Segala puja serta puji marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkah dan karunia-Nya serta nikmat jasmani serta rohani sehingga Saya
dapat menyelesaikan tugas individu dalam bentuk laporan ini. Saya ucapkan
terimakasih kepada dosen pengajar dan dosen pembimbing yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas laporan ini, saya
ucapkan terimakasih kepada seluruh komponen yang telah membantu Saya dalam
menyusun tugas laporan ini, terutama dalam media jejaring yang telah banyak
memberikan informasi terhadap Saya.
Pada kesempatan kali ini saya yang ditugaskan untuk menyelesaikan
makalah sebagai laporan harian dengan judul “Penentuan Umur, Kastrasi,
pemotongan Kuku dan Ekor, Serta Pemberian Nomor Pada Ternak Domba”
akan memaparkan isi dari makalah Saya secara rinci dan jelas. Dalam hal ini Saya
akan memaparkan bebererapa teknis dalam menangani domba diantaranya adalah
pemotongan ekor domba (docking) kemudian membandingkannya dengan
literatur yang ada.
Pada akhirnya saya menyadari bahwa laporan ini belum sempurna maka
dari itu saya berharap akan kritik dan saran yang membangun serta saya berharap
semoga tugas laporan yang saya susun dapat memberikan manfaat serta kontribusi
yang baik terhadap diri saya sendiri dalam bidang keilmuan khususnya dan
kepada para pembaca lain pada umumnya. Amin.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis pada ternak domba
adalah melalui program penggemukan. Melalui program ini diharapkan
pertambahan bobot hidup meningkat, sehingga akan memberikan nilai ekonomi
yang memadai, dan pada akhirnya akan memberikan tambahan pendapatan bagi
pemeliharanya baik itu petemak maupun pengusaha. Diketahui bahwa
produktivitas domba dipengaruhi oleh faktor internal/genetis dan
eksternal/lingkungan. Faktor eksternal dimaksud salah satu diantaranya adalah
tatalaksana pemberian pakan. Potensi kemampuan produksi domba dapat
diekspresikan dalam bentuk bobot hidup pada umur tertentu, dan bobot karkas.
Untuk memperoleh bobot hidup yang diharapkan, maka perlu diperhatikan
langkah-Iangkah program penggemukan sebagai berikut : 1)Pemilihan Bangsa ; 2)
Menentukan umur domba untuk digemukan ; 3) Kualitas dan kuantitas pakan
yang diberikan ; 4) Jenis kelamin dan 5) Tipe kelahiran.
Pemilihan bibit pun dapat dimulai dengan mengetahui umur domba dalam
hal ini dengan memperkirakannya melalui pertumbuhan gigi pada ternak tersebut,
salah satu fungsi mengetahui umur domba akan memberikan pengetahuan untuk
memilih bibit yang baik untuk digemukkan nantinya. Selain teknis pemilihan bibit
diperlukan beberapa teknis dalam perawatan domba selama periode produksi,
diantaranya adalah pemotongan kuku domba, pemotongan ekor (docking),
kastrasi, serta pemberian nomor (tagging) pada ternak tersebut. Kegiatan teknis
tersebut ditujukan untuk menjaga kesehatan dan mempermudah dalam
pengawasan ternak yang sehingga memberikan efesiensi kerja terhadap peternak.
Tujuan
METODE
Alat dan bahan yang digunakan dalam empat kali praktikum tersebut
adalah sebagai berikut. Pada praktikum pertama yaitu penentuan umur domba alat
dan bahan yang digunakan adalah, seekor domba, tali pengikat, alat tulis untuk
mencatat hasi penentuan umur. Pada praktikum kedua yaitu pemotongan kuku
pada domba, alat dan bahan yang digunakan adalah, sikat, gunting besi/seng, serta
ember untuk menampun air untuk mebersihkan kuku domba sebelum dipotong.
Pada praktikum ketiga yaitu pemberian nomor pada domba (tagging), alat dan
bahan yang digunakan adalah, lilin, selang tipis dipotong 5-8 cm, paku kecil,
korek api, serta tali rafia tebal sebagai tempat penggantungan nomor pada domba.
Pada praktikum terakhir yaitu pemotongan ekor domba, alat dan bahan yang
digunakan adalah betadine, stabilizer, electric docker, papan pembatas ekor, dan
tempat handling untuk pemotongan ekor domba.
Metode Pelaksanaan
B. Kastrasi/Pengebirian
Kastrasi atau pengebirian adalah suatu program yang dilakukan oleh
peternak untuk membantu dalam proses pemeliharaan penggemukan domba.
