Anda di halaman 1dari 14

PENENTUAN UMUR, KASTRASI, PEMOTONGAN KUKU

DAN EKOR, SERTA PEMBERIAN NOMOR PADA TERNAK


DOMBA

LOU AYY ALZAMAKHSYARI


J3I112033

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
KATA PENGANTAR

Segala puja serta puji marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkah dan karunia-Nya serta nikmat jasmani serta rohani sehingga Saya
dapat menyelesaikan tugas individu dalam bentuk laporan ini. Saya ucapkan
terimakasih kepada dosen pengajar dan dosen pembimbing yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas laporan ini, saya
ucapkan terimakasih kepada seluruh komponen yang telah membantu Saya dalam
menyusun tugas laporan ini, terutama dalam media jejaring yang telah banyak
memberikan informasi terhadap Saya.
Pada kesempatan kali ini saya yang ditugaskan untuk menyelesaikan
makalah sebagai laporan harian dengan judul “Penentuan Umur, Kastrasi,
pemotongan Kuku dan Ekor, Serta Pemberian Nomor Pada Ternak Domba”
akan memaparkan isi dari makalah Saya secara rinci dan jelas. Dalam hal ini Saya
akan memaparkan bebererapa teknis dalam menangani domba diantaranya adalah
pemotongan ekor domba (docking) kemudian membandingkannya dengan
literatur yang ada.
Pada akhirnya saya menyadari bahwa laporan ini belum sempurna maka
dari itu saya berharap akan kritik dan saran yang membangun serta saya berharap
semoga tugas laporan yang saya susun dapat memberikan manfaat serta kontribusi
yang baik terhadap diri saya sendiri dalam bidang keilmuan khususnya dan
kepada para pembaca lain pada umumnya. Amin.

Bogor, 2 Juni 2013

Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis pada ternak domba
adalah melalui program penggemukan. Melalui program ini diharapkan
pertambahan bobot hidup meningkat, sehingga akan memberikan nilai ekonomi
yang memadai, dan pada akhirnya akan memberikan tambahan pendapatan bagi
pemeliharanya baik itu petemak maupun pengusaha. Diketahui bahwa
produktivitas domba dipengaruhi oleh faktor internal/genetis dan
eksternal/lingkungan. Faktor eksternal dimaksud salah satu diantaranya adalah
tatalaksana pemberian pakan. Potensi kemampuan produksi domba dapat
diekspresikan dalam bentuk bobot hidup pada umur tertentu, dan bobot karkas.
Untuk memperoleh bobot hidup yang diharapkan, maka perlu diperhatikan
langkah-Iangkah program penggemukan sebagai berikut : 1)Pemilihan Bangsa ; 2)
Menentukan umur domba untuk digemukan ; 3) Kualitas dan kuantitas pakan
yang diberikan ; 4) Jenis kelamin dan 5) Tipe kelahiran.
Pemilihan bibit pun dapat dimulai dengan mengetahui umur domba dalam
hal ini dengan memperkirakannya melalui pertumbuhan gigi pada ternak tersebut,
salah satu fungsi mengetahui umur domba akan memberikan pengetahuan untuk
memilih bibit yang baik untuk digemukkan nantinya. Selain teknis pemilihan bibit
diperlukan beberapa teknis dalam perawatan domba selama periode produksi,
diantaranya adalah pemotongan kuku domba, pemotongan ekor (docking),
kastrasi, serta pemberian nomor (tagging) pada ternak tersebut. Kegiatan teknis
tersebut ditujukan untuk menjaga kesehatan dan mempermudah dalam
pengawasan ternak yang sehingga memberikan efesiensi kerja terhadap peternak.

Tujuan

Tujuan pembuatan laporan hasil praktikum ini adalah untuk mengetahui


bagaimana teknis memperkirakan umur, kastrasi, pemotongan kuku dan ekor
domba (docking), serta pemberian nomor pada ternak domba kemudian
membandingkannya dengan literatur yang ada, sehingga menambah pengetahuan
dan wawasan mahasiswa dalam budidaya domba

METODE

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Penentuan Umur Domba dilakukan pada hari Sabtu, 4 Mei


2013. Kemudian praktikum Pemotongan Kuku Domba dilakukan pada hari 11
Mei 2013. Selanjutnya adalah praktikum Pemberian Nomor Ternak Domba
(tagging) dilakukan pada hari Sabtu, 18 Mei 2013. Praktikum terakhir adalah
Kastrasi dan Pemotongan Ekor Domba (docking) dilakukan pada hari Sabtu, 1
Juni 2013. Tempat pelaksanaan praktikum tersebut bertempat di Kandang Domba
kampus Diploma IPB.
Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam empat kali praktikum tersebut
adalah sebagai berikut. Pada praktikum pertama yaitu penentuan umur domba alat
dan bahan yang digunakan adalah, seekor domba, tali pengikat, alat tulis untuk
mencatat hasi penentuan umur. Pada praktikum kedua yaitu pemotongan kuku
pada domba, alat dan bahan yang digunakan adalah, sikat, gunting besi/seng, serta
ember untuk menampun air untuk mebersihkan kuku domba sebelum dipotong.
Pada praktikum ketiga yaitu pemberian nomor pada domba (tagging), alat dan
bahan yang digunakan adalah, lilin, selang tipis dipotong 5-8 cm, paku kecil,
korek api, serta tali rafia tebal sebagai tempat penggantungan nomor pada domba.
Pada praktikum terakhir yaitu pemotongan ekor domba, alat dan bahan yang
digunakan adalah betadine, stabilizer, electric docker, papan pembatas ekor, dan
tempat handling untuk pemotongan ekor domba.

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pada praktikum penentuan umur domba dilakukan


pada setiap kelompok kecil, setiap kelompok diberikan seekor domba kemudian
memperikarakan umurnya dengan metode melihat pertumbuhan gigi domba
tersebut. Metode melihat gigi pada domba yaitu dengan menghandling domba
pada posisi berdiri dan diletakkan pada tengah kedua kaki penghandling,
dilanjutkan dengan memegang kepala domba dengan tangan kiri, selanjutnya
adalah memasukkan ibu jari ke dalam rahang domba bagian belakang tepatnya di
posisi paling belakang yang sudah tidak ada gigi untuk menghindari gigitan
domba, angkat rahang domba kemudian perhatikan pertumbuhan gigi domba
tersebut, hasil yang didapatkan kemudian dicatat untuk menjadi data laporan.
Metode pelaksanaan pada praktikum kedua yaitu pemotongan kuku domba
dilakukan oleh stiap individu dalam kelompok kecil dengan cara bergantian,
kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam
pemotongan kuku domba. Metode kerja pada pemotongan kuku domba adalah,
setiap individu melakukan handling pada domba dengan posisi domba di
dudukkan untuk mempermudah proses pemotongan, sebelelum melakukan
pemotongan kuku dilakukan pembersihan pada kuku domba untuk mencegah
infeksi jika terjadi luka pada kuku domba, selanjutnya dilakukan pemotongan
kuku dengan menggunakan gunting hingga batas pemotongan kuku, pada
umumnya dipeternakan rakyat alat yang digunakan adalah renet atau pisau khusus
yang didesain untuk memotong kuku domba.
Metode pelaksanaan pada praktikum ketiga yaitu pemberian nomor pada
ternak domba atau disebut tagging, metode kerjanya adalah setiap kelompok
membuat nomor tagging dengan menggunakan selang tipis yang nantinya akan
dimasukkan ke dalam tali rafia tebal untuk digantungkan ke leher domba
tersebut.
Metode pelaksanaan pada praktikum yang terakhir adalah pemotongan
ekor domba dan kastrasi.pada praktikum ini adalah melakukan pemotongan ekor
pada satu ekor domba saja dengan menggunakan electric docker yang dilakukan
oleh salah satu mahasiswa dalam kelompok praktikum.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknis Penentuan Umur Domba

Dalam usaha penggemukan domba salah faktor yang mendukung


keberhasilannya adalah pemilihan bibi atau bakalan yang akan digemukkan
nantinya, cara dalam memilih bibit yang baik adalah dengan mengetahui umur
domba tersebut. Menurut Technical Bulletin no. 23 (2009) yang di terbitkan oleh
ESGPIP (Ethiopia Sheep and Goat Productivity Improvment Program),
mengetahui usia domba dan kambing penting bagi sejumlah alasan. Beberapa
alasan adalah:
 memutuskan kapan untuk menyisihkan
 mengetahui dan memilih domba atau kambing untuk membeli
 memutuskan kapan untuk kawin
 tahu sezaman/seumur untuk seleksi di antara mereka
 menyesuaikan perbedaan usia
 memiliki perkiraan yang baik (reproduksi) kinerja domba atau kambing
Dalam praktikum yang dilakukan dilapangan cara penentuan umur ternak
domba dilakukan oleh setiap individu dalam kelompok kecil, setiap kelompok
diberikan satu ekor domba dan dituntut untuk melihat gigi domba tersebut dan
menentukan umurnya sesuai dengan literatur yang ada, adapun teknik dalam
melihat gigi domba yang di praktikkan dilapangan adalah sebagai berikut:
1. Setiap individu diberikan kesempatan untuk mempraktikkan cara melihat
gigi pada domba dan menentukan umur domba tersebut.
2. Handling yang dilakukan adalah meletakkan domba diantara kedua kaki
penghandling, kemudian memegang kepala domba dengan tangan kiri.
3. Selanjutnya adalah memasukkan ibu jari dari tangan kanan ke rahang
domba posisi di paling belakang tepatnya setelah gigi geraham terakhir.
Posisi tersebut dimana tidak terdapat gigi lagi.
4. Kemudian angkat bibir bagian atas domba dan melihat jumlah gigi seri
permanen pada domba tersebut.
Rumus penentuan gigi yang terdapat pada literatur adalah sebagai berikut:
𝑴𝟑 𝑷𝟑 𝑪𝟎 𝑰𝟎 𝑰𝟎 𝑪𝟎 𝑷𝟑 𝑴𝟑

𝑴𝟑 𝑷𝟑 𝑪𝟎 𝑰𝟒 𝑰𝟒 𝑪𝟎 𝑷𝟑 𝑴𝟑
Dengan keterangan sebagai berikut: I: Incicors (gigi seri), M: Molar (gigi
geraham), P: Premolar. Adapun penentuan umur domba dilihat dari pertumbuhan
gigi seri permanen yang berada di rahang bawah. Menurut literatur Technical
Bulletin (2009) yang di terbitkan oleh ESGPIP (Ethiopia Sheep and Goat
Productivity Improvment Program)
Tabel 1 Penentuan Umur Domba

Perkiraan Rentang Usia


Jumlah Gigi Seri
Permanen
Domba Kambing
0 Pasang Kurang dari 1 tahun Kurang 1 tahun
1 pasang tahun ½ 1-1 1-2 tahun
2 pasang 1 ½-2 tahun 2-3 tahun
3 pasang 2 ½-3 tahun 3-4 tahun
4 pasang Lebih dari tiga tahun Lebih dari empat tahun
Gigi Rusak/Ompong Berusia Berusia
(Ethiopia Sheep and Goat Productivity Improvment Program), 2009
Jika dibandingkan dengan literatur yang ada, bahwa penentuan umur
ternak domba tidak terdapat perbedaan yang signifikan mungkin saja hanya cara
handling dalam melihat gigi seri yang sudah tumbuh pada domba tersebut, cara
melihat dapat dilakukan dengan posisi handling domba didudukkan ataupun
seperti yang di sudah dipraktikkan dilapangan.
Gambar Jenis Gigi Seri Pada Domba:

Gambar. Gigi Susu Gambar. 2 Buah Gigi Seri Permanen

Gambar. 4 Gigi Seri Permanen Gambar. 6 Gigi Seri Permanen

Gambar. Gigi Rusak/Ompong


Gambar. 8 Gigi Seri Permanen
Teknis Pemotongan Kuku Domba

Domba yang dipelihara dalam kandang, secara alami kukunya akan


tumbuh dan bertambah panjang. Kuku domba yang panjang dan tidak pernah
dipotong dapat menyebabkan gangguan pada saat berjalan, untuk pejantan dapat
mengganggu pada saat kawin, dan menjadi sarang kotoran dan kuman penyakit
sehingga mudah terinfeksi. Untuk menghindari hal-hal tersebut maka kuku domba
harus dipotong secara rutin setiap 3-6 bulan sekali (Yayan 2010).
Dalam hal ini teknis pemotongan kuku yang di praktikan dilapangan
adalah sebagai berikut:
1. Setiap individu melakukan handling domba dengan posisi mendudukannya
didepan pengahndling.
2. Kemudian dilakukan pembersihan pada kuku domba untuk mempermudah
pemotongan kuku dan mencegah infeksi jika terjadi luka saat pemotongan.
3. Melakukan pemotongan pada posisi handling domba di dudukkan, dengan
memotong bagian kuku yang tidak terdapat syaraf dan pembuluh darah.
Jika dibandingkan dengan literatur terdapat beberapa metode pemotongan
kuku, menurut Yayan (2010): Memotong kuku dilakukan dengan cara mengikat
domba pada bambu.Kemudian kuku depan kiri dan kanan dipotong secara
bergantian dengan cara mengangkat kaki domba dengan melipat sendi lutut.
Untuk memotong kuku belakang kiri dan kanan dilakukan dengan menjepit badan
domba bagian belakang dengan posisi searah ekor, kemudian kaki belakang
diangkat dan dipotong secara bergantian. Memotong kuku dapat menggunakan
gunting, rennet, atau pisau tajam. Bagian kuku yang dipotong adalah bagian yang
tidak ada syaraf dan pembuluh darah. Dalam hal ini hanya terdapat perbedaan cara
handling domba saat dipotong kuku nya, tetapi kuku yang dipotong sama yaitu
bagian kuku yang tidak terdapat syaraf dan pembuluh darah.

Gambar. Pemotongan Kuku Domba


Teknis Pemotongan Ekor Domba dan Kastrasi

A. Pemotongan Ekor Domba (Docking)


Pemotongan ekor domba atau disebut docking dalam istilah peternakan
budidaya domba adalah proses pemisahan ekor dari domba dengan cara di
potong secara langsung menggunakan alat berupa electtric docker ataupun
bertahap dengan cara dijepit menggunakan karet elastrator. Docking
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan domba. Perlakuan ini
mencegah kotoran terakumulasi pada ekor dan bagian belakangnya hewan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pemotongan ekor dapat mengurangi
serangan lalat (belatung wol), sedangkan pemotongan ekor tidak memiliki
efek sakit ataupun kematian pada domba atau produksi. Tidak banyak
peternak domba di Indonesia ingin melakukan docking pada dombanya.
Docking membuatnya lebih mudah untuk mengamati ambing domba
betina dan mendeteksi potensi masalah. Beberapa pasar (pembeli domba)
mendiskriminasikan pemotongan ekor domba, karena pemotongan ekor
dommba akan membutuhkan tenaga kerja tambahan selama pemrosesan.
Di sisi lain, etnis pembeli domba biasanya lebih memilih domba yang
tidak dipotong ekornya terlebih untuk musim Idhul Adha, domba cacat
sering tidak disukai untuk kegiatan tersebut. Seekor domba bercacat
adalah domba yang sudah dipotong ekornya, dikebiri, atau memiliki
tanduk yang dihilangkan.
a. Jenis-jenis pemotongan ekor (Ark Animal Care).
1. Elastrator – Karet elastrator (karet kecil ketat) pada ekor. Karet ini
mengkonstriksi suplai darah ke ekor setelah karet dipasangkan maka
ekor akan mengerut dan rontok dalam 10-14 hari tergantung pada
ukuran domba. Metode ini membutuhkan tenaga kerja yang rendah.
Dengan kondisi cuaca kering, ini adalah metode yang memiliki tingkat
kemungkinan untuk mengakibatkan infeksi. Kerugian utamanya
adalah meningkatnya risiko tetanus dan serangan lalat karena lama dari
waktu ekor untuk mati/terputus dari domba.

2. Emasculator / Burdizzo. Kedua alat ini menghancurkan ekor di lokasi


yang diinginkan. Emasculator juga akan memotong bagian ekor yang
tersisa, sedangkan penggunaan Burdizzo akan membutuhkan pisau
yang tajam atau pisau bedah persis di tempat pemotongan ekor.
Keuntungan dari metode ini adalah dilakukan dengan cepat dan ekor
pun terputus. Namun, kelemahan meningkatnya pendarahan,
kebutuhan peralatan yang lebih mahal, dan di butuhkannya
keterampilan tenaga kerja.

3. 3. Electric Docker dipanaskan oleh listrik, propane, alat ini memotong


ekor dengan menggunakan pemanas. Jika digunakan dengan benar, alat
tersebut akan membakar pembuluh darah dan syaraf pada ekor
sehingga mencegah perdarahan. Oleh karena itu ada sedikit
kesempatan untuk kehilangan darah dan infeksi. Namun, jika besi yang
menempel terlalu lama atau terlalu pendek jangka waktunya, akan
memungkinkan untuk timbulnya infeksi. Luka dari docking panas
mungkin memakan waktu lebih lama untuk menyembuhkannya
dibandingkan dengan docking dengan karet elastrator.

Pemotongan ekor domba memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah


menjaga kesehatan domba dengan menghindari bertumpuknya kotoran pada
bagian ekor dan bagian belakang domba sehingga mampu untuk meminimalisir
hinggapnya lalat sebagai vektor penyakit pada bagian tersebut, disisi lain
pemotongan ekor domba juga memiliki kekurangan diantaranya adalah
kemungkinan terjadinya infeksi setelah proses docking, faktor yang sering terjadi
dilapangan adalah kurangnya tenaga ahli yang memiliki keterampilan dalam
memotong ekor domba, kurangnya pengontrolan setelah proses docking, serta
pemotongan ekor yang dilakukan terlalu pendek akan menyebabkan prolaps pada
rektum. Proses docking dilakukan tehadap domba yang baru berumur 2-3 hari,
dengan ketentuan pemotongan ekor pada sendi ketiga dari pangkal ekor atau 1 ½
inchi dari tubuh domba. (Ark Animal Care).
Proses pemotongan ekor yang terjadi dilapang pada saat praktikum adalah
sebagai berikut:
1. Setiap kelompok praktikum, pada setiap kelas diberikan kesempatan untuk
memotong ekor pada satu ekor domba saja.
2. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah betadine, stabilizer,
papan pembatas, tempat handling domba, dan electric docker.
3. Salah satu anggota dari praktikum kami yang akan melakukan
pemotongan menggunakan elcetric docker dan beberrapa diantaranya
membantu untuk menghandling domba yang sudah diletakkan di tempat
handling.
4. Jika panas pada alat sudah dirasakan cukup maka ekor domba dibatasi
dengan pembatas yang terbuat dari papan kayu dan kemudian dilakukan
pemotongan ekor hingga terputus.
5. Pemberian betadine setelah pemotongan bertujuan untuk membantu proses
pengeringan pada sisa luka pemotongan.
Jika dibandingkan dengan literatuur yang ada, bahwa proses pemotongan
yang dilakukan dilapangan saat praktikum sesuai dengan jenis pemotongan nomor
3, atau menggunakan alat electric docker.
Gambar. Electic Docker

B. Kastrasi/Pengebirian
Kastrasi atau pengebirian adalah suatu program yang dilakukan oleh
peternak untuk membantu dalam proses pemeliharaan penggemukan domba.
Menurut Technical Bulletin (2008) yang di terbitkan oleh ESGPIP (Ethiopia
Sheep and Goat Productivity Improvment Program), Pengebirian adalah praktik
manajemen penting bagi kambing dan domba peternak untuk mempertahankan
kontrol program pemuliaan mereka dan berhasil melakukan perbaikan
berkembang biak. Pengebirian adalah penghapusan atau perusakan pada testis,
epididimis, dengan melakukan pemotongan pada saluran Vas Diferens dari
domba. Dan terdapat beberapa alasan mengapa dilakukannya kastrasi pada domba
diantaranya adalah:
 Mencegah berkembang biaknya individu terkait (inbreeding) yang dapat
mengakibatkan cacat genetik, kurangnya tingkat pertumbuhan, dan
masalah lainnya.
 Menghindari kebuntingan yang tidak diinginkan dan kawin betina muda
sebelum memasuki ukuran dan umur yang memadai untuk kebuntingan.
 Meningkatkan keamanan peternakan untuk hewan, produsen dan
karyawan. Hewan dikebiri biasanya kurang agresif dan lebih mudah untuk
dikelola.
 Mengurangi bau kambing: daging dari kambing yang dikebiri memiliki
intensitas bau yang sedikit dibandingkan dengan kambing yang tidak
dikebiri.
 Komposisi karkas dan perkembangan berat badan: Ini adalah salah satu
efek utama dari pengebirian.
 Secara umum, efek yang ditimbulkan oleh pengebirian terhadap karkas:
o Karkas dari domba yang dikebiri memiliki lebih banyak jaringan
lemak.
o Pengebirian dapat menghambat pertumbuhan dan mengurangi jumlah
daging jika dilakukan terlambat (setelah usia 6 bulan).
a. Metode kastrasi
Terdapat beberapa metode dalam kastrasi diantarnya adalah menggunakan
tang Burdizzo yaitu dengan memutus langsung saluran vas diferens yang
ada didalam skrotum domba jantan, berikutnya adalah proses pemotongan
menggunakan karet elastrator yang dijepitkan pada skrotum domba
jantan.

Gambar. Elastrator & Elastrator Ring

Teknik Pemberian Nomor Ternak Domba

Pemberian nomor pada ternak domba adalah salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh kebanyakan peternak untuk mempermudah dalam proses
identifikasi ternak. Proses pemberian nomor atau sering disebut tagging dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah pemberian ear tag dengan
merusak bagian kecil dari telinga untuk meletakkan nomor pada ternak tersebut.
Pada kebanyakan peternak di Indonesia hanya menggunakan jenis tagging yang
digantungkan dileher, dengan alasan domba yang diberikan tagging ditelinga akan
memberikan tanda cacat dan sedikit peminat yang akan membelinya karena pasar
utama penggemukan domba di Indonesia adalah kegiatan Idul Ahda, dimana
permintaan pembeli adalah keutuhan dari kondisi hidup domba tersebut.

Praktik yang dilakukan dilapangan adalah pemberian nomor ternak dengan


menggunakan tali dileher ternak dengan selang tipis sebagai nomor identitasnya.
Adapun praktikum yang dilakukan sebagai berikut:

1. Setiap kelompok mendapatkan tugas untuk membuat nomor tagging untuk


domba dengan kreatifitas dari masing-masing kelompok.
2. Alat dan bahan yang digunakan adalah, selang tipis sebagai tempat nomor
tagging, tali rafia tebal tempat menggantungkan nomor tagging, lilin dan
paku kecil yang digunakan untuk memberikan nomor tagging.
3. Setiap kelompok membuat nomor tagging dengan sekreatif mungkin yang
nantinya akan menjadi penilaian praktikum.
4. Pembuatan tali tempat menggantungnya nomor tagging dibuat agar tidak
menggangu domba, tidak mudah terlepas ataupun membuat domba
tercekik.
5. Penggantungan nomor tagging dilakukan setelah semua selesai dan
diberikan penilaian oleh dosen pembimbing praktikum.

Seperti yang dikutip dari beberapa literatur, terdapat beberapa jenis


pemberian nomor tagging untuk identifikasi ternak diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Tag telinga
Ada banyak metode untuk mengidentifikasi domba, dengan tag telinga
yang paling umum. Tag telinga terbuat dalam berbagai ukuran, desain, dan
merek. Ada kuningan, aluminium, dan tag plastik, tag tombol, tag rotary,
tag putar, dan tag looping, tag DNA, dan RFID (tag elektronik).
2. Tato
Tato adalah bentuk permanen terbaik untuk nomor identifikasi. Mereka
juga tidak merugikan penampilan hewan atau mengurangi nilainya dengan
cara apapun. Angka dan huruf yang terbuat dari tinta yang ditempatkan
pada jarum yang diletakkan di telinga dalam bentuk huruf dan nomor
sehingga dapat dibaca. Kerugian terbesar untuk tato adalah bahwa tato
sulit untuk dibaca dari kejauhan. Hal ini biasanya diperlukan untuk
menangkap ternak yang dicari.

3. Telinga bentukan
Sebuah takik telinga adalah takik berbentuk V ditempatkan di suatu tempat
di telinga. Sementara produsen babi menggunakan telinga bentukan
sebagai lengkap sistem identifikasi hewan, telinga bentukan pada domba
lebih sering digunakan untuk diferensiasi sederhana. Misalnya, telinga
bentukan dapat digunakan untuk menunjukkan jenis kelahiran dan / atau
minggu lahir. Takik Telinga dapat digunakan untuk menandai domba
untuk pemusnahan.
4. Rantai leher atau tali
Rantai leher atau tali adalah bentuk paling sedikit digunakan identifikasi
pada domba. Mereka adalah yang paling umum dengan hewan menyusui.
Rantai leher memiliki tag nomor yang sesuai dengan nomor identifikasi
hewan.
5. ID Elektronik
Jumlah hewan yang diidentifikasi dengan identifikasi frekuensi radio
(RFID) teknologi berkembang pesat. Tag telinga elektronik adalah bentuk
paling umum dari ID elektronik. Sebuah microchip dan antena tembaga
melingkar dirumuskan dalam tag telinga plastik standar. Sebuah bolus
dimasukkan ke dalam rumen menggunakan senapan balling dan berada
dalam retikulum hewan. Hal ini mudah dihapus oleh packer dan dapat
didaur ulang.
Jika dibandingkan dengan literatur yang sudah dipaparkan, bahwa
pemberian nomor tagging pada saat praktikum sama halnya pada metode
prmberian nomor tagging pada point ke 4, dimana pemasangan nomor tagging
menggunakan rantai leher, perbedaan yang terdapat adalah alat dan bahan yang
digunakan saja.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Setelah membahas beberapa teknik dalam pemeliharaan domba yaitu,


penentuan umur domba, pemotongan kuku dan ekor, setra kastrasi dan pemberian
nomor tagging pada domba maka dapat disimpulkan bahwa setiap perlakuan yang
diberikan kepada domba memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri,
diantaranya adalah mempermudah peternak dalam beberapa bidang kegiatan
budidaya domba.

Daftar Pustaka

Rismayanti, Y. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Domba. Balai Pengkajian


Tenologi Pertanian Jawa Barat (BPTP). Lembang, Bandung. [PDF]
[Anonim]. 2009. Technical Bulletin No. 23 Estimation of weight and age of sheep
and goats. ESGPIP (Ethiopia Sheep and Goat Productivity Improvment
Program). Ethiopia. [PDF]
[Anonim]. 2009. Technical Bulletin No. 18 Castration Of Sheep And Goats.
ESGPIP (Ethiopia Sheep and Goat Productivity Improvment Program).
Ethiopia. [PDF]
[Anonim]. Tail Docking. Ark Animal Care. Mill City. [PDF]

Anda mungkin juga menyukai