Anda di halaman 1dari 8

Malaria

Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk
anopheles betina. Di Indonesia ada 20 species nyamuk anopheles yang berperan sebagai vektor
penyakit malaria. Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae dan
ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit malaria yaitu: 1.
Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria yang berat.
2. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina. 3. Plasmodium malaria penyebab malaria
quartana. 4. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena umumnya
banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat. Pada penderita penyakit malaria, penderita
dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi
campuran (mixed infection). Dari kejadian infeksi campuran ini biasanya paling banyak dua
jenis parasit, yakni campuran antara plasmodium falcifarum dengan plasmodium vivax atau P.
malariae. Kadang-kadang di jumpai tiga jenis parasit sekaligus meskipun hal ini jarang terjadi,.
infeksi campuran ini biasanya terjadi terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya.
Pemeriksaan Penunjang Pada Pasien malaria dapat berupa pemeriksaan apus darah mikroskopik
(TT), rapid detection test (RDT), dll. Pemeriksaan apus darah mikroskopik merupakan
pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis malaria.
Gejala Malaria                      
Gejala malaria timbul 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala melalui tiga tahap
selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak keringat
dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal. Tahapan gejala malaria dapat timbul mengikuti
siklus tertentu, yaitu 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali (kuartana).

Diagnosis Malaria
Bila seseorang mengalami gejala malaria, anda akan ditanyakan apakah tinggal atau baru saja
bepergian ke daerah yang banyak kasus malaria. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan Penunjang Pada Pasien malaria dapat berupa pemeriksaan apus darah mikroskopik
(TT), rapid detection test (RDT), dll. Pemeriksaan apus darah mikroskopik merupakan
pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis malaria, pengambilan sampel darah dapat
dilakukan lebih dari sekali dan menunggu idealnya waktu demam muncul.
Pengobatan Malaria
Pengobatan untuk mencegah risiko komplikasi yang berbahaya. Penanganan malaria dapat
dilakukan dengan pemberian obat antimalaria. Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan jenis
parasit penyebab malaria, tingkat keparahan, atau riwayat area geografis yang pernah ditinggali
penderita.
Untuk menangani malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, WHO
mewrekomendasikan kombinasi obat yang disebut dengan artemisin-based combination
therapies (ACT). Kombinasi obat tersebut adalah:
 Kombinasi obat artemether dan lumefantrine
 Kombinasi artesunate dan amodiaquine
 Kombinasi dihydroartemisinin dan piperaquine
 Kombinasi artesunate, sulfadoxine, dan pyrimethamine

Obat ini diberikan setidaknya selama 3 hari pada penderita dewasa maupun anak-anak.
Sementara untuk wanita hamil pada trimester pertama, maka obat yang diberikan adalah pil
kina ditambah clindamycin selama 7 hari.
Untuk penanganan malaria karena infeksi Plasmodium vivax, dapat diberikan kombinasi obat
ACT atau obat chloroquine. Selain itu, guna mencegah kekambuhan malaria jenis ini, dokter
dapat menambahkan obat primaquine.
Untuk malaria yang parah, penderita akan dirawat di rumah sakit dan diberikan obat melalui
suntikan, setidaknya selama 24 jam pertama. Selanjutnya, obat dapat diganti menjadi tablet.

Komplikasi Malaria
Beberapa komplikasi serius yang disebabkan oleh malaria,
diantaranya anemia berat, hipoglikemia, kerusakan otak, dan banyak organ gagal berfungsi.
Komplikasi tersebut dapat berakibat fatal dan lebih rentan dialami oleh balita serta lansia
Pencegahan Malaria
Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat meresepkan obat antimalaria
sebagai pencegahan jika seseorang berencana bepergian atau tinggal di area yang banyak kasus
malarianya. Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dengan
memasang kelambu pada tempat tidur, menggunakan pakaian lengan panjang dan celana
panjang, serta menggunakan krim atau semprotan antinyamuk. Langkah pencegahan gigitan
nyamuk juga penting untuk selalu dilakukan pada anak-anak.
Pembuatan Sediaan Darah Malaria
a. Pegang tangan kiri pasien dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas.
b. Pilih jari tengah atau jari manis (pada bayi usia 6-12 bulan darah diambil dari ujung ibu
jari kaki dan bayi
c. Bersihkan jari dengan kapas alkohol untuk menghilangkan kotoran dan minyak yang
menempel pada jari tersebut
d. Setelah kering, jari ditekan agar darah banyak terkumpul di ujung jari.
e. Tusuk bagian ujung jari (agak di pinggir, dekat kuku) secara cepat dengan menggunakan
lancet.
f. Tetes darah pertama yang keluar dibersihkan dengan kapas kering, untuk menghilangkan
bekuan darah dan sisa alkohol.
g. Tekan kembali ujung jari sampai darah keluar, ambil object glass bersih (pegang object
glass di bagian tepinya). Posisi object glass berada di bawah jari tersebut.
h. Teteskan 1 tetes kecil darah (+ 2μl) di bagian tengah object glass untuk sediaan darah
tipis. Selanjutnya 2-3 tetes kecil darah (+ 6μl) di bagian ujung untuk sediaan darah tebal.
i. Bersihkan sisa darah di ujung jari dengan kapas.
j. Letakkan object glass yang berisi tetesan darah diatas meja atau permukaan yang rata.
k. Untuk membuat sediaan darah tipis, ambil object glass baru (object glass kedua) tetapi
bukan cover glass. Tempelkan ujungnya pada tetes darah kecil sampai darah tersebut
menyebar sepanjang object glass.
l. Dengan sudut 45° geser object glass tersebut dengan cepat ke arah yang berlawanan
dengan tetes darah tebal, sehingga didapatkan sediaan hapus (seperti bentuk lidah).
m. Untuk sediaan darah tebal, ujung object glass kedua ditempelkan pada ke tiga tetes darah
tebal. Darah dibuat homogen dengan cara memutar ujung object glass searah jarum jam,
sehingga terbentuk bulatan dengan diameter 1 cm.
n. Pemberian label/etiket pada bagian ujung object glass dekat sediaan darah tebal, bisa
menggunakan kertas label atau object glass frosted. Pada label dituliskan kode kabupaten/
kota/ kode fasyankes/ nomer register/ bulan/ tahun
o. Proses pengeringan sediaan darah harus dilakukan secara perlahan-lahan di tempat yang
datar. Tidak dianjurkan menggunakan lampu (termasuk lampu mikroskop), hair dryer.
Hal ini dapat menyebabkan sediaan darah menjadi retak-retak sehingga mempengaruhi
hasil pemeriksaan. Kipas angin dapat digunakan untuk mengeringkan sediaan darah.
p. Selama proses pengeringan, sediaan darah harus dihindarkan dari gangguan serangga
(semut, lalat, kecoa), debu, panas, kelembaban yang tinggi dan getaran.
TBC
TBC suatu penyakit system pernafasan yang mengalami  peradangan pada paru-paru disebabkan
oleh mycobakterium tuberkolosis.
Tes Diagnostik: Bakteriologis dengan specimen dahak, cairan pleura, cairan serebrospinalis,
Dahak untuk menentukan BTA, specimen dahak SPS (sewaktu, Pagi, sewaktu).

Dinyatakan positip bila 2 dari 3 pemeriksaan tersebut ditemukan BTA positip. Foto thorax : Bila
ditemukan 1 pemeriksaan BTA positip, maka perlu dilakukan foto thorax atau SPS ulang, bila
foto thorax dinyatakan positip maka dinyatakan seseorang tersebut dinyatakan BTA positip, bila
foto thorax tidak mendukung maka dilakukan SPS ulang, bila hasilnya negatip berarti bukan TB
paru.

Uji Tuberkulin yaitu periksaan guna menunjukan reaksi imunitas seluler yang timbul setelah 4 –
6 minggu pasien mengalami infeksi pertama dengan basil BTA (Bahan yang dipakai adalah OT
(old tuberculin), PPD (purified protein derivate of tuberculin).

Cara pemberian, Intra Cutan (IC), pada 1/3 atas lengan bawah kiri, pembacaan hasil dilakukan
setelah 6-8 jam penyuntikan, hasil positip, bila diameter indurasi lebih dari 10 mm, negatip bila
kurang dari 5 mm, meragukan bila indurasi 5-10 mm). Uji lain sering dengan menggunakan cara
Mantoux test.

1. Pemeriksaan Sputum/dahak adalah salah satu ara Untuk menentukan atau mendiagnose
seseorang menderita penyakit Tuberculosis paru-paru . Pemeriksaan ini dikenal dengan
SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu), hasil akan dikatakan positif menderita TBC kalau hasil
pemeriksaannya …

a. Hasil satu pemeriksaan SPS Negatif


b. Hasil satu pemeriksaan Pagi positif
c. Hasil satu pemeriksaan Sewaktu positif
d. Hasil dua pemeriksaan positif (baik pagi dan sewaktu, atau 2 pemeriksaan pagi)
e. Hasil satu pemeriksaan positif dan hasil foto X-ray negative

2. Proses Pengobatan Penderita TBC dilakukan jangka panjang/lama dan melalui 2 fase.
Salah Satu Fase Pengobatan Tersebuat adalah :

a. Fase initial/fase intensif (7-8 bulan)


b. Fase initial/fase intensif (2 bulan)
c. Fase initial/fase intensif (4 bulan)
d. Fase Lanjutan (4-6 bulan)
e. Fase Lanjutan (6-8 bulan)
3. Salah Satu Masalah Keperawatan pada penderita TBC Paru adalah Resiko penyebaran
infeksi berhubungan dengan sifat mikobakterium tuberkulosis yang tahan hidup setelah
disekresikan. Cara penularan TBC adalah …
a. Dapat menular melalui Pelukan
b. Dapat menular melalui pakaian penderita
c. Dapat menular melalui Sentuhan
d. Dapat menular melalui udara (droplet nuclei)
e. Dapat menular melalui hubungan sex

.
4. Banyak data menunjukan banyak proses pengobatan TB paru yang gagal. Selain Karena
Proses pengobatan Yang lama, faktor lainnya adalah Kurang Pengetahuan Penderita atau
keluarga tentang Penyakit TBC. Jika anda menjadi perawat, menemukan masalah kurang
pengetahuan keluarga, tujuan intervensi Masalah keperawatan yang diberikan adalah :

a. Pasien Dapat Menolong dirinya sendiri


b. Pasien memahami proses penyakit dan kebutuhan pengobatan dirinya
c. Klien mendapatkan program pengobatan yang memadai dan paripurna
d. Pasien Akan memiliki Pengawas Minum Obat
e. Cemas pasien berkurang.

5. Salah Satu Sifat dari mikobakterium Tuberculosa sebagai penyebab penyakit TBC, yang
membuat penyakit ini sulit diberantas adalah:

a. Bersifat anaerob (hidup tanpa membutuhkan Oksigen)


b. Tidak mudah mati pada suhu air mendidih
c. Tahan hidup berbulan-bulan pada suhu kamar dan ruangan yang lembab.
d. Bentuknya bulat
e. Tahan terhadap sinar Matahari

Jenis Penyakit tropis terabaikan (Neglected Tropical Disease/NTD)

SCABIES

Penyakit scabies adalah penyakit gatal pada kulit yang disebabkan oleh tungau atau kutu kecil


yang bernama Sarcoptes scabiei. Penyakit ini ditandai dengan keluhan gatal, terutama
pada malam hari dan mudah menular melalui kontak langsung atau tidak langsung.
Penyakit scabies banyak diderita di masyarakat kita, maka tak heran banyak penamaan lokal
untuk penyakit ini seperti gudik (gudikan), kudis (kudisan), gatal agogo, budukan, dan lain-lain.

Penyebab Penyakit Scabies

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya penyakit scabies disebabkan oleh tungau berukuran


kecil yang tak tampak oleh mata telanjang, sehingga untuk melihatnya diperlukan alat bantu
berupa mikroskop. Ukuran tungau betina berkisar antara 0,3-0,4 mm, sedangkan tungau jantan
setengah dari ukuran betina.

Tungai betina yang sudah dibuahi akan tinggal di kulit dengan membuat liang terowongan pada
kulit, di sana ia akan menelurkan sekitar 40-50 butir telur yang akan menetas dalam kurun waktu
3-5 hari. Di luar kulit, kutu ini hanya dapat bertahan hidup 2-3 hari pada suhu kamar. Kutu ini
akan mati dengan suhu >50°C hanya dalam waktu 10 menit.

Cara Penularan Penyakit Scabies

Karena penyebab scabies adalah kutu yang dapat menyebar dari orang ke orang, maka penyakit
ini mudah menular. Penularan scabies dapat terjadi melalui kontak langsung seperti sentuhan
antar kulit, bersalaman dan hubungan suami istri. Bisa juga terjadi secara tak langsung misalnya
melalui pakaian, handuk, dan tempat tidur yang dipakai bersama-sama. Maka tak heran jika
penyakit scabies ini mudah menjangkiti orang secara berjamaah seperti dalam satu keluarga, satu
asrama atau satu sekolah.

Gejala Penyakit Scabies

Gejala utama penyakit scabies adalah gatal pada kulit dan biasanya akan memburuk pada malam
hari. Rasa gatal terjadi karena reaksi alergi terhadap tungau. Gatal paling hebat dirasakan di sela-
sela jari tangan dan kaki karena paling banyak mengandung zat keratin yang merupakan sumber
makanan tungau. Selain itu, kutu betina pada malam hari akan mengeluarkan telurnya di situ
pada malam hari. 

Gejala penyakit scabies atau kudis lainnya meliputi:

 Gatal dengan predileksi di sela-sela jari dan pergelangan tangan, permukaan luar siku dan ketiak,
perut dan pusar, bokong dan selangkangan, puting susu, garis bra, payudara wanita, serta
alat kelamin.
 Bentukan lesi kulit berbentuk bentolan (blister), terowongan (burrow), borok atau lesi kulit
berbentuk krusta pada scabies tipe krustosa
 Pada bayi dan anak-anak kecil, gatal-gatal dan iritasi kulit juga dapat terjadi di
kulit kepala, leher, wajah, telapak tangan dan telapak kaki.

Pengobatan Penyakit Scabies
Penyakit scabies tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Untuk menghilangkannya agar tidak
menyebar kepada orang lain, maka perlu menggunakan obat scabies berbentuk krim khusus
atau  lotion yang dioleskan pada kulit. Obat krim scabies ini mengandung permethrin dan
kandungan lainnya.

Oleskan obat scabies merata ke seluruh permukaan kulit yang gatal, namun hindari daerah
sekitar mata dan mulut. Setelah dioleskan, biarkan dan jangan terkena air selama 8-14 jam
(tergantung obatnya) baru kemudian dibersihkan.

Antihistamin (seperti interhistin, cetirizin, dll), krim steroid, atau untuk kasus yang parah, pil
steroid dapat membantu mengurangi rasa gatal. Obat anti gatal biasanya diminum sebelum
menggunakan obat krim, tentu hal ini harus berdasarkan rekomendasi dokter. Apabila terdapat
infeksi skunder yang ditandai dengan nanah pada kulit yang gatal, maka diperlukan antibiotik.

Berikut langkah-langkah penanganan penyakit Scabies:

 Penderita dalam satu rumah atau kelompok harus diobati secara bersamaan untuk memutus rantai
penularan. 
 Cuci semua pakaian, seprai, dan handuk yang digunakan dalam 3 hari sebelum memulai
pengobatan. Rendam dengan air panas selama 10-15 menit sebelum mencucinya dengan
deterjen.
 Bersihkan dengan hati-hati tempat tidur, sofa, ruangan atau kamar yang digunakan oleh orang
yang memiliki penyakit Scabies.
 Gunakan obat Scabies di malam hari dimulai dari area leher hingga ke ujung jari-jari kaki.
Diamkan hingga esok pagi. Hindari terkena air dan bilas saat mandi pada pagi harinya.
 Jemur semua pakaian, handuk dan sprei di bawah sinar matahari langsung.
 Jangan menggaruk lesi kulit.
 Gunting kuku Anda untuk mencegah penularan.

Anda mungkin juga menyukai