphnia umumnya digunakan untuk menguji bahan kimia racun dalam solusi atau
pencemaran air.
Kelompok Cladocera adalah bagian dari kelas arthropod air besar, yang
crustacea. cladocera merupakan subsumed dalam grup yang disebut Phyllopoda.
Hal ini disebabkan oleh sebuah phylogenetic reorganisation dari arthropod
ekstremitas yang pada Cladocera tidak lagi menunjukkan pola khas tersendiri,
tetapi bagian-bagian yang lebih mirip seperti meninggalkan struktur. Cladocera
terutama mendiami air segar, hanya delapan spesies hewan laut yang nyata.
Sumber makanan utama mereka adalah mereka yang menyaring phytoplankton
melalui lubang kiri oleh carapax.
B. Ciri-Ciri Umum Cladocera
Ruas tubuh kurang jelas,
Memiliki 4-6 pasang lengan renang dengan antenna yang bercabang,
Cladocera berukuran 0,5 1 mm dan untuk betina mempunyai kantung induk
tempat dihasilkan telur.
Yang umum dijumpai di perairan adalah genus Penilia dan Evadne.
C. Morfologi Cladocera
D. Klasifikasi Cladocera
Klasifikasi Cladocera

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Sub ordo : Anomopoda, Ctenophora, Onychophora
E. Reproduksi Cladocera
Cladocera pada umumnya bereproduksi dengan cara parthenogenesis. Satu
atau lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk. Daphnia
yang baru menetas harus melakukan pergantian kulit(molting) beberapa kali
sebelum tumbuh jadi dewasa biasanya sekitar satu pekan setelah menetas.Siklus
hidup Daphnia sp. yaitu telur, anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran
terjadi sesaat setelah telur menetas di dalam ruang pengeraman. Daphnia sp.
dewasa berukuran 2,5 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan secara
parthenogenesis. Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama kali pada umur
4-6 hari. Adapun umur yang dapat dicapainya 12 hari. Setiap satu atau dua hari
sekali,Daphnia sp. akan beranak 29 ekor, individu yang baru menetas sudah sama
secara anatomi dengan individu dewasa. Proses reproduksi ini akan berlanjut jika
kondisi lingkungannya mendukung pertumbuhan. Jika kondisi tidak ideal baru
akan dihasilkan individu jantan agar terjadireproduksi seksual (Waterman, 1960).
Daphnia jantan lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada
individu jantan terdapat organ tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk
betina dari belakang dan membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk
dan membuahi sel telur. Telur yang telah dibuahi kemudian akan dilindungi
lapisan yang bernamaephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan sampai
kondisi ideal untuk menetas (Mokoginta, 2003).

F. Habitat Cladocera
G. Peranan Cladocera Cladocera
Secara umum Cladocera bermanfaat bagi pakan utama ikan dan juga
sebagai pemelihara kualitas air dalam kolam peternakan ikan, Cladocera tersebut
dapat dibudidayakan sebagai pakan ikan berkualitas tinggi karena jasad pakan ini
mengandung air 90,78 %, protein 60,12 %, lemak 8,10 %, serat kasar 2,58 %, dan
abu 4,76 %.
Dalam bidang pertanian Cladocera sendiri biasanya hidup dalam populasi
persawahan dan dapat bermanfaat sebagai penghancur dan memindahkan bahan
organik serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber kitin selain itu Cladocera juga
bisa dijadikan indikator dari perubahan lingkungan.
Daphnia umumnya digunakan untuk menguji racun dalam bahan kimia atau polusi
di dalam air
2.3 Sistematika Ostracoda
A. Pengertian Ostracoda
B. Ciri-Ciri Umum Ostracoda
Ciri khusus tersebut ialah ostracoda mampu menghasilkan spermatozoa 10 x lebih
besar dari tubuhnya, ostracod yang berukuran 0,6 mm mempunyai spermatozoa
sepanjang 6 mm pada Propontocypris monstrosa. Ciri lainnya mereka pada genus
Myodocopida mampu menghasilkan cahaya biru terang. Kelas ini mempunyai
cangkang berbentuk setengah kelapa.Terdapat Juga ciri utama dari kelas ostracoda
ini adalah ia mempunyai sebuah kelopak yang berkatup, dapat ditutup oleh urat
daging dan bila katup itu ditutup, hewan tersebut akan kelihatan seperti kerang
kecil. Bila kelopak dibuka, embelan-embelan itu akan tersembul dan memutar
ostracoda melewati air. Banyak diantaranya berjenis partenogenik. Kebanyakan
berupa hewan laut maupun hewan perairan tawar.

C. Morfologi Ostracoda
D. Klasifikasi Ostracoda
Klasifikasi Ostracoda

Filum : Arthropoda
Sub-Filum :
Kelas : Crustaceae
Sub-Kelas : Ostracoda
Ordo : - Myodocopa
- Cladocopa
- Podocopa

- Platycopa

- Palaeocopida

- Ordo 1. Myodocopa (Myopocopida)


Semua di laut; bagian anterior cangkang berlekuk; antena kedua biramus dan
pangkal antena besar. Cypridina dan Conchoesia.

- Ordo 2. cladocopa (Cladocopida)


Karapas tidak berlekuk; antena pertama dan kedua sebagai alat renang; antena
kedua biramus; spesies laut; Polycope.

- Ordo 3. Podocopa (Podocopida)


Antena uniramus; mempunyai 2 pasang apendik badan; di laut dan air
tawar; Cypris dan Cypricercus di air tawar; Cythereis di laut.

- Ordo 4. Platycopa (Platycopida)


Antena pertama dan kedua besar tetapi bukan alat renang; antena kedua pipih,
biramus; spesies laut, semua termasuk satu-satunya genus Cytherella.

- Ordo 5. Palaeocopida
Spesies fosi

E. Reproduksi Ostracoda
Reproduksi seksual, dioecious, terjadi kopulasi, pembuahan di dalam.
Telur yang telah dibuahi dierami di bawah karapas atau dilekatkan pada subtrat
atau tumbuhan air, satu per satu atau berkelompok. Telur menetas menjadi larva
nauplius yang juga mempunyai 2 keping cangkang seperti induknya
F. Habitat Ostracoda

G. Peranan Ostracoda
Sebagai Sumber makanan ikan
Jasad dari Ostracoda setelah puluhan tahun akan menjadi fosil yang
bermanfaat sebagai sumber daya alam ( minyak )
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN
Adapun saran yang bisa penyusun berikan adalah sebagai berikut :
1. Semoga pembaca sekalian bisa memanfaatkan isi makalah untuk sedikit
menambah ilmu dalam mata kuliah Botani.
2. Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini yaitu
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kedepannya dapat
memberi kritik apabila terdapat kesalah dalam redaksi makalah ini guna perbaikan
bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
205:103-117Wibisono, M.S. (2005)Pengantar Ilmu Kelautan. Dalam:
Plankton, Hal. 155-161. Grasindo :Jakarta
Luthfan,widya.FilumCrustacea.https://www.academia.edu/5951037/Filum_Crustacea.
Diakses pada tanggal 28 April 2016 pukul 22.05.

Sumber : https://www.academia.edu/8322587/Copepoda_di_Perairan_Laut

Darmadi.2009.CLADOCERA.https://www.scribd.com/doc/22588779/TUGAS-MAKALA
H-Planktonologi-Cladocera. Diakses pada tanggal 28 April 2016 pukul 19.04.

Cauchie, H-M., Jasper-Versali, M-F., Hoffmann, L. and Thome, J-


P. 2002. Potential of using

Daphnia maghna

(crustacean) developing in an aerated waste stabilization pondas a commercial


source of chitin.

Aquaculture

205:103-117Wibisono, M.S. (2005)

Pengantar Ilmu Kelautan

. Dalam: Plankton, Hal. 155-161. Grasindo :Jakarta

Anda mungkin juga menyukai