Menurut Technical Bulletin (2008) yang di terbitkan oleh ESGPIP (Ethiopia
Sheep and Goat Productivity Improvment Program), Pengebirian adalah praktik
manajemen penting bagi kambing dan domba peternak untuk mempertahankan
kontrol program pemuliaan mereka dan berhasil melakukan perbaikan
berkembang biak. Pengebirian adalah penghapusan atau perusakan pada testis,
epididimis, dengan melakukan pemotongan pada saluran Vas Diferens dari
domba. Dan terdapat beberapa alasan mengapa dilakukannya kastrasi pada domba
diantaranya adalah:
Mencegah berkembang biaknya individu terkait (inbreeding) yang dapat
mengakibatkan cacat genetik, kurangnya tingkat pertumbuhan, dan
masalah lainnya.
Menghindari kebuntingan yang tidak diinginkan dan kawin betina muda
sebelum memasuki ukuran dan umur yang memadai untuk kebuntingan.
Meningkatkan keamanan peternakan untuk hewan, produsen dan
karyawan. Hewan dikebiri biasanya kurang agresif dan lebih mudah untuk
dikelola.
Mengurangi bau kambing: daging dari kambing yang dikebiri memiliki
intensitas bau yang sedikit dibandingkan dengan kambing yang tidak
dikebiri.
Komposisi karkas dan perkembangan berat badan: Ini adalah salah satu
efek utama dari pengebirian.
Secara umum, efek yang ditimbulkan oleh pengebirian terhadap karkas:
o Karkas dari domba yang dikebiri memiliki lebih banyak jaringan
lemak.
o Pengebirian dapat menghambat pertumbuhan dan mengurangi jumlah
daging jika dilakukan terlambat (setelah usia 6 bulan).
a. Metode kastrasi
Terdapat beberapa metode dalam kastrasi diantarnya adalah menggunakan
tang Burdizzo yaitu dengan memutus langsung saluran vas diferens yang
ada didalam skrotum domba jantan, berikutnya adalah proses pemotongan
menggunakan karet elastrator yang dijepitkan pada skrotum domba
jantan.
Pemberian nomor pada ternak domba adalah salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh kebanyakan peternak untuk mempermudah dalam proses
identifikasi ternak. Proses pemberian nomor atau sering disebut tagging dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah pemberian ear tag dengan
merusak bagian kecil dari telinga untuk meletakkan nomor pada ternak tersebut.
Pada kebanyakan peternak di Indonesia hanya menggunakan jenis tagging yang
digantungkan dileher, dengan alasan domba yang diberikan tagging ditelinga akan
memberikan tanda cacat dan sedikit peminat yang akan membelinya karena pasar
utama penggemukan domba di Indonesia adalah kegiatan Idul Ahda, dimana
permintaan pembeli adalah keutuhan dari kondisi hidup domba tersebut.
3. Telinga bentukan
Sebuah takik telinga adalah takik berbentuk V ditempatkan di suatu tempat
di telinga. Sementara produsen babi menggunakan telinga bentukan
sebagai lengkap sistem identifikasi hewan, telinga bentukan pada domba
lebih sering digunakan untuk diferensiasi sederhana. Misalnya, telinga
bentukan dapat digunakan untuk menunjukkan jenis kelahiran dan / atau
minggu lahir. Takik Telinga dapat digunakan untuk menandai domba
untuk pemusnahan.
4. Rantai leher atau tali
Rantai leher atau tali adalah bentuk paling sedikit digunakan identifikasi
pada domba. Mereka adalah yang paling umum dengan hewan menyusui.
Rantai leher memiliki tag nomor yang sesuai dengan nomor identifikasi
hewan.
5. ID Elektronik
Jumlah hewan yang diidentifikasi dengan identifikasi frekuensi radio
(RFID) teknologi berkembang pesat. Tag telinga elektronik adalah bentuk
paling umum dari ID elektronik. Sebuah microchip dan antena tembaga
melingkar dirumuskan dalam tag telinga plastik standar. Sebuah bolus
dimasukkan ke dalam rumen menggunakan senapan balling dan berada
dalam retikulum hewan. Hal ini mudah dihapus oleh packer dan dapat
didaur ulang.
Jika dibandingkan dengan literatur yang sudah dipaparkan, bahwa
pemberian nomor tagging pada saat praktikum sama halnya pada metode
prmberian nomor tagging pada point ke 4, dimana pemasangan nomor tagging
menggunakan rantai leher, perbedaan yang terdapat adalah alat dan bahan yang
digunakan saja.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